Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah IPS ABK yang diampu oleh Ibu
Yuni Tanjung Utami, M.Pd
Dibuat oleh :
Moch Aldy Ghifary
(2287142765)
M aldy Ghifary
KATA PENGANTAR
Penulis
Latar Belakang
Adat istiadat atau tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama
dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu wilayah, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi, baik tertulis maupun lisan. Informasi yang diteruskan secara turunmenurun dimaksudkan agar tradisi tersebut tidak akan punah.
Di Indonesia terdapat berbagai macam adat istiadat yang berbeda-beda,
ada adat Jawa, adat Sunda, adat Batak, dan lain sebagainya. Keanekaragaman adat
istiadat ini menambah keindahan kebudayaan bangsa Indonesia.
Salah satu adat istiadat yang menarik perhatian untuk ditelusuri adalah
adat Sunda, lebih tepatnya adat istiadat suku Baduy. Suku Baduy adalah
sekumpulan masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kenakes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Mereka masih sangat menjunjung tinggi
adat istiadat yang diturunkan oleh leluhur mereka. Masyarakat suku Baduy hidup
secara sederhana dan belum terkontaminasi dengan kebudayaan luar. Mereka
enggan menerima pengaruh atau mengikuti perkembangan zaman yang semakin
banyak menggunakan alat-alat canggih. Itu merupakan prinsip yang masih
dipegang teguh oleh masyarakat Baduy sampai sekarang.
Adat istiadat suku Baduy wajib dijaga karena merupakan aset kebudayaan
bangsa yang masih asli.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
ABSTRAK...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.
LATAR BELAKANG.............................................................. 1
2.
RUMUSAN MASALAH......................................................... 2
3.
TUJUAN.................................................................................. 2
4.
METODE PENELITIAN..........................................................2
5.
PEMBAHASAN.............................................................................. 4
1.
2.
3.
RINGKASAN........................................................................... 14
2.
SARAN..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
ibukota negara Indonesia, Jakarta, yang identik dengan kemewahan dan segala
kecanggihannya.
Dengan segala keaslian dan keunikan tersebut, sudah tentu banyak orang
atau wisatawan yang ingin berkunjung kesana. Orang Baduy terbuka kepada siapa
pun yang datang berkunjung, asalkan mereka menaati peraturan yang ada. Namun,
semakin banyak orang yang datang kesana, ditakutkan akan merusak alam yang
telah dijaga oleh suku Baduy selama bertahun-tahun.
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan kehidupan khas masyarakat suku Baduy.
2) Menjelaskan perbedaan suku Baduy Dalam dan Baduy luar.
3) Menjelaskan proses pernikahan dalam adat Baduy.
kajian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil orang baduy
Kalau melihat orang baduy hamper semua perawakan nya jangkung tegap kekar
dari lelakinya mapun perempuan nyaselalu serius di setiap penampilan nya,ketika
berdiskusi mereka lebih senang mendengarkan dari pada menceriakan, ketika kita
sedang berdiskusi jangan sampe kita berbohong atau memberitahu sesuatu yang
tidak benar,karena mereka sangat berpegang teguh pada kejujuran
2.1 Kehidupan khas masyarakat Baduy
A. Sistem Organisasi Sosial Suku Baduy
Masyarakat Baduy mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu
sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya
masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional
penduduk Baduy dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai Jaro
pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk
pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu Puun.
Pelaksana sehari-hari pemerintahan adat kapuunan (kepuunan)
dilaksanakan oleh Jaro, yang dibagi ke dalam empat jabatan, yaitu jaro
tangtu, jaro dangka, jaro tanggungan, dan jaro pamarentah. Jaro tangtu
bertanggung jawab pada pelaksanaan hukum adat pada warga tangtu dan
berbagai macam urusan lainnya. Jaro tangtu adalah satu-satunya warga
suku Baduy yang memiliki kewenangan bertemu Puun*. Jaro dangka
B. Sistem Religi
Suku Baduy yang merupakan suku tradisional di Provinsi Banten
hampir mayoritasnya mengakui kepercayaan sunda wiwitan. Yang mana
kepercayaan ini meyakini akan adanya Allah sebagai Guriang Mangtua
atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai
ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan
ini. Kepercayaan sunda wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani
kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan
sehari-hari, langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang
mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewahan).
C. Bahasa
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek
SundaBanten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka
lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak
mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Baduy Dalam
tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama,
dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.
D. Mata Pencaharian
Mata pencarian masyarakat Baduy yang paling utama adalah
bercocok tanam padi huma dan berkebun serta membuat kerajinan koja
atau tas dari kulit kayu, mengolah gula aren, tenun dan sebagian kecil
telah mengenal berdagang. Selain itu mereka juga mendapatkan
penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan
di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan. Kehidupan
orang Baduy berpenghasilan dari pertanian, dimulai pada bulan keempat
kalender Baduy yang dimulai dengan kegiatan nyacar yakni
membersihkan semua belukar untuk menyiapkan ladang.
E. Teknologi
Peralatan dan teknologi kehidupan orang Baduy berpusat pada daur
pertanian yang diolah dengan menggunakan peralatan yang masih sangat
sederhana. Dalam adapt Baduy terutama Baduy Dalam, masyarakat tidak
boleh menggunakan peralatan yang sudah modern. Mereka
mengandalkan peralatan yang masih sangat primitive seperti bedog,
kampak, cangkul, dan lain-lain.
F.
Pakaian
Malcolm Bernard mengatakan pakaian atau fashion digunakan
untuk menunjukkan atau mendefinisikan peran sosial yang dimiliki
seseorang*. Perbedaan antara Baduy Dalam dan Baduy Luar dapat dilihat
berwarna hitam. Ikat kepalanya juga berwarna biru tua dengan corak
batik. Desain bajunya terbelah dua sampai ke bawah, seperti baju yang
biasa dipakai khalayak ramai. Sedangkan potongan bajunya mengunakan
kantong, kancing dan bahan dasarnya tidak diharuskan dari benang kapas
murni.
atau tingkat sosial yang dimiliki oleh setiap individu*. Pada suku Baduy
dikenal dua pelapisan sosial, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar.
A. Baduy Dalam
Kanekes Tangtu ( Baduy Dalam ) adalah bagian dari keseluruhan
orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam
masih
memegang
teguh
adat
istiadat
nenek
moyang
mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
1. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana
transportasi
2. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
3. Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah
sang Pu'un atau ketua adat)
4. Larangan menggunakan alat elektronik (samasekali tak
tersentuh teknologi)
5. Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang
ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan
menggunakan pakaian modern.
B. Baduy Luar
Kanekes Panamping (Baduy Luar), yang tinggal di berbagai
kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti
menggunakan peralatan tersebut dengan cara sembunyisembunyi agar tidak ketahuan pengawas dari Kanekes Dalam.
Dalam hal ini konsep HAM tidak tercetus sebagai suatu konsep
mandiri dengan definisi yang jelas, karena masing-masing
anggota kelompok berpandangan, bersikap, dan berperilaku
sesuai dengan kedudukan dan posisinya dalam struktur adat
yang sudah mapan*.
2. Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah
menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll,
yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam.
3.
BAB III
PENUTUP
Ringkasan
Masyarakat Baduy dibedakan menjadi dua, yaitu Baduy Dalam dan
Baduy Luar. Masyarakat Baduy Dalam terkenal dengan pakaiannya yang
berwarna putih, sedangkan Baduy Luar berwarna hitam. Orang Baduy Luar
awalnya merupakan anggota dari masyarakat Baduy Dalam. Namun karena
mereka kurang menaati peraturan dari Puun
Saran
Suku Baduy sebagai suku yang masih sangat terjaga keaslian adat istiadat
leluhurnya, sudah seharusnya kita beri apresiasi yang luar biasa dengan cara
saling menghormati dan memahami perbedaan yang ada, serta ikut berpartisipasi
menjaga kebudayaan yang unik ini.
DAFTAR PUSTAKA