BAB II
A. Tinjauan Pustaka
lembaga intermediasi.1
1
Milne, Alistair, dan Paul Parboteeah, The Business Models and Economics of Peer-to-Peer
Lending, Belgium: European Credit Research Institute. 2016
15
2
Atz, Ulrich and David Bholat, Peer-To-Peer Lending And Financial Innovation In The United
Kingdom, Bank of England, Staff Working Paper No. 598. 2016
3
Fin, Ian Pollari F, The Rise of Fintech: Opportunities and Challenges, JASSA The Finsia Journal
of Applied Finance, Issue 3. 2016, hal. 15-21
16
lending di Vietnam.4
diangkat peneliti saat ini terletak pada cara pandang untuk melihat inovasi
penelitian ini yaitu peneliti akan membuat konsep Islamic peer to peer
B. Kerangka Teori
4
Uyen, Tran Dinh, dan Hoang Ha, The Sharing Economy and Collaborative Finance: The Case
Of P2P Lending In Vietnam, Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.2. 2017, hal. 84-93.
5
Budisantoso, Totok dan Nuritomo, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat. 2008, hal 10
17
6
Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cet. 13. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2015.
Hal, 12
7
Ibid, hal 13
18
bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin
atau semakin mahal bunga simpanan maka semakin besar pula bunga
8
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. EdisiRevisi 9. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2009, hal 26.
9
Ibid, hal 27.
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Cet. Ke 1. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2014, hal 110.
19
based.11.
jasa berupa bonus dan bagi hasil, serta konsep penyaluran berdasarkan
11
Ibid.
20
bittamlik).
seperti margin atas keuntungan jual beli, bagi hasil atas hasil investasi
ataupun ujroh dari hasil sewa menyewa. Tidak seperti pada bank
pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank bukan
menghasilkan laba.12
12
Ibid.
22
b. Lembaga Pembiayaan
1) Perusahaan Pembiayaan
kartu kredit.15
13
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.
Tercantum dalam http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/regulasi/lembaga-pembiayaan/peraturan-
pemerintah/Pages/Peraturan-Presiden-Nomor-9-Tahun-2009.aspx diakses pada tanggal 12
Februari 2018
14
Ibid
15
Ibid
23
16
Ibid
17
Ibid, hal 314
24
tersebut.18
18
Ibid, hal 319
25
c. Crowdfunding
sangat sederhana :
orang yang percaya terhadap ide dan model bisnis yang ditawarkan.
19
Nicoletti, Bernardo. The Future of Fintech: Integrating Finance and Technology in Financial
Service. Switzerland: Springer Nature. 2017, hal 286.
20
Sim, Kyle Leslie. Equity Crowdfunding: Power to the People. Undergraduate disertation,
University of Liverpool. 2014, hal 3
26
21
Soediro, Rahma. Perbedaan Peer-to-Peer Lending dan Crowdfunding. 2016. Tercantum dalam
https://www.investree.id/blog/business/perbedaan-peer-to-peer-lending-dan-crowdfunding-70
diakses pada 19 Januari 2018
22
Ibid
27
tanpa proses dan struktur lembaga tradisional. Pada praktiknya hal ini
23
Mateescu, Alexandra, Peer-to-Peer Lending,New York:Data & Society Research Institute. 2015,
hal. 2.
28
individu.
pada platform peer to peer yang memiliki lebih dari lima tahun
terakhir telah mencapai hasil yang jauh lebih baik dari pada investasi
24
Ibid, hal. 1
25
Ibid, hal. 4
29
26
Mardani. Hukum Bisnis Syariah. Cet. Ke 1. Jakarta: Prenadamedia Group. 2014, hal 31.
30
keseimbangan.
1) Al-Musyarakah
27
Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
2001, hal 90
31
Landasan Al-Qur’an:28
......
“...maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga...” (QS. An-
Nisa: 12)
...
...
“... dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
terhadap suatu aset antara dua orang atau lebih tanpa harus
28
Al-Qur’an
32
mereka.
masing pihak.
29
Ibid, hal 143-144
33
2) Al-Mudharabah
Landasan Al-Qur’an:30
......
“...dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
...
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di
10)
...
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
30
Ibid
35
jasa keuangan secara online dengan berbagai pihak tanpa perlu saling
mengenal.32
31
Ibid, hal 140-141
32
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi. Tercantum dalam http://www.ojk.go.id/id/regulas i/otoritas-
jasa-keuangan/peraturan-ojk/Pages/POJK-Nomor-77-POJK.01-2016.aspx. diakses tanggal 29
Oktober 2017.
36
dananya. Hal tersebut dapat dilakukan secara cepat, mudah dan efisien
bentuk elektronik
perbankan.
pendanaan.
5. Financial Technology
service.33
33
Ibid, hal 12
38
34
Ibid, hal 291
35
Ibid, hal 39
39
payment
11,11%
Aggregator
8,15%
Lending
42,22%
8,15%
Crowdfunding
17,78% Personal or
financial planning
12,59% Others
36
Ibid
40
6. Pemberdayaan
dan jasa-jasa yang mereka perlukan dan c.) Berpartisipasi dalam proses
37
Amalia, Fitri, The Fintech book: The Financial Technology Handbook for Investor,
Entrepreneurs and Visionaries, Journal of Indonesian Economy and Business, Volume 31,
Number 3, 2016, hal. 346
38
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2009, hal 59
41
jika tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah
39
Ibid
42
menyebutkan bahwa:
dan bangunan tempat usaha dan hasil penjualan tahunan dari usaha
yang dijalankan.
Usaha Kecil 50 – 500 juta rupiah 300 juta rupiah – 2,5 miliar
rupiah
Menengah rupiah
kredit.40
40
Ibid.
41
Fajar, Mukti, UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2016, hal. 188.
42
Ibid., hal. 193
45
hidup sehari-hari, sehingga ketika uang tersebut habis, usaha pun tidak
jalan/bangkrut.
yang berbasis bunga tentu akan berbeda dengan sumber modal yang
bersifat tetap, sehingga biaya bunga akan menjadi bagian dari fixed
biaya bunga akan meningkatkan total cost. Nakinya total cost akan
mendorong BEP (Break Even Point) dari titik Q menjadi Qi. Break
43
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Mikro Islami. Edisi kelima.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2014, hal. 138-142.
47
Oleh karena itu kurva total penerimaan (TR) dalam sistem bunga