St. Chadijah
ABSTRACT
A study was conducted to know the effects of age and sex to the growth of
Bali cattle. Experiment used the factorial experiment with the simple random
design, with two factors namely age and sex with unbalance data. Factorts
consisting of : factor A = age i.e. A1 = 8-12 month (weaner) and A2 = 20-24
month (yearling) and factor B = Sex i.e. S1 = female and S2 = male. The main
material of this research was Bali Cattle amount 17 female and 18 male. The
support materials for example concentrate 1% from body weight and grass 10 %
from body weight. The results showed that Bali Cattle with two years old was
better in increasing growth and average daily gain or the increase of body
weight compared with Bali Cattle with one years old because Bali Cattle with
two years existed in the peak phase so the optimum old of growth rate about two
years. However, sex effects show that male Bali Cattle was more efficient in using
feeding compared with female Bali Cattle. Female Bali cattle was average feed
consumption was high but the increase of body weight was low.
ABSTRAK
Suatu penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh umur dan jenis
kelamin terhadap pertumbuhan sapi Bali. Percobaan ini menggunakan pola
faktorial dengan rancangan dasar rancangan acak lengkap (RAL), dengan 2 faktor
yaitu umur dan jenis kelamin dengan ulangan tidak sama yang terdiri dari : Faktor
A = Umur yakni A1 = 8-12 Bulan (Weaner) dan A2 = 20-24 Bulan (yearling) dan
Faktor B = Jenis Kelamin yakni S1 = Betina, dan S2 = Jantan. Bahan utama
penelitian ini adalah sapi Bali sebanyak 15 ekor yang terdiri atas 7 ekor betina dan
8 ekor jantan. Bahan – bahan pendukung antara lain yaitu konsentrat 1% dari
berat badan dan hijauan 10% dari berat badan. Hasil penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa sapi Bali umur 2 tahun lebih baik dalam peningkatan
pertumbuhan maupun pertambahan bobot badan dibandingkan dengan sapi Bali
umur 1 tahun karena sapi Bali umur 2 tahun berada pada fase puncak
pertumbuhan sehingga umur yang optimum berkisar 2 tahun. Namun, jika dilihat
dari jenis kelamin, sapi Bali jantan lebih efisien dalam penggunaan pakan
dibandingkan dengan sapi Bali betina yang memiliki rata-rata konsumsi pakan
tinggi tetapi memiliki pertambahan bobot badan yang rendah.
1
St. Chadijah
3
St. Chadijah
120
Keterangan : Superskrip yang berbeda jantan
100
pada pada kolom yang sama
80
menunjukkan perbedaan yang betina
60
sangat nyata antara perlakuan 40
(P<0.01). 20
0
Berdasarkan analisis ragam 1 2 3
(Lampiran 2) dapat diketahui bahwa
interaksi jenis kelamin tidak Waktu Penimbangan (Bulan)
berpengaruh terhadap pertambahan
bobot badan harian sapi Bali. Sementara Gambar 1. Grafik interaksi jenis
umur berpengaruh sangat nyata kelamin terhadap pertambahan
(P<0.01) terhadap pertambahan bobot bobot badan sapi Bali
badan harian sapi Bali. Pertambahan
berat badan sapi umur 2 tahun sangat Dari Gambar 1. dapat dilihat
nyata lebih tinggi (P<0,01) bahwa pertambahan bobot badan sapi
dibandingkan dengan umur 1 tahun. Bali jantan lebih tinggi dibandingkan
Hal ini disebabkan karena umur ternak sapi Bali betina. Pertambahan bobot
Artikel Ilmiah Produksi Ternak, Agustus 2012
badan jantan lebih besar dari pada pertumbuhan bobot badannya. Salah
betina karena adanya hormon androgen satu faktornya antara lain pertambahan
yang merangsang pertumbuhan. Hal ini bobot badan hewan muda sebagian
sesuai dengan pendapat Kay dan disebabkan oleh pertumbuhan otot-otot,
Housseman (1975) yang menyatakan tulang-tulang dan organ-organ vital,
bahwa hormon androgen pada hewan sedangkan hewan yang lebih tua bobot
jantan dapat merangsang pertumbuhan badannya disebabkan karena perletakan
sehingga hewan jantan lebih besar (deposit) lemak. Hal ini sesuai dengan
dibandingkan dengan hewan betina. pendapat Tilman dkk. (1991) dalam
200
Yudith, (2010) yang menyatakan bahwa
Berat Badan (kg)
5
St. Chadijah