Disusun Oleh :
Nabila Khairunnisa
1713261009
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh
orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
d. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
e. Moral Right
Moral right menyangkut apa yang benar dan salah pada perbuatan, sikap,
dan sifat. Tanda utama adanya masalah moral, adalah bisikan hati nurani
atau timbulnya perasaan bersalah, malu, tidak tenang, dan tidak damai
dihati. Standar moral dipengaruhi oleh ajaran, agama, tradisi, norma
kelompok, atau masyarakat dimana ia dibesarkan.
Jenis-jenis Euthnasia
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan dari
mana sudut pandangnya atau cara melihatnya.
a. Euthanasia pasif
Euthanasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien,
namun mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau
mengakhiri hidup pasien.
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu
sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata
lain permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa tekanan dari
siapapun juga.
Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan
minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).
Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai
suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil
suatu keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku
memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.
ABORSI
b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2
tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan
lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum
pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat
berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan resiko
terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan
plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah.
2) Jenis-Jenis Aborsi
a. Aborsi Alamiah atau Spontan
Aborsi alamiah / spontan berlangsung tanpa tindakan apapun
(keguguran). Pada umumnya aborsi ini dikarenakan kurang baknya
kualitas sel telur maupun sel sperma.
b. Aborsi Medisinalis
Aborsi medisinalis adalah aborsi yang terjadi karena brbagai alas an
yang bersifat medis. Aborsi ini dilakukan karena berbagai macam
indikasi, seperti : Abortus yang mengancam (threatened abortion)
disertai dengan pendarahan yang terus menerus, atau jika janin telah
meninggal (missed abortion).
c. Aborsi Kriminalis
Pada umumnya aborsi ini terjadi karena janin yang dikandung tidak
dikhendaki oleh karena berbagai macam alasan.
TRANSPLANTASI ORGAN
b. Allograft (Homotransplantasi).
Allograft (Homotransplantasi) yaitu pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh seseorang ke tubuh yang lain yang sama spesiesnya,
yakni manusia dengan manusia. Homotransplantasi yang sering terjadi
dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan
kornea mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun
tingkat keberhasilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya
merupakan bagian dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah,
bagian dari tubuh manusia (darah) dari seseorang (donor) dipindahkan
ke orang lain (recipient).
c. Xenograft (Heterotransplatasi).
Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya.
Misalnya antara species manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi
contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon
(sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.
d. Transplantasi Singenik
Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ
dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih
memiliki hubungan secara genetik.
DAFTAR PUSTAKA