Anda di halaman 1dari 10

MATERI ISU ETIK DALAM KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen


Keperawatan

Dosen Mata Kuliah :

Ns. Ayu Muthia, S.Kep., MARS

Disusun Oleh :
Nabila Khairunnisa
1713261009

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT INSTITUT


KESEHATAN INDONESIA
JAKARTA
2020
Euthanasia Dalam Keperawatan

Eutanasia merupakan upaya untuk mengakhiri hidup orang lain


dengan tujuan untuk menghentikan penderitaan yang dialaminya karena
suatu penyakit atau keadaan tertentu.

Euthanasia berasal dari kata Yunani Eu yang berati baik,


dan Thanatos yaitu mati. Maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan
cara yang mudah dan tanpa merasakan sakit. Oleh karena
itu, Euthanasia sering disebut juga dengan Mercy Killing atau mati
dengan tenang. Hal ini menjadi unsur utama hak asasi manusia dan
seiring dengan kesadaran baru mengenai hak-hak tersebut.

a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh
orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

b. Beneficience (Berbuat baik)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonom.

c. Nonmaleficience (Tidak merugikan)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien. Prinsip untuk tidak melukai orang lain berbeda dan lebih
keras daripada prinsip untuk melakukan yang terbaik. Resiko fisik,
psikologis, maupun sosial akibat tindakan dan pengobatan yang akan
dilakukan hendaknya seminimal mungkin.

d. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.

e. Moral Right
Moral right menyangkut apa yang benar dan salah pada perbuatan, sikap,
dan sifat. Tanda utama adanya masalah moral, adalah bisikan hati nurani
atau timbulnya perasaan bersalah, malu, tidak tenang, dan tidak damai
dihati. Standar moral dipengaruhi oleh ajaran, agama, tradisi, norma
kelompok, atau masyarakat dimana ia dibesarkan.

f. Nilai dan Norma Masyarakat


Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada
sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah
rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai
perilaku personal. Values (nilai-nilai) yang idealsatau idaman, konsep
yang sangat berharga bagi seseorang yang dapat memberikan arti dalam
hidupnya.avlues merupakan sesuatu yang berharga bagi seseorang, dan
bisa mempengaruhi persepsi,motivasi,pilihan dan keputusannya.
Salary dan McDonnel (1989),values yang di sadari menjadi pengendali
internal seseorang adn bertingkah, membuat pilihan dan keputusan.

Jenis-jenis Euthnasia
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan dari
mana sudut pandangnya atau cara melihatnya.

1. Dilihat dari cara pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas :

a. Euthanasia pasif

Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala


tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung untuk
mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia pasif
merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien
terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini
dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis
yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-
alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya.

Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis


maupun keluarga pasien sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki
kematian anggota keluarga mereka dengan berbagai alasan, misalnya
untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak
mampu membayar biaya pengobatan.

b. Euthanasia aktif atau euthanasia agresif

Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan


secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan
untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif
atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan
oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau
mengakhiri hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika
suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian
dengan secara sengaja melalui obat-obatan atau dengan cara lain
sehingga pasien tersebut meninggal.

Euthanasia aktif ini dapat pula dibedakan atas :

1) Euthanasia aktif langsung (direct)

Euthanasia aktif langsung adalah dilakukannnya tindakan medis secara


terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau
memperpendek hidup pasien. Jenis euthanasia ini juga dikenal sebagai
mercy killing.

2) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect)

Euthanasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien,
namun mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau
mengakhiri hidup pasien.

2. Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan


atas :

a. Euthanasia Sukarela (Voluntir)

Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu
sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata
lain permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa tekanan dari
siapapun juga.

b. Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)

Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar.


Permintaan biasanya dilakukan oleh keluarga pasien.Ini terjadi ketika
individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak
mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada
penderitaan pasien, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan
minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).
Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai
suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil
suatu keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku
memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

ABORSI

Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi pada


umumnya dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah
dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau
hamil di luar nikah.
1) Penyebab Aborsi
Karakteristik ibu hamil dengan aborsi yaitu:
a. Umur Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5
kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum
matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda
masih tergantung pada orang lain. Keguguran sebagian dilakukan dengan
sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki.
Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga nonprofesional dapat
menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi
karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer
plasenta seefisien wanita dewasa. Abortus dapat terjadi juga pada ibu
yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya
serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi
janin intra uterine.

b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2
tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan
lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum
pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat
berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan resiko
terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan
plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah.

c. Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan


janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya
sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari
sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas,
lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani
dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi
dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian
kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.

d. Riwayat Kehamilan yang lalu Menurut Malpas dan Eastman


kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah 73% dan
83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn - Jones memberi
prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007).

2) Jenis-Jenis Aborsi
a. Aborsi Alamiah atau Spontan
Aborsi alamiah / spontan berlangsung tanpa tindakan apapun
(keguguran). Pada umumnya aborsi ini dikarenakan kurang baknya
kualitas sel telur maupun sel sperma.
b. Aborsi Medisinalis
Aborsi medisinalis adalah aborsi yang terjadi karena brbagai alas an
yang bersifat medis. Aborsi ini dilakukan karena berbagai macam
indikasi, seperti : Abortus yang mengancam (threatened abortion)
disertai dengan pendarahan yang terus menerus, atau jika janin telah
meninggal (missed abortion).

c. Aborsi Kriminalis

Pada umumnya aborsi ini terjadi karena janin yang dikandung tidak
dikhendaki oleh karena berbagai macam alasan.

TRANSPLANTASI ORGAN

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ


manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri
atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan
medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ
tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan
upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan kegagalan
organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan
pengobatan biasa atau dengan cara terapi.

1) Jenis – jenis Transplantasi Organ


a. Autograf (Autotransplatasi).
Autograf (Autotransplatasi) yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ
ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. Misalnya operasi bibir
sumbing, dimana jaringan atau organ yang diambil untuk menutup bagian
yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.

b. Allograft (Homotransplantasi).
Allograft (Homotransplantasi) yaitu pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh seseorang ke tubuh yang lain yang sama spesiesnya,
yakni manusia dengan manusia. Homotransplantasi yang sering terjadi
dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan
kornea mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun
tingkat keberhasilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya
merupakan bagian dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah,
bagian dari tubuh manusia (darah) dari seseorang (donor) dipindahkan
ke orang lain (recipient).

c. Xenograft (Heterotransplatasi).
Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya.
Misalnya antara species manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi
contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon
(sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.
d. Transplantasi Singenik
Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ
dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih
memiliki hubungan secara genetik.
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R. (1995). Pengantar etika keperawatan. Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai