PENDAHULUAN
Dari latar belakang di atas perlu dicari alternatif lain sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini mengingat pentingnya
pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha meningkatkan kemampuan
berbahasa lisan di tingkat sekolah menengah pertama, penulis menggunakan
teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai. Dipilihnya teknik cerita
berantai ini karena mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan teknik ini,
siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu,
diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam berkomunikasi.
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima
informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada
teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman
yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu:
siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang
salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada
orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu
benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
kategori utama yaitu guru, isi atau materi pembelajaran dan siswa.
Pada awal proses pembelajaran peran guru bisa lebih aktif. Guru
berpartisipasi secara nyata menerapkan apa yang telah dipelajarinya dari guru
kemampuan yang baik dalam pengelolaan pembelajaran. Siswa merasa tidak cepat
bosan, tetapi justru semakin tertarik dan mempunyai keinginan untuk lebih
dapat meningkat jika ditunjang oleh keterampilan berbahasa yang lain, seperti
Pentingnya keterampilan berbicara bukan saja bagi guru, tetapi juga bagi
siswa sebagai subjek dan objek didik. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
dituntut terampil berbicara. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dilontarkan
oleh Suyoto (2003:32) bahwa seseorang yang terampil berbicara cenderung berani
Dilain pihak kemampuan siswa untuk bercerita sangat kurang, karena aspek
Hal ini dapat dilihat dari kondisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Bajawa
bercerita dalam bahasa Indonesia masih banyak terbentur pada kemampuan siswa
untuk menghafal isi sebuah wacana, sekaligus untuk membuat kesimpulan dari
wacana tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran dari Kompetensi
1. 2. Rumusan Masalah
pribadi melalui metode cerita berantai siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2
1. 3. Tujuan Penelian
a. Tujuan Umum
metode cerita berantai siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Bajawa Utara
b. Tujuan Khusus
kalimat.
pribadi
1. 4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
kalimat.
b. Bagi Guru
KAJIAN PUSTAKA
B. Pengertian Berbicara
Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu
teknik dalam pengajaran berbicara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa
pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada siswa kedua, dan
seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada siswa yang
pertama.
1. Guru menyiapkan sehelai kertas yang bertuliskan pesan (kurang lebih satu
atau tiga kalimat) yang akan disampaikan kepada siswa.
2. Pesan yang hendak disampaikan guru menyangkut kejadian-kejadian yang
cukup menarik dan berarti bagi siswa. Misalnya: cara meningkatkan hasil
belajar, penerapan disiplin diri, atau motivasi belajar.
3. Siswa yang duduk di depan menerima pesan dari guru dan meneruskannya
kepada siswa yang duduk di sebelahnya. Kegiatan ini dilakukan siswa di
depan kelas sambil berdiri.
4. Siswa yang telah menerima pesan meneruskannya kembali kepada siswa
lain. Kegiatan ini dilakukan sampai pada tiga orang siswa saja. Kemudian
siswa ketiga menceritakan isi cerita kepada siswa pertama.
5. Guru dan siswa membandingkan isi cerita siswa pertama dengan ketiga.
Hal ini bermakna bahwa pembicara harus memahami betul bagaimana cara
efektif.
dengan kegiatan menyimak tepat guna dan menyimak efektif. Oleh karena itu,
para siswa perlu dilatih sejak dini mengenai upaya menyimak tepat guna dan
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada
Definisi berbicara juga dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam Puji
perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya mempunyai makna yang sama
berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi
hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga
yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas, hanya saja diperjelas
dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan dapat
gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau
Manusia adalah mahluk sosial, dan tindakannya yang pertama dan yang
Oleh karena itu maka didalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-
elemen yang umum, yang sama-sama di setujui dan dipahami oleh sejumlah orang
berkembang kalau tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian
berbicara tidak akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih,
keterampilan berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu,
dasar, yaitu:
symbols)
untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan para penyimak
tertentu terjadi.
interaksional bahasa.
sekeliling mereka.
bahasa.
merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat
menyampaikan pesan secara efektif, pembicara harus memahami apa yang akan
melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk
pendengar. Pendapat ini tidak hanya menekankan bahwa tujuan berbicara hanya
ialah untuk: (1) memberitahukan sesuatu kepada pendengar, (2) meyakinkan atau
atas.
meningkat.”
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima
informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada
yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu:
siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang
salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada
orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu
benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan
diterimanya.”
Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu
teknik dalam pengajaran berbicara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa
seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada siswa yang
pertama.
Teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajaran berbicara
yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama
diceritakan kembali lagi kepada siswa yang pertama,” demikian kata Tarigan
http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/
meningkat.”
Teknik atau metode cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang
menerima informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu
kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya
kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan
dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau
salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan
informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima
oleh siswa itu benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang
lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk
Secara lebih detail dan sistematis, metode cerita berantai yang dikembangkan
berikut:
siswa kedua.
langkah-langkah berikut:
(kurang lebih satu atau tiga kalimat) yang akan disampaikan kepada
siswa.
belajar.
lain. Kegiatan ini dilakukan sampai pada tiga orang siswa saja.
5) Guru dan siswa membandingkan isi cerita siswa pertama dan ketiga.
3) Terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara
hambatan, seperti:
3) Kalimat yang panjang lebih dari tiga kalimat masih sulit untuk disimak.
a. Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
berikut:
Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
diambil dari berbagai sumber, instrumen penilaian tes dan non tes serta
b. Tahap pelaksanaan
berikut:
Pertemuan Ke-1
bercerita
bercerita
c. Tahap pengamatan
d. Tahap refleksi
kolaborator.
pembelajaran.
siklus 2
a. Pelaksanaan
Pertemuan Ke-1
pertemuan sebelumnya
bercerita
b. Pengamatan
c. Refleksi
kolaborator.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B semester 1 tahun pelajaran
2019/2020. Kelas VIII B berjumlah 30 orang, yang terdiri atas: 13 laki-laki dan
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini antara lain: lembar pengamatan, hasil kerja siswa,
hasil kerja siswa berupa teks naskah cerita pengalaman pribadi . Hasil kerja siswa
dikoreksi dan diberi skor sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
F. Indikator Keberhasilan
A. Hasil Penelitian
a. Kondisi Awal
2019/2020 yang menjadi obyek penelitian terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12
pribadi siswa banyak yang diragukan, artinya siswa yang penting tampil dan
pribadi.
b. Siklus Pertama
difasilitasi peneliti pada siswa SMP Negeri 2 Bajawa Utara kelas VIII B
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 September 2019, di ruang kelas VIII B.
Observer dalam pembelajaran ini adalah Kepala SMP Negeri 2 Bajawa Utara
berpedoman pada RPP siklus pertama (lampiran 1) yang telah disusun pada fase
SIKLUS 1
N L/
NAMA KEBERANIAN KESESUAIAN RATA-
O P
TAMPIL CERITA RATA
pertama diperoleh dua komponen pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakter
pembelajaran melaporkan hasil kerja setiap anggota kelompok. Pada tahapan ini
peneliti masih meragukan hasil kerja mandiri dari masing -masing siswa.
Kedua, Dari kelompok akan dipilih satu cerita yang dianggap paling baik
untuk ditampilkan dalam bentuk cerita berantai. Hal ini berpengaruh terhadap
Masalah pertama yang harus dicarikan solusinya adalah Hasil kerja mandiri
penulisan naskah cerita pengalaman pribadi tersebut dalam kelas dan bukan
pekerjaan rumah.
Masalah kedua yang harus dicarikan solusinya adalah Dari kelompok akan
dipilih satu cerita pengalaman pribadi yang dianggap paling baik untuk
ditampilkan dalam bentuk cerita berantai. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat
c) Kesimpulan
pribadi di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari manipulasi data.
c. Siklus Kedua
pribadi dengan menerapkan metode cerita berantai siswa kelas VIII B semester 1
SMP Negeri 2 Bajawa Utara dan siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin
berpedoman RPP siklus kedua (lampiran 2) yang telah disusun dalam fase
perencanaan.
a) Kegiatan Pendahuluan
kalian akan mempelajari Kompetensi Dasar yang sama dengan minggu yang lalu,
karena Ibu masih belum puas terhadap hasil belajar yang kalian peroleh”.“Karena
itu, Ibu minta agar kalian lebih serius dan teliti dalam mengerjakan tugas yang
pada pertemua tersebut, setelah itu siswa mulai berlatih dalam kelompok.
b) Kegiatan Inti
Kemudian tiap kelompok mulai memilih cerita yang akan ditampilkan secara
berantai ke depan kelas. Setelah memilih cerita, setiap anggota kelompok mulai
berlatih membaca isi dari cerita tersebut sekaligus mendalami inti dari cerita
Ternyata pada proses kegiatan ini siswa dalam kelompok sangat siap untuk
mengikuti dan berlatih menggunakan metode ini. Hal ini terbukti 5 kelompok
berlatih.
anak- marilah kita mulai melakukan tes, silakan Kelompok pertama maju ke
menentukan siapa yang akan bercerita pertama kali. Siswa 3 yang pertama kali
peneliti tunjuk.
Dengan mengawali cerita pengalaman pribadi yang begitu lancar dan ekpresi
wajah yang baik Siswa 3 dapat mengawali cerita yang dipilih kelompok satu.
anggota yang lain untuk melanjutkan cerita tersebut dengan menunjuk secara
acak. Pilihan jatuh kepada Siswa 4. Dengan lancar pula dia melanjutkan cerita
dengan baik.
semangat kelompok ini maju kedepan. Setelah itu langsung peneliti pilih secara
karena siswa selalu penasaran dengan cerita pengalaman pribadi yang ditampilkan
kelompok 5, ternyata salah satu anggotanya yaitu Siswa 18, tidak dapat
kondisinya sakit. Sehingga pada akhir kegiatan hanya satu siswa yang tidak dapat
SIKLUS 2
N
NAMA L/P KEBERANIA KESESUAIA RATA-
O
N TAMPIL N CERITA RATA
1 Siswa 1 L 75 75 75
2 Siswa 2 P 70 70 70
3 Siswa 3 L 70 70 70
4 Siswa 4 L 75 75 75
5 Siswa 5 P 75 75 75
6 Siswa 6 P 80 80 80
7 Siswa 7 L 75 80 78
8 Siswa 8 L 75 75 75
9 Siswa 9 P 75 75 75
10 Siswa 10 P 75 75 75
11 Siswa 11 L 70 70 70
12 Siswa 12 P 70 70 70
13 Siswa 13 L 75 75 75
14 Siswa 14 P 75 75 75
15 Siswa 15 P 82 85 84
16 Siswa 16 L 75 75 75
17 Siswa 17 P 75 75 75
18 Siswa 18 P 80 80 80
19 Siswa 19 L 70 70 70
20 Siswa 20 L 70 70 70
21 Siswa 21 P 75 75 75
22 Siswa 22 L 80 75 75
23 Siswa 23 L 80 80 80
24 Siswa 24 L 80 80 80
25 Siswa 25 P 75 75 75
JUMLAH 1877 1880 1877
RATA-RATA 75,1 75,2 75,08
c) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup peneliti meminta masukan dari setiap siswa tentang
senang belajar dengan cara ini, oleh karena itu untuk selanjutnya saya berharap
mengangkat tangannya.
Peneliti menjawab, “Ibu akan menggunakan cara belajar seperti ini untuk
materi-materi yang memungkinkan. Ada yang mau usul atau bertanya? Setelah
ditunggu beberapa waktu tidak ada yang bertanya lalu peneliti menutup
pengalaman pribadi adalah data dari hasil tes pada siklus pertama dan siklus
kedua. Karena data tersebut berupa angka, maka teknik pengolahan data yang
ketercapaian seluruh tes dari setiap siswa pada siklus ke satu dan siklus ke dua.
L SIKLUS 1 SIKLUS 2
N
NAMA / KEBERANIA KESESUAIA KEBERANIA KESESUAIA
O
P N TAMPIL N CERITA N TAMPIL N CERITA
pribadi pada siklus I dan II terdapat selisih yang diasumsikan sebagai hasil
rata-rata keberanian tampil adalah 62,8 sedangkan pada siklus II rata-rata adalah
Untuk kesesuain cerita dalam teks yang dibuat terdapat pada siklus I rata-rata
peningkatan 6,2
15
13 Grafik :Rata-rata Kemampuan Menceritakan Pengalaman Pribadi
75.1 75.2 75.15
76
74
72 69
70
68 65.9
66 62.8
64
62
60
58
56
Keberanian Tampil Kesesuaian Cerita Rata rata per siklus
Siklus 1 Siklus 2
pengalam pribadi pada siklus kesatu adalah 65,90 dan siklus kedua adalah 75,15.
pribadi pada siklus kesatu dan siklus kedua adalah 65,90 : 75,15
sedangkan siklus 2 adalah 75,15. Karena rata-rata kemampuan siswa pada siklus 2
sudah melebihi dari indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu ≥ 75,00
A. Kesimpulan
adalah 62,8 sedangkan pada siklus II rata-rata adalah 75,1. Sehingga mengalami
peningkatan 12,30. Untuk kesesuain cerita dalam teks yang dibuat terdapat pada
B. Saran-saran
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
Sofia Aurelia Tawa Ga, lahir diBajo,15 Mei 1981. Anak ke-2
dari dua bersaudara anak dari pasangan bapak Darius Dega
dan Ibu Apolonia Iko. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah
Dasar di kampung halamannya, SDK Pautoa tahun 1993, SMP
Swasta Kartini Mataloko tamat tahun 1996, SMU Swasta
Katolik Regina Pacis Bajawa tamat tahun 1999. Kuliah di Universitas Flores
Ende-NTT, Fakultas Bahasa dan Sastra Jurusan Pendidikan Bahasa
Indonesia sampai memperoleh Ijasah tahun 2004. Penulis sempat honor di
SMP Negeri 4 Bajawa (2004-2007), lulus tes CPNSD tahun 2008 dan
menjadi PNS ditempatkan kembali di SMP Negeri 4 Bajawa (2008 - 2012).
Tahun 2013 sampai sekarang, penulis menjadi guru Bahasa Indonesia di
SMP Negeri 2 Bajawa Utara,kabupaten Ngada.
(RPP)
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menceritakan pengalaman pribadi yang berkesan
2. Kegiatan Inti
a. Siswa membaca sebuah cerita pengalaman pribadi
b. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi
pengalamn pribadi
c. Siswa secara mandiri menulis cerita pengalaman pribadi.
d. Siswa dalam kelompok saling menukarkan hasil pekerjaannya untuk
dipilih dan ditampilkan kedepan kelas
e. Siswa mempelajari cerita terbaik dalam kelompok baik urutan maupun
isi cerita
f. Setiap kelompok tampil dengan satu cerita yang telah dipahaminya,
kemudian guru secara acak menunjuk siapa yang memulai cerita dan
siapa yang melanjutkannya.
2. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
a. Siswa kembali membuka naskah cerita terbaik dalam kelompok
b. Siswa mengidentifikasi butir-butir peristiwa
c. Siswa menentukan pokok-pokok peristiwa yang ada dalam cerita
d. Secara bergantian, masing-masing kelompok melaporkan hasil
diskusinya
e. Siswa lain menanggapi presentasi
f. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
B. Sumber Belajar
“LKS
C. Penilaian
1. Teknik : Tes lisan
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Soal instrumen :
1) Tulislah teks cerita pengalaman pribadimu yang mengesankan !
2) Secara berkelompok pilihlah salah satu cerita pribadi yang paling baik
untuk ditampilkan ke depan kelas
3) Ceritakan kembali kedepan kelas, cerita yang telah kamu pilih dengan
ditunjuk secara acak oleh bapak/ibu guru yang akan memulai cerita
Pedoman penskoran
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI
BS B K
1 Keberanian tampil
2 Kesesuaian cerita dengan teks yang ditulis
Keterangan
76 – 100 = Baik Sekali
51 – 75 = Baik
0 - 50 = Kurang
SIKLUS 1
N L/
NAMA KEBERANIA KESESUAIA RATA-
O P
N TAMPIL N CERITA RATA
1 Siswa 1 L 65 70 68
2 Siswa 2 P 70 70 70
3 Siswa 3 L 70 70 70
4 Siswa 4 L 70 75 73
5 Siswa 5 P 60 60 60
6 Siswa 6 P 80 80 80
7 Siswa 7 L 65 65 65
8 Siswa 8 L 65 65 65
9 Siswa 9 P 70 70 70
10 Siswa 10 P 60 70 65
11 Siswa 11 L 50 70 60
12 Siswa 12 P 60 70 65
13 Siswa 13 L 60 65 63
14 Siswa 14 P 60 65 63
15 Siswa 15 P 65 65 65
16 Siswa 16 L 60 60 60
17 Siswa 17 P 70 75 73
18 Siswa 18 P 60 75 68
19 Siswa 19 L 60 75 68
20 Siswa 20 L 60 60 60
SIKLUS 2
NO NAMA L/P KEBERANIAN KESESUAIAN RATA-
TAMPIL CERITA RATA
1 Siswa 1 L 75 75 75
2 Siswa 2 P 70 70 70
3 Siswa 3 L 70 70 70
4 Siswa 4 L 75 75 75
5 Siswa 5 P 75 75 75
6 Siswa 6 P 80 80 80
7 Siswa 7 L 75 80 78
8 Siswa 8 L 75 75 75
9 Siswa 9 P 75 75 75
10 Siswa 10 P 75 75 75
11 Siswa 11 L 70 70 70
12 Siswa 12 P 70 70 70
13 Siswa 13 L 75 75 75
14 Siswa 14 P 75 75 75
15 Siswa 15 P 82 85 84
16 Siswa 16 L 75 75 75
17 Siswa 17 P 75 75 75
18 Siswa 18 P 80 80 80
19 Siswa 19 L 70 70 70
L SIKLUS 1 SIKLUS 2
N
NAMA / KEBERANIA KESESUAIA KEBERANIA KESESUAIA
O
P N TAMPIL N CERITA N TAMPIL N CERITA
1 Siswa 1 L 65 70 75 75
2 Siswa 2 P 70 70 70 70
3 Siswa 3 L 70 70 70 70
4 Siswa 4 L 70 75 75 75
5 Siswa 5 P 60 60 75 75
6 Siswa 6 P 80 80 80 80
7 Siswa 7 L 65 65 75 80
8 Siswa 8 L 65 65 75 75
9 Siswa 9 P 70 70 75 75
10 Siswa 10 P 60 70 75 75
11 Siswa 11 L 50 70 70 70
12 Siswa 12 P 60 70 70 70
13 Siswa 13 L 60 65 75 75
14 Siswa 14 P 60 65 75 75
15 Siswa 15 P 65 65 82 85
16 Siswa 16 L 60 60 75 75
17 Siswa 17 P 70 75 75 75
18 Siswa 18 P 60 75 80 80
19 Siswa 19 L 60 75 70 70
20 Siswa 20 L 60 60 70 70