Anda di halaman 1dari 42

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Pengorganisasian dalam
Manajemen Keperawatan

Yasinta Nur Rohmah, S.Kep., Ns., M.Kep

UNGGUL MODERN ISLAMI www.ump.ac.id


Tujuan Pembelajaran
Menetapkan kegiatan fungsi pengorganisasian yang sesuai dengan
prinsip pengorganisasian:
1. Konsep dasar, tujuan, dan prinsip pengorganisasian
2. Berbagai jenis struktur organisasi dalam keperawatan
3. Perbedaan Budaya dan Iklim Organisasi
4. Implementasi pengorganisasian keperawatan di ruang rawat dan
puskesmasn kewenangan klinik perawat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Pendahuluan
• Di dalam proses keperawatan kegiatan pengoganisasian dilakukan
setelah perencanaan
• Organisasi dibentuk ketika jumlah pekerja cukup banyak sehingga
membutuhkan seorang penyelia (atasan/pembuat kebijakan) (Fayol,
1949)
• Organisasi diperlukan karena dapat menyelesaikan lebih banyak
pekerjaan daripada yang dapat dilakukan oleh individu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Teori Organisasional
• Max Weber Bapak teori organisasional mengembangkan karakteristik
birokrasi

• Karakteristik Birokrasi lain yang didefinisikan Weber:


1. Pembagian kerja jelas
2. Hierarki kewenangan didefinisikan dengan jelas
3. Peraturan tidak berdasarkan perorangan dan hubungan interpersonal tidak
melibatkan perorangan
4. Sistem prosedur untuk mengatur situasi kerja harus ada
5. Sistem peraturan yang mencakup hal dan kewajiban setiap posisi harus ada
6. Pemilihan untuk memperkerjakan seseorang dan memberikan promosi
berdasarkan pada kompetensi teknik

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


• Karya Weber tidak mempertimbangkan kompleksitas dalam mengatur
organisasi pada abad ke-21

• Weber menulis pada era ketika motivasi pekerja dianggap remeh


pernyataannya yang sederhana tentang peran manajemen dan pegawai
tidak mengkaji hubungan bilateral antara pegawai dan manajemen yang
umum terjadi pada sebagian besar ogranisasi dewasa ini

• Saat ini mengubah struktur organisasi dengan menggunakan yang dapat


meningkatkan otonomi dan wewenang perawat serta menghasilkan
perawatan pasien yang lebih efektif

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Pengorganisasian
• Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi, dan koordinasi
dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan (Depkes RI,
2001)

• Pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan dan wewenang tiap


pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk dalam kelompok
manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan
baik (Hersey & Blanchard, 1997)

• Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan


kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi kegiatan
baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Fungsi pengorganisasian:
1. Penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan
2. Siapa yang harus melakukan tugas
3. Bagaimana tugas-tugas dikelompokkan
4. Aluran pelaporan tugas
5. Di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat

• Interaksi antar individu kunci yang menentukan lancar tidaknya roda


organisasi pelayanan perawatan

• Melalui interaksi akan terjadi komunikasi antar anggota yang dijadikan


alat untuk menyampaikan informasi, instruksi, perintah, teguran, berbagi
pengalaman, koordinasi, kerjasama, dan lain-lain

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Jenis Struktur Organisasi
1. Birokratik
2. Ad hoc
3. Matriks
4. Datar
5. Berbagai kombinasi yang disebutkan

Tipe struktur yang digunakan dalam setiap fasilitas layanan kesehatan


mempengaruhi pola komunikasi, hubungan, dan kewenangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Interaksi dalam Organisasi Pelayanan
Keperawatan
• Interaksi secara horizontal terjadi pada level yang sama
ex: antar kepala ruang, antar ketua tim, atau antar perawat primer
• Interaksi secara vertikal terjadi antar ketua tim/perawat primer
dan kepala ruang, perawat pelaksana dan ketua tim/perawat primer
• Interaksi secara diagonal dalam ruang perawatan dapat terjadi
antara perawat dan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, ahli gizi,
analis, dan lain-lain)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Tipe-tipe Organisasi
• Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan
metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan

• Tipe Organisai dilihat dari strukturnya Secara umum, struktur


organisasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Organisasi Lini
2. Organisasi Staf
3. Organisasi Lini dan Staf

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Organisasi Lini
• Pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara
satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana
• Peran pimpinan dominan segala kendali di tangan pimpinan (wewenang
dan perintah)
• Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah
karyawan yang sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan
kegiatan organisasi yang sederhana
• Keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat,
kesatuan arah, dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan
pengawasan lebih mudah
• Kelemahan keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin
yang benar-benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur
manusiawi yang terabaikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Organisasi Staf
• Organisasi staf pengembangan dari organisasi lini
• Ciri: Dikembangkan satuan organisasi staf (individu ahli sesuai dengan
kebutuhan organisasi) berperan sebagai pembantu pimpinan
• Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan
• Keuntungan pengambilan keputusan akan lebih baik
• Kerugian pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih
lama

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Organisasi Lini dan Staf
• Pengembangan dari organisasi staf
• Staf tidak hanya diberi job sebagai penasihat, tapi juga diberikan tanggung jawab
untuk melaksanakan nasihat tersebut
• Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat kompleks
sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus melaksanakan
• Keuntungan pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah orang,
tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih memusatkan
perhatian pada masalah yang lebih penting, serta pengembangan bakat dan
kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang
baik
• Kelemahan pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama, dapat
menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas-batas
wewenangnya

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Budaya Organisasi
• Budaya organisasi: sistem pengertian bersama yang dipegang oleh
anggota-anggota suatu organisasi yang membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi lainnya (Robbins, 2005)
• Budaya organisasi: kepribadian organisasi yang mempengaruhi cara
bertindak individu dalam organisasi
• Budaya organisasi berkaitan dengan makna bersama, nilai, sikap,
dan keyakinan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Tipe Budaya Organisasi (Cooke & Lafferty, 1989)

1. Budaya Positif
2. Budaya pasif agresif dan agresif
3. Budaya konstruktif

Budaya Organisasi menyediakan konteks untuk perilaku organisasi


pada akhirnya mempengaruhi dan mengatur sifat perilaku pegawai

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Iklim Organisasi
• Organizational climate is the study of perceptions that individual have
of various aspect of the environment in the organization (Owens,
1991)
• Iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi
yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat
dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.
• Pengkajian iklim organisasi dapat dilakukan dengan menggali data
dari persepsi individu yang ada di dalam organisasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Klasifikasi Iklim Organisasi
1. Open climate
2. Outonomous Climate
3. The Controlled Climate
4. The Familiar Climate
5. The Paternal Climate
6. The Closed Climate

Ex: Manajer yang bekerja dalam iklim organisasi terbuka


menunjukkan pekerjaan yang lebih baik daripada manajer yang bekerja
dalam iklim organisai yang tertutup
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Keterkaitan Antara Iklim Organisasi dengan Budaya
Organisasi

• Budaya organisasi mengacu pada norma prilaku, asumsi, dan


keyakinan dari suatu organisasi; iklim organisasi mengacu pada
persepsi orang-orang dalam organisasi yang merefleksikan
norma-norma, asumsi-asumsi, dan keyakinan (Owens, 1991)

• Jika suatu organisasi memiliki ciri-ciri iklim yang sesuai dengan


budaya organisasi, maka iklim yang terbentuk akan kondusif

• Pada umumnya, iklim organisasi bersifat teknis atau sementara,


sedangkan budaya organisasi lebih kekal dan strategis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Kegiatan Pengorganisasian Manajemen Keperawatan
• Dilakukan oleh manajer keperawatan:
1. Mengelompokkan dan membagi kegiatan yang harus dilakukan oleh
staf dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
2. Menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga kesehatan
agar komunikasi baik dan mendukung kegiatan sehari-hari
3. Menentukan penugasan yang kondusif (ex: pada perawat semua
tugas dikerjakan secara sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga
antar perawat)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Tujuan Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan
1. Pencapaian tujuan organisasi
2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif
antara perorangan dan kelompok
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melalui
penyusunan struktur organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif
melalui supervisi
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi
dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting (Swansburg &
Swansburg, 1999)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Prinsip-prinsip Pengorganisasian Manajemen Keperawatan
• Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai
tujuan organisasi 4 prinsip yang harus diperhatikan:
1. Pembagian kerja
2. Pendelegasian tugas
3. Koordinasi
4. Manajemen waktu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Metode Pelayanan Keperawatan
• Pengorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada
metode asuhan keperawatan yang digunakan
• Metode yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja
yang digunakan supaya efektif dan efisien:
1. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
2. Model Asuhan Keperawatan Tim
3. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien
4. Metode Asuhan Keperawatan Primer

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Model Asuhan Keperawatan Fungsional
• Pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian
tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan
• Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien
yang ada di unit tersebut
• Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat kurangnya perawat
profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat
• Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana, dan
berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat
luka, dsbg
• Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan tenaga
perawat yang ada, namun dalam kenyataanya, hal tersebut tetap bertahan
sampai saat ini, khususnya di Indonesia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


• Contoh: Perawat A tugasnya menyuntik, perawat B melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital serta penyuapi pasien, dan perawat C
bertugas untuk merawat luka, dan sebagainya
Keuntungan:
• Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu
• Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas
• Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang
kurang berpengalaman untuk satu tugas sederhana
• Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didik yang praktek untuk keterampilan tertentu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Kerugian:
• Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan
untuk melakukan keperawatan secara holistik
• Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien dan
melaksanakan pekerjaan non keperawatan
• Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi
kontribusi terhadap pelayanan
• Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai keterampilan
saja

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Model Asuhan Keperawatan Tim
• Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat
kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya
• Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/Ketua Tim.
• Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya
sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan
• Ketua Tim melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan
pelayanan atau asuhan keperawatan klien

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Keuntungan:
• Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
• Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
• Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat
tim. Cara ini efektif untuk belajar
• Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
Kelemahan:
• Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru, sehingga dapat mengakibatkan komunikasi
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat
• Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman cenderung
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua
tim
• Akuntabilitas dalam tim kabur

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


• Dalam struktur pengorganisasian kerja dengan model Tim, tergambar
bahwa sekelompok pasien diasuh oleh 1 tim perawat. Setiap tim akan
memiliki anggota tim yang terdiri dari beberapa perawat yang
mengasuh beberapa pasien yang menjadi kelolaan yang konsisten
mulai masuk sampai keluar rumah sakit

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien
• Pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien
oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai
klien pulang
• Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
laporan tentang pelayanan keperawatan klien
Keuntungan:
• Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
• Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif
• Memotivasi perawat selalu bersama klien selama bertugas, tugas non
keperawatan dapat dilakukan oleh bukan perawat
• Mendukung penerapan proses keperawatan
• Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat dicapai

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Kelemahan:
• Beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas yang
sederhana terlewatkan
• Peserta didik sulit untuk memperoleh keterampilan khusus yang tidak
dilakukan pada klien yang menjadi kelolaannya: misal katerisasi, NGT, dsb
• Pendelegasian tugas tertentu
• Kelanjutan perawatan kliennya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas
• Kelanjutan perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggungjawab klien bertugas
Contoh:
Satu perawat bertanggungjawab mengasuh beberapa pasien contoh:
Perawat B mengelola 3 pasien dan bertanggung jawab kepada Kepala Ruang
demikian juga perawat A dan C akan mempunyai pasien kelolaan. Sedikit
berbeda dengan tim, perawat anggota mempertanggungjawabkan asuhan
keperawatan kepada ketua tim. Model alokasi memungkinkan perawat
bertanggungjawab langsung kepada kepala ruang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Model Asuhan Keperawatan Primer
• Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana perawat profesional bertanggungjawab dan bertanggung gugat
terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari

• Tanggung jawab meliputi: pengkajian pasien, perencanaan,


implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk
rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang ini merupakan tugas utama
perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet

• Keperawatan primer akan menciptakan kesempatan untuk memberikan


asuhan keperawatan yang komprehensif, di mana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


• Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung
jawab perawat primer, dan perawat asosiet yang akan melaksanalan rencana
asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan

Keuntungan:
• Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab, dan tanggung
gugat meningkat
• Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
• Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien
• Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan
• Metode ini mendukung pelayanan profesional
• Terciptanya kolaborasi yang baik
Kelemahan
• Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat
profesional
• Biaya yang diperlukan mahal

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


• Pada Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi
tertentu karena perawat primer harus tenaga perawat profesional
(Registered Nurse) yang mengasuh pasien mulai dari pengkajian,
penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi
dan evaluasi.
• Dalam kegiatan implementasi perawat primer dibantu oleh perawat
assosiate
• Peran perawat assosiate adalah membantu saat pelaksanaan
tindakan
• Perawat primer akan mengasuh 4-6 klien/pasien selama 24 jam

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Model Asuhan Keperawatan Moduler
(Gabungan Keperawatan Primer dan Tim)
• Pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat
terampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit
sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan.

• Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil,


dan memiliki kemampuan memimpin

• Idelanya 2-3 perawat untuk 8-12 klien

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Pengorganisasian di Puskesmas
• Pengorganisasian tingkat Puskesmas: proses penetapan
pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan,
pendistribusian otoritas/wewenang, dan pengintegrasian semua
tugas-tugas dan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan Puskesmas
secara efektif dan efisien

• Pengorganisasian Puskesmas (Endang, 2011) pengaturan pegawai


Puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja (SOTK)
Puskesmas yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas
pokok dan fungsi, serta pengaturan dan pengintegrasian tugas dan sumber
daya Puskesmas untuk melaksanakan kegiata dan program Puskesmas
dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


• Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
128/Menkes/SK/II/2004)n Pola struktur organisasi Puskesmas:
1. Kepala Puskesmas sarjana di bidang kesehatan yang kurikulumn
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Pokja Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Pokja Upaya Pelayanan Kesehatan
5. Pokja Upaya Penanggulangan Masalah Kesehatan dan Bencana
6. Kelompok Jabatan Fungsional; Unit pelaksana staf teknis untuk
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Bagaimana pengorganisasian tenaga perawat di Puskesmas?
Puskesmas Rawat Inap Ruang Rawat Inap Metode MPKP (sama seperti
rumah sakit, disesuaikan dengan jumlah perawat, jumlah kapasitas bad, dan
budaya organisasi (puskesmas tersebut)

Puskesmas
• Puskesmas Pembantu
• Puskesmas Keliling
• Posyandu
Disesuaikan dengan pengorganisasian wewenang dan pembagian tugas
berdasarkan struktur organisasi puskesmas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Penugasan
Buatlah diagram pengelolaan asuhan keperawatan pasien, berdasarkan
kasus

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Anda mungkin juga menyukai