Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS, DAN

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN DENGAN MASALAH


HARGA DIRI RENDAH

Kelompok V :

Nanang Dirjo 711490120026


Novitri I. Buluran 711490120027
Prabowo Saranaung 711490120028
Pratiwi Suga 711490120029
Ranny C. Apanga 711490120030
Riri Vega Dondo 711490120031
Yusticia Ali 711490120039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO


PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

2021

1
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. (Departemen Kesehatan RI,
2000)
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia.(Keliat, Budi,
2006)

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Yang mempengaruhi harga diri : penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang
b. Yang mempengaruhi performa peran : sterotip peran gender, tuntutan
peran kerja dan harapan peran budaya
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma : misal penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
yang mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran : hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi : Ada 3 transisi peran yaitu
transisi perkembangan seperti perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Transisi peran situasi, terjadi dengan bertambahnya atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran dan kematian. Transisi
peran sehat sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
sakit.
(Stuart GW, Sundeen S.J.2005)
2
C. Manifestasi Klinis
1. Data subjektif:
a. Perasaan tidak mampu
b. Rasa bersalah
c. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
d. Sikap negative pada diri sendiri
e. Sikap pesimis pada kehidupan
f. Keluhan sakit fisik
g. Pandangan hidup yang terpolarisasi
h. Menolak kemampuan diri sendiri
i. Mengungkapkan kegagalan diri sendiri
j. Ketidakmampuan menetukan tujuan

2. Data objektif:
a. Produktivitas menurun
b. Mengukur diri sendiri dan orang lain
c. Destruktif pada orang lain
d. Destruktif terhadap diri sendiri
e. Menolak diri secara sosial
f. Penyalahgunaan obat
g. Menarik diri dan realistis
h. Khawatir
i. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
j. Menunujukkan tanda depresi (susah tidur dan tidak nafsu makan)

(Sudden & Stuart, 2005)

D. Pathopsikologi
3
Proses terjadinya harga diri rendah dimulai dari akibat faktor predisposisi
yang diantaranya pengalaman kanak-kanak yang merupakan faktor kontribusi
pada gangguan konsep diri, arah yang tidak menerima kasih sayang, individu yang
kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan gagal menerima tanggung
jawab untuk diri sendiri, penolakan orang tua, harapan realistis. Selain faktor
predisposisi, faktor presipitasi juga salah satu penyebab terjadinya harga diri
rendah yang diantaranya pola asuhan anak yang tidak cepat atau dituruti,
kesalahan dan kegagalan berulang kali, cita-cita yang tidak dapat dicapai gagal,
bertanggung jawab tehadap diri sendiri.

(Keliat, Budi Anna, 2006)

E. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah

Koping individu

F. Penatalaksanaan
1. Psikofarmako
a. Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan menilai
realistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan
dan perilaku aneh

4
Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
b. Haloperidol (HPL)
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam fungsi
netral serta fungsi kehidupan sehari-hari
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexypheridyl (THP)
Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk pascaenchepalitis dan
idiopatik
Efek samping : hpersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna
2. Psikoterapi
a. Terapi okupasi/ rehabilitasi
Terapi terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan
aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang
direncanakan sesuai tujuan.

b. Terapi psikososial
Rencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada kemampuan dan
kekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi penurunan stress dan
mengenal masalah dan perlibatan kembali pasien ke dalam aktivitas.
c. Psikoterapi
Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan
individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud
untuk
3. Manipulasi lingkungan
a. Bersikap menerima psien dan negatifismenya
b. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas di ruangan

5
c. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan
tanggungjawabnya sendiri. Misalnya, menata tempat tidur, membersihkan
alat makan, dan minum obat.
d. Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan secara
mandiri

G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Fokus Pengkajian
- Data Subyektif : Klien mengatakan tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaaan malu
terhadap orang lain dari diri-sendiri
- Data Obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
(Stuart GW.Sundeen, 2005)

b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
2. Isolasi sosial

(Keliat, BA.2006)

c. Intervensi
 Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
- Tujuan Umum : Klienmemiliki konsep diri yang positif
- Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubngan saling percaya
Intervensi :
a. Sapa klien dengan ramah dan nama panggilan yang disukai klien
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien

6
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Beri perhatian kepada klien dan perjhatikan kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Hindarkan pemberi penilaian negatif setiap bertemu klien
c. Untuk memberi pujian yang realistik
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki
a. Rencanakan bersama aktivitas klien yang dapat dilakukan setiap
hari
b. Tingkatkan kegiatna sesuai kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan
b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
d. Diskusikan kemungkinan pelaksaan kegiatan setelah pulang
6. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirumah
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah

7
 Isolasi Sosial
- Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
- Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
a. Beri salam setiap interaksi
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janjji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
a. Tanyakan pada klien tentang:
- Orang yang tinggal serumah atau teman sekamar klien
- Orang yang paling dekat dengan klien di rumah atau di
ruang perawatan
- Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
- Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah atau di
ruang perawatan
- Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang
tersebut
- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang
lain
b. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
8
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaan
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan
kerugianmenarik diri
a. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan social dan
kerugian menarik diri
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan social
dan kerugian menarik diri
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
a. Observasi perilaku klien saat berhubungan social
b. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan atau
berkomunikasi dengan perawat lain, klien lain dan kelompok.
c. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
d. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
e. Beti motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat
f. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan
5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan social
a. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan orang lain dan kelompok
b. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan
sosial
a. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung
untuk mengatasi perilaku menarik diri
9
b. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
perilaku menarik diri
c. Jelaskan pada keluarga tentang:
- Pengertian menarik diri
- Tanda dan gejala menarik diri
- Penyebab dan akibat menarik diri
- Cara merawat kllien menarik diri
d. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
e. Tanyakan perasaan keluarga setalah mencoba cara yang
dilatihkan
f. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk
bersosialisasi
g. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien
di rumah sakit
7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak
minum obat, nama, warna, dosisi, cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat
b. Pantau klien saat penggunaan obat
c. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultsi dengan
dokter
e. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

10
BAB II
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

Ruang Rawat : Tanggal dirawat :

I. Pengkajian
Identitas Klien
Nama/Inisial :
Umur :
No. CM :

II. Alasan Masuk :


Keluhan Saat Pengkajian :

III. Faktor Predisposisi


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
2. Pengobatan sebelumnya
3. Trauma: Memiliki trauma terhadap sesuatu ataupun seseorang.
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: Klien memiliki pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan.

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu badan :
Respirasi :
2. Ukuran
Tinggi Badan :
Berat Badan :
3. Keluhan Fisik

V. Psikososial
1. Genogram:

11
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien tidak begitu menyukai anggota tubuhnya karena
menurutnya anggota tubuhnya tidak begitu berguna.
b. Identitas :
c. Peran :
d. Ideal Diri :
e. Harga Diri : Klien merasa tidak dihargai keluarga karena keluarga terlihat
tidak peduli akan kesehatannya
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang terdekat:
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat: Klien merasa segan
untuk mengambil peran dalam kegiatan kelompok atau masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien tidak mudah bergaul
dengan orang yang baru, terutama yang tidak menunjukkan sikap peduli.
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
b. Kegiatan Ibadah

VI. Status Mental


1. Penampilan
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
Jelaskan : Klien menggunakan pakaian yang tidak pernah diganti walaupun
klien menyatakan bahwa dia sudah mandi. Pakaian yang digunakan juga sangat
tidak bersih dan tidak sesuai. Dan badannya sedikit bau akibat jarang ganti
pakaian. Rambut berketombe dan kulit tampak bersisik.
2. Pembicaraan
 Cepat
 Gagap
 Lambat
Jelaskan : Klien terlihat sedikit bingung saat diajukan pertanyaan dan dengan
sedikit gagap dan cepat atau lambat, klien menjawab pertanyaan.
3. Aktivitas Motorik
 Lesu
 Tegang
 Gelisah
 Tremor
Jelaskan : Klien terlihat tidak nyaman dengan kondisinya, dan mudah berubah
tingkah laku secara drastis.
4. Alam perasaan
12
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
Jelaskan : Klien mengungkapkan ketidaknyamanannya dirumah sakit dan ingin
cepat pulang kerumah. Tapi yang membuat klien sedih adalah keluarga yang
sudah tidak mau menerima keadaan klien.
5. Afek
 Labil
Jelaskan : Dengan perasaan dan ekspresi yang labil, klien mencoba menjawab
pertanyaan perawat.
6. Interaksi selama wawancara
 Kontak mata kurang
Jelaskan : Klien banyak merunduk sehingga kontak mata menjadi kurang
7. Persepsi
Halusinasi : Mungkin ditemukan
8. Isi pikir
 Obsesi
Waham : Tidak ditemukkan
9. Arus Pikir
 Sirkumstansial
Jelaskan : Terarah
10. Tingkat Kesadaran
 Bingung
Jelaskan : Klien masih terlihat bingung saat menjawab pertanyaan
11. Memori
Jelaskan : Tidak ada gangguan pada daya ingat
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Jelaskan : Klien mampu berkonsentrasi pada topik pembicaraan dan cara
berhitung
13. Kemampuan penilaian
Jelaskan : Tidak ada gangguan pada penilaian, klien mampu menilai sesuatu
dengan pemahamannya yang sesuai
14. Daya tilik diri
Jelaskan : Klien menyadari penyakit yang ada pada dirinya dan
mengungkapkannya secara langsung.

VII. Kebutuhan Perencanaan Pulang


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
13
3. Kemampuan klien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri
4. Klien memiliki sistem pendukung
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?

(Format Pengkajian Jiwa PSIK FK Unsrat)

VIII. Masalah Keperawatan


1. Harga Diri Rendah
IX. Analisa Data

NO TGL DATA MASALAH


.
1. DS: Harga Diri
 Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri. Rendah
 Menunda keputusan.
 Sulit bergaul.
 Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
 Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga,
halusinasi.
 Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk
mengakhiri hidup.
 Merusak/melukai orang lain.
 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimistis.
 Tidak menerima pujian.
 Penolakan terhadap kemampuan diri.
 Berkurang selera makan.
DO:
 Berpakaian tidak rapih.

14
 Mengejek dan mengkritik diri.
 Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan
penggunaan zat.
 Penurunan produktivitas.
 Tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.
 Bicara lambat dengan nada suara lemah.
 Kurang memerhatikan perawatan diri.

X. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Menciderai Diri

Gangguan Pemeliharaan Kesehatan Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Defisit Perawatan Diri Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

Faktor Biologis Faktor Psikologis Faktor Sosial dan Kultural


XI. Diagnosa Keperawatan
(Budi&Akemat, 2002)

XII. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


Harga Diri TUM: SP 1 pasien
Rendah Harga diri pasien dapat di Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang
15
tinggkatkan. masih dimiliki pasien.
TUK 1:
Pasien dapat SP 2 pasien
mengidentifikasi Membantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan dan aspek kemampuan yang akan dilatih.
positif yang dimiliki.
TUK 2: SP 3 pasien
Pasien dapat memilih Latih kemampuan yang dimiliki pasien.
kegiatan sesuai dengan
kemampuan. SP 4 pasien
TUK 3: Latih kemampuan lainnya yang dimiliki pasien.
Pasien dapat melatih
kegiatan yang dipilih sesuai SP 1 keluarga
dengan kemampuan. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
TUK 4: dalam merawat pasien dirumah, menjelaskan
Pasien dapat melatih tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri
kegiatan lainnya sesuai rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan
kemampuan. harga diri rendah, mendemonstrasikan cara
TUK 5: merawat pasien dengan harga diri rendah, dan
Keluarga dapat merawat memberi kesempatan kepada keluarga untuk
pasien dengan harga diri mempraktikan cara merawat.
rendah
SP 2 keluarga
Melatih keluarga mempraktikan cara merawat
pasien harga diri rendah langsung pada pasien.

SP 3 keluarga
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.
(Budi&Akemat, 2007)

16
SDKI SLKI SIKI
Setelah dilakukan Promosi Harga Diri ( I.09308
Kategori : tindakan keperawatan )
Psikologis Maka Harga Diri
Subkategori : Meningkat dengan Tindakan :
Kriteria Hasil : O:
Integritas Ego
- Penilaian diri positif - Identifikasi budaya ,
meningkat agama, ras , jenis kelamin
Dx.Keperawatan : - Perasaan memiliki , dan usia terhadap harga
Harga Diri Rendah kelebihan atau diri
Kronis (D.0086) kemampuan positif - Monitor verbalisasi yang
Hal : 192 meningkat merendahkan diri sendiri
- Penerimaan penilaian T:
positif terhadap diri - Diskusikan pernyataan
sendiri meningkat tentang harga diri
- Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan harga
diri
- Diskusikan persepsi
negatif diri
- Diskuiskan alasan
mengkritik diri atau rasa
bersalah
- Diskusikan penetapan
tujuan realistis untuk
mencaoai harga diri yang
lebih tinggi
- Vasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan harga diri
E:
- Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
- Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negatif
- Anjurkan mengevaluasi
perilaku
- Latih pernyataan atau
kemampuan positif diri
- Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
17
- Latif meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi

18
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun,
cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri, klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan
Mas? Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswa
Akper Muhammadiyah Kendal, Saya sedang praktik di sini dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya
tahu nama Mas siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
19
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita
nilai ,kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang
tamu Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?

2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas
lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring
……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan
yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau
begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu
bantal dan n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan
kasurnya kita balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai
dari atas ya bagus! Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu
sebelah pinggir masukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di
sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah
kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
Mas lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa
melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .
20
3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur ? yah?, Mas ternyata banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan
dengan baik sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa? Lalu sehabis istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
Mas lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa
melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur? Ya bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan
mencuci piring besok ya jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)


A. Kondisi
DO : Klien tampak tenang, sudeh mau menghargai dirinya sendiri.
DS : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
C. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki yang lain (yang belum dilakukan)
D. Tindakan Keperawatan.
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah
sakit
4. Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
21
5. Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
6. Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi :
“assalammua ‘laikum, Mas… masih ingat saya??? baguss
Bagaimana perasaan Mas pagi ini ? Wah tampak gembira”
“ Bagaimana Mas, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin
tadi pagi ? Bagus ( kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi ),
Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan
itu Mas “Ya benar kita akan latihan memcuci piring didapur ruangan ini”
“Waktunya 10 menit, mari kita ke dapur”

2. Kerja :
“Mas, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapanya, yaitu serabut tepes untuk membersikan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, Mas bisa
mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan lupa sediakan
tempat sampah untuk membuang sisa – makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto, lalu
buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah,
kemudian Mas bersikan piring tersebut dengan menggunakan sabut tepes
yang sudah diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai disabuni bilas
dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun
di piring tersebut, setelah itu Mas bisa mengkeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia didapur, nah selesai
“sekarang coba Mas yang melakukan”
“Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik,
sekarang dilap tanganya
3. Terminasi :
“bagaimana perasaan Mas setelah latihan cuci piring”
Coba ulangi cara mencuci piring…baguss
“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan
sehari – hari Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus sekali Mas
mencuci piring tiga kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar
kita akan latihan mengepel”
22
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa…Assalamu’alaikum

CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan
yang dimiliki sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz R.dkk.2004. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang. RSJD Dr. Amino
Gonohutomo
2. Carpenito. L.J.2003. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1,
Jakarta : EGC
3. Keliat, B.A. 2006.Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
4. Maramis, W,F.2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.Edisi 9. Surabaya : Airlangga
univertsity. Press
5. Rasmun.2004. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatrik. Terintegrasi Dengan
Keluarga Edisi 1. Jakarta : CV.Sagung Seto

24

Anda mungkin juga menyukai