Anda di halaman 1dari 9

BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN PROBOLINGGO

Profil Kemiskinan Kabupaten Probolinggo


Tahun 2020

 Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran


per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di
Kabupaten Probolinggo pada bulan Maret 2020 mencapai
218,35 ribu jiwa. Jumlah ini bertambah sebesar 11,13 ribu
Persentase jiwa, bila dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yang
sebesar 207,22 ribu jiwa.
Penduduk Miskin  Persentase penduduk miskin di Kabupaten Probolinggo
Kab. Probolinggo juga mengalami peningkatan dari 17,76 persen pada bulan
pada Maret 2020 Maret 2019 menjadi sebesar 18,61 persen pada bulan
mencapai Maret 2020. Ditahun ini, persentase dan jumlah penduduk
miskin mengalami kenaikan setelah beberapa tahun
18,61 persen belakangan semakin menunjukkan tren penurunan.
 Garis Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo pada bulan
Maret 2020 sebesar Rp. 441,258,- per kapita per bulan,
bertambah sebesar Rp. 23,267,- per kapita per bulan atau
meningkat sebesar 5,57 poin, bila dibandingkan kondisi
bulan Maret 2019 yang sebesar Rp. 417,991,- per kapita
per bulan.
 Selama periode Maret 2019 - Maret 2020, baik Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) di Kabupaten Probolinggo cenderung
mengalami penurunan. Ini menunjukkan jarak rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan penduduk miskin
terhadap Garis Kemiskinan dan semakin bervariasi antar
penduduk miskin semakin berkurang.

Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020 1


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Probolinggo

Selama periode Maret 2019 – Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Probolinggo
bertambah sebanyak 11,13 ribu jiwa. Bila pada Maret 2019 penduduk miskin berjumlah 207,22 ribu jiwa,
maka bertambah menjadi 218,35 ribu jiwa pada Maret 2020 atau mengalami kenaikan sebesar 5,37
persen. Tidak hanya dari jumlah, berdasarkan persentase penduduk miskin di Kabupaten Probolinggo
dalam rentang waktu tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 0,85 persen, dari 17,76 persen pada
Maret 2019 menjadi 18,61 persen pada Maret 2020.
Gambar 1.
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Probolinggo
Tahun 2007-2020

30,13
27,42 27,69
305,10 25,22
277,15 280,10 276,60 23,50 22,22
259,20 21,21 20,82 20,98 20,52
247,60 237,80 20,44
231,92 236,96 240,47 236,72 18,71 17,76 18,61
217,06 207,22 218,35

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk Miskin (ribu) Persentase Penduduk Miskin

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, Susenas 2007-2020

Faktor yang diduga terkait dengan kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin selama
periode Maret 2019 - Maret 2020 antara lain adalah:
1. Dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan tidak hanya pada penduduk miskin saja, tetapi juga pada semua
penduduk diseluruh dunia, tidak terkecuali Kabupaten Probolinggo
2. Peningkatan jumlah anggota rumahtangga yang harus ditanggung oleh rumahtangga miskin
3. Peningkatan tingkat pengangguran terbuka dari 3,77 persen di tahun 2019 menjadi 4,86 persen
tahun 2020.

2 Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020


2. Dinamika Kemiskinan Kabupaten Probolinggo
Secara umum, dalam periode 2007-2020 tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo mengalami
kenaikan pada tahun 2007 dan mulai mengalami penurunan di tahun-tahun selanjutnya. Untuk tahun
2015 - 2016, baik jumlah maupun persentase penduduk miskin mengalami kenaikan dibandingkan tahun
2014. Effort dan kerja keras dari semua unsur masyarakat dan pemerintah daerah membuat tingkat
kemiskinan menurun mulai tahun 2017.
Tabel 1.
Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Di Kabupaten Probolinggo 2007-2020

Perubahan Perubahan Perubahan


Garis Jumlah
Jumlah Persentase Persentase Kenaikan
Kemiskinan/GK Penduduk
Tahun Penduduk Penduduk Penduduk Garis
(rupiah per Miskin
Miskin Miskin Miskin Kemiskinan
kapita sebulan) (ribu jiwa)
(ribu jiwa) (%) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2007 154,458 277.15 - 27.42 - -


2008 178,717 305.10 27.95 30.13 2.71 15.71
2009 225,151 280.10 -25.00 27.69 -2.44 25.98
2010 255,757 276.60 -3.50 25.22 -2.47 13.59
2011 280,101 259.20 -17.40 23.50 -1.72 9.52
2012 303,447 247.60 -11.60 22.22 -1.28 8.33
2013 328,407 237.80 -9.80 21.21 -1.01 8.23
2014 340,539 231.92 -5.88 20.44 -0.77 3.69
2015 355,051 236.96 5.04 20.82 0.38 4.26
2016 373,569 240.47 3.51 20.98 0.16 5.22
2017 384,343 236.72 -3.75 20.52 -0.46 2.88
2018 402,532 217.06 -19.66 18.71 -1.81 4.73
2019 417,991 207.22 -9.84 17.76 -0.95 3.84
2020 441,258 218.35 11.13 18.61 0.85 5.57
Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo, Susenas 2007-2020

Bila memperhatikan historis kemiskinan Kabupaten Probolinggo selama 2007-2020, maka cukup
berat peluang menurunkan angka kemiskinan per tahun lebih dari satu persen, yang terakhir terjadi pada
tahun 2017-2018, terutama ketika kemiskinan di Kabupaten Probolinggo masih berada di kisaran 20

Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020 3


persen. Gangguan gejolak perubahan harga akibat kebijakan eksternal, turut memberi koreksi pada
penurunan persentase kemiskinan di Kabupaten Probolinggo. Seperti yang terjadi pada tahun 2019 lalu,
dimana tingkat kemiskinan di Jawa Timur dan sebagian besar kabupaten-kota mengalami peningkatan,
tidak demikian untuk Kabupaten Probolinggo tahun 2019 yang tetap turun meskipun penurunannya
hanya sebesar 0,95 persen dibandingkan tahun 2018.
Ditahun 2020, seluruh dunia diguncang pandemi Covid-19 yang sangat berimbas pada
perekonomian semua lapisan. Tak terkecuali di Indonesia. Tingkat kemiskinanpun melonjak secara
merata di seluruh wilayah Jawa Timur, tak terkecuali Kabupaten Probolinggo. Kerja keras semua pihak di
tahun-tahun sebelumnya dirusak oleh adanya wabah pandemi ini. Tingkat kemiskinan melonjak kembali
menjadi 18,61 persen. Butuh kerja keras dan sinergi kita bersama untuk mengatasi kondisi ini.

3. Perubahan Garis Kemiskinan


Garis kemiskinan merupakan suatu batas minimal untuk kebutuhan hidup (makanan dan bukan
makanan) yang digunakan untuk mengelompokkan penduduk dalam dua kriteria yaitu miskin dan tidak
miskin. Penduduk dikatakan miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis Kemiskinan. Dalam Tabel 1 dapat dilihat perkembangan Garis Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo
dalam periode 2007-2020.
Selama periode Maret 2019 - Maret 2020, Garis Kemiskinan Kabupaten Probolinggo naik sebesar
5,57 persen, yaitu dari Rp. 417,991,- per kapita per bulan pada Maret 2019 menjadi Rp. 441,258,- per
kapita per bulan pada Maret 2020
Perubahan peningkatan Garis Kemiskinan Kabupaten Probolinggo selama periode 2007-2020
terendah terjadi pada tahun 2017, yaitu meningkat sebesar 2,88 persen. Kestabilan harga bahan pokok
utamanya sangat berpengaruh pada peningkatan garis kemiskinan.

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)


Masalah kemiskinan, sebenarnya tidak hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin saja. Namun ukuran lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman serta keparahan dari
kemiskinan yang terjadi. Upaya kebijakan pembangunan terutama yang bertujuan memperkecil jumlah
penduduk miskin, diharapkan juga bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Pada periode Maret 2019 - Maret 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) maupun Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Probolinggo keduanya mengalami penurunan. Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) pada Maret 2019 yang semula 3,20 meningkat menjadi 3,12 pada Maret
2020. Demikian pula untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang mengalami penurunan dari 0,85 pada
Maret 2019, menjadi 0,78 pada Maret 2020.

4 Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020


Tabel 2.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Di Kabupaten Probolinggo 2007-2020

Indeks Kedalaman Indeks Keparahan


Tahun
Kemiskinan (P1) Kemiskinan (P2)

(1) (2) (3)


2007 4.11 0.98
2008 4.78 1.11
2009 4.74 1.21
2010 4.32 1.12
2011 4.00 0.98
2012 3.42 0.81
2013 3.34 0.81
2014 2.99 0.73
2019 3.58 0.97
2020 3.24 0.78
Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo, Susenas 2007-2020

Kondisi ini menunjukkan, meskipun secara jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten
Probolinggo 2020 mengalami penurunan, namun jarak rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan dan variasi antar penduduk miskin semakin berkurang.
Karena berdasarkan indikator Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), penduduk miskin pada tahun 2020 di
Kabupaten Probolinggo memiliki rata-rata jarak tingkat pengeluaran per kapita per bulan penduduk yang
berada di bawah Garis Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo, semakin berkurang (mendekati) dari Garis
Kemiskinan. Tentunya hal ini dapat memberi semangat positif kepada pemerintah bahwa dalam
menentukan dan menjalankan program pengentasan kemiskinan ke depan akan sedikit lebih mudah dan
terarah jika dibanding harus mengentaskan penduduk miskin yang pengeluarannya lebih jauh atau lebih
dalam dari kondisi saat ini.
Terkait indeks P2, filosofinya adalah jika kondisi kemiskinan para penduduk miskin relatif sama
tentunya akan lebih memudahkan dalam hal menentukan dan melaksanakan program kemiskinan karena
cukup menggunakan program yang sama dapat menghasilkan respon yang sama. Namun, jika kondisi
kemiskinan para penduduk miskin sangat beragam, maka pemilihan dan pelaksanaan program
kemiskinan pun harus beragam pula dan respon penduduk miskin terhadap program itu pun akan
menghasilkan respon yang beragam. Semakin besar nilai P2 maka kondisi para penduduk miskin dapat

Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020 5


dikatakan semakin beragam dan sebaliknya jika P2 semakin kecil maka dapat dikatakan bahwa kondisi
para penduduk miskin cenderung semakin sama dan merata.
Sementara itu, penurunan indikator Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dalam rentang 2019-2020
di Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pengeluaran per kapita per bulan di
antara penduduk miskin (yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo), semakin
menyempit (variasi semakin kecil). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi para penduduk miskin
Kota Surabaya relatif semakin merata.

5. Karakteristik Penduduk Miskin


Salah satu cara pengentasan kemiskinan, kemungkinan bisa dilakukan dengan mencermati
karakteristik penduduk miskin. Dari karakteristik tersebut bisa dilakukan langkah-langkah nyata upaya
percepatan penanggulangan kemiskinannya. Karakteristik penduduk miskin Kabupaten Probolinggo
tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1. Persentase kepala rumah tangga miskin menurut jenis kelamin, sebesar 87,45 % laki-laki dan
12,55 % perempuan. Perlu dicermati disini, masih ada kepala rumahtangga miskin yang berjenis
kelamin perempuan. Kebijakan program pengentasan kemiskinan bisa dimulai dari kondisi ini.
Mungkin bisa dimulai dengan program kerja bagi KRT perempuan ini.
2. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin adalah sebesar 5 orang. Jumlah art yang ditanggung
oleh KRT meningkat dari 4 orang di tahun 2019 menjadi 5 orang di tahun 2020. Dengan kondisi yang
miskin, ditambah dengan penambahan jumlah anggota rumhatangga, jika tidak ada intervensi
bantuan, maka rumahatngga miskin ini akan semakin terpuruk dan semakin miskin.
3. Rata-rata umur kepala rumah tangga miskin ialah 51 tahun.
4. Angka melek huruf, penduduk miskin pada kelompok umur 15-44 tahun sebesar 98,06 %, dan pada
kelompok umur 45 tahun ke atas sebesar 56,90 %. Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan
angka melek huruf penduduk tidak miskin, yaitu 97,66 % pada kelompok umur 15-44 tahun dan
72,15% pada kelompok umur 45 tahun ke atas.
5. Angka partisipasi sekolah (APS) penduduk miskin pada kelompok umur 7-12 tahun mencapai 98,50%.
Artinya masih ada penduduk miskin pada usia ini berstatus tidak/belum pernah bersekolah. APS
pada kelompok umur 13-15 tahun sebesar 83,94 %. APS pada kelompok umur 16-18 tahun sebesar
48,05 %. APS pada kelompok umur 19-24 tahun sebesar 5,12%.
6. Persentase rumah tangga miskin dengan kepala rumah tangga yang melek huruf sebesar 80,99 %.
7. Persentase rumah tangga miskin menurut pendidikan terakhir kepala rumah tangga yang tidak
pernah bersekolah sebesar 53,35%. Sedangkan kepala rumah tangga miskin yang bersekolah sampai
SD atau SMP sebesar 41,23%. Kepala rumah tangga miskin yang bersekolah sampai tingkat SMA
sebesar 5,42%.
8. Persentase rumahtangga miskin dengan KRT berpendidikan SD kebawah sebesar 44,62%.
Sedangkan KRT miskin berpendidikan SD/SLTP sebesar 37,19%. Sedangkan KRT miskin dengan
tingkat pendidikan SLTA keatas sebesar 18,19 %. Persentase tingkat pendidikan KRT miskin ini
sekaligus memberi gambaran bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin jauh
seseorang dari kemiskinan.

6 Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020


9. Persentase rumahtangga miskin menurut status pekerjaan kepala rumah tangga tidak bekerja
sebesar 6,24%, bekerja di sektor informal sebesar 72,41 %, dan bekerja di sektor formal sebesar
21,36 %.
10. Persentase penduduk miskin 15 tahun keatas menurut status pekerjaan kepala rumah tangga yang
bekerja di sektor pertanian sebesar 33,60 %, dan bekerja di sektor non pertanian sebesar 29,29 %
dan yang tidak bekerja sebesar 37,11.
11. Dari point 9 dan 10 data diatas kita bisa melihat masih ada KRT dan penduduk miskin yang tidak
bekerja. Padahal kebutuhan makan dll harus tetap terpenuhi. Oleh karena itu, perlu adanya
program kerja yang bisa mengakomodir kondisi seperti ini, terutama pada masa sulit pandemi
seperti sekarang ini.
12. Pada point 10 terlihat bahwa sektor pertanian masih identik dengan rumahtangga/penduduk miskin.
Intervensi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rumahtangga tani dirasa sangat perlu
dalam upaya pengentasan kemiskinan, utamanya di Kabupaten Probolinggo

6. Upaya Percepatan Penurunan Kemiskinan


Beberapa hal yang perlu ditempuh untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di Kab.
Probolinggo yaitu:
1. Penyaluran bantuan baik rastra, PKH maupun bantuan dalam upaya penanganan Covid-19 secara
tepat sasaran.
2. Pengendalikan harga kebutuhan pokok terutama beras sehingga kenaikan garis kemiskinan bisa
ditekan. Hal ini dikarenakan beras merupakan komoditas yang mempunyai konstribusi besar
terhadap perubahan garis kemiskinan yaitu sekitar 25 persen. Apabila rentang harga beras semakin
kecil maka kenaikan garis kemiskinan juga akan semakin rendah.
3. Mengurangi konsumsi Rokok terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan secara rata-rata
konsumsi rokok masyarakat miskin mencapai 10 persen dari total pengeluarannya. Dengan
mengurangi konsumsi rokok maka pengeluaran bagi masyarakat miskin dapat digunakan untuk
membeli kebutuhan pokok atau digunakan untuk menunjang pekerjaannya sehingga mereka bisa
lebih produktif dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyakarat miskin.
4. Bantuan lowongan kerja/bantuan tunai untuk usaha bagi KRT/penduduk miskin yang tidak bekerja
5. Subsidi bagi petani miskin, utamanya pupuk yang pada tahun ini sempat langka dan meroket
harganya. Upaya menghapusan ijon juga perlu untuk meningkatkan kesejahteraan petani dimana
pertanian merupakan pekerjaan utama penduduk miskin di Kabupaten Probolinggo.

Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020 7


Penjelasan Teknis dan Sumber Data
Pengukuran kemiskinan BPS, menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dalam pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran atau disebut dengan Garis Kemiskinan (GK). Manfaat jika menggunakan
pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index (P0), yaitu persentase penduduk miskin
terhadap total penduduk.
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah GK dikategorikan
sebagai penduduk miskin.
Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty Gap Indeks (P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin jauh jarak rata-rata pengeluaran penduduk terhadap garis kemiskinan.
Indeks Keparahan Kemiskinan/Poverty Severity Indeks (P2), merupakan ukuran tingkat ketimpangan
pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks maka semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan dalam publikasi ini adalah
data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) dan untuk tahun 2020 merujuk pada kondisi
Maret 2020.

8 Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020


Diterbitkan Oleh:

Badan Pusat Statistik Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang,
Kabupaten Probolinggo hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang
Jl. Raya Lumajang KM 05 mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,
Probolinggo dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini
untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
Statistik.
Bagus Sunggono SE., MM.
Kepala Badan Pusat Statistik
probolinggokab.bps.go.id
Kab. Probolinggo

Berita Resmi Statistik Kabupaten Probolinggo, Desember 2020 9

Anda mungkin juga menyukai