Anda di halaman 1dari 4

JIKA KUCING LENYAP DARI DUNIA

Judul Novel: Jika Kucing Lenyap Dari Dunia


Jenis Buku: Fiksi
Pengarang: Genki Kawamura
Penerbit: BACA
Tahun Penerbit: 2020
Kota terbit:
Tebal Buku: 255 Halaman
Harga Buku: 78.000

Novel remaja yang bergenre fantasi ini


menceritakan seorang tokoh laki-laki
berusia 30 tahun yang bekerja sebagai
tukang pos. Disebabkan flu
berkepanjangan dan sakit kepala yang
menyertainya, pada akhirnya dia
memeriksakan dirinya ke dokter.
Betapa terkejut dia, ketika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dirinya
mengidap tumor otak stadium 4.

Tentu saja tidak mudah menghadapi kenyataan hidup yang seperti itu. Hidup
menjadi seolah dipenuhi oleh bayang-bayang kematian. Terlebih, pemuda itu
hanya hidup seorang diri—hubungannya dengan ayahnya tidak terlalu baik
dan mereka seudah berpisah sepanjag empat tahun lamanya, sedangkan
ibunya sudah meninggal karena mengidap sakit yang sama dengan pemuda
itu saat ini—kecuali hanya ditemani oleh seekor kucing berwarna abu-abu
bernama Kubis.

Dalam segala kekalutan yang menerobos ke dalam kepalanya, muncul


seorang—atau lebih tepat disebut dengan sesosok—iblis bernama Aloha
yang memberi tawaran menggiurkan agar hidupnya bisa bertahan lebih
lama. Caranya, yaitu dia harus bersedia menghilangkan sebuah benda yang
dia sayangi dari dunia ini.

“Untuk memperoleh sesuatu, harus kehilangan sesuatu” (hal. 18)

Masalah muncul kemudian, setelah pemuda itu mengetahui bahwa benda-


benda yang dihilangkan bukanlah benda-benda yang bisa dia pilih dengan
sesuka hati, tetapi kesepakatan tersebut justru datang dari pilihan-pilihan
yang ditentukan oleh iblis.

Pertama-tama, benda yang dihilangkan adalah cokelat, lalu telepon. Pemuda


tersebut merasa bahwa selama ini hidupnya begitu merepotkan karena
dikendalikan oleh perangkat telekomunikasi itu dan tak bisa untuk
menolaknya. Serupa dirinya adalah seorang budak yang tunduk oleh
kecerdasan buatan manusia itu.

Sebelum telepon benar-benar dihilangkan, pemuda tersebut diberi


kesempatan untuk menghubungi seseorang sebelum benda itu benar-benar
lenyap dari dunia. Semula dia berpikir untuk menghubungi ayahnya, tetapi
kemudian urung karena merasa hubungan mereka terlalu buruk. Sehingga
pada akhirnya, dia memilih untuk menghubungi seorang wanita dari masa
lalunya.

Meskipun iblis Aloha digambarkan sebagai sosok yang jenaka dan senang
tertawa, permintaannya untuk menghilangkan benda-benda semakin sulit
untuk dipenuhi oleh pemuda tersebut. Benda-benda yang dihlangkan berupa
cokelat, telepon, film, lalu jam.

“Selama tiga puluh tahun hidupku ini, pernahkah aku melakukan sesuatu
yang benar-benar penting?” (hal. 160)

Lantas keajaiban terjadi pada Kubis, kucingnya yang gemuk dan berwarna
abu-abu itu. Bagaimanapun, iblis tetaplah iblis yang punya kemampuan
untuk mengelabuhi manusia. Dalam hal ini, tiba-tiba saja Kubis bisa berbicara
dengan bahasa manusia, meskipun tentu saja hal ini hanya bisa dipahami
oleh pemiliknya. Dan benda yang harus dihilangkan selanjutnya adalah
kucing. Tentu saja tidak mudah bagi pemuda itu untuk memutuskan.
“bahwa sebenarnya bukan manusia yang memelihara kucing, melainkan
kucinglah yang rela mendampingi manusia.” (hal. 192)

Jadi, apakah kamu mau tetap hidup jika kucing lenyap dari dunia? Adalah
pertanyaan yang sulit untuk segera diputuskan.

Novel ini menjadi sangat menarik karena hal-hal sederhana yang ditawarkan
seringkali luput dari perhatian. Tentang hal-hal yang ingin dilakukan sebelum
mati misalnya. Karena seringkali, segala sesuatu terasa terlalu jauh untuk
dijangkau ketika kesempatan masih sangat mungkin sebagai harapan demi
harapan yang diberikan hidup, sehingga pada akhirnya seseorang justru lebih
mungkin untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya kurang penting.

Hubungan percintaan hingga keluarga mewarnai seluruh jalinan plot cerita,


yang menjadikannya tampak wajar untuk kita terima sebagai realitas yang
kita jalani. Novel ini juga memberikan tawaran kepada kita untuk lebih
menghayati tentang betapa sejauh apapun kita berlari dari segala persoalan
hidup, tempat terbaik dan terdekat di mana ingatan dan kenangan kembali
adalah keluarga.

Disampaikan dengan bahasa yang sederhana, menjadikan novel ini mudah


untuk dicerna tanpa harus merasa rumit atau bosan saat menikmatinya,
ditambah sentuhan warna merah jambu yang menjadi warna dasar kover,
dengan seekor kucing abu-abu gemuk menyertainya menjadikan buku ini
tampak begitu manis dan memikat. Karena jika ada orang-orang yang tidak
menyukai kucing, pastilah jumlahnya tidak sebanyak orang-orang yang
menyukainya.

 Keunggulan : Jika benda benda yang disayangi menghilang dan apa


pengaruhnya bagi manusia. Buku ini cukup menarik kehidupan sehari
hari untuk menghangatkan hati.
 Kelemahan: Alur mudah ditebak.

Penutupan: Buku ini memiliki pembelajaran yang berarti dan


perenungan mengenai bagaimana seseorang dan menghargai
kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai