Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

MAKALAH

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN PAI

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Sunarto, S.Pd.I, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

LISA MUTIA 1711010080

LULU HIDAYATUN NAFI’AH 1711010081

PUTRI RAHAYU NINGSIH 1711010121

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena rahmat dan
hidayahNya tim penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu. Shalawat beriring salam disampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW. yang telah membimbing umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman
ilmu pengetahuan.

Makalah ini membahas tentang “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN”


pembahasannnya dimulai dari hakikat pembelajaran, mekanisme pembelajaran,
komponen pembelajaran, suasana pembelajaran. Yang disusun sebagai tugas pada
mata kuliah STRATEGI PEMBELAJARAN PAI. Tim penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membantu dalam proses
pembelajaran. Juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga
terselesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan, untuk itu
kepada segenap pembaca mohon kritik dan sarannya guna tercapainya makalah
yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya, dengan senantiasa
mengharap rahmat serta Ridho Allah SWT. semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, September 2018

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran.........................................................................................2
B. Mekanisme Pembelajaran................................................................................... 4
C. Komponen Pembelajaran ………………………………………………………6
D. Suasana Pembelajaran ………………………………………………………....9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan aktivitas

utama dalam pendidikan. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan

perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan

perilaku hasil belajar bersifat kontinyu, fungsional, positif, aktif, dan

terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai

kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.

Adapun pembelajaran adalah kegiatan yang berproses melalui tahapan

perancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan demikian, efektivitas

sebuah proses pembelajaran ditentukan oleh interaksi ketiga komponen

tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat didalam pembelajaran?


2. Bagaimana mekanisme pembelajaran?
3. Apa saja komponen pembelajaran?
4. Bagaimana suasana pembelajaran?
C. Tujuan

1. Ingin mengetahui hakikat pembelajaran.


2. Ingin mengetahui mekanisme pembelajaran.
3. Ingin mengetahui komponen pembelajaran.
4. Ingin mengetahui suasana pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif,


proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu, proses yang diarahkan padasuatu tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu yang dipelajari. Sedangkan mengajar sendiri
memiliki pengertian upaya guru untuk “membangkitkan” yang
berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.1 Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Pembelajaran hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau
media tertentu ke penerima pesan. Dalam bentuk komunikasi
pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih
meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan atau
kompetensi.2
1
Wikipedia, “Pengertian Pembelajaran”, diakses dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, pada tanggal 14 September 2018 pukul 20.53 WIB
2
Sri Anitah, 2008, Modul Strategi Pembelajaran, h. 15.
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik
menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat
berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan
Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.3
Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.4
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang
dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya,
latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain
sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa
dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan
belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha
sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar berubah ke
arah yang lebih baik, dimana perubahan itu dengan didapatkannya
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama

3
Syaiful Sagala, 2011, Konsep dan Makna Pembelajaran, h. 66.
4
Ibid

3
dan karena adanya usaha. Pembelajaran bertujuan membantu siswa
agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya.

B. Mekanisme Pembelajaran
Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga
fase atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran yang dimaksud
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi.
Adapun dari ketiganya ini akan dibahas sebagaimana tahapan
mekanisme pembelajaran menurut Ibrahim5 yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kesiapan mengajar dalam penguasaan bidang
keilmuan yang menjadi kewenangannya, merupakan modal
dasar bagi terlaksananya proses pembelajaran yang baik.
Pengajar yang profesional dituntut untuk memiliki
persiapan dan penugasan yang cukup memadai, baik dalam
bidang keilmuan maupun dalam merancang program
pembelajaran yang akan disajikan.
Persiapan proses pembelajaran  menyangkut pula
penyusunan desain kegiatan belajar mengajar yang akan
diselenggarakan. Di dalamnya meliputi tujuan, metode,
media, sumber, evaluasi dan kegiatan belajar siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan
dinamika kegiatan belajar siswa yang dipandu dan dibuat
dinamis oleh pengajar. Untuk itu, pengajar dituntut untuk
memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan dalam

5
Ibrahim Dkk, Kurikulum Pembelajaran

4
mengaplikasikan metodologi dan pendekatan pembelajaran
yang tepat.Keberhasilan suatu proses pembelajaran banyak
bertumpu pada sikap dan cara belajar peserta didik, baik
perseorangan maupun kelompok. Tujuan pembelajaran 
merupakan  patokan  dan arah  yang harus  dijadikan 
pedoman oleh  guru  dalam  mengendalikan  proses 
pembelajaran,  khususnya  proses belajar siswa.  Tujuan
pembelajaran  harus dijabarkan  secara operasional  ke
dalam sejumlah bentuk perilaku (pengetahuan, sikap dan
ketrampilan) siswa dapat di ukur.
3. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan alat yang akan digunakan untuk
mengungkapkan taraf  keberhasilan  proses  pembelajaran 
khususnya  untuk  mengukur  hasil belajar  siswa. 
Melalui  evaluasi  dapat  diketahui  efektivitas  proses
pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi merupakan laporan akhir dari proses
pembelajaran,khususnya laporan tentang kemajuan dan
prestasi belajar siswa. Evaluasi secara otomatis merupakan
pertanggungajawaban pengajar dalam proses
pembelajaran.
4. Tahap Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari proses pembelajaran dapat
dipilah menjadi dua hal, yaitu:
(1)  Promosi, adalah penetapan untuk melangkahkan dan
meningkatkan lebih lanjut atas keberhasilan siswa. Bentuk
promosi bisa berupa melanjutkan bahasan atas materi
pembelajaran dan atau keputusan tentang kenaikan
tingkat. (2)  Rehabilitasi, adalah perbaikan atas
kekurangan yang telah terjadi dalam proses pembelajaran,

5
khususnya apabila terjadi tingkat keberhasilan siswa yang
kurang memadai.

C. Komponen Pembelajaran
Pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem karena
pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan
siswa. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang
melibatkan berbagai komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterelasi, dimana guru harus memanfaatkan
komponen tersebut dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ingin direncanakan.6
Komponen-komponen pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan titik awal yang sangat
penting dalam pembelajaran, sehingga baik arti maupun jenisnya
perlu dipahami betul oleh setiap guru maupun calon guru. Tujuan
pembelajaran merupakan komponen utama yang harus dirumuskan
oleh guru dalam pembelajaran, karena merupakan sasaran dari
proses pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus
dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin
dicapai. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen pertama dan
utama.
2. Materi Pelajaran
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua
dalam sistem
pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan
inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi dalam
proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran
adalah penguasaan materi pembelajaran (subject centered

6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. 20.

6
teaching). Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi
pelajaran oleh guru mutlak diperlukan. Guru perlu memahami
secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab
peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Materi
pelajaran ersebut biasanya digambarkan dalam buku teks, sehingga
sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi
yang ada dalam buku.
Namun demikian, dalam setting pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas dan
tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan
demikian, materi pelajaran sebenarnya bisa diambil dari berbagai
sumber.
3. Metode Pembelajaran
Metode diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam
lingkup peristiwa pendidikan untuk mempengaruhi siswa ke arah
pencapaian hasil belajar yang maksimal sebagaimana terangkum
dalam tujuan pendidikan. oleh sebab itu, metode memegang
peranan penting dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.
Metode pembelajaran adalah cara pembentukan atau pemantapan
pengertian peserta didik (penerima informasi) terhadap suatu
penyajian informasi/bahan ajar.7
Biasanya metode mengandung unsur:
(1) uraian tentang apa yang akan dipelajari,
(2) diskusi dan pertukaran pikiran,
(3) kegiatan-kegiatan yang menggunakan berbagai alat
instruksional, laboratorium, dan lain-lain,
(4) kegiatan-kegiatan dalam lingkungan sekitar sekolah,
seperti kunjungan, kerja lapangan, eksplorasi, dan
penelitian,

7
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif , h. 389.

7
(5) kegiatan-kegiatan dengan berbagai sumber seperti, buku
perpustakaan, alat audio visual, dan lain-lain,
(6) kegiatan kreatif seperti, drama, seni rupa, musik,
pekerjaan tangan dan sebagainya.
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa metode mengajar adalah
cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas
pada umumnya atau menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, peran metode sangat
penting. Karena demikian pentingnya kedudukan metode tersebut,
Mahmud Yunus pernah mengatakan bahwa metode itu lebih baik
dari materi ( ‫)اﻟﻄﺮﻳﻘﺔ أهَﻢ اﻟﻤ ﻣﻦ ﺎَدُة‬. Pentingnya metode dalam sebuah
kegiatan pembelajaran dan lainnya juga dikemukakan oleh Ali
Syari’ati dalam ungkapannya yang mengatakan bahwa seseorang
boleh kehilangan sesuatu, namun tidak boleh kehilangan tentang
metode mencari sesuatu itu.8
Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan kompetensi
yang ingin dicapai, ada berbagai macam metode yang dapat
digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4. Media / Alat
Media pembelajaran sangat berperan dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar karena dengan media peserta didik dapat
menerima pesan yang disampaikan oleh guru. Jadi media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan – pesan
pengajaran dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, minat, dan perhatian siswa dalam
belajar.

5. Evaluasi Pembelajaran

8
 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, 180.

8
Dalam bidang pendidikan, kegiatan evaluasi merupakan
kegiatan utama yang tidak dapat ditinggalkan. Begitu juga proses
evaluasi pada kegiatan belajar mengajar hampir terjadi setiap saat,
tetapi tingkat formalitasnya berbeda-beda. Evaluasi berhubungan
erat dengan tujuan instruksional, analisis kebutuhan dan proses
belajar mengajar. Tanpa evaluasi suatu sistem instruksional masih
dapat dikatakan belum lengkap. Itu sebabnya, evaluasi menempati
kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan
pembelajaran.

D. Suasana Pembelajaran

Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan


pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas yang dapat
menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik dapat belajar,
sehingga merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran. Siswa dapat
belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam
kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kaitan dengan proses
belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing
siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu
interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Hal ini senada seperti seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati,
bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu9:

1) Siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah


curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar,
2) Terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran
yang diharapkan.

9
Media Pustaka, “Suasana Pembelajaran Efektif”, diakses dari
http://www.mediapustaka.com/2014/06/suasana-pembelajaran-efektif. pada tanggal 15 September
2018 pukul 08.33 WIB

9
Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses belajar
mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar yaitu:

1. Memanggil setiap murid dengan namanya.


2. Selalu bersikap sopan kepada murid,
3. Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih
terhadap murid tertentu
4. Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap
pelajaran.
5. Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda
capai dalam pelajaran ini
6. Dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran
7. Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara
8. Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah
belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa dan lebih
memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap
siswa dalam belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang
memadai. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa suasana yang
efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:
1. Suasana belajar yang menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan membuat
pembelajaran akan berjalan efektif, apabila suasana
pembelajaran tersebut menyenangkan peserta didik akan lebih
rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkit minat
belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik
tercurah, lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan
kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta
didik bergerak), bersemangat perasaan gembira, konsentrasi
tinggi.
2. Suasana Bebas

10
Suasana bebas atau terbuka (permisif) merupakan
kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan atau berpendapat
sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga
dengan hal tersebut siswa tidak akan merasakan tekanan,
adanya rasa takut, malu dan lainnya terhadap guru ataupun
sesama peserta didik.
3. Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai
Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan
bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media
pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan, dituntut
mampu menggunakan metode mengajar secara stimulant untuk
menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.
Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang
Efektif, dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru juga
hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik, karena kelas
merupakan lingkungan yang paling utama dan merupakan
aspek lingkungan belajar yang paling utama dan merupakan
aspek lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan dengan
baik. Lingkungan kelas hendaknya diatur dan diawasi
sedemikian rupa agar kegiatan belajar lebih terarah dan dapat
merangsang siswa untuk giat belajar serta aktif mengikuti
pelajaran.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar
berubah ke arah yang lebih baik, dimana perubahan itu dengan didapatkannya
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena
adanya usaha. Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga
fase atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran yang dimaksud meliputi
tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Proses pembelajaran
merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang satu
sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi, dimana guru harus
memanfaatkan komponen tersebut dalam proses kegiatan untuk mencapai
tujuan yang ingin direncanakan.
Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan
berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi.
Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran
sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas yang dapat menciptakan
situasi yang memungkinkan anak didik dapat belajar, sehingga merupakan
titik awal keberhasilan pembelajaran. Siswa dapat belajar dengan baik dalam
suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk
belajar.
B. Saran
Untuk menjadi seorang pendidik kita harus membuat konsep dasar
pembelajaran, supaya bisa menjalankan pembelajaran dengan baik dan benar.
Seorang pendidik harus menguasai kompetensi yang ada didalam Undang-
Undang tentang guru dan dosen supaya bisa menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan tidak membuat peserta didik tertekan.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2008. Modul Strategi Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.
Daryanto. 2012. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif .
Yogyakarta: Gava Media.

Dkk, Ibrahim. 2002. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang.


MKDK Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurikulum Universitas Pendidikan
Indonesia.
Media Pustaka. Suasana Pembelajaran Efektif. diakses dari
http://www.mediapustaka.com/2014/06/suasana-pembelajaran-efektif. pada
tanggal 15 September 2018 pukul 08.33 WIB

Nata, Abuddin. 2014. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:


Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alphabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Wikipedia. Pengertian Pembelajaran. diakses dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, pada tanggal 14 September 2018
pukul 20.53 WIB.

Anda mungkin juga menyukai