Dosen Pengampu
Rd. Antono Damayanto B., Ir.,MMBAT
NID 412125267
Disusun oleh :
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nya
laporan sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Rencana Anggaran Biaya, Bapak Rd. Antono Damayanto B., Ir., MMBAT.
Laporan RAB (Rencana Anggaran Biaya) ini disusun dan diserahkan untuk
memenuhi persayaratan tugas besar mata kuliah RAB. Pada laporan ini memuat
hasil perhitungan RAB RSCM Jakarta.
Demikian laporan rencana anggaran biaya ini disusun dan disampaikan semoga
dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan perencanaan.
Penyusun
Dalam tahap konstruksi dari suatu siklus hidup sebuah proyek, biaya merupakan
faktor utama karena menyangkut modal yang harus ditanamkan dalam pelaksanaan
oleh kontraktor. Konsultan perencana dan pemilik sebagai penyediaan dana untuk
proyek juga sangat berkepentingan dengan faktor biaya tersebut. Pembiayaan suatu
bangunan tidak terlepas dari pengaruh situasi ekonomi umum dan perilaku para
peserta bisnis konstruksi. Dalam hal ini, pembengkakan biaya dapat identik dengan
penyebab biaya konstruksi tinggi. (Kaming, Peter F. dkk, “Penyebab Biaya Tinggi
Pada Industri Jasa Konstruksi Di Indonesia”, Jakarta, 2002).
Penyusunan anggaran proyek merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pengelolaan proyek konstruksi. Rendah atau tingginya penawaran akan
mempengaruhi terhadap proses awal proyek tepatnya pada saat tender. Sehingga
diperlukan kecermatan dalam penyusunan anggaran proyek, yang di dalamnya
membutuhkan pengalaman untuk mengestimasi nilai sebuah proyek. Untuk
mendapatkan estimasi yang tidak asal jadi diperlukan instrumen untuk melakukan
analisa. Instrumen yang umum dipakai di Indonesia adalah analisa BOW
(Burgerlijke Open bare Werken). Namun demikian, yang menjadi permasalahan
adalah ketika analisa tersebut digunakan, maka nilai proyek akan tinggi. Oleh
karena itu, untuk menentukan estimasi proyek pada awal tender selain diperlukan
Dalam menaksir atau menentukan nilai suatu proyek tidaklah mudah, kompleknya
jenis pekerjaan serta penggunaan tenaga, bahan dan alat yang berbeda-beda
menambah tingkat kompleksitas dalam penyusunan rencana anggaran biaya (RAB)
dan time schedule suatu proyek. Penentuan komposisi tenaga, bahan dan alat pada
suatu pekerjaan umumnya didapat dari pengalaman empiris. Di Indonesia para
estimator sering menggunakan analisa BOW yang ditetapkan tanggal 28 Pebruari
1921 pada jaman pemerintah Belanda dan SK-SNI (Standar Nasional Indonesia)
2002 sebagai dasar perhitungannya. (Sulistyawan, Abriyani. dkk, “Perhitungan
Rencana Anggaran Biaya Proyek Konstruksi Dengan Bahasa Pemrograman Visual
Basic”, Universitas Diponegoro, 2007).
Dan SNI 2002 ini telah di revisi dan ditetapkan menjadi SNI 2007. Maka penelitian
ini akan membandingkan penggunaan Analisa Biaya Konstruksi BOW dan SNI
2002 serta SNI 2007.
Manfaat setelah diselesaikannya Tugas Akhir ini adalah dihasilkan perangkat lunak
yang mempermudah user dalam menganalisa dan menghitung estimasi biaya
konstruksi pada proyek bangunan jalan.
Kualitas suatu estimasi biaya proyek tergantung pada tersedianya data dan
informasi, teknik atau metode yanng digunakan, serta kecakapan dan pengalaman
estimator. Tersedianya data dan informasi memgang peranan penting dalam hal
kualitas estimasi biaya proyek yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada awal
formulasi lingkup proyek, jika sebagian data atau informasi belum tersedia atau
belum ditentukan, maka estimasi atau perkiraan biaya yang dihasilkan masih berupa
perkiraan kasar dengan akurasi di atas 50%.
Dalam estimasi biaya, unsur – unsur yang menentukan adalah WBS (Work
Breakdown Schedule), volume ( quantity), dan harga satuan pekerjaan, WBS dan
volume, ketetapannya tergantung dari lengkapnya data berdasarkan gaambar dan
spesifikasi.
Jika kita lihat biaya banyak sekali pembagian jenisnya, jadi salah satu jenisnya
adalah biaya variable demikian juga biaya operasi perusahaan juga terbagi biaya
umum dan minimal transaksi jika ada biaya penjualan, biaya bunga, biaya lain-lain,
dan biaya luar biasa. Dan semua biaya tersebut ada sangkut pautnya dengan hasil
produk tersebut atau singkatnya total semua biaya yang dikeluarkan hanya lebih
kecil dari total penjualan, dan inilah tujuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
Menurut Carter dan Usry (2004:40), biaya tenaga kerja langsung adalah “tenaga
kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat
dibebankan secara layak ke produk tertentu”.
Pada umumnya biaya tenaga kerja terdiri dari :
1. Gaji pokok (original wages)
Gaji pokok adalah gaji yang harus dibayar kepada buruh sesuai dengan
kontrak kerja. Gaji pokok ini sering pula disebut gaji minimum.
2. Uang lembur (overtime)
Menurut Undang-Undang Perburuhan yang diakui secara internasional, jam
kerja seorang tenaga kerja adalah 40 jam dalam satu minggu. Seandainya
tenaga kerja bekerja satu minggu di atas 40 jam dalam satu minggu untuk
kelebihan jam kerja tersebut harus diberikan gaji tambahan dan gaji tambahan
itu disebut uang lembur atau overtime.
3. Bonus (incentive)
Incentive adalah gaji tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja yang
menunjukkan prestasi yang melebihi yang ditentukan. Disebut juga Overhead
manufaktur, beban manufaktur atau beban pabrik yang terdiri dari semua
biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.
Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
2.3 Anggaran
Anggaran merupakan implementasi dari rencana dari rencana strategi yang telah
ditetapkan. Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana dalam
bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam
unit moneter untuk periode satu tahun.
2. Pekerjaan pondasi;
II PEKERJAAN PONDASI DAN BETON -
1 Membuat Bekisting Pile Cap dari hebel 20.216 M³ 684,040.00 13,828,552.64
2 Membuat Sloof Beton Bertulang ( 200 KG Besi + Bekisting ) 229.32 M³ 3,859,300.00 885,014,676.00
3 Membuat Kolom Beton Bertulang ( 150 KG Besi + Bekisting ) 243.2 M³ 5,522,700.00 1,343,120,640.00
4 Membuat Ring Balok Beton Bertulang 1163.2725 M³ 5,002,900.00 5,819,735,990.25
5 Membuat Plat dak topi Beton Bertulang ( 115 KG Besi + Bekisting ) 4215.78 M³ 4,909,800.00 20,698,636,644.00
6 Membuat Meja dapur plat Beton Bertulang ( 125 KG Besi + Bekisting ) 264.637 M³ 5,021,800.00 1,328,954,086.60
Jumlah 30,089,290,589.49
Dibulatkan 30,089,290,580.00
Harga satuan pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain,
hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran bahan dan harga / upah
tenaga kerja yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun
rencana anggaran biaya suatu proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan
dan upah tenaga kerja di pasaran dan di lokasi pekerjaan yang akan dibuat. Berikut
merupakan contoh daftar harga material dan upah harga satuan di daerah
BODETABEK.
Gambar 3. 5 Kurva - S
BAB 4 Penutup
4.1 Kesimpulan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu gambaran banyaknya biaya yang
dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek kontruksi,
membangun rumah , gedung, jembatan , atau bangunan lainnya. Dalam menyusun
anggaran biaya harus mengikuti langkah – langkah sebagai berikut ;
1. Mempersiapkan gambar sketsa sedetail mungkin;
2. Menguraikan setiap item pekerjaan;
3. Menghiung volume setiap item pekerjaan;
4. Mempersiapkan daftar harga bahan dan upah pekerja yang dapat
diperoleh dari dinas pekerjaan umum di setiap daerah;
5. Menghitung harga satuan upah dan bahan;
6. Menyusun rencana anggaran biaya;
7. Rekapitulasi pekerjaan;
8. Membuat jadwal pekerjaan menggunakan kurva-s.
4.2 Saran
1. Gambar proyek haruslah lengkap mulai dari gambar pra-rencana, gambar
rencana, gambar detail.
2. Perhitungan volume sebaiknya dibaringi dengan gambar detal bangunan
supaya perhitungan volume tampak yata terhadap bangunan yang akan
dihitung.