Anda di halaman 1dari 3

1. Bagaimana mekanisme rujuk dan rujuk kembali pada kasus Tn. Ambu?

2. Apakah yang dimaksud dengan puskesmas terakreditasi?


Puskesmas terakreditasi adalah suatu pengakuan terhadap hasil dari proses penilaian
eksternal oleh komisioner akreditasi terhadap puskesmas.

3. Bagaimana cara melakukan spesifik problem solving yang berpusat pada Tn. Ambu
dengan penanganan secara komprehensif dan menyeluruh melalui pendekatan keluarga?

4. Apa itu Mandala of Health?


Mandala of Health adalah sebuah model ekosistem manusia. Dalam konsep mandala of
health, ada 3 komponen penting yang menyusun manusia secara utuh, yaitu body, mind,
dan spirit.

5. Bagaimana cara mendiagnosis infeksi sarcoptes scabiei?


Untuk mendiagnosa kudis ini dilakukan melalui kerokan kulit pada keropeng sampai
keluar darah dengan menggunakan skalpel. Hasil kerokan kulit itu diberi beberapa tetes
KOH 10% agar tungau terpisah dari reruntuhan jaringan kulit yang terbawa tersebut.
Setelah itu campuran tersebut diperiksa di bawah mikroskop

6. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit sarcoptes scabiei?


Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep yang
dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi. Banyak sekali obat-obatan yang tersedia di
pasaran. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain; tidak berbau,
efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva maupun kutu
dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah diperoleh dan murah harganya.
Sistemik
- Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnya klorfeniramin
maleat 0.34 mg/kg BB 3 x sehari.
- Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin, amoksisilin,eritromisin.
Topikal
- Obatan-obatan yang dapat digunakan antara lain:
1. Salep 2 – 4, biasanya dalam bentuk salep atau krim. Kekurangannya, obat ini
menimbulkan bau tak sedap (belerang), mengotori pakaian, tidak efektif membunuh
stadium telur, dan penggunaannya harus lebih dari 3 hari berturut-turut.
2. Emulsi benzil-benzoas 20 – 25%, efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 hari berturut-turut. Kekurangannya, dapat menimbulkan iritasi kulit.
3. Gamexan 1%, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium kutu,
mudah digunakan, serta jarang menimbulkan iritasi kulit. Namun obat ini tidak
dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anak dibawah usia 6 tahun, karena bersifat toksik
terhadap susunan saraf pusat. Pemakaiannya cukup satu kali dioleskan seluruh tubuh.
Dapat diulang satu minggu kemudian bila belum sembuh.
4. Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena selain memiliki efek antiskabies,juga
bersifat anti gatal.
5. Permetrin HCl 5%, efektifitasnya seperti Gamexan, namun tidak terlalu toksik.
Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relatif mahal.
Selain menggunakan obat-obatan, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah
upaya peningkatan kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci bersih bahkan sebagian ahli menganjurkan merebus handuk, seprai maupun
baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering. Menghilangkan faktor
predisposisi, antara lain dengan penyluhan mengenai higiene perorangan dan lingkungan.
2. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
3. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk
memutuskan rantai penularan.

7. Apa komplikasi yang dapat terjadi di rumah pada kasus?

Anda mungkin juga menyukai