Anda di halaman 1dari 2

PENUMPUKAN PENUMPANG KRL JURUSAN JAKARTA KOTA –

BOGOR PADA JAM PULANG KERJA

Oleh : Bagus Ammar Kartiko – 4118210025

Dosen : Ashri Prawesthy D, S.T, M.SiP

Dalam berkehidupan, sudah pasti makhluk hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain
untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia juga begitu, dalam bertahan hidup manusia
diharuskan untuk mencari nafkah dengan cara bekerja. Ketika bekerja, manusia berpindah
tempat dari tempat tinggal ke tempat kerja. Proses pindah suatu object dari suatu tempat ke
tempat lain yang lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tertentu.

Dalam proses perpindahan manusia tersebut, terdapat hal yang dapat menunjang perpindahan
tersebut. Hal itu adalah sarana transportasi. Di kota Jakarta, banyak sarana transportasi yang
dapat menunjang kebutuhan masyarakat Jabodetabek. Karena Kota Jakarta adalah pusat
pemerintahan sekaligus kota metropolitan, hal ini berakibat kebutuhan sarana transportasi yang
banyak.

Di kota Jakarta sendiri telah banyak tersedia sarana transportasi, mulai dari KRL, MRT,
Transjakarta, Jak-Lingko dan Transportasi online. Setiap sarana dan prasarana tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dalam artikel ini saya akan bahas sarana transportasi KRL. KRL merupakan kereta rel yang
bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama
ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani
para komuter. Terdapat beberapa rute KRL dan masing-masing rute
melayani tujuan yang berbeda. Dalam hal ini saya akan membahas KRL
jurusan Jakarta kota – Bogor.

Menurut pengalaman saya pada saat menaiki KRL jurusan Jakarta kota –
Bogor, terjadi penumpukan penumpang. Penumpukan mulai terjadi dari
stasiun Manggarai, karena disana merupakan stasiun transit. Biasanya
penumpang-penumpang yang naik dari stasiun Manggarai, merupakan
orang-orang yang kebanyakan berasal dari Stasiun Sudirman. Terlebih lagi
banyak orang-orang Bekasi yang naik dari stasiun Manggarai menuju ke
bogor.
Terlebih lagi lonjakan penumpang terjadi di stasiun Pasar Minggu. selanjutnya lonjakan
penumpang juga terjadi di stasiun Tanjung Barat, karena banyak pekerja yang bekerja di TB.
Simatupang yang berkumpul di stasiun Tanjung Barat, karena Stasiun terdekat adalah stasiun
Tanjung Barat.

Setelah dari itu, terdapat stasiun Universitas Pancasila, Universitas Indonesia, dan Stasiun
Pondok Cina, yang dimana mayoritas penumpang yang naik dari stasiun itu adalah mahasiswa
yang berkuliah di kampus-kampus terdekat.

Setelah melewati itu, aka nada stasiun Depok dan Depok baru dimana banyak pekerja yang
bekerja di Depok yang mulai naik KRL. Selanjutnya adalah Stasiun Citayam, dimana
merupakan stasiun transit dan sudah dipastikan akan terjadi lonjakan penumpang lagi.

Yang bisa saya simpulkan adalah pasti akan terjadi penumpukan karena adanya lonjakan
penumpang di beberapa titik yang berdampak cukup tinggi. Lonjakan penumpang itu tidak
dapat dihindarkan karena tujuan KRL dibuat untuk mengurangi kendaraan pribadi.

Solusi yang dapat diberikan adalah dengan memperbanyak armada transportasi, atau mungkin
dengan memfokuskan ke jalur kereta yang dirasa butuh banyak armada. Dengan
memperbanyak armada KRL diharapkan dapat memecah lonjakan penumping, karena
penumpang dapat terbagi di beberapa kereta.

Anda mungkin juga menyukai