Anda di halaman 1dari 3

BUDIDAYA TANAMAN

SIRIH MERAH

Disusun oleh:
Nadya Alaika Fitri
Nazla afla Pramudwita
Pinka Aulia Ratu
Rahadian Aulia Yusuf
Rani Aprilya
Salmaa Ayu Kartika
 Tujuan:
a) Untuk melestarikan tanaman sirih merah
b) Untuk mengetahui perkembangan sirih merah

 Dasar teori:
Sirih adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada
batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dikunyah
bersama gambir, pinang, tembakau dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan
dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang
bersifat malignan. Juga kapurnya membuat pengerutan gusi (periodentitis) yang dapat
membuat gigi tanggal, walaupun daun sirihnya yang mengandung antiseptik pencegah gigi
berlubang.
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang
tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm.
Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat
panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat dua benang sari yang
pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 – 6 cm dimana terdapat kepala
putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni
berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat
kekuningan.
Sebagai tanaman obat, manfaat sirih tak diragukan lagi. Jika selama ini orang lebih
mengenal sirih berdaun hijau dengan kandungan antiseptiknya, kini ada jenis sirih merah
yang dipercaya memiliki manfaat kesehatan yang lebih beragam. Khasiat daun sirih sudah
teruji secara klinis. Hingga kini, penelitian tentang tanaman ini juga terus dikembangkan.
Secara tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat,
misalnya dalam perkawinan adat Jawa. Daun sirih juga dimanfaatkan untuk menjaga
kebersihan gigi dan mulut dengan menyusurnya (makan sirih).
Namun, belakangan ini tanaman sirih merah (Piper betle L. Var rubrum), naik
daun karena dipercaya memiliki manfaat obat yang jauh lebih beragam. Bentuknya pun jauh
lebih menarik daripada sirih biasa. Meski belum diketahui dengan pasti asal tanaman obat
ini, sirih merah sering ditemui di berbagai daerah. Contohnya di lingkungan keraton
Yogyakarta dan lereng Gunung Merapi, Papua, Jawa Barat, Aceh, dan beberapa daerah
lainnya.
Daun sirih merah dapat mengobati berbagai penyakit seperti batuk, asma, radang
hidung, dan radang tenggorokan. Daun sirih merah mengandung senyawa-senyawa anti
bakteri seperti flavonoid, alkaloid, tanin, senyawa polifenolat, dan senyawa minyak atsiri.
Penelitian menunjukan bahwa jenis flanovoid yang terdapat pada daun sirih merah adalah
senyawa flavonol, flavonon, isoflavon, dan auron.
Tanaman sirih merah lebih suka tumbuh ditempat teduh. Misalnya dibawah
pohon yang rindang dan besar, atau bisa juga tumbuh ditempat yang sejuk. Tanaman ini
hanya butuh 60 - 75 % cahaya matahari. Dengan tumbuhnya tanaman ini ditempat teduh,
maka daunnya akan melebar. Warna merah keunguan yang cantik akan segera terlihat bila
daunnya dibalik.
Tanaman sirih merah banyak manfaat untuk kesehatan antara lain menurunkan
gula darah pada penderita diabetes tipe 2, menurunkan kolesterol dan tekanan darah,
sebagai penangkal kanker, mempercepat penyembuhan luka bakar, membatu menurunkan
depresi, menjaga kesehatan mulut dan gigi, menjaga saluran pencernaan, meningkatkan
energi, mengobati mimisan, sebagai obat batuk, sebagai antiseptic, mengobati asma,
mengobati penyakit jantung koroner, dan juga sebagai obat jerawat.

 Alat dan bahan:


a) Pot atau polybag yang telah dilubangi pada bagian bawah
b) Tanah merah
c) Pasir
d) Pupuk kompos
e) Gunting
f) Tanaman sirih merah
g) Air secukupnya

 Cara kerja:
1. Campurkan kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1:1:1.
2. Masukkan ¾ campuran tersebut ke dalam pot atau polybag.
3. Tanam batang sirih merah di dalam pot atau polybag.
4. Tutupi kembali dengan campuran tanah, pasir, dan kompos tersebut.
5. Siram dengan air secukupnya. Ingat! Jangan menyiram secara berlebihan.
6. Letakkan di tempat yang teduh.

 Hasil pengamatan

I II III IV
Ukuran

 Kesimpulan:

Anda mungkin juga menyukai