Anda di halaman 1dari 15

DIROFILARIOSIS

PENYAKIT PARASITER VETERINER

OLEH:
Kelompok 4 Kelas D

Angel Novelyn Leonard (1809511078)


Dwi Arum Permatasari (1809511097)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
RINGKASAN
Dirofilariosis adalah penyakit yang disebabkan oleh nematode berupa Dirofillaria immitis
dan umumnya menyerang anjing. Penyakit ini memiliki gejala yanga tidak jelas sehingga akan
sulit dideteksi pada fase awal infeksi. Cacing yang berpredileksi di jantung dan arteri pulmonalis
akan menyebabkan kerusakan pada aparu-paru dan jantung bahkan gagal jantung. Infeksi biasanya
disebabkan gigitan nyamuk pembawa larva stadium L3 sehingga meminimalisir keberadaan
nyamuk merupakan salah satu contoh pencegahan, selain itu dapat diberikan pul opbat cacing
broad sprectrum secara berkala. Pemberian obat cacing sebagai pengobatan sangat beresiko karena
cacing yang mati dapat menyumbat arteri pulmonalis. Diagnosa dapat dilakukan dengan berbagai
teknik seperti uji serologi dan radiologi.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya
kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Difofilariosis” ini dengan baik.

Penyusunan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Parasiter
Veteriner. Paper ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan
evaluasi agar paper ini lebih baik lagi dan bermanfaat bagi orang banyak.

Denpasar, 28 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN ................................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................... Error! Bookmark not defined.

Daftar Gambar ............................................................................................................................................. iv

BAB I ............................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 3

BAB III ......................................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4

3.1 Etiologi dirofilariosis .......................................................................................................................... 4

3.2 Siklus Hidup Dirofilariosis ................................................................................................................. 5

3.3 Patogenesis Dirofilariosis ................................................................................................................... 6

3.4 Gejala Klinis ....................................................................................................................................... 7

3.5 Diagnosis Penyakit Dilofilariosis........................................................................................................ 7

3.6 Pencengahan dan Pengobatan ............................................................................................................. 7

BAB IV ......................................................................................................................................................... 9

PENUTUP .................................................................................................................................................... 9

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 9

4.2 Saran ................................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 10

iii
Daftar Gambar

Gambar 1. Cacing Dirofilaria Immitis ......................................................................................4


Gambar 2. Siklus hidup Dirofilaria Immitis .............................................................................5
Gambar 3. Organ Terinfeksi .................................................................................................. 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anjing adalah salah satu hewan yang paling banyak dipelihara oleh manusia, hewan ini
pula tidak terhindar dari bahaya infeksi cacing. Salah satu infeksi cacing yang paling
mematikan bagi anjing adalah Dirofilariosis. Dirofilariosis disebabkan oleh infeksi Dirofilaria
imitis atau dikenal juga sebagai cacing jantung. Cacing yang tergolong nematode filarial ini
umumnya masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk dan cacing dewasa berpredileksi di jantung
terutama ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. (Reinecke,1983).
Di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti,
Aedes albopictus, Anopheles subalbatus, dan Culex quinquefasciatus dapat menjadi vektor D.
immitis (Karmil, 2002).
Keberadaan D. immitis dalam jantung secara patologis menyebabkan hipertensi pulmonari
dan kongesti jantung. Cacing ini termasuk kelas nematoda, famili filariidae, dan genus
Dirofilaria. Dengan bentuk tubuh langsing, berwarna putih, dan siklus hidupnya tidak langsung
dengan nyamuk sebagai vektor. Penyebaran terutama pada daerah beriklim sedang dan tropis
(Adam, 2001). Di Indonesia, cacing ini sering ditemukan pada anjing dan kucing (Karmil,
2002).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana etiologi dari Dirofilariosis ?

2. Bagaimana siklus hidup dari cacing Dirofilariosis ?

3. Bagaimana patogenesis dari penyakit Dirofilariosis ?

4. Bagaimana gejala klinis dari penyakit Dirofilariosis ?

5. Bagaimana diagnosis penyakit Dirofilariosis ?

6. Bagaimana tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan pada penyakit


Dirofilariosis ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini diantaranya adalah untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Ilmu Penyaki Parasit Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana. Berdasarkan dari pendahuluan yang meliputi latar belakang dan rumusan masalah
dapat diketahui tujuan dari penulisan paper ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui etiologi dari Dirofilariosis.

2. Untuk mengetahui siklus hidup dari cacing Dirofilariosis.

3. Untuk mengetahui patogenesis dari penyakit Dirofilariosis.

4. Untuk mengetahui gejala klinis dari penyakit Dirofilariosis.

5. Untuk mengetahui diagnosis penyakit Dirofilariosis.

6. Untuk mengetahui tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan pada penyakit
Dirofilariosis.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dari penulisan paper ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
penyakit-penyakit parasiter yang dapat menyerang hewan. Selain itu mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuannya sehingga terciptanya lingkungan maupun peternakan yang
bebas dari penyakit.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Dilofilariosis merupakan infeksi cacing jantung atau Dirofilaria imitis yang bersifat
mematikan pada anjing. Dilofilaria imitis adalah nematoda yang persebarannya tejadi melalui
nyamuk (Aedes aegypti, Aedes albopictus, Anopheles subalbatus, dan Culex quinquefasciatus) di
daerah yang hangat. Larva (L3) yang masuk akan berpindah dari jaringan otot ke arteri pulmonary
dalam waktu sekitar 6-9 bulan dan mengalami 2 kali fase pertumbuhan yaitu L4 dan L5, cacing
ini berprdileksi di jantung dan kebanyakan berada di ventrikel kanan. Cacing ini adalah nematode
parasitic mamalia dengan host definitive berupa anjing namun kasus pada hewan lain seperti
kucing, rubah, koyote bahkan manusia juga pernah terjadi. Cacing dewasa berukuran 20-30 cm
berpredileksi di arteri pulmonalis dan jantung sehingga kerusakan pertama umumnya terjadi di
paru-karu namun yang paling parah adalah gagal jantung. Cacing ini sangat mudah masuk ke host
dan umumnya akan terlambat diobati karena tidak memiliki gejala pada fase awal. Gejala
umumnya bersifat tidak pasti namun apabla hall tersebut sudah terjadi, infeksi sudah masuk ke
tahap kronis.

Pelacakan cacing ini hanya bisa dilakukan pada hewan yang terinfeksi cukup lama karena
teknik yang digunakan adalah pemeriksaan serologi untuk melihat kandungan antigen cacing
betina dalam darah hewan tersebut. Pelacakan dapat juga dilakukan dengan radiologi. Pengobatan
masih tergolong mahal dan beresiko tinggi, pembunuhan cacing dengan obat cacing dapat
menyebabkan penyumbatan pada arteri pulmonalis sehingga cara yang disarankan ialah dengan
pembedahan untuk mrngangkat cacing dalam jantung secara manual. Oleh karena itu, pencegahan
infeksi sangat disarankan dengan pemberian obat cacing broad spectrum secara berkala.

Cacing ini lebih diwaspadai pada anjing karena kasus pada hewan lain, contohnya kucing
memiliki prevalensi lebih rendah yaitu sekittar 1-9 cacing dibandingkan dengan jumlah besar yang
dapat di temukan pada jantung anjing. Tentu saja hal ini tetap tidak boleh dianggap remeh apalagi
cacing ini bersifat Zoonosis sehingga juga mengancam kelangsungan hidup manusia di sekitar
hewan yang terinfeksi. Kasus terbanyak saat ini terjadi pada anjing dengan prevalensi yang cukup
tinggi sehingga pengobatan masih difokuskan pada anjing.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Etiologi dirofilariosis

Klasifikasi cacing dirofilariosis sp.

Kingdom : Animalia

Phylum : Nematoda

Class : Chromadorea

Ordo : Rhabditida

Famili : Onchocercidae

Genus : Dirofilaria
Spesies :- Dirofilaria immitis

- Dirofilaria repens
Dirofilarios adalah penyakit yang disebabkan oleh nematoda spirurid dari genus Dirofilaria,
yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk Anopheles sp dan Culex sp sebagai vektor penularan.
Spesies yang paling penting yang menyebabkan dirofilariosis pada anjing Dirofilaria Immitis dan
Dirofilaria Repens, yang juga dapat mempengaruhi mamalia lainnya, termasuk kucing dan
manusia. Dirofilaria Immitis menyebabkan penyakit heartworm pada anjing dan akhirnya dapat
menyebabkan pembentukan Nodul atau tumor ganas paru pada manusia. Dirofilaria Repens pada
anjing biasanya asimtomatik, tetapi pada manusia parasit dapat melokalisasi dalam jaringan yang
berbeda dan organ (misalnya, mata, paru, dan testis) dan menyebabkan penyakit. (Marcondes,
2017)

Gambar 1. Cacing Dirofilaria Immitis

4
Cacing ini merupakan parasit pada sistem sirkulasi dimana cacing dewasa hidup dan
berpredileksi di usus sedangkan larva menyebar di kapiler-kapiler darah. Inang antara dari
parasit ini adalah dari filum arthropoda, yaitu nyamuk, nyamuk yang umum adalah culex.
Dirofilaria merupakan cacing ramping dari golongan nematoda yang panjang, yang
cenderung berwarna putih. Cacing ini memiliki kutikula tebal dengan bagian mulut yang
sederhana. Cacing jantan berukuran 12-18 cm, sedangkan cacing betina 25-30 cm karna mereka
memperoduksi telur. Cacing ini memiliki sistem perkembangbiakan secara vivipar, letak
vulvanya dekat ujung anterior cacing, menghasilkan stadium larva pertama yang motil, disebut
mikrofilaria. Mikrofilaria dalam pembuluh darah berukuran panjang 307– 322 μm, lebar 6.8
μm. Mikrofilaria dalam darah tidak mempunyai selubung, ujung anterior panjang dan ujung
posterior tumpul.
3.2 Siklus Hidup Dirofilariosis

Gambar 2. Siklus Hidup Dirofilaria Immitis

Cacing dirofilariosis memiliki siklus hidup yang tidak langsung. Cacing betina dewasa
menghasilkan larva stadium pertama yang disebut mikrofilaria. Larva tersebut masuk melalui
sirkulasi darah perifer. Setelah larva stadium pertama (150 µ) dihisap oleh nyamuk lalu akan
bermigrasi dan menyelesaikan stadium embrionalnya sebagai larva stadium kedua (230 µ) di
dalam tubuli malphigi dari nyamuk, dan berkembang sebagai larva stadium ketiga (800 µ).
Waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi larva stadium ketiga adalah antara 14 sampai
21 hari.

5
Dirofilaria pertama masuk ke tubuh host melalui gigitan nyamuk dalam stadium L3
(stadium infektif) dan berubah jadi L4 di bawah kulit bekas gigitan nyamuk, setelah seminggu
atau dua minggu. Lalu mereka berimigrasi ke otot toraks atau abdomen dan berubah menjadi
L5 (predewasa) setelah 45-60 hari setelah gigitan pertama. Setelah 75-120 hari setelah infeksi,
cacing predewasa memasuki aliran darah dan dibawa terus sampai pada arteri pulmonari.
Setelah itu, mereka menjadi cacing dewasa, bertambah besar secara ukuran, dapat bereproduksi.
3.3 Patogenesis Dirofilariosis

Gambar 3. Jantung terinfeksi

Jika jumlah cacing sedikit, gejala yang ditimbulkan belum nampak. Pada infeksi berat
terjadi menyumbat sirkulasi sehingga menyebabkan gagal jantung bagian kanan sehingga
jantung mengalami kongesti yang kronis. Cacing yg masih aktif menyebabkan endocarditis
pada katup jantung dan endarteritis pulmoner proliferatif yang diakibatkan adanya respon
terhadap produk-produk yg di ekskresi oleh cacing tersebut. Gumpalan cacing yang hidup atau
mati dapat menyebabkan emboli paru-paru (Admin, 2008).
Setelah ± 9 bln terjadi hipertensi pulmoner menyebabkan dikompensasi dengan terjadinya
hipertropi ventrikel kanan sehingga dapat menyebabkan gagal jantung kongestif yg ditandai
dengan terjadinya edema dan acites. Gumpalan cacing Dirofilaria immitis yang menyumbat di
vena cava posterior menyebabkan sindroma vena cava yang ditandai dengan hemolysis,
hemoglobinuria, bilirubinemia, ikterus, anoreksia, collaps dan dalam 2-3 hari bisa
menyebabkan kematian. Sumbatan mikrofilaria pada pembuluh darah ginjal jarang terjadi
(Ressang, 1980)

6
3.4 Gejala Klinis
Dirofilariasis pada anjing dapat menyebabkan kombinasi masalah kesehatan yang
melingkupi disfungsi dari paru-paru, jantung, hati, dan ginjal. Anjing belum menunjukkan
gejala klinis pada infeksi awal. Anjing baru menunjukkan beberapa gejala klinis seperti batuk
pada infeksi D. immitis ringan. Pada infeksi Dirofilaria yang sedang sampai parah, anjing akan
kehilangan berat badan, rambut kasar, batuk kronis, mudah lelah, dyspnoe, suara jantung yang
abnormal, hepatomegali, syncope, hydrotoraks, ascites, dan right-sided congestive heart failure
(gagal jantung sebelah kanan). Anjing juga dapat mati secara mendadak (Manalu, 2008).
3.5 Diagnosis Penyakit Dirofilariosis
Dirofilariasis dapat didiagnosis dengan melihat gejala klinis yang muncul dan melakukan
uji laboratorium. Uji-uji laboratorium yang biasa dilakukan adalah The modified Knott’s test,
ELISA deteksi antigen atau antibodi, radiologi, angiografi, dan ultrasonografi. The modified
Knott’s test adalah uji untuk memeriksa mikrofilaria dengan melakukan sentrifus sehingga di
dapat endapan mikrofilaria. Radiologi dilakukan untuk melihat abnormalitas pada jantung dan
paru-paru. Perubahan yang dapat diamati adalah pembesaran arteri pulmonari, dilatasi ventrikel
kanan jantung, hydrotoraks, dan ascites. Angiografi digunakan untuk melihat pembesaran
pembuluh darah dan adanya cacing di pembuluh darah. Ultrasonografi digunakan untuk melihat
dan mengevaluasi pembesaran bilik dan ventrikel jantung serta untuk melihat keberadaan
cacing di ventrikel kanan jantung atau arteri pulmonari. ELISA deteksi antibodi digunakan
untuk mendeteksi respon antibodi akibat paparan infeksi Dirofilaria. Uji ini memiliki
kelemahan yaitu akurasi rendah dan dapat terjadi cross reaction dengan parasitelain, misalnya
Dipetalonema reconditum. ELISA deteksi antigen digunakan untuk mendeteksi antigen yang
dihasilkan oleh D. immitis dewasa. Kelemahan dari ujiini adalah tidak dapat mendeteksi infeksi
yang kurang dari enam bulan (American Heartworm Society 2008; Attwell 1998; Manalu,
2008).
3.6 Pencengahan dan Pengobatan
Penanganan terhadap cacing jantung dapat dilakukan dengan pencegahan dan pengobatan.
Pengobatan dilakukan tiga tahap yaitu menghilangkan cacing dewasa, menghilangkan larva
cacing (mikrofilaria), tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi ulang.

7
1. Pencengahan

- Kontrol pengendalian vektor yaitu nyamuk Anopheles sp dan Culex sp


- Pemberian obat cacing broad spektrum secara rutin
- Pemberian Provet Pastiles Anti Parasits secara rutin terutama untuk anjing yang
sensitif terhadap preparat antiparasit tertentu. Kandungan Allin dan Alicine dari
ProVet Pastils Anti-Parasits akan tersirkulasi dalam darah dan mencegah vektor
menghisap darah anjing tersebut karena rasa yang tidak disukai vektor. Pastiles
produk dari Prof Pet Corporation ini terbuat dari bahan-bahan alami sehingga tidak
akan menimbulkan efek negatif pada anjing meskipun dikonsumsi dalam jangka
panjang dengan rasa enak yang disukai olah anjing.

2. Pengobatan

Dengan memberikan preparat obat cacing baik melalui injeksi maupun per-oral.
Penanganan dengan pembedahan (surgery) dilakukan untuk mengambil cacing secara manual
dan dilanjutkan dengan obat oral untuk membunuh mikrofilaria dalam darah.

- Levamisole : 5 mg/kg bb
- Ivomec : 200 mg/kg bb
- Diethyl Carbamasine : 25 mg/kg bb
- Advocat (moxidectine) : 30-90 ug/kg bb

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dirofilariosis adalah penyakit yang disebabkan oleh nematode berupa Dirofillaria immitis
dan umumnya menyerang anjing. Penyakit ini memiliki gejala yanga tidak jelas sehingga akan
sulit dideteksi pada fase awal infeksi. Cacing yang berpredileksi di jantung dan arteri
pulmonalis akan menyebabkan kerusakan pada aparu-paru dan jantung bahkan gagal jantung.
Infeksi biasanya disebabkan gigitan nyamuk pembawa larva stadium L3 sehingga
meminimalisir keberadaan nyamuk merupakan salah satu contoh pencegahan, selain itu dapat
diberikan pul opbat cacing broad sprectrum secara berkala. Pemberian obat cacing sebagai
pengobatan sangat beresiko karena cacing yang mati dapat menyumbat arteri pulmonalis.
Diagnosa dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti uji serologi dan radiologi.
4.2 Saran
Melihat lethalitas dirofilariosis dan kesulitan pengobatannya maka disarankan para
pemilik anjing untuk memberi obat cacing wide spectrum secara berkala sebagai upaya
pencengahan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Erawan, I Gusti Made Krisna, Ida Tjahajati, Wisnu Nurcahyo, Widya Asmara. 2015.
Antigen EkskretoriSekretori Cacing Jantung (Dirofilaria immitis) Jantan dan Betina yang
Berpotensi Sebagai Marka Diagnosis. Jurnal Veteriner Vol. 16 No. 4 : 463-467.
Hoch Heather, Strickland Keith, Dacvim. 2008. Canine and Feline Dirofilariasis: Cycle,
Pathophisiology and Diagnosis. Compendium.Vol.30 No.3.
Assady, Mubarak. et.al. 2016. Prevalence of Dirofilariasis on Local Dogs (Canis domestica)
in Lhoknga Aceh Besar Using Phatological Anatomy Method. Aceh : Jurnal
MedikaVeterinaria.
Manalu, R. M. 2008. Faktor Risiko Manajemen Pemeliharaan Anjing Terhadap Kejadian Infeksi
Dirofilaria Immitis di Wilayah Pulau Jawa dan Bali. Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
[American Heartworm Society]. 2008. Canine Heartworm Disease.
http://www.heartwormsociety.org/.
Taylor, Mike A, et.al. 2007. Veterinary Parasithology. Oxford: Blackwell Publishing
Marcondes, C.D. 2017. Arthropod Borne Diseases. Spinger

10

Anda mungkin juga menyukai