PENDAHULUAN
Islam mengajurkan kepada ummatnya agar selalu ingat mati. Islam juga mengjurkan
kepada ummatnya untuk mengjungi orang yang sedang sakit menghibur dan mendoakannya.
Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seseorang dari mahramnya yang paling
dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang mesti dilakukan terhadap jenazah ,
Menyelenggarakan jenazah adalah suatu perntah agama yang ditunjjukan kepada ummat
muslim, Apabilah perintah itu telah dilaksanakan dengan baik dan benar oleh sebhagian mereka.
Maka kewjiban melksanakan perintah itu sudah terbayar. Kewjiban yang demikian sifatnya
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari ilmu
juga.
Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu kelompok kaum muslimin apabila dalam
kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk melaksanakan fardhu kifayah
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah selanjutnya akan dipaparkan secara
terperinci insya Allah tentang penyelenggaraan jenazah. Di dalam makalah ini akan dijelaskan
hal-hal yang dikerjakan dalam penyelenggaraan jenazah dan juga doa-doa yang diucapkan dari
Penyelenggaraan Jenazah adalah prosesi pengurusan jenazah yang dilakukan mulai dari
syariat.
daerah telah ada orang yang telah menguasainya maka gugurlah kewajiban atas yang lain, namun
bila disuatu daerah tidak ada yang menguasainya maka wajib atas semua orang untuk
melaksanakannya, bila tidak ada yang melakukannya maka semua orang yang berada di daerah
tersebut berdosa.
orang itu sakit, menjelang ajal, di waktu datangnya ajal, menyiapkannya sesudah itu, sampai
selesai menguburnya semuanya telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah tentang itu secara
Walaupun penyelenggaraan jenazah itu merupakan fardhu kifayah, tetapi agama menganjurkan
supaya sebanyak mungkin orang menyertai shalat jenazah, mengantarnya ke kubur dan
menyaksikan penguburannya. Oleh sebab itu, kalau seseorang tidak menguasai ilmu tentang
Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti mengalami
kematian. Allah SWT telah berfirman :“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya
pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu............(Q.S. Ali ‘Imran/3 :
185)
B. Tanggapan seorang muslim terhadap orang yang meniggal dunia
Jika ada kerabat yang meninggal,keluarga yang meninggal hendaknya ikhlas dan rela
melepaskan kepergiannya. Semua yang di dunia ini hanyalah milik Allah SWT dan akan kembali
kepada-Nya. ﺍﻨﺎﷲﻮﺍﻨﺎﺍﻠﻳﻪﺭﺠﻌﻭﻥ
Artinya : “......Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” (Q.S.Al-
Baqarah/2 : 156)
“Dari Abu Hurairah,Nabi saw. bersabda : “Banyak-banyaklah kamu mengingat hal yang
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:
b. Menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,c. menutup badannya dengan
kain agar auratnya tidak terlihat,d. diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,e.
membayar utangnya,“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: “Diri orang mukmin itu
tergantung (tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya,hingga utang itu dibayar.”(H.R.
Tidak semua jenazah dimandikan. Ada beberapa syarat yang wajib dimandikan yaitu :
Apa bila mayat itu laki-laki maka yang berhak memnadikannya adalah laki-laki.
Permpuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahrammnya , sebaiknya
jika mayat itu adalah permpuan. Jika suami dan mahram masih ada, istri lebih berhak
memendikan suaminya.
Apa bila seorang istri meninggal dan ditempat itu tidak ada permpuan,suami atau
mahrammnya, mayat itu hendaklah “ ditayammumkan” tidak boleh dimandikan oleh laki-laki
yang lain. Rasulullah saw. Bersabda, “Jika seorang perempuan meninngal di lingkugan laki-laki
dan tidak ada perempuan lain atau laki laki meninggal di lingkungan perempuan-perempuan
dan tidak ada laki-laki selainnya maka hendaklah mayat-mayat itu ditayamumkan,lalu
dimakamkan. Keduangya itu sama halnya dengan orang yang tidak mendapatkan air” (H.R Abu
a. Kapas
plastic
e. Shampo
g. Kapur barus
pakaiannya, serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab si mayit barangkali
berada dalam kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit
miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar dari jasadnya mudah
mengalir darinya.
Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya.
Adapun bulu kelamin, maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar.
Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk.
Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang masih dalam
yang keluar.
tangannya atau sarung tangan untuk membersihkan jasad si mayit (membersihkan qubul
dan dubur si mayit) tanpa harus melihat atau menyentuh langsung auratnya, jika si mayit
3. Mewudhukan jenazah
Selanjutnya petugas berniat (dalam hati) untuk memandikan jenazah serta membaca
basmalah. Lalu petugas me-wudhu-i jenazah tersebut sebagaimana wudhu untuk shalat.
Namun tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut si mayit, tapi cukup dengan
memasukkan jari yang telah dibungkus dengan kain yang dibasahi di antara bibir si mayit
lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidungnya sampai bersih. Selanjutnya,
dianjurkan agar mencuci rambut dan jenggotnya dengan busa perasan daun bidara atau
dengan busa sabun. Dan sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk membasuh
Dan setiap kali membasuh bagian perut si mayit keluar kotoran darinya, hendaklah
dibersihkan. Apabila sudah bersih, maka yang wajib adalah memandikannya satu kali dan
mustahab (disukai/sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka ditambah lagi
memandikannya sampai bersih atau sampai tujuh kali (atau lebih jika memang dibutuhkan).
Dan disukai untuk menambahkan kapur barus pada pemandian yang terakhir, karena bisa
barus ini pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilang. Dianjurkan agar air yang
dipakai untuk memandikan si mayit adalah air yang sejuk, kecuali jika petugas yang
melekat pada jasad si mayit. Dibolehkan juga menggunakan sabun untuk menghilangkan
kotoran. Namun jangan mengerik atau menggosok tubuh si mayit dengan keras.
Dibolehkan juga membersihkan gigi si mayit dengan siwak atau sikat gigi. Dianjurkan juga
menyisir rambut si mayit, sebab rambutnya akan gugur dan berjatuhan. Setelah selesai dari
memandikan jenazah ini, petugas mengelapnya (menghandukinya) dengan kain atau yang
mencabuti bulu ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum memandikannya)
dan diletakkan semua yang dipotong itu bersamanya di dalam kain kafan. Kemudian
apabila jenazah tersebut adalah wanita, maka rambut kepalanya dipilin (dipintal) menjadi
Apabila masih keluar kotoran (seperti: tinja, air seni atau darah) setelah dibasuh
sebanyak tujuh kali, hendaklah menutup kemaluannya (tempat keluar kotoran itu)
dengan kapas, kemudian mencuci kembali anggota yang terkena najis itu, lalu si mayit
diwudhukan kembali. Sedangkan jika setelah dikafani masih keluar juga, tidaklah
Apabila si mayit meninggal dunia dalam keadaan mengenakan kain ihram dalam
rangka menunaikan haji atau umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah
perasaan daun bidara seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun tidak perlu dibubuhi
wewangian dan tidak perlu ditutup kepalanya (bagi jenazah pria). Berdasarkan sabda
Orang yang mati syahid di medan perang tidak perlu dimandikan, namun hendaklah
dimakamkan bersama pakaian yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka
Janin yang gugur, bila telah mencapai usia 4 bulan dalam kandungan, jenazahnya
hendaklah dimandikan, dishalatkan dan diberi nama baginya. Adapun sebelum itu ia
hanyalah sekerat daging yang boleh dikuburkan di mana saja tanpa harus dimandikan
dan dishalatkan.
Apabila terdapat halangan untuk memamdikan jenazah, misalnya tidak ada air atau
kondisi jenazah yang sudah tercabik-cabik atau gosong, maka cukuplah ditayamumkan
saja. Yaitu salah seorang di antara hadirin menepuk tanah dengan kedua tangannya
lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua punggung telapak tangan si mayit.
Hendaklah petugas yang memandikan jenazah menutup apa saja yang tidak baik untuk
disaksikan pada jasad si mayit, misalnya kegelapan yang tampak pada wajah si mayit,
Mengkafani dengan baik adalah mengafani degan kafan yang baik dan cara yang baik.
mencukupi,kualitasnya sedang, dan tidak berlebih lebihanatau terlalu mewah, baik dalam
Menggunakan kain kafan yang berwarna putih untuk mengkafani jenazah adalah sunnah
Rasulullah saw. Bersabda Pakaikan lah diantara pakaian pakaian mu (H.R.ahmad dari
Ibnu Abbas : 2109 dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas : 3380)
Dibentangkan tiga lembar kain kafan, sebagiannya di atas sebagian yang lain. Kemudian
didatangkan jenazah yang sudah dimandikan lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain
kafan itu dengan posisi telentang. Kemudian didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum)
dan kapas. Lalu kapas tersebut dibubuhi parfum dan diletakkan di antara kedua pantat jenazah,
serta dikencangkan dengan secarik kain di atasnya (seperti melilit popok bayi).
Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua
matanya, kedua lubang hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat
sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari
kedua telapak kakinya, dan juga pada kedua lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta
pusarnya. Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala jenazah.
Selanjutnya lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan dahulu, baru
kemudian yang sebelah kiri sambil mengambil handuk/kain penutup auratnya. Menyusul
kemudian lembaran kedua dan ketiga, seperti halnya lembaran pertama. Kemudian menambatkan
tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulunglah lebihan kain kafan pada
ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya dan dilipat ke atas wajahnya dan ke atas
kakinya (ke arah atas). Hendaklah ikatan tali tersebut dibuka saat dimakamkan. Dibolehkan
mengikat kain kafan tersebut dengan enam utas tali atau kurang dari itu, sebab maksud
pengikatan itu sendiri agar kain kafan tersebut tidak mudah lepas (terbuka).
Rukun adalah perbuatan yang harus dilakukan dan harus dalam perbuatan shalat,Rukun
shalat meliputi :
3. Takbir 4 kali
7. Salam
b. Syarat-syarat shalat jenazah
1. Shalat yang berlaku pada shlat lainnya berlaku juga pada pada shlat jenazah
mayat yang tertimpa reruntuhan, langsung terkubur, dan sangat sulit menggalinya
Mengubur mayat boleh dilakukan pada siang dan malam hari. beberapa sahabat rasul
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul di atas pundak
harus tergesa-gesa. Bagi para pengiring, boleh berjalan di depan jenazah, di belakangnya, di
samping kanan atau kirinya. Semua cara ada tuntunannya dalam sunnah Nabi. Para pengiring
tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi
Maksudnya galian lubang kubur diperdalam adalah mayat supaya tertup rapat tidak
tampak jasadnya, tidak tercium bauhnya, dan tidak mudah dimakan burung atau binatang
lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari
binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar. Lubang kubur yang dilengkapi liang
lahad lebih baik daripada syaq. Dalam masalah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita (non
muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam “Ahkamul
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar kubur pada
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya (membentuk huruf
U memanjang).
dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara perlahan. Jika tidak
dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam).” ketika menurunkan
wassalam.
Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan jasadnya
(dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali kepala dan
kedua kaki.
Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya, sebab tidak
ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap wajahnya, kecuali
bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram sebagaimana yang telah
dijelaskan.
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala dan
kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau papan
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi sesuatu
Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam liang
shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah
tersebut.
Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar tidak dilanggar
Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki air,
berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam (dalam masalah ini
terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan lihat “Irwa’ul Ghalil” II/206). Lalu
nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan, menginjaknya serta bersandar
padanya. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarang dari hal tersebut.
(HR. Muslim)
pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur). Karena ketika itu ruhnya
dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya. Maka disunnahkan agar setelah selesai
mayit (dan doa ini tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!).
A. Kesimpulan
Dengan penyelesaian makalah ini kami berharap dapat menambah ilmu pengetahuan
kita,serta tidak terlena atas apa yang ada di dunia kita hidup di dunia ini pada akhirnya akan
meninggal juga. Untuk itu sebelum kita menghampiri yang namanya kematian, baiknya kalau
1). memandikannya,
2). mengkafaninya,
3). menshalatinya,
4). menguburkannya.
Setelah itu manusia sudah tidak mempunyai urusan di dunia lagi kecuali amal ibadahnya selama
B. Saran-saran
Hidup di dunia tidaklah abadi, semua yang hidup akan mati. Persiapan yang baiklah yang
akan menjamin kita kedepannya. Sebelum urusan di dunia kita selesai maka gunakanlah waktu
yang sebaik-baiknya. Orang yang juga meninggal memerlukan bantuan kita untuk
menyelesaikan urusannya di dunia seperti pengkafanan hingga waktu takziyah. Jadi, betapa
pentingnya kita harus mengetahui tata cara tersebut secara tertib dan baik.
PENYELESAIAN JENAZAH
1803021156