Anda di halaman 1dari 42

PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT

DARI ASAM SULFAT DAN BAUKSIT


KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN
(Perancangan Evaporator (EV-201))

Oleh

SATWIKA KINKIN DARAJATUN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar


SARJANA TEKNIK

Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober

1989, sebagai putri bungsu dari empat bersaudara dari

pasangan bapak Budhiyono (Alm) dan ibu Amanah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Pasir Gintung

Bandar Lampung pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 10

Bandar Lampung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 15

Bandar Lampung pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswi penulis pernah menjadi pengurus

HIMATEMIA dan anggota BEM FT, DPM FT, CREMONA FT serta FOSSI FT.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Pupuk Kujang

(Persero) Cikampek, Jawa Barat dengan tugas khusus “Evaluasi Kinerja

Secondary Reformer (SR-201)”. Pada tahun 2013, penulis melakukan penelitian

dengan judul ” PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP

KONVERSI PADA PROSES ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM

PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) DENGAN BUTANOL” dan selama

menjadi mahasiswa penulis pernah menerima beasiswa BBM.

iii
SEBUAH KARYA KECILKU

Kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk ...

Allah SWT,, Sang Penguasa Dunia,,Sang Pemilik ragaku yang


Maha Memiliki Hidup Abadi,,Yang Mengasihi makhluknya
tanpa terbalaskan,, muara segala kebenaran dan jawaban atas
seluruh pertanyaan di dalam atau di luar semesta jagad raya
ini,,,,,,,,,,,,,,

Guru-guruku sebagai tanda hormatku, terima kasih atas ilmu yang


telah diberikan.

Kedua orang tuaku, BUDHIYONO dan AMANAH


“THE EPIGRAPH OF MY STRENGHT”
sebagai satu pengganti atas jutaan pengorbanan,
terimakasih atas segala doa, kasih sayang serta cinta kalian.
Kakak-kakakku tercinta, serta seluruh keluarga, terimakasih
atas doa dan dukungannya.

Dan tak lupa kupersembahkan kepada Almamaterku tercinta,


semoga berguna dikemudian hari.
----M O T T O---

”KEMENANGAN SELALU BERSAMA


KESABARAN,,SETELAH KESUSAHAN PASTI ADA
KESENANGAN DAN SETELAH KESULITAN PASTI
ADA KEMUDAHAN (H.R. AHMAD)

TERUSLAH BERHARAP LEBIH TUK BERLARI,,KARENA


MUNGKIN HARI INI TAKKAN PERNAH
KEMBALI,,BERJALANLAH PERLAHAN MENYELESAIKAN
HARI,,SETIAP COBAAN JANGAN KAU JADIKAN SATU
KENANGAN YANG MEMILUKAN ,,JALAN BEGITU
PANJANG MEMBENTANG,,JANGAN KAU LEWATKAN
TANPA HARAPAN,,,TERUS BERDIRILAH TEMAN DENGAN
HARAPAN.

”Even in the dark ness there is always a hope of light.


So Keep your dream in Your Pray
Do your best and Allah will do the rest”
SEBUAH KARYA KECILKU

Kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk ...

Allah SWT,, Sang Penguasa Dunia,,Sang Pemilik ragaku yang


Maha Memiliki Hidup Abadi,,Yang Mengasihi makhluknya
tanpa terbalaskan,, muara segala kebenaran dan jawaban atas
seluruh pertanyaan di dalam atau di luar semesta jagad raya
ini,,,,,,,,,,,,,,

Guru-guruku sebagai tanda hormatku, terima kasih atas ilmu yang


telah diberikan.

Kedua orang tuaku, BUDHIYONO dan AMANAH


“THE EPIGRAPH OF MY STRENGHT”
sebagai satu pengganti atas jutaan pengorbanan,
terimakasih atas segala doa, kasih sayang serta cinta kalian.
Kakak-kakakku tercinta, serta seluruh keluarga, terimakasih
atas doa dan dukungannya.

Dan tak lupa kupersembahkan kepada Almamaterku tercinta,


semoga berguna dikemudian hari.
SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, karunia, kekuatan juga kesabaran sehingga tugas akhir yang
berjudul “Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat
Kapasitas Lima Puluh Ribu Ton/Tahun” dapat diselesaikan.
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.Azhar, M.T., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia.
2. Bapak Darmansyah, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I atas semua
ilmu, saran, dukungan dan nasehat yang kelak akan sangat berguna di
kemudian hari.
3. Ibu Simparmin br Ginting, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, atas
semua perhatian, saran, bantuan dan kesabarannya dalam membimbing
penulis menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Dr. Eng. Dewi Agustina I., S.T., M.T selaku dosen penguji I atas
semua kritik dan saran dalam perbaikan isi dan penulisan laporan Tugas
Akhir ini.
5. Bapak Edwin Azwar, S.T.,P.GD., M. T. A., PhD selaku dosen penguji II
yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan laporan
ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu
bermanfaat.
7. Seluruh staf di Jurusan Teknik Kimia yang telah banyak membantu
penulis selama masa perkuliahan.
8. Kedua orang tuaku tersayang serta seluruh keluargaku, yang selalu
mendoakanku di setiap waktu dan tidak pernah henti-hentinya
memberikan dukungan dan semangat.
9. Marga Saputra, selaku rekan penulis dalam pengerjaan tugas akhir, terima
kasih untuk semangat, kesabaran, pengorbanan dan kerja kerasnya.
10. Sahabat-sahabat Ledom tercinta (adel, ika, nanda, tika, tya, yulia) yang
telah bersama-sama dari awal kuliah.
11. Teman-teman seangkatan (2007) dan seluruh teman seperjuangan Teknik
Kimia Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
12. My best supporter ever bumiayi.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tugas akhir ini


masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, komentar, saran dan kritik akan
diterima dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Bandar Lampung, Agustus 2014


Penulis,

Satwika Kinkin Darajatun


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Kegunaan Produk ........................................................................................ 3
C. Analisis Pasar ............................................................................................. 4
D. Lokasi Pabrik .............................................................................................. 7

II. DESKRIPSI PROSES


A. Jenis-Jenis Proses ........................................................................................ 10
B. Pemilihan Proses ......................................................................................... 15
C. Uraian Proses .............................................................................................. 19

III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK


A. Bahan Baku ............................................................................................... 22
B. Produk ........................................................................................................ 23

IV. NERACA MASSA DAN ENERGI


A. Neraca Massa ............................................................................................ 24
B. Neraca Energi ............................................................................................. 28

V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses ......................................................................................... 34
B. Peralatan Utilitas ....................................................................................... 51

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH


A. Unit Pendukung Proses ............................................................................. 66
1. Unit Penyediaan Air.............................................................................. 66
2. Unit Penyediaan Listrik ........................................................................ 86
3 Unit Pengadaan Bahan Bakar................................................................ 91
4. Unit Penyediaan Udara Tekan. ............................................................. 91
5. Unit Penyediaan Steam. ........................................................................ 92
vi

B. Pengolahan Limbah ................................................................................... 95


C. Laboratorium ............................................................................................. 99
D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses..................................................... 103

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK


A. Lokasi Pabrik ............................................................................................ 105
B. Tata Letak Pabrik ...................................................................................... 109

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN


A. Bentuk Perusahaan .................................................................................... 115
B. Struktur Organiasi Perusahaan .................................................................. 118
C. Tugas dan Wewenang................................................................................ 122
D. Status Karyawan dan Sistem Pengupahan ............................................... 130
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan.............................................................. 131
F. Penggolongan Karyawan dan Jumlah Karyawan ..................................... 134
G. Kesejahteraan Karyawan........................................................................... 136

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI


A. Investasi..................................................................................................... 147
B. Evaluasi Ekonomi...................................................................................... 150
C. Discounted Cash Flow .............................................................................. 152

X. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ................................................................................................... 154
B. Saran .......................................................................................................... 154

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D UTILITAS
LAMPIRAN E INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
LAMPIRAN F TUGAS KHUSUS
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Harga Bahan Baku dan Produk .............................................................. 4


1.2. Data Impor Aluminium Sulfat Indonesia................................................ 9
1.3. Data Pabrik Aluminium Sulfat di Indonesia ........................................... 9
1.4. Data Ekspor Aluminium Sulfat di Indonesia ......................................... 10
1.5. Data Kebutuhan Aluminium Sulfat Di Indonesia .................................. 11
2.1. Perbandingan Proses Pembuatan Aluminium Sulfat .............................. 13
3.1. Komposisi Bauksit ................................................................................. 22
4.1. Neraca massa Total ................................................................................. 24
4.2. Neraca massa komponen pada reaktor.................................................... 25
4.3. Neraca massa komponen pada centrifuge .............................................. 26
4.4. Neraca massa komponen pada Evaporator ............................................. 26
4.5. Neraca massa komponen pada Crystalizer ............................................. 27
4.6. Neraca massa komponen pada Centrifuge .............................................. 27
4.8. Neraca panas disekitar Heater................................................................. 28
4.9. Neraca panas disekitar Reaktor............................................................... 29
4.10. Neraca panas disekitar Evaporator ......................................................... 31
4.12. Neraca panas disekitar Crystalizer.......................................................... 31
4.13. Neraca panas disekitar Centrifuge .......................................................... 47
4.14. Neraca panas disekitar Heater................................................................. 32
4.15. Neraca panas disekitar Rotary Dryer ...................................................... 33
4.16. Neraca panas disekitar Heater ............................................................... 33
6.1. Standar Air Untuk Kebutuhan Domestik ............................................... 66
6.2. Kebutuhan Air Untuk Standar Uses ....................................................... 68
6.3 Kebutuhan Air Untuk Pendingin............................................................. 69
6.4. Bahan Baku Mutu Air Proses.................................................................. 75
6.5. Kebutuhan Steam ................................................................................... 76
6.6 Kebutuhan Penerangan Untuk Area Penerangan ................................... 87
6.8. Kebutuhan Penerangan Untuk Area Luar Bangunan ............................. 88
6.9. Kebutuhan Listrik Untuk Alat Proses .................................................... 89
6.10 Kebutuhan Listrik Untuk Alat Utilitas.................................................... 95
6.11. Kebutuhan Amoniak Refrigrant ............................................................. 95
6.12. Syarat – Syarat Kualitas (Mutu) Air Limbah ......................................... 96
6.13 Tingkat Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ....................... 104
6.14. Pengendalian Variabel Utama Proses .................................................... 95
7.1. Pemilihan Lokasi Pabrik .......................................................................... 96
8.1. Jadwal masing-masing regu .................................................................... 135
8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ................................................ 136
8.3. Penggolaongan Tenaga Kerja ................................................................ 138
9.1. Fixed Capital Investment ....................................................................... 146
9.2. Manufacturing cost ................................................................................. 147
9.3. General expenses .................................................................................... 148
9.4. Biaya Administratif ................................................................................ 148
9.5. Minimum acceptable persent return on investment ................................ 150
9.6. Acceptable pay out time untuk tingkat resiko pabrik .............................. 151
9.7. Hasil uji kelayakan ekonomi................................................................... 153
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Inpor Aluminium Sulfat dari Tahun ke -1 sampai tahun ke - 6............. 6


2.1. Diagram Alir Pembuatan Aluminium Sulfat ........................................ 12
2.2. Diagram Alir Proses Guilini ................................................................. 14
6.1. Cooling Tower........................................................................................ 72
6.2. Diagram Diagram Cooling Water System ............................................ 73
6.2. Diagram Alir Pengolahan Air ............................................................... 78
6.3. Diagram Dearator ................................................................................. 86
6.4. Siklus Liquifikation ............................................................................... 94
7.1. Peta Lokasi Pabrik ................................................................................... 106
7.2. Tata Letak Pabrik.............................................................................................. 112
7.3. Tata Letak Alat Proses ........................................................................... 114
8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 120
9.1. Grafik Analisa Ekonomi ............................................................................... 152
9.2. Kurva Cummulative Cash Flow ............................................................. 153
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Proses industrialisasi ditandai dengan banyaknya pabrik yang berdiri disuatu

tempat. Selain dapat menyerap tenaga kerja juga dapat menambah pendapatan

negara yang berasal dari pajak dan devisa. Penadapatan tersebut selanjutnya

dapat digunakan untuk pembangunan di berbagaia bidang industri sehingga

taraf hidup masyarakat meningkat. Pertumbuhan sektor industri termasuk

didalamnya industri kimia semakin pesat seiring dengan pesatnya

perkembangan teknologi. Pembangunan industri kimia yang mengahsilkan

produk antara sangat menguntungkan karena dapat mengurangi

ketergantungan impor Indonesia terhadap luar negeri. Terlebih dengan

pengguanan bahan baku dari sumber daya alam yang banyak terdapat di

Indonesia, biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut dapat

diminimalisir. Salah satu bahan baku yang ada adalah bauksit dan dapat

diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat.

Aluminium sulfat termasuk dalam “heavy chemical industy” yang memegang

peranan penting dari segi ekonomi. Heavy chemical adalah bahan kimia yang

diproduksi dalam volume besar dengan harga remdah yang konsumen

utamanya dari berbagai industri. Aluminium sulfat juga merupakan senyawa

terpenting kedua dalam industri setelah aluminium oksida. Bermacam-macam


2

industri bahkan hampir semua industri memerlukan komoditi ini baik sebagai

bahan baku maupun sebagai bahan pembantu. Kebutuhan aluminium sulfat

yang diperkirakan terus meningkat menyebabkan kini telah banyak berdiri

industri di Indonesia yang menghasilkan produk ini. Industri yang

menggunakan aluminium sulfat sebagai bahan baku adalah industri sabun dan

detergent, petrokimia, pulp atau kertas, pewarna, farmasi, antiseptik kulit dan

sintesis bahan kimia lainnya. Pemakaian aluminium sulfat sebagai bahan

pembantu digunakan dalam water treatment dan pengolahan limbah.

Di Indonesia, kebutuhan akan aluminium sulfat dalam negeri dipenuhi oleh

produksi dalam negeri dan dari impor. Pendirian pabrik ini diutamakan untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya diekspor. Pendirian pabrik ini

diharapkan mampu mengurangi impor dan ketergantungan dari luar negeri,

Membuka peluang didirikannya industri yang menggunakan aluminium sulfat

sebagai bahan baku. Selain itu dapat menambah pemasukan negara dari

pajak, dan mengurangi pengangguran.

Penggunaan bahan baku berupa biji bauksit yang banyak terdapat di

Indonesia dan bahan pendukung berupa serbuk besi dan asam sulfat dapat

dipenuhi dari dalam negeri sehingga ketergantungan pabrik terhadap luar

negeri sangat kecil. Pendirian pabrik ini juga mampu meningkatkan devisa

negara, karen jika yang diekspor hanya berupa biji bauksit keuntungan yang

diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan mengekspor aluminium sulfat. Hal


3

ini memngingat pangsa pasar luar negeri masih cukup besar terutama di

negara-negara yang tidak memiliki sumber daya alam berupa biji bauksit.

B. Kegunaan Produk

Aluminium sulfat merupakan bahan penunjang yang penting untuk

bermacam-macam industri. Produk aluminium sulfat berupa kristal putih.

Adapun kegunaan aluminium sulfat adalah :

1. Sebagai penjernih air, mengontrol pH air dan membantu mengolah air

buangan yaitu sebagai koagulan yang dapat mengendapkan bermacam-

macam kotoran dan bakteri sehingga air itu menjadi bersih terbebas dari

pemcemaran dan memenuhi standar air minum yang diijinkan.

2. Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses pembuatan pulp dan

kertas yaitu untuk mengendapkan damar yang larut dalam kanji pada serat

kertas, mengontrol pH pada bubur kertas, setting ukuran kertas dan

membantu mengolah air pulp dengan cara menambahkan aluminium

sulfat kedalam pulp kertas sebelum masuk kedalam mesin pembuat kertas

3. Sebagai bahan baku pembuatan kaleng untuk mengawetkan makanan,

sebagai koagulan pada industri karet sintetis, bagai bahan pembantu pada

proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan bahan-bahan kimia, pencegah

api pada bahan penyekat, kosmetik, obat-obatan, alat pemadam api, bahan

cat. (Mc.Ketta dan Kirk Othmer).


4

C. Analisa Pasar

1. Harga Bahan baku dan Produk

Berikut ini adalah harga bahan baku dan harga Aluminium Sulfat pada

tahun terakhir.

Tabel 1.1. Harga Bahan Baku dan Produk

No Bahan Harga (US $/kg)


1 Bauksit 0,036
2 Asam Sulfat 0,2
3 Aluminium Sulfat 0,4
4 Serbuk Besi 0,15
Sumber: 1) antam.com (2013)
2) aneka-kimia-inti.indonetwork.co.id
3) alibaba.com
Kurs 1US $ = Rp.12.000 ( bi.go.id ,diakses pada 14 Desember 2013)

2. Kebutuhan Pasar

Kebutuhan aluminium sulfat Indonesia sampai saat ini sebagian masih

dipenuhi oleh oleh luar negeri. Pemenuhan kebutuhan ini misalnya dari

Jepang, China, India, Australia, dan lain-lain. Berikut adalah data impor

aluminium sulfat di beberapa tahun terakhir.

Tabel 1.2. Data Impor Aluminium Sulfat Indonesia


Tahun Impor (ton/tahun)
2007 85,09
2008 96,35
2009 98,31
2010 100,04
2011 80,59
2012 80,43
Sumber : Indochemical, 2012
5

Kecenderungan menurunnya jumlah impor aluminium sulfat karena telah

banyak berdiri pabrik penghasil aluminium sulfat di Indonesia. Berikut adalah

data perusahaan penghasil aluminium sulfat di Indonesia :

Tabel 1.3. Data Pabrik Aluminium Sulfat di Indonesia


Nama Pabrik Kapasitas (ton/tahun)
PT. Indonesia Acid Industri 44.600
PT. Dunia Kimia Utama 10.000
PT. Mahkota Indonesia 50.000
PT. Liku Telaga 20.000
PT. Aktif Indonesia Indah 20.868
PT. Utama Inti Hasil Kimia Industri 3.000
PT. Nebraska Utama 5.400
PT. Acid Ariaguna 15.000
PT. Indah Kiat Pulp & Paper 3.700
PT. Madu Lingga Perkasa 6.000
PT. Timurraya Tunggal 18.000
PT. Tawas Sembada Murni 20.000
Total Kapasitas Nasional 214.700
Sumber : kemenperin.go.id

Sebagaimana diketahui di Indonesia telah banyak industri yang memproduksi

aluminium sulfat, ternyata memberikan dampak positif terhadap ekspor

komoditi tersebut. Berikut adalah data ekspor aluminium sulfat di beberapa

tahun terakhir.

Tabel 1.4. Data Ekspor Aluminium Sulfat Indonesia


Tahun Ekspor (ton/tahun)
2008 19.825
2009 1.728
2010 1.614
2011 1.656
2012 1.982
Sumber : Indochemical, 2012
6

Kebutuhan aluminium sulfat di Indonesia mengalami pada setiap tahunnya.

Indikasi ini didasarkan atas perkembangan industri pemakainya yang

mengalami perkembangan cukup pesat. Di samping masih tingginya minat

investasi pada sektor industri, industri pemakai yang ada juga aktif

melakukan perluasan pabrik. Melalui penjumlahan produksi dan impor di

setiap tahunnya serta pengurangan dari sektor ekspor maka didapat jumlah

konsumsi aluminium sulfat. Berikut adalah data kebutuhan (konsumsi)

aluminium sulfat di Indonesia.

Tabel 1.5. Data Kebutuhan Aluminium Sulfat Indonesia


Tahun Kebutuhan Aluminium Sulfat (ton/tahun)
2008 143.013,9
2009 149.329,3
2010 159.913,5
2011 175.406

180.000,00
y = 10776x - 2E+07
R² = 0,965
170.000,00
y = 2E+07ln(x) - 2E+08
R² = 0,964
160.000,00

Linear (Series1)
150.000,00
Log. (Series1)
140.000,00 Poly. (Series1)

130.000,00 y = 2294.x2 - 9E+064 + 9E+05


R² = 1
120.000,00
2007 2008 2009 2010 2011 2012

Dari pendekatan-pendekatan yang dilakukan di atas maka digunakan


persamaan polynomial dengan R= 1
7

Y = 2294.x2 - 9E+064 + 9E+05

dengan :

x = tahun ke – ( 9 )

y = kebutuhan

sehingga didapat y = 267.714 ton/tahun

Produksi yang telah dipenuhi pabrik di Indonesia sebesar 214.700 ton/tahun.

Kapasitas produksi didapat dengan cara mengurangkan kebutuhan yang

didapat pada tahun 2020 dengan keseluruhan produksi dalam negeri, sehingga

masih terdapat kekurangan sekitar 50.000 ton/tahun.

D. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik merupakan hal penting untuk kelangsingan berjalannya

produksi dan daya saing perusahaan. Hal ini disebabkan lokasi suatu pabrik

dapat mempngaruhi investasi awal, perolehan bahan baku, tenaga kerja,

fasilitas transportasi dan lain-lain.Secara singkat dapat dapat dikatakan bahwa

orientasi perusahaan dalam penentuan lokasi pabrik ayaitu untuk mendapatkan

keuntungan teknis dan ekonomis seoptimal mungkin. Terdapat 2 faktor yang

digunakan dalam penentuan lokasi pabrik, yaitu:

1. Faktor Primer : Letak pabrik terhadap bahan baku dan pasar, transportasi,

ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sumber air dan listrik

2. Faktor Sekunder : Harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan

gedung, peraturan daerah dan keadaan masyarkat setempat,iklim serta

keadaan tanah.
8

Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka loaksi yang dipilih adalah di daerah

Kepulauan Riau, dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Penyediaan Bahan Baku


Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan proses suatu

pabrik sehingga pengadaanya perlu diperhatikan. Lokasi pabrik yang

dekat dengan bahan baku juga akan mengurangi biaya transportasi

maupun penyimpanan. Bahan baku utama pembuatan aluminium sulfat

adalah bauksit yang diperoleh dari pertambangan milik PT. Aneka

Tambang di daerah Bintan, Kepulauan Riau yang pengirimannya lewat

jalur darat. Asam sulfat dan serbuk besi diperoleh dari PT. Dunia Kima

Utama, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

2. Pemasaran Produk
Aluminium sulfat merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh banyak

industri sebagai bahan pembantu maupun sebagai bahan utama. Lokasi

pabrik yang dekat dengan pemasaran sangat peting untuk menghemat

biaya transportasi dan mudah dijangkau konsumen. Lokasi pabriknya juga

strategis karena dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah

distribusi.

3. Ketersediaan Air dan Listrik


Ketersediaan air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu

pabrik baik untuk proses, pendingin, atau keperluan sanitasi dan kebutuhan

lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan air,sumber air biasanya berasal dari

sungai, danau, laut ataupun air hasil pengeboran. Pada pabrik ini sumber

air yang digunakan berasal dari laut karena letaknya yang berdekatan

dengan laut. Lokasi pabrik dekat dengan sumber air sehingga kebutuhan
9

air untuk proses dan utilitas dapat terpenuhi. Kebutuhan listrik didapat dari

generator yang bahan bakarnya berupa fuel gas atau dari PLN daerah itu

sendiri.

4. Ketersediaaan Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan pelaku dari proses produksi. Ketersediaan tenga

kerja yang termapil dan terdidik akan memperlancar jalannya proses

produksi. Sumber tenaga kerja di daerah ini cukup banyak karena

lokasinya yang terletak di kawasan industri. Penerimaan tenaga kerja

untuk pabrik ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di daerah

tersebut.
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

A. Jenis-Jenis Proses

Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah

satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air.

Alum berbentuk kristal putih, bersifat larut dalam air dan tidak dapat larut

dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan aluminium sulfat

tersedia dalam jumlah yang cukup besar di dalam negeri. Alumunium Sulfat

dapat dibuat dengan berbagai cara dan dengan bahan baku baik dari bauksit

atau dari alumina.

Dalam pembuatan Aluminium Sulfat dikenal 2 macam proses yang umum

digunakan,yaitu :

a. Aluminium Sulfat menggunakan Bahan Baku Bauksit dan Asam

Sulfat

Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan bahan

yang mengandung Al2O3 dengan asam sulfat 60% dalam suatu reaktor

dan dijalankan pada suhu 90oC dengan tekanan 1 atm. Bahan yang umum

digunakan dalam proses ini adalah bauksit. Pemilihan proses yang dipilih

tergantung pada spesifikasi produk yang diinginkan dan kualitas dari biji

bauksit itu sendiri, dalam hal ini yaitu komposisi campuran logam

terutama Feri Oksida (Fe2O3) karena senyawa ini dapat bereaksi dengan
11

asam sulfat yang digunakan pada proses ini. Bauksit dengan kandungan

Feri Oksida sangat rendah paling menguntungkan untuk diproses sebagai

bahan baku karena produk yang dihasilkan akan semakin murni.

Komposisi biji bauksit berpengaruh terhadap pemilihan konsentrasi asam

sulfat, waktu reaksi, suhu reaksi, ukuran partikel bauksit, dan proses yang

akan dipakai.

Reaksi antara asam sulfat dan padatan bauksit yang dapat larut

merupakan reaksi yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan komposisi

campuran. Reaktor yang digunakan pada reaksi ini adalah satu unit

RATB dengan konversi sebesar 85%. Reaksi yang terjadi dalam reaksi

antara biji bauksit dan asam sulfat adalah sebagai berikut :

Al2O3 (s) + 3 H2SO4 (l)→ Al2(SO4)3 (l) + 3 H2O(l)

Dalam reaktor juga berlangsung reaksi antara Feri Oksida yang

terkandung dalam biji bauksit dengan asam sulfat, dan serbuk besi.

Fungsi penambahan serbuk besi adalah sebagai pengikat feri oksida yang

larut dalam asam sulfat agar berubah menjadi padatan sehingga mudah

dilakukan pemisahan. Konversi reaksi perubahan feri oksida menjadi

FeSO4 adalah sebesar 65%. Berikut adalah reaksi antara feri oksida, asam

sulfat, dan serbuk besi adalah sebagai berikut :

Fe2O3 (s)+ 3 H2SO4(l) + Fe(s)→ 3 FeSO4(s) + 3 H2O(l)

Bauksit dari silo penyimpanan bahan baku diumpankan ke dalam reaktor.

Bersamaan dengan itu diumpankan juga reaktan lain berupa asam sulfat.

Hasil reaksi yang keluar dari reaktor kemudian dipisahkan dari

padatannya. Filtrat dikondisikan untuk proses selanjutnya yaitu


12

pengkristalan aluminium sulfat. Pengkristalan dilakukan dengan cara

pendinginan sampai suhu 30oC. Aluminium sulfat kristal dipisahkan dari

cairannya. Filtrat hasil pemisahan dikembalikan ke reaktor. Sementara

kristal aluminium sulfat dikurangi kadar airnya, selanjutnya dilakukan

proses pemisahan ukuran dan akhirnya disimpan dalam silo penyimpanan

untuk selanjutnya didistribusikan (U.S. Patent No. 3216792).

Bauksit
Hଶ SOସ 60 %
besi
HOPPER

REAKTOR
T = 900C, P = 1 atm

CENTRIFUGE

EVAPORATOR

CRYSTALIZER

CENTRIFUGE

ROTARY DRYER

Al2(SO4)3

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Aluminium Sulfat dari


Bauksit dan Asam Sulfat
13

b. Aluminum Sulfat dengan Proses Giulini

Di sebagian besar negara-negara di Eropa memproduksi aluminium

sulfat dengan proses ini. Proses ini menggunakan bahan baku aluminium

hidroksida Al(OH3) dam asam sulfat.

Persamaan reaksi :

2 Al(OH3)(s) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)

Al(OH3) dan H2SO4 diumpankan ke reaktor.. Temperatur operasi 170oC

dengan tekanan 5-6 atm. Kemudian produk reaktor dipekatkan

menggunakan evaporator. Keluaran dari evaporator diteruskan ke dalam

tangki vakum untuk didinginkan. Dari tangki vakum, campuran

diteruskan ke mixer dan ditambahkan 1-2% aluminium sulfat untuk

mempercepat proses pembentukan produk. Setelah itu dikristalkan

dengan crystalizer. Panas kristalisai yang tinggi belum bisa dilakukan

pengecilan ukuran, sehingga didinginkan terlebih dahulu. Setelah

diperoleh produk yang diinginkan kemudian siap dibawa ke unit

pengepakkan atau disimpan dalam silo penyimpanan. Konversi reaksi

yang dihasilkan dengan menggunakan proses ini adalah sebesar 90%.

( U.S. Patent no.3226188)


14

‫)ܪ ܱ(݈ ܣ‬ଶ ‫ܪ‬ଶ ܵ ܱସ

HOPPER

REAKTOR

T = 170 0C

P = 5 – 6 atm

EVAPORATOR

VACUUM TANK

CRYSTALIZER

SCREENER

HAMMER MILL

Al2(SO4)3

Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Guilini


15

B. Pemilihan Proses

B.1. Kelayakan Ekonomi

a. Reaksi menggunakan bahan baku bauksit dan asam sulfat

Al2O3 (l)+ 3 H2SO4 (l)→ Al2(SO4)3 (l) + 3 H2O (l)

Bahan Baku :

Al2O3 : $ 0,036 / kg

H2SO4 : $ 0,2 / kg

Produk :

Al2(SO4)3 : $ 0,8 / kg

Basis : 1000 g , Produk Al2(SO4)3 = 2,9239 mol

Maka, jumlah reaktan yang diperlukan adalah :

Al2O3 = 1 x 2,9239 mol x 102 mol/g

= 298,2378 g = 0,2982 kg

= 0,2982 kg x $ 0,036 / kg = $ 0,0107

H2SO4 = 3 x 2,9239 mol x 98 mol/g

= 859,62 g = 0,85962 kg

= 0,8596 kg x $ 0,2 / kg

= $ 0,1719
16

Profit = Produk - ∑ reaktan

= $ 0,8 – ($ 0,0107 + $ 0,1719)

= $ 0,2174 = Rp 2.608

c. Reaksi menggunakan proses Giulini

2 Al(OH3)(s) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)

Bahan Baku :
Al(OH3) : $ 0,2425 /kg

H2SO4 : $ 0,2 / kg

Produk :

Al2(SO4)3 : $ 0,8 / kg

Basis : 1000 g , Produk Al2(SO4)3 = 2,9239 mol

Maka, jumlah reaktan yang diperlukan adalah :

Al(OH3) = 2 x 2,9239 mol x 78 mol/g

= 456,12 g = 0,8561 kg

= 0,8561 kg x $ 0,2425

= $ 0,1106

H2SO4 = 3 x 2,9239 mol x 98 mol/g

= 859,62 g = 0,8596 kg

= 0,8596 kg x $ 0,2 / kg

= $ 0,1719

Profit = Produk - ∑ reaktan

= $ 0,8 – ($ 0,1106 + $ 0,1719)


17

= $ 0,1175

= Rp 1.410

B.2. Kelayakan Teknis

Kelayakan teknik terhadap suatu reaksi biasanya ditinjau dari energi bebas
gibbs (∆G).

∆Gºf Reaksi = ∑∆Gºf Produk – ∑∆Gºf Reaktan


Berikut data energibebasgibbs pembentukan (∆Gºf) dan panas pembentukan

standar (∆Hºf)pada keadaan standar (T=298 K) :

Komponen ∆Gºf (kkal/mol) ∆Hºf (kkal/mol)


Al2O3(s) -376,87 -399,09
H2SO4(l) -164,82 -193,69
H2O(l) -56,68 -68,31
Al(OH3)(s) -272,9 -304,8
Al2(SO4)3(s) -739,53 -820,99
Al2(SO4)3.14 H2O(s) -263,54 -303,89
th
Sumber :Tabel 2-178 dan 2-179 Perry’s 8 ed

a. Reaksi menggunakan bahan baku bauksit dan asam sulfat

Al2O3 (s) + 3 H2SO4 (l) → Al2(SO4)3 (s) + 3 H2O(l)


∆HºReaksi =(Δ‫ ܪ‬଴௙ ஺మ௟(ௌ ைర )య + Δ‫ ܪ‬଴௙ ுమ ை ) – (Δ‫ ܪ‬଴௙ ஺మ௟ைయ + ‫ ܪ‬଴௙ ுమ ௌ ைర )

= (-820,99 + (-68,31)) - (-739,53 + (-56,68))

= - 296,52 kkal/mol
∆GºReaksi = (Δ‫ ܩ‬଴௙ ஺మ௟(ௌ ைర )య + Δ‫ ܩ‬଴௙ ுమ ை ) – (Δ‫ ܩ‬଴௙ ஺మ௟ைయ + Δ‫ ܩ‬଴௙ ுమ ௌ ைర )

= (-739,53 + (-56,68)) - (-376,87 + (-164,82))

= - 254,52 kkal/mol
18

b. Reaksi menggunakan proses Giulini

2 Al(OH3)(s) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)

∆HºReaksi =(Δ‫ ܪ‬଴௙ ଴ ଴


஺మ௟(ௌ ைర )య +Δ‫ ܪ‬௙ ுమ ை )–(Δ‫ ܪ‬௙ ஺మ௟(ை ு)య + Δ‫ ܪ‬଴௙ ுమ ௌ ைర )

= (-820,99 + (-68,31)) - (-304,8 + (-193,69))

= - 390,81 kkal/mol

∆GºReaksi =(Δ‫ ܩ‬଴௙ ଴


஺మ௟(ௌ ைర )య +Δ‫ ܩ‬௙ ுమ ை )– (Δ‫ ܩ‬଴௙ ஺మ௟(ை ு)య + Δ‫ ܩ‬଴௙ ுమ ௌ ைర )

= (-739,53 + (-56,68)) - (-272,9 + (-164,82))

= -358,5 kkal/mol

Tabel 2.1. Perbandingan proses pembuatan aluminium sulfat

Kriteria Proses I Proses II

Kelayakan Bauksit ($ 0,036/kg) Al2(OH)3 ($0,24/kg)

Ekonomi H2SO4 ($ 0,2/kg) H2SO4 ($ 0,2/kg)

Serbuk besi ($ 0,15/kg) Laba = Rp.1.410/kg produk

Laba = Rp. 2.608/kg

produk

Kondisi T = 90 oC T = 170 oC

Operasi P = 1 atm P = 5-6 atm

Konversi = 85% Konversi = 95%

∆G = - 254,52 kkal/mol ∆G = - 358,5 kkal/mol

∆H = -296,52 kkal/mol ∆H = - 390,82 kkal/mol


19

Beradasarkan perhitungan ∆HReaksi dan ∆GReaksi dari semua proses yang

ada maka dipilihlah proses yang pertama yaitu aluminium sulfat dengan

bahan baku bauksit dan asam sulfat, dengan pertimbangan sebagai

berikut:

1. Reaksi berlangsung secara spontan, yang artinya membutuhkan


energi yang lebih kecil
2. Reaksi berlangsung secara eksotermis
3. Kebutuhan bauksit sebagai bahan baku tidak diimpor
4. Profit yang dihasilkan dari perhitungan lebih besar dari kedua proses

yang lain.

C. Deskripsi Proses

Proses pembuatan aluminium sulfat secara garis besar dibagi menjadi 3

tahap proses yaitu:

1. Persiapan Bahan Baku

2. Tahapan Proses

3. Pengambilan Produk

1. Persiapan Bahan Baku

Bahan baku pembuatan alumnium sulfat adalah bauksit dan asam sulfat.

Proses dimulai dengan memperkecil ukuran bauksit dengan

menggunakan Ball Mill (BM-01). Bahan baku bauksit diangkut

menggunakan Belt Conveyor (BC-01) untuk kemudian diperkecil

ukurannya dari 0,5 in menjadi 60 mesh atau lebih kecil. Kemudian

bauksit yang telah dihaluskan ditampung sementara di Hopper (HO-01)

dan serbuk besi di HO-02 yang berfungsi sebagai pengumpan ke reaktor.

Bauksit yang telah halus diangkut mengggunakan bucket elevator


20

menuju HO-01 sebelum diumpankan ke reaktor. H2SO4 60% dari tangki

penyimpanan (ST-101) dialirkan ke reaktor menggunakan pompa (PP-

01). Bauksit dan serbuk besi dari HO-01 diumpankan ke R-01 bersamaan

dengan diumapankannya asam sulfat 60%.

2. Tahapan Proses

Pembentukan alumnium sulfat dari campuran bauksit, serbuk besi, dan

asam sulfat berlangsung didalam RE-201/202 dengan suhu reaksi 90oC

dan tekanan 1 atm. Reaktor yang digunakan berupa 2 unit CSTR

(Continous Stirred Tank Reactor) yang dilengkapi jaket pendingin dan

pengaduk untuk mempercepat reaksi. Konversi yang dihasilkan sebesar

85% dengan waktu reaksi setengah jam jam. Reaksi yang terjadi dalam

reaksi antara biji bauksit dan asam sulfat adalah sebagai berikut :

Al2O3 (s) + 3 H2SO4 (l)→ Al2(SO4)3 (l) + 3 H2O(l)

Dalam reaktor juga berlangsung reaksi antara Feri Oksida yang

terkandung dalam biji bauksit dengan asam sulfat, dan serbuk besi.

Fungsi penambahan serbuk besi adalah sebagai pengikat feri oksida yang

larut dalam asam sulfat agar berubah menjadi padatan sehingga mudah

dilakukan pemisahan. Konversi reaksi perubahan feri oksida menjadi

FeSO4 adalah sebesar 65%. Berikut adalah reaksi antara feri oksida, asam

sulfat, dan serbuk besi adalah sebagai berikut :

Fe2O3 (s)+ 3 H2SO4(l) + Fe(s)→ 3 FeSO4(s) + 3 H2O(l)

Reaksi berlangsung secara eksotermis sehingga untuk mempertahankan

temperatur rekasi, maka panas yang timbul diserap oleh air yang
21

mengalir pada jaket pendingin. Hasil reaksi yang keluar dari reaktor

selanjutnya diumpankan ke Centrifuge untuk dipisahkan padatan (Red

Mud) dari cairannya. Red Muds yang merupakan limbah logam berat

dibawa ke tempat penampungan limbah sementara. Filtrat yang

dihasilkan kemudian diuapkan airnya menggunakan evaporator agar

kandungan air dalam aluminium sulfat berkurang sehingga kristal yang

terbentuk akan lebih banyak. Filtrat yang dihasilkan kemudian

dikondisikan suhu dan konsentrasi komponennya untuk keperluan proses

selanjutnya yaitu pengkristalan produk aluminium sulfat di Crystalizer

(CY-01). Pengkristalan dilakukan dengan cara pendinginan dari suhu

70°C sampai pada suhu 30°C. Slury pekat yang dihasilkan kemudian

dipisahkan antara alumunium sulfat kristal dengan cairannya pada suhu

30°C dengan centrifuge. Mother liquor yang diperoleh dimanfaatkan

kembali dengan merecycle ke reaktor. Alumunium Sulfat Hidrat padat

yang telah terpisah dari mother liquornya kemudian diangkut dengan

Screw Conveyor (SC-01) menuju Rotary Dryer (RD-01), kemudian

dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya sampai kadar 2% dalam RD-

01 yang beropersai secara co-current. Suhu udara pengering masuk pada

suhu 100°C dan keluar pada suhu 70°C.


22

3. Pemisahan dan Pengambilan Produk

Produk kering yang keluar dari RD-01 pada suhu 60 °C kemudian

disimpan dalam Silo untuk kemudian diangkut ke konsumen dengan

kapal maupun truk khusus.

Limbah yang dihasilkan berupa padatan atau lumpur yang berwarna

kemerah-merahan dan cairan yang mengandung sedikit asam. Limbah

padat ini kemudian ditampung dalam bak penampung limbah sampai

dingin dan mengering untuk kemudian dapat dibuang ke lingkungan atau

untuk memperbaiki lingkungan tempat penambangan biji bauksit.


22

BAB III
SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

A. BAHAN BAKU
1. Biji Bauksit
Tabel 3.1 Komposisi Bauksit
Komponen Persen Berat, % Berat Molekul, kg/kmol
Al2O3 53.58 101.96
H2O 28.85 18.016
Fe2O3 11.79 159.7
SiO2 4.82 60.06
TiO2 0.96 79.9

Bentuk : Granular
Spesific gravity : 2.55
Warna : Merah Muda
Titik didih : 2977oC
Titik Lebur : 2030oC
Kelarutan : Larut dalam asam lemah dan
alkali kuat

2. Asam Sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul : 98,084 kg/kmol
Bentuk : cair
Spesific gravity : 1,810
Titik didih normal : 208 oC
Viskositas pada suhu kamar : 16,640
23

Komposisi % berat
H2SO4 : 60 %
H2O : 40 %

3. Serbuk Besi
Rumus molekul : Fe
Berat molekul : 55,85 kg/kmol
Spesific gravity : 7,86
Bentuk : Granular
Warna : Hitam

B. PRODUK
Alumunium Sulfat
Rumus molekul : Al2(SO4)3
Berat molekul : 630,414 kg/kmol
Bentuk : Granular
Titik lebur : 86,4 oC
Spesific gravity : 1,69
Bulk Density : 1281,26 kg/m3
DAFTAR PUSTAKA

Agra, S.W., 1986, Reaktor Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2003-2008, Buletin Statistik Perdagangan Luar negeri vol
II, BPS, Jakarta.

Badger.W.L.& Banchero.J.L., 1957, Introduction to Chemical Engineering,


McGraw-Hill, Australia.

Baukal.Charles.E.Jr., 2003, Indistrial Burners Handbook, CRC Press LLC, New


York.

Brown.G.George., 1956, Unit Operation 6ed, Wiley&Sons, USA.

Brownell.L.E. and Young.E.H., 1959, Process Equipment Design 3ed, John Wiley
& Sons, New York.

Coulson.J.M. and Ricardson.J.F., 1989, Chemical Engineering vol 6, Pergamon


Press Inc, New York.

Duda.Walter.H, 1976, Cement Handbook 2ed ,Allentown, Pennsylvania, USA

Evans.Frank.L.Jr., 1985, Equipment Design Handbook vol 1, Gulf Publishing


Houston, Texas.

Fogler.A.H.Scott, 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, Prentice


Hall International Inc, New Jersey.
ed
Geankoplis.Christie.J., 1993, Transport Processes and unit Operation 3th ,
Allyn & Bacon Inc, New Jersey.

Hesse, Herman C, 1959, ”Process Equipment Design”, 7th Edition, D van


Nostrand, Co, New York.

Himmeblau.David., 1996, Basic Principles and Calculation in Chemical


Engineering, Prentice Hall Inc, New Jersey.

Holman, J.P., Heat Transfer 8th Edition, Mc Graw Hill Companies Inc., USA
Kern.D.Q., 1983, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company, New
York.

Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1980, “Encyclopedia of Chemical Technologi”, 2nd
ed., John Wiley and Sons Inc., New York.

Levenspiel.O., 1999, Chemical Reaction Engineering 3rd edition, John Wiley and
Sons Inc, New York.

Ludwig.E.Ernest., 1984, Applied Process Design for Chemical and Petrochemical


Plants vol II, Gulf Publishing Company, Houston.

Mc.Cabe.W.L. and Smith.J.C., 1985, Operasi Teknik Kimia, Erlangga, Jakarta.

Megyesy.E.F., 1983, Pressure Vessel Handbook, Pressure Vessel Handbook


Publishing Inc, USA.

Metcalf dan Eddy, Inc., 1991, Wastewater engineering: treatment, disposal and
reuse, 3rd ed., New York, Mc Graw Hill Inc.
ed
Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perry’s Chemical Engineer Handbook 7th ,
McGraw-Hill Book Company, New York.

Peter, M.S., and Timmerhans, E.D., 1980, “Plant Design and Economics for
Chemical Engineers”, 3rded., Mc Graw Hill Book Company, Singapore.

Powell, S.T., 1954, “Water Conditioning for Industry”, Mc Graw Hill Book
Company, New York.

Rase, H.F., 1977, “Chemical Reactor Design for Process Plant“, John Willey and
Sons Inc., New York.

Reid, Robert.C., 1987, “The Properties of Gases and Liquids, 4th edition, “Mc.
Graw Hill Inc, New York.

Reklaitis, 1984, Mass & Energy Balance, John Wiley and Sons, New York.

Smith.J.M. and Van Ness.H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering


Thermodynamics 3ed, McGraww-Hill Inc, New York.

Shreve, R. H, 1956, “The Chemical Process Industries”, 5th Edition, Mc Graw


Book Company, LTD, Tokyo. Hal 263-265.

Ulmann, 2007. “Ulmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry”. VCH


Verlagsgesell Scahft, Wanheim, Germany.

Ulrich.G.D., 1987, A Guide to Chemical Engineering Process Design and


Economics. John Wiley & Sons Inc, New York.
Wallas. S.M., 1988, Chemical Process Equipment, Butterworth Publishers,
Stoneham USA.

www.antam.com, 2013.

www.alibaba.com, 2013.

www.freepatentsonline.com, 2013.

www. icispricing.com, 2013.

www. matche.com, 2013.

www.merkpricelist.com, 2013.

www.pat2pdf.com, 2013.

www.powderandbulk.com, 2013.

www. sciencelab.com, 2013.

www.wikipedia.com, 2013.

Anda mungkin juga menyukai