Proposal Yeyen Manis
Proposal Yeyen Manis
PROPOSAL
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tak lupa pula juga kita
Plasenta)”.
dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
Akhir kata penulis semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah
Allah dan semoga proposal ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai
Penulis
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : 218042
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah ini saya tulis ini
pengambilan alih tulisan atau fikiran orang lain yang saya akui sebagai
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini
Pembuat pernyataan
Mengetahui
(...............................) (........................................)
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
diujikan
(...............................) (..........................................)
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
HALAMAN KEASLIAN TULISAN.............................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................1
C. Tujuan Studi Kasus...................................................................1
D. Manfaat Fokus Studi.................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan Pada Post Partum....................………..3
1. Pengkajian..........................................................................3
2. Diagnosa.............................................................................5
3. Perencanaan......................................................................9
4. Pelaksanaan/Implementasi................................................11
5. Evaluasi..............................................................................11
B. Prosedur Manual Plasenta.......................................................13
1. Pengertian ............................................................………. 13
2. Tujuan Manual Plasenta....................................................14
3. Indikasi/Kontraindikasi Manual Plasenta............................14
4. Tanda dan Gejala Retensio Plasenta................................16
5. Prosedural Manual Plasenta..............................................16
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis Desain / Rancangan Penelitian.....................................20
B. Subyek Studi Kasus................................................................20
C. Fokus Studi Kasus..................................................................20
D. Definisi Operasional Fokus Studi...........................................20
E. Intrumen Studi Kasus.............................................................21
F. Metode Pengumpulan Data....................................................21
G. Penyajian Data.......................................................................21
iv
H. Etika Studi Kasus....................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Retensio plasenta adalah salah satu komplikasi post partum yang
dapat menimbulkan perdarahan, yang merupakan penyebab kematian
nomer satu (40% - 60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia.
Berdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%. Menurut WHO
dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan
insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran.
Menurut Hasil survey di RS Pelamonia Makassar pada tahun 2018
lalu kasus Retensio Plasenta ini diperkirakan terjadi hingga 4:10 dari
sekian banyak persalinan normal atau post partum spontan. Dan
hingga akhir November 2019 , saat ini telah terdapat 12 kasus ibu post
partum spontan di sertai retensio plasenta maupun retensio sisa
plasenta.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis termotivasi untuk
membuat karya tulis dengan judul “Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Post Partum (Prosedur Manual Plasenta)”
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran penatalaksanaan retensio plasenta pada
pasien post partum dengan prosedur manual plasenta?
C. Tujuan studi kasus
Menggambarkan penatalaksaan retensio plasenta pada pasien
post partum dengan prosedur manual plasenta.
D. Manfaat fokus studi
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:
1) Manfaat Ilmiah
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas ujian
akhir pendidikan Diploma III Keperawatan Akper Pelamonia.
2) Manfaat Teoritis
1
Untuk memberikan tambahan referensi bacaan berdasarkan paritas
serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada asuhan
keperawatan maternitas dengan retensio plasenta.
3) Manfaat bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan
pelayanan maternal terutama penanganan pada kasus post partum
khususnya dengan retensio plasenta, untuk meminimalkan angka
kematian ibu.
4) Manfaat bagi Masyarakat/Keluarga
Sebagai salah satu bahan acuan atau bahan pembelajaran yang
dapat digunakan dalam mengantisipasi terjadinya kasus
kegawatdaruratan baik pada ibu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
12) Apa yang anda lakukan untuk mengurangi nyeri anda?
13) Apa yang tidak ampuh untuk mengurangi nyeri anda?
b. Pemeriksaan fisik
1) Respon simpatis
a) Pucat
b) Peningkatan tekanan darah
c) Peningkatan denyut nadi
d) Peningkatan frekuensi nafas
e) Otot rangka menegang
f) Dilatasi pupil
g) Diaphoresis
2) Respon parasimpatis
a) Tekanan darah menurun
b) Denyut nadi menurun
c) Mual, muntah
d) Kelemahan
e) Pallor
f) Kehilangan kesadaran
3) Karakteristik perilaku
a) Membantu postur tubuh yang meminimaliskan nyeri ( seperti
berbaring dengan kaku, berjaga, menekuk tungkai, atau
membentuk posisi fetus)
b) Mengerang, mendesah mengernyit, menggertakkan rahan
atau mengepalkan jari, menjadi lebih diam, menghindari
orang lain
c) Mengedip dengan cepat
d) Menangis, tampak ketakutan, memperlihatkan kegelisahan
e) Memiliki ekspresi muka seperti ditarik
f) Memegang atau melindungi area yang terkena atau tidak
bergerak sama sekali
4
Menurut hidayat (2014), pengkajian pada masalah yang
dilakukan adalah riwayat nyeri, serta keluhan nyeri seperti
lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan waktu serangan.
Pengkajian dilakukan dengan cara PQRST, yaitu sebagai
berikut:
(1) P (provokatif), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat
atau ringannya nyeri
(2) Q (Qualitty), dari nyeri, seperti : apakah rasa tajam,
tumpul atau tersayat
(3) R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri
(4) S (severity), adalah keparahan atau intensitas nyeri,
skala nyeri
(5) T (time), adalah lama/waktu serangan atau frekuensi
nyeri
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Leukosit meningkat
2) Hemoglobin terjadi penurunan
3) Hematokrit 31,8 %
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko Perdarahan
1) Definisi : Rentan mengalami penurunan volume darah, yang
dapat mengganggu kesehatan.
2) Faktor Risiko : Kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
perdarahan
3) Populasi Berisiko : Riwayat jatuh
4) Kondisi Terkait
a) Aneurisme
b) Sirkumsisi
c) Koagulopati intravaskuler diseminata
d) Gangguan Gastrointestinal
e) Gangguan Fungsi Hati
5
f) Koagulopati Inheren
g) Komplikasi Pascapartum
h) Komplikasi Kehamilan
i) Trauma
j) Program Pengobatan
5) Tujuan
a) Kriteria Hasil
(1) Kehilangan darah yang terlihat tidak ada
(2) Perdarahan vagina tidak ada
(3) Perdarahan pasca pembedahan tidak ada
(4) Penurunan tekanan darah sistol tidak ada
(5) Penurunan tekanan darah diastolic tidak ada
(6) Penurunan Hemoglobin (Hgb) tidak ada
(7) Penurunan Hematokrit (Hct) tidak ada
b. Nyeri Akut
1) Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(International Association For The Study of Pain), awitan yang
tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat,
dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi, dan
dengan durasi kurang dari 3 bulan.
2) Batasan karakteristik
a) Perubahan selera makan
b) Perubahan pada parameter fisiologis
c) Diaforesis
d) Perilaku distraksi
e) Bukti nyeri dengan menggunakan standard daftar periksa
nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya
f) Perilaku ekspresif
g) Ekspresi wajah nyeri
6
h) Sikap tubuh melindungi
i) Putus asa
j) Fokus menyempit
k) Sikap melindungi area nyeri
l) Perilaku protektif
m) Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas
n) Dilatasi pupil
o) Fokus pada diri sendiri
p) Keluhan tentang intensitas menggunakan standard skala
nyeri
q) Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan
standard instrument nyeri
3) Faktor yang berhubungan
a) Agen cedera biologis
b) Agen cedera kimiawi
c) Agen cedera fisik
4) Tujuan
Kriteria hasil:
(1) Mampu mengenali kapan nyeri terjadi
(2)Menggambarkan factor penyebab
(3)Menggunakan jurnal harian untuk memonitor gejala dari
waktu ke waktu
(4)Menggunakan tindakan pencegahan
(5)Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic
(6)Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
(7)Menggunakan sumber daya yang tersedia
(8)Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
(9)Melaporkan nyeri yang terkontrol
c. Ketidakefektifan pemberian ASI
7
1) Definisi: Kesulitan memberikan susu pada bayi atau anak
secara langsung dari payudara, yang dapat memengaruhi
status nutrisi bayi / anak.
2) Batasan karakteristik
a) Ketidakadekuatan defekasi bayi
b) Bayi mendekat pada payudara
c) Bayi menangis pada payudara
d) Bayi menangis dalam jam pertama setelah menyusu
e) Bayi tidak mampu latch-on pada payudara secara tepat
f) Bayi menolak latching on
g) Bayi tidak responsive terhadap tindakan kenyamanan lain
h) Ketidakcukupan pengosongan setiap payudara setelah
menyusui
i) Kurang penambahan berat badan bayi
j) Tidak tampak tanda pelepasan oksitosin
k) Tampak ketidakadekuatan asupan susu
l) Luka putting yang menetap setelah minggu pertama
menyusui
m) Penurunan berat badan bayi terus-menerus
n) Tidak mengisap payudara terus menerus
3) Faktor yang berhubungan
a) Keterlambatan laktogen II
b) Suplai ASI tidak cukup
c) Keluarga tidak mendukung
d) Tidak cukup waktu untuk menyusu ASI
e) Kurang pengetahuan orang tua tentang teknik menyusui
f) Kurang pengetahuan orang tua tentang pentingnya
pemberian ASI
g) Diskontinutis pemberian ASI
h) Ambivalensi ibu
i) Ansietas ibu
8
j) Anomali payudara ibu
k) Keletihan ibu
l) Obesitas ibu
m) Nyeri ibu
n) Penggunaan dot
o) Refleks isap bayi buruk
p) Penambahan makanan dengan putting artifisial
4) Tujuan
Kriteria hasil:
a) Kesejajaran tubuh yang sesuai dan bayi menempel dengan
baik
b) Penempatan lidah yang tepat
c) Menyusui minimal 5-10 menit per payudara
d) Minimal 8 kali menyusui perhari
e) Bayi puas setelah makan
3. Perencanaan
a. Resiko perdarahan
1) Monitor dengan ketat risiko terjadinya perdarahan pada pasien
R: agar meminimalisir terjadinya perdarahan pada saat retensio
plasenta
2) Catat nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah
pasien kehilangan darah sesuai indikasi
R: agar tidak terjadinya penurunan kadar hemoglobin dan
hematokrit
3) Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap
R: memastikan agar tidak terjadi pendarahan yang hebat
4) Monitor komponen koagulasi darah (termasuk Protombin time
(PT), Partial thromboplastin time (PTT), dan trombosit hitung
dengan cara yang tepat
R: agar protombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT),
dan trombosit tetap normal
9
5) Pertahankan agar pasien tetap tirah baring jika terjadi
perdarahan aktif
R: agar tidak terjadi perdarahan aktif
6) Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan
perdarahan
R: agar pasien tidak terjadi trauma perdarahan yang hebat
b. Nyeri Akut
1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
R: agar dapat mengetahui pengkajian nyeri secara
komprehensif
2) Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
pasien (misalnya : nafsu makan, tidur, pengertian, perasaan,
hubungan, dsb)
R: Mempermudah pasien untuk mengetahui pengalaman nyeri
yang akan dihadapi
3) Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
R:Mempermudah pasien/klien untuk mengetahui kekurangan
dalam faktor-faktor yang memperberat nyeri
4) Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan
R: agar keluarga pasien dapat mendampingi pasien saat terjadi
nyeri
5) Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan
perkembangan yang memungkinkan untuk memonitor
perubahan nyeri dan akan dapat membantu mengidentifikasi
faktor pencetus aktual dan potensial (misalnya, catatan
perkembangan, catatan harian)
R: Membantu dalam mengetahui perubahan nyeri dan
mengidentifikasi faktor pencetus aktual dan potensial
10
c. Ketidakefektifan Pemberian ASI
1) Diskusikan pilihan untuk mengeluarkan ASI (misalnya:
menggunakan tangan, manual, dan memompa listrik)
R: mengetahui tingkat pengetahuan pasien untuk
mengeluarkan ASI
2) Pantau pembengkakan payudara dan yang berhubungan
dengan ketidaknyamanan atau sakit
R: agar tidak terjadinya pembengkakan payudara yang berlebih
3) Anjurkan pasien mengenal langkah-langkah untuk mengurangi
rasa tidak nyaman atau nyeri
R: menggunakan kompres es atau daun kubis dingin diletakkan
pada payudara
4) Dorong pasien untuk memakai alat yang mendukung, baik BH
yang pas terus-menerus sampai laktasi bisa ditekan
R: agar pasien dapat mengetahui penggunaan BH yang baik
5) Berikan bimbingan antisipatif terhadap perubahan fisiologis
(yaitu kram Rahim dan adanya ASI yang sedikit paska supresi
laktasi
R: agar pasien dapat mengatasi jika terjadi perubahan fisiologis
4. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan dalam proses
keperawatan dan sangat menuntut kemampuan intelektual,
keterampilan dan teknik keperawatan (Doenges,2014)
Pelaksanaan keperawatan sesuai denhgan rencana
keperawatan yang didasari kebutuhan klien untuk mengurangi atau
mencegah masalah serta merupakan pengelolahan atau perwujudan
rencana keperawatan padaa seorang klien. Ada 2 syarat hasil yang
diharapkan dalam pelaksanaan perawatan yaitu: adanya bukti bahwa
klien dalam proses menuju perawatan atau telah mencapai tujuan
yang diinginkan dan adanya bukti bahwa tindakan keperawatan
dapat diterima klien.
11
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian keberhasilan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien dan dapat dilihat 4
kemungkinan yang menentukan tindakan perawat selanjutnya
(doenges,2014) antara lain:
a. Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum
b. Apakah masalah yang ada telah terpecahkan/ teratasi atau belum
c. Apakah masalah sebagian terpecahkan/tidak dapat dipecahkan
d. Apakah tindakan dilanjutkan atau perlu pengkajian ulang.
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang
membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan
standar yang telah diterapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak berhasil sebagian, perlu disusun rencana
keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi
perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
sehingga perlu direncanakan waktu yang sesuai dengan kesedian
keluarga ( bararah,2013).
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya
(setiadi,2012).
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara
hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan (asmadi,2012).
S (subjektif) : Data subjektif berisi dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan lansung.
O ( objektif) : Data objektif data yang dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik.
12
A (assement) :Analisis dan intrepretasi berdasarkan data yang
terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang
meliputi diagnosa, antisisipasi diagnosa atau
masalah potensial, serta perlu tindaknya dilakukan
tindakan segera
P (planning) :Perencanaan merupakan tindakan yang akan
diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi,
diagnosa atau laboratorium, serta kosleng untuk
tindakan lanjut.
B. Prosedur Manual Plasenta
1. Pengertian
a. Retensio Plasenta
Definisi: sebagai belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu
setengah jam. jika diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya
sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan
tindakan plasenta manual dengan segera. Bila retensio plasenta
tidak diikuti perdarahan maka perlu diperhatikan ada kemungkinan
terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta,
plasenta perkreta (Manuaba. 2006).
Belum lahirnya plasenta dapat juga disebabkan karena belum
lepasnya plasenta dari dinding uterus karena kontraksi uterus
kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesive),
plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis
menembus desidua sampai myometrium atau hingga mencapai
bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta). Plasenta yang
sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar , dapat
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau
karena salah penanganan kala III sehingga terjadi lingkaran
konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya
plasenta (inkaserata plasenta).
13
Dalam keadaan normal, decidua basalis terletak diantara
myometrium dan plasenta. Namun pada plasenta akreta, decidua
basalis tidak ada sebagian atau seluruhnya sehingga plasenta
melekat langsung pada myometrium. Sehingga dapat
menyebabkan rupture dan ketika plasenta dikeluarkan secara
paksa akan menimbulkan perdarahan dalam jumlah banyak.
b. Manual Plasenta
Definisi: manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta
dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan
mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan
melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong
persalinan yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri. Pada
umumnya ditunggu sampai 30 menit dalam lahirnya plasenta
secara spontan atau dengan tekanan ringan pada fundus uteri
yang berkontraksi. Bila setelah 30 menit plasenta belum lepas
sehingga belum dapat dilahirkan atau jika dalam waktu menunggu
terjadi perdarahan yang banyak, plasenta sebaiknya dikeluarkan
dengan segera.
2. Tujuan Manual Plasenta
Untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan dan mencegah
kematian ibu.
3. Indikasi / Kontraindikasi Manual Plasenta
Indikasi pelepasan plasenta secara manual adalah pada keadaan
perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak
dapat dihentikan dengan uterotonika dan masase, retensio plasenta
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit
seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk
eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus. Hampir sebagian besar
gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi
uterus.
14
Manual plasenta dilakukan karena indikasi retensio plasenta yang
berkaitan dengan :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:
1) Plasenta adhesive yaitu kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta
2) Plasenta akreta yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan myometrium
3) Plasenta inkreta, yaitu implantasi jonjot korion placenta
hingga mencapai / memasuki myometrium
4) Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan
serosa dinding uterus.
5) Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri yang disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
b. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat
terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.
c. Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan
perdarahan.
d. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan.
e. Darah penderita terlalu banyak hilang.
f. Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.
Manual Plasenta dapat segera dilakukan apabila :
1) Terdapat riwayat perdarahan post partum berulang.
2) Terjadi perdarahan post partum melebihi 400 cc.
3) Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
4) Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah
jam.
Manual Plasenta dalam keadaan darurat dengan indikasi
perdarahan di atas 400 cc dan terjadi retensio plasenta (setelah
menunggu ½ jam). Seandainya masih terdapat kesempatan,
15
penderita retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas atau
rumah sakit sehingga mendapat pertolongan yang adekuat.
Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan
dengan memasang infus dan memberikan cairan dalam
persalinan diikutti oleh tenaga yang dapat memberikan
perolongan darurat.
Kontraindikasi Manual Plasenta
a. Plasenta Inkreta
b. Plasenta Perkreta
4. Tanda dan Gejela Retensio Plasenta
a. Anamnesis, meliputi pertanyaan tentang periode prenatal,
meminta informasi mengenai episode perdarahan post partum
sebelumnya, paritas, serta riwayat multiple fetus dan
polihidramnion. Serta riwayat post partum sekarang dimana
plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul perdarahan aktif
setelah bayi dilahirkan.
b. Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam
kanalisservikalis tetapi secara parsial atau lengkap menempel
didalam uterus.
c. Perdarahan yang lama > 400 cc setelah bayi lahir.
d. Plasenta tidak segera lahir > 30 menit
5. Prosedural Manual Plasenta
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Alas bokong dan penutup perut bawah
2) Analgetika (petidin, profenit sup, tramadol sup, HCL)
3) Alat infuse
4) Spuit 3 cc
5) Alat APN Lengkap
6) Handscoon panjang steril
7) Handscoon pendek steril
16
8) Instrumen : klem, spuit, tempat plasenta, kateter dan
penampung air kemih
9) Larutan klorin 0,5 %
b. Persiapan Ruangan (Ruangan tertutup, terang dan nyaman)
c. Persiapan pasien (pasien mengetahui dan menyetujui tindakan
yang akan dilakukan serta mengatur posisi pasien sesuai
kebutuhan)
d. Persiapan Petugas
1) Petugas mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
2) Mengeringkan tangan dengan handuk bersih
3) Memakai sarung tangan
Tindakan Kelanjutan Dari APN
Tindakan Penetrasi ke Kavum Uteri
e. Mengecek kelengkapan alat
f. Mintalah tim pelaksana atau partner untuk mendampingi
g. Menilai keadaan umum pasien
h. Pasang infus RL + 20 unit Oksitosin 40 tetes per menit
i. Lakukan anastesia verbal atau analgesia per rektal sehingga
perhatian ibu teralihkan dari rasa nyeri atau sakit
j. Pastikan kandung kemih kosong
k. Cuci tangan di larutan klorin dan lepaskan handscoon pendek
l. Gunakan handscoon panjang steril pada tangan kanan dan
handscoon pendek pada tangan kiri
m.Jepit tali pusat dengan klem/kocher, kemudian tegangkan tali
pusat sejajar lantai
n. Secara obstetric masukan satu tangan kanan (punggung tangan
ke bawah) kedalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali
pusat
o. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten atau
keluarga untuk memegang klem, kemudian tangan lain penolong
menahan fundus uteri
17
p. Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan ke dalam kavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
q. Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu jari
merapat ke pangkal jari telunjuk)
Melepaskan Plasenta Dari Dinding Uterus
r. Tentukan implantasi plasenta yang sudah terlepas
s. Sisipkan ujung jari diantara tepian plasenta yang terlepas dan
uterus. Kemudian gerakkan tangan ke kiri dan kanan sehingga
semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
Mengeluarkan Plasenta
t. Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta
yang masih melekat pada dinding uterus
u. Pindahkan tangan supra simfisis untuk menahan uterus pada saat
plasenta dikeluarkan
v. Intruksikan asisten atau keluarga yang memegang kocher untuk
menarik tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta keluar
(hindari percikan darah)
w. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke arah
dorso kranial setelah plasenta lahir. Perhatikan kontraksi uterus
dan jumlah perdarahan yang keluar
x. Lakukan masase uterus
y. Periksa kelengkapan plasenta
z. Periksa jumlah perdarahan dan laserasi jalan lahir
aa. Letakkan plasenta kedalam tempat yang telah disediakan
Perawatan Pasca Tindakan
bb. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan
instruksi apabila masih diperlukan
cc. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom
yang tersedia
18
dd. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk
dipantau
ee. Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah
selesai tetapi pasien masih melakukan perawatan
ff. Ajarkan ibu dan keluarga tentang asuhan mandiri dan tanda-tanda
bahaya yang mungkin terjadi. Minta keluarga segera melapor
pada penolong jika terjadi gangguan kesehatan ibu atau timbul
tanda-tanda bahaya tersebut
Pencegahan Infeksi Pasca Tindakan
gg. Setelah perdarahan teratasi dan kondisi pasien stabil,
dekontaminasi instrument dan kelolah limbah
hh. Dekontaminasi bagian-bagian yang terkontaminasi darah atau
cairan tubuh
ii. Bersihkan sarung tangan, lepaskan secara terbalik dan rendam ke
larutan klorin 0,5%
jj. Cuci tangan, keringkan dengan handuk
kk. Perhatiakan tanda-tanda vital perdarahan dan kontraksi uterus
setiap 10 menit
ll. Tuliskan hasil tindakan dan pengkajian ke dalam asuhan
keperawatan
19
BAB III
METODE PENULISAN
20
melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan
yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri.
Retensio Plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan
melebihi waktu setengah jam. Jika diikuti perdarahan yang banyak,
artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga
memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. Bila retensio
plasenta tidak diikuti perdarahan maka perlu diperhatikan ada
kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta
inkreta, plasenta perkreta (Manuaba. 2006).
E. Instrument studi kasus
Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan di Ruang Bersalin RS Tk.II Pelamonia
Makassar
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan November 2019
F. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara
dengan mengguankan hasil data pengkajian dan aplikasi prosedural
manual plasenta pada pasien Post Partun dengan Retensio Plasenta.
G. Penyajian data
Penyajian data disesuaikan dengan penelitian studi kasus pada
prosedural manual plasenta pada pasien post partum dengan retensio
plasenta etika studi kasus dalam menjalankan penelitian, peneliti
memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak intitusi atau pihak
lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi tempat
penelitian dalam hal ini kepada RS Tk.II Pelamonia Makassar.
H. Etika Studi Kasus
Setelah mendapat persetujuan kemudian dilakukan penelitian
dengan menekangkan masalah etika penelitian yang meliputi:
1. Informed consent (Lembar persetujuan)
21
Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada responden yang
akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul dan
manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan
memaksa kehendak dan tempat menghormati hal-hal subjek.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian penelitian tidak akan mencantumkan
nama responden, tetepi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Penelitian wajib merahasiakan data-data yang sudah di
kumpulkan. Kerahasian itu bukan tanpa alasan seringkali subjek
penelitian menghendaki agar dirinya tidak diekspos kepada khlayak
ramai. Oleh karena itu jawaban tampa nama dapat dipakai dan
sangat dianjurkan subjek peneliti tidak menyebutkan identitasnya.
Apabila sifat penelitian meman menuntuk peneliti mengetahui
identitas subjek, ia harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu
serta mengambil langkah-langkah dalam menjaga kerahasian dan
melindungi jawaban tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan 1 2
1 2 3 4 1 2 3 4
I Persiapan
1 Mengurus Prizinan
2 ……………….
II Pelaksanaan
1 Menyiapkan bahan dan alat
Penyusunan Laporan
III Penelitian
1 Menyusun konsep laporan
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipasi)
………………….. …………………….
...................................
25
Lampiran 3
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa :
Tanggal Pengkajian :
Tempat PKK :
A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
Ruang/Kelas :
Nomor Register :
DIagnosa Medis : a. Tanggal
1. Identitas
Identitas Klien
Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Usia :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku Bangsa :
Pendidikan :
Bahasa yg digunakan :
Pekerjaan :
Alamat & Telepon :
Identitas Penanggung
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
26
Hubungan dgn Klien :
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama :
2) Riwayat keluhan utama (dinarasikan/diceritakan) :
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit sekarang (kapan & berapa lama) :
2) Riwayat penyakit lain (kapan & berapa lama) :
3) Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan, alas an dan
berapa lama) :
4) Riwayat kecelakaan :
5) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang,
lingkungan) :
6) Riwayat kebiasaan (merokok, minum-minuman
keras, minum kopi, mengkonsumsi obat) :
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram dan keterangan
generasi dari klien)
1) Identitas berbagai penyakit keturunan yang umunya
menyerang
2) Angora keluarga yang terkena infeksi alergi, asma,
TBC, HT, penyakit jantung
3) Klien usia > 70 tahun, berada pada generasi ke II
4) Mencantumkan keterangan untuk masing-masing
anggota (temasuk usia)
5) Keterangan :
Laki laki : Perempuan :
Sakit :
Meninggal :
27
Tinggal Serumah :---------------------------
6) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga
yang menjadi factor resiko
3. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :
b. Berat badan :
c. Tinggi badan :
d. Tekanan darah :
e. Nadi :
f. Frekuensi nafas :
g. Suhu tubuh :
28
Lampiran 4
1. Data Pribadi
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Umur : 22 Tahun
2. Riwayat Pendidikan
29
3) Tamat SMA Negeri 2 Mamuju (2012-2015)
Makassar (2107-Sekarang)
30