Proposal Pasien JIWA
Proposal Pasien JIWA
PROPOSAL
DI SUSUN OLEH:
NIM : 218031
Nim : 218031
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah ini yang saya
tulis ini ada benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan
merupakan pengambilan alih tulisan atau fikiran orang lain yang saya akui
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini
Pembuat pernyataan
Mengetahui
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah oleh Riri Rinayanti Idul 218031 dengan judul
diujikan
ii
KATA PENGANTAR
Makassar.
dan kata sempurna, oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
Akhir kata dari penulis semoga segala bantuan dan kebaikan yang
dihadapan Allah dan semoga proposal ini dapat bermanfaat dan dijadikan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
kenyamanan .................................................................................3
1. Pengkajian ...............................................................................3
2. Diagnosa ..................................................................................4
3. Perencanaan ...........................................................................8
4. Pelaksanaan ...........................................................................14
5. Evaluasi ..................................................................................14
iv
1. Pengertian................................................................................14
2. Tujuan .....................................................................................15
4. Manfaat ...................................................................................16
5. Prosedur .................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
LAMPIRAN
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1
hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang nyeri dengan
prilaku pengkajian nyeri pada pasien
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat
tentang nyeri dengan prilaku pengkajian nyeri pada pasien
b. Tujuan khusus
1) Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat
tentang nyeri
2) Mengetahui gambaran tindakan perawat dalam
melakukan pengkajian nyeri
3) Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
2
Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut pada
umumnya dan khususnya bagi peneliti memperoleh
pengetahuan tentang prilaku pengkajian respon nyeri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
a. Nyaman [ CITATION AAz14 \l 1033 ]
Pengkajian pada masalah kenyamanan yang dapat dilakukan
adalah adanya riwayat nyeri, serta keluhan nyeri seperti lokasi
nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan. Pengkajian
dapat dilakukan dengan cara PQRST, yaitu sebagai berikut:
1) P (Pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri
2) Q (Quality) dan nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul,
atau tersayat
3) R (Region) yaitu daerah perjalanan nyeri
4) S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri
5) T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada
pasien
melalui skala nyeri berikut :
a. Skala nyeri menurut (Hayward)
Pengukuran intensistas nyeri dengan menggunakan skala
menurut Hayward dilakukan dengan meminta penderita
untuk memilih salah satu bilangan 0-10 yang menurutnya
paling menggambarkan pengalaman nyeri yang sangat ia
rasakan.
3
b. Skala nyeri menurut (gill)
Pengukuran intensistas nyeri dengan menggunakan skala
(gill) dilakukan dengan meminta penderita untuk meminta
4
diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada
strandar diagnosis internasional yang telah dibakukan
sebelumnya.
a. Gangguan Rasa Nyaman
1) Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik,psikospiritual, lingkungan dan sosial.
2) Penyebab
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c) Ketidakadekuatan sumber daya (mis. dukungan finansial,
sosial dan pengetahuan)
d) Kurang privasi
e) Gangguan stimulus lingkungan
f) Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
g) Gangguan adaptasi kehamilan
3) Tanda Dan Gejala Mayor
Subjektif
a) Mengeluh tidak nyaman
Objektif
a) Gelisah
4) Tanda Dan Gejala Minor
Subjektif
a) Mengeluh sulit tidur
b) Tidak mampu rileks
c) Mengeluh kedinginan/kepanasan
d) Merasa gatal
e) Mengeluh mual
f) Mengeluh lelah
Objektif
a) Menunjukkan gejala distress
5
b) Tampak merintih/menangis
c) Pola eliminasi berubah
d) Postur tubuh berubah
e) Iritabilitas
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit kronis
b) Keganasan
c) Distres psikologis
d) Kehamilan
b. Nyeri Akut
1) Difinisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, inskemia,
neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kima iritan)
c) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berta, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan)
3) Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Obyektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari
nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadai meningkat
6
e) Sulit tidur
4) Gejala Dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola nafas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses beroikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom koroner akut
e) Glaukoma
c. Nyeri Kronik
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
denagn kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berinternsitas ringan
hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3
bulan.
2) Penyebab
a) Kondisi musculoskeletal
b) Kerusakan system saraf
c) Penekanan saraf
d) Inflintrasi tumor
7
e) Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator,
dan reseptor
f) Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkait HIV, virus
varicella-zoster)
g) Gangguan fungsi metabolic
h) Riwayat posisi kerja statis
i) Peningkatan indeks massa tubuh
j) Kondisi pasca trauma
k) Tekanan emosional
l) Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis, seksual)
m) Riwayat penyalahgunaan obat/zat
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(1) Mengeluh nyeri
(2) Merasa depresi (tertekan)
Objektif
(1) Tampak meringis
(2) Gelisah
(3) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(1) Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif
(1) Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri)
(2) Waspada
(3) Pola tidur berubah
(4) Anoreksia
(5) Focus menyempit
(6) Berfokus pada diri sendiri
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Kondisi kronis ( mis. Athitis rheumatoid)
8
b) Infeksi
c) Cedera mdulla spinalis
d) Kondisi pasca trauma
e) Tumor
9
j) Memori masa lalu membaik
k) Pola eliminasi membaik
l) Postur tubuh membaik
m) Pola tidur membaik
2) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri nonverbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitas istrahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemcu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
10
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Nyeri Akut
1) Tujuan
a) Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
b) Keluhan nyeri menurun
c) Meringis menurun
d) Sikap protektif menurun
e) Gelisah menurun
f) Kesulitan tidur menurun
g) Menarik diri menurun
h) Diaphoresis menurun
i) Muntah munurun
j) Mual menurun
k) Frekuensi nadi membaik
l) Pola napas membaik
m) Proses berpikir membaik
n) Focus membaik
o) Fungsi berkemih membaik
p) Perilaku membaik
2) Tindakan
Observasi
(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
(2) Identifikasi skala nyeri
(3) Identifikasi respons nyeri non verbal
(4) Identifikasi identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
(5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
11
(6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
(7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
(8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
(9) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
(1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi piajt, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
(2) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
(3) Fasilitasi istirahat dan tidur
(4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
(1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
(4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
(5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
(1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
c. Nyeri Kronis
1) Tujuan
a) Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
b) Keluhan nyeri menurun
c) Meringis menurun
d) Sikap protektif menurun
12
e) Gelisah menurun
f) Kesulitan tidur menurun
g) Menarik diri menurun
h) Diaphoresis menurun
i) Muntah munurun
j) Mual menurun
k) Frekuensi nadi membaik
l) Pola napas membaik
m) Proses berpikir membaik
n) Focus membaik
o) Fungsi berkemih membaik
p) Perilaku membaik
2) Tindakan
Observasi
(1) Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis.
Mual, nyeri, gatal, sesak)
(2) Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
perasaannya
(3) Identifikasi masalah emosional dan spiritual
Terapeutik
(1) Berikan posisi yang nyaman
(2) Berikan kompres dingin atau hangat
(3) Ciptakan lingkungan yang nyaman
(4) Berikan pemijatan
(5) Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam
terapi/pengobatan
(6) Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi
13
(1) Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
(2) Ajarkan terapi relaksasi
(3) Ajarkan latihan pernapasan
(4) Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
(1) Kolaborasi pemberian analgesic, antipruritus,
antihistamin, jika perlu
D. Implementasi Keperawatan [ CITATION Tar156 \l 1033 ]
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan
14
pergerakan anggota badan secara mudah dan boleh dilakukan di
mana-mana saja. Dalam Relaksasi dapat ditambahkan dengan
melakukan visualisasi. Visualisasi adalah suatu cara untuk
melepaskan gangguan dalam pikiran dengan cara membayangkan
gangguan itu sebagai sesuatu benda, dan kemudian kita
melepaskannya.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Mekanisme relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada
sistem pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi
pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali
permenit sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari
(Izzo, 2008:138). Stimulasi peregangan di arkus aorta dan sinus
karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula
oblongata (pusat regulasi kardiovaskuler), selanjutnya merespon
terjadinya peningkatan refleks baroreseptor (Gohde, 2010,
Muttaqin, 2009:12-17).
2. Tujuan Teknik Relaksasi Napas Dalam
Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk,
mengurangi stres baik stres fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
15
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan
intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu:
16
g. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit,
h. Tidur lelap,
i. Kesehatan mental menjadi lebih baik,
j. Daya ingat lebih baik,
k. Meningkatkan daya berpikir logis,
l. Meningkatkan kreativitas,
m.Meningkatkan keyakinan,
n. Meningkatkan daya kemauan,
o. Intuisi,
p. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain
5. Prosedur melatih nafas dalam
A. Tahap pra interaksi
1) Indikasi kebutuhan/ indikasi pasien
2) Cuci tangan siapkan alat
3) Siapkan alat
B. Tahap orietasi
1) Beri salam, panggil pasien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan klien untuk bertanya
C. Prosedur
1) Mengatur posisi yang di rasa enak oleh klien, ( semi fowler )
dengan lutut du tekuk, punggung dan kepala di beri bantal,
atau posisi supinasi dengan kepala di beri bantal dengan
lutut di tekuk.
2) Menganjurkan klien meletakan tangan di dada dan satu di
abdomen
3) Melatih pasien melakukan penapasan perut ( memerntahkan
klien menarik napas melalui hidung dengan mulut di tutup
hingga 3 hitungan )
4) Menganjurkan klien agar tetap rileks, jangan melengkungkan
punggung dan kosentrasi pada pengembangan abdomen
17
sejauh yang dapat di lakukan. Minta klien menahan nafas
hingga 3 hitungan
5) Memerintahkan klien untuk mengerutkan bibir seperti
sedang bersiul dan mengeluarkan udara dengan pelan dan
tenang hingga 3 hitungan
6) Menganjurkan klien merasakan mengempisnya abdomen
dan kontraksi otot
7) Meraopikan klien
D. Tahap terminal
1) Mengevaluasi hasil / respon klien
2) Mendokumentasikan hasilnya
3) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Mengakhiri kegiatan, membereskan alat
5) Mencuci tangan
18
BAB III
METODE PENULISAN
19
D. Definisi Operasional fokus studi
Tindakan keperawatan adalah suatu tindakan untuk meningkatkan
ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik
maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan
kecemasan.
Teknik Relaksasi Napas Dalam adalah mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
E. Instrument studi kasus
Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan di Ruang Melati RS Tk.II Pelamonia
Makassar
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2020
F. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara
dengan mengguankan hasil data pengkajian dan aplikasi prosedural
penerapan teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan
gangguan kebutuhan kenyamanan.
G. Penyajian data
Penyajian data disesuaikan dengan penelitian studi kasus pada
prosedural tehnik relaksasi napas dalam etika studi kasus dalam
menjalankan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi
dari pihak intitusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin
kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini kepada RS Tk.II
Pelamonia Makassar.
20
H. Etika Studi Kasus
Setelah mendapat persetujuan kemudian dilakukan penelitian
dengan menekangkan masalah etika penelitian yang meliputi:
1. Informed consent (Lembar persetujuan)
Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada responden yang
akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul dan
manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan
memaksa kehendak dan tempat menghormati hal-hal subjek.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian penelitian tidak akan mencantumkan
nama responden, tetepi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Penelitian wajib merahasiakan data-data yang sudah di
kumpulkan. Kerahasian itu bukan tanpa alasan seringkali subjek
penelitian menghendaki agar dirinya tidak diekspos kepada khlayak
ramai. Oleh karena itu jawaban tampa nama dapat dipakai dan
sangat dianjurkan subjek peneliti tidak menyebutkan identitasnya.
Apabila sifat penelitian meman menuntuk peneliti mengetahui
identitas subjek, ia harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu
serta mengambil langkah-langkah dalam menjaga kerahasian dan
melindungi jawaban tersebut.
21
Daftar Pustaka
Barbara Kozier, M. p. (2010). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses Dan Praktik (Edisi 7 Buku I). Jakarta: EGC.
22
INFORMED CONSENT
ini dengan suka rela dan tampa paksaan bila selama peneliti saya
persetujuan
(...............................) (.................................)
23
Makassar, Desember 2019
Peneliti
(....................................)
24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data pribadi
Suku : balantak
Bangsa : indonesia
Umur : 19 tahun
No.telepon :082187953783
2. Riwayat pendidikan
25
26