data yang signifikan ditemukan di antara model genetik dominan (I2 = 0%, P = 0,46),
model genetik resesif (I2 = 0%,P = .89), dan model kontras alelik (I2 = 0%, P = .48);
Tidak ada hubungan statistik antara VDR FokI polimorfisme dan kerentanan
vitiligo, yang diamati di antara model genetik yang dominan (TT + TC vs CC, P = 0,82,
Gambar 5. Plot distribusi dari hubungan antara Vim FokI polimorfisme dan vitiligo di bawah model
genetik yang dominan (TT + TC vs CC). Garis horizontal sesuai dengan OR khusus studi dan 95% CI,
masing-masing. Area kotak menandakan berat studi-spesifik. Gambar bentuk berlian merupakan hasil
resistensi serum pada kelompok vitiligo lebih tinggi dari pada yang normal kelompok
sesuai dengan SMD spesifik studi dan 95% CI, masing-masing. Area kotak menyebutkan berat studi-
spesifik. Gambar bentuk berlian mewakili hasil gabungan SMD dan 95% CI
Analisis sensitivitas.
ditentukan untuk menilai analisis sensitivitas. Peneliti mengecualikan setiap studi satu
per satu dan menghitung ulang perkiraan P atau OR yang dikumpulkan untuk studi yang
tersisa. Untuk mengamati stabilitas hasil, peneliti juga mengkonversi satu sama lain
model efek tetap dan model efek acak. Sobeih [24] memiliki pengaruh yang tidak
semestinya pada ringkasan OR di bawah model genetik yang dominan. Birlea [29], Guo
[31], Li [32], Sobeih [24], dan Sun [34] memiliki pengaruh yang tidak semestinya pada
ringkasan OR di bawah model genetik resesif. Wei [35] memiliki pengaruh yang tidak
semestinya pada ringkasan OR di bawah model genetik dominan dan model kontras
alelik ketika model efek tetap dan model efek acak dikonversi satu sama lain. Setelah
setiap studi satu per satu lagi dan menghitung ulang perkiraan P atau OR yang
dikumpulkan untuk studi yang tersisa. Hanya Li [32] yang memiliki pengaruh yang
tidak semestinya pada ringkasan OR di bawah model genetik yang dominan. Menurut
Demikian pula, Li [32] dan Sobeih [24] memiliki pengaruh yang tidak
semestinya pada estimasi P atau OR yang dikumpulkan dan data mereka mengubah
estimasi titik gabungan ketika mengubah model efek tetap menjadi model efek acak
mengkonversi model efek tetap ke model efek acak di bawah model genetik dominan.
Untuk polimorfisme gen VDR (BsmI dan FokI) dan level serum 25 (OH) D
dengan vitiligo, data mereka tidak secara substansial mengubah estimasi poin yang
dikumpulkan ketika mengecualikan satu studi individu pada suatu waktu atau mengubah
model efek acak menjadi efek tetap. model. Dengan demikian, hasil peneliti cukup
kerucut. Peneliti menganggap angka genetik dominan model polimorfisme BsmI, ApaI,
TaqI, dan FokI sebagai representatif. Tidak ada bias publikasi visual yang ditemukan
dalam plot kerucut untuk BsmI (Gbr. 7A), ApaI (Gbr. 7B), TaqI (Gbr. 7C), atau FokI
Selain itu, tidak ada bias publikasi visual yang ditemukan di bawah hubungan
kadar serum 25 (OH) D dan vitiligo, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 7. Plot saluran untuk uji bias publikasi. Setiap poin mewakili studi terpisah untuk hubungan yang
ditunjukkan. Sumbu horizontal dan vertikal sesuai dengan OR dan batas kepercayaan (OR: odds ratio,
SE: standard error). A, polimorfisme VDR BsmI dan vitiligo di bawah model genetik dominan (AA + AG
vs GG); (B) VDR ApaI polimorfisme dan vitiligo di bawah model genetik dominan (CC + AC vs AA);
(C) VDR TaqI polimorfisme dan vitiligo di bawah model genetik dominan (CC + CT vs TT). (D) VDR
FokI polimorfisme dan vitiligo di bawah model genetik dominan (TT + TC vs CC).
Gambar 8. Kerucut plot untuk uji bias publikasi kadar 25- (OH) D serum dan vitiligo. Sumbu horizontal
dan vertikal sesuai dengan SMD dan batas kepercayaan (SE = kesalahan standar, SMD = perbedaan rata-
rata standar).