Analisis persentase per komponen merupakan suatu teknik analisa yang dilakukan
dengan membandingkan antara suatu pos terhadap totalnya dalam laporan keuangan yang sama.
Analisis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi suatu pos dalam bentuk angka
total.
1. Laporan Operasional
Dalam Laporan Operasional Tahun 2012, pada bagian pendapatan operasional terlihat
bahwa pendapatan operasional terdiri dari tiga komponen yakni pendapatan perpajakan, PNBP,
serta pendapatan hibah. Dari komposisi pada tabel di atas tampak bahwa pendapatan Negara
amat bergantung pada pendapatan perpajakan yakni mencapai 73,37%, sedangkan PNBP
sebesar 26,32% dan hibah hanya sebesar 0,31%.
PENDAPATAN OPERASIONAL
Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yang berusaha membuat sector perpajakan
menjadi tulang punggung penerimaan Negara. Akan tetapi hal tersebut juga menjadi ancaman
tersendiri apabila sector perpajakan tidak mampu menghasilkan penerimaan secara optimal atau
bahkan terjadi shortfall pajak, tentunya pemerintah harus mulai menggenjot sector lain, yakni
PNBP untuk maenjadi alternative penerimaan Negara.
PENDAPATAN PERPAJAKAN
Pendapatan Pajak Penghasilan 465.069.641.549.059 47,43%
Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang
Mewah 337.584.577.488.285 34,43%
Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 28.968.862.702.282 2,95%
Pendapatan Cukai 95.027.881.221.457 9,69%
Pendapatan Pajak Lainnya 4.210.876.548.355 0,43%
Pendapatan Pajak Perdagangan International 49.656.293.809.881 5,06%
Jumlah Pendapatan Perpajakan 980.518.133.319.319 100.00%
Dari struktur perpajakan sendiri terlihat bahwa penerimaan perpajakan didominasi oleh
Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 47,43%, Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang
Mewah (PPN & PPnBM) sebesar 34,42%, serta Cukai sebesar 9,69%. Dari data tersebut terlihat
bahwa focus perpajakan saat ini memang masih pajak langsung. Namun apabila melihat dari sisi
penerimaan PPN & PPnBM yang cukup tinggi, dapat diekualisasikan nilai PPN terhadap
penjualan yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Sehingga seharusnya penjualan yang tinggi dapat
men-generate penghasilan kena pajak yang tinggi pula. Oleh sebab itu, focus penggalian potensi
pajak dan pengawasan kepatuhannya harusnya makin dapat ditingkatkan. Diharapkan sector
pendapatan PPh mampu menopang penerimaan perpajakan.
Dari data tersebut, terlihat bahwa investasi jangka panjang meningkat pesat jumlahnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah saat ini lebih focus pada program-program investasi
jangka panjang.
Melihat sisi investasi jangka panjang, tampak bahwa investasi terbagi menjadi dua yakni
investasi permanen dan investasi non permanen. Investasi permanen amat dominan dengan total
persentese pada tahun 2014 sebesar 97,64% dan meningkat pada tahun 2015 sebesar 98,66%.
Investasi permanen sendiri dibagi menjadi 3 yakni investasi permanen PMN (82,08%), investasi
permanen BLU (0%) serta investasi permanen lainnya (17,92%).