Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Dessy Andriany

NIM : 43216120326
JUDUL : Pengaruh Likuiditas, Profitabiltas dan Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016 – 2019)

FENOMENA
JAKARTA. Emiten subsektor transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat penurunan laba bersih
menjadi Rp 158,37 miliar pada semester pertama 2019. Laba BIRD menyusut 16,84% dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya Rp 190,44 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan Blue Bird yang dirilis pada Rabu (31/7) kemarin, salah satu penyebab
penurunan laba emiten ini adalah kenaikan pada beban usaha menjadi Rp 331,09 miliar atau 15,53% di
separuh pertama tahun ini.
Kontribusi terbesar berasal dari beban umum dan administrasi yang naik 15,97% atau senilai Rp
310,75 miliar. Selanjutnya, yang juga turut berperan meningkatkan beban usaha adalah beban penjualan
pemasaran yang naik 9,31% menjadi Rp 20,33 miliar.
Pendapatan BIRD pun turun tipis 2,89% menjadi Rp 1,91 triliun, daripada semester pertama 2018
yang mencapai Rp 1,97 triliun. Kendati turun, terdapat peningkatan pendapatan yang disumbangkan oleh
kendaraan non-taksi sebesar 7,60% pada paruh pertama tahun ini. Pendapatan non-taksi naik menjadi Rp
421,16 miliar, dibandingkan paruh pertama tahun lalu Rp 391,41 miliar.
Total aset BIRD naik tipis 1,88% menjadi Rp 7,08 miliar, sedangkan paruh pertama 2018 Rp 6,95
miliar. Salah satu faktor yang menumbuhkan aset BIRD karena adanya goodwill di paruh pertama 2019 ini.
Goodwill merupakan selisih lebih dari jumlah yang dibayar atas nilai tercatat dari basis yang diakuisisi
oleh BIRD pada Maret 2019. Goodwill berkaitan dengan bisnis angkutan darat sistem antar jemput (shuttle)
bermerek Cititrans dari PT Citra Tiara Global.
Berdasarkan data RTI, perdagangan saham BIRD pada Kamis (1/8) dibuka di zona merah di level Rp
2.800 per saham. Saham BIRD menyentuh level terendah hari ini pada Rp 2.790 per saham dan tertinggi di
level Rp 2.820 per saham.
Pada akhir perdagangan sesi I, saham BIRD turun 0,36% ke Rp 2.800 per saham. Secara year to
date, harga saham BIRD turun 2,44%.(www.kontan.co.id – 2019)

DASAR PERTIMBANGAN
Pada fenomena di atas, pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah dengan cara menggunakan
rasio keuangan. Rasio keuangan menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan serta potensi
perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
menunjukkan pandangan para investor akan prestasi perusahaan dalam mengelola sumber dana nya.
Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan, maka nilai saham tersebut akan meningkat dan
kemudian nilai perusahaan akan naik
LITERATUR – LITERATUR BUKU
NILAI PERUSAHAAN (PBV)
Menurut Harmono (2009:233), Nilai Perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian
masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai perusahaan yang terus meningkat dapat menarik para investor
untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Harmono, 2009, Manajemen Keuangan Berbasis
Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis), Bumi Aksara, Jakarta.
Secara normatif salah satu tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan
(Wiagustini, 2010:9). Harga saham suatu perusahaan dapat menggambarkan nilai suatu perusahaan, karena
harga saham memiliki hubungan positif dengan nilai persahaan Wiagustini, Ni Luh Putu. (2014).
Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press.
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan terebut
dijual (Husnan,2014:7). Nilai perusahaan akan dijadikan sebagai suatu ukuran keberhasilan suatu
manajemen perusahaan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemegang saham dan terpenuhinya
kesejahteraan para pemegang saham mencerminkan tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan
tercermin dari harga saham yang telihat di pasar modal. Semakin tinggi harga saham perusahaan maka
semakin baik nilai perusahaan tersebut. Ini akan mengundang para investor untuk melakukan Husnan, Suad.
(2014). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang) . Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Menurut Brigham dan Houston (2011:152) menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan
rasio keuangan yang membandingkan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham, apabila nilai
PBV yang semakin tinggi maka semakin besar pula tingkat kemakmuran dari pemegang saham, sehingga
perusahaan dikatakan telah mencapai salah satu tujuannya. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston (Ali
Akbar Yulianto, Penerjemah). (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 1. Jakarta: Salemba
Empat
Menurut Menurut Brigham & Houston (2014) nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai
perusahaan, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham dari perusahaan tersebut meningkat. Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga
saham yang beredar di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan
secara riil. Brigham & Houston. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Financial
Management) (Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

LIKUIDITAS (CR)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam dalam memenuhi kewajiban financial yang
berjangka pendek (Sartono, 2010:114). Likuiditas sering digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi berarti
perusahaan tersebut memiliki internal financing yang cukup digunakan untuk membayar kewajibannya.
Perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik maka dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik oleh investor.
Sartono, (2010). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, Edisi empat, Yogyakarta: BPFE.
Hal ini dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Likuiditas dapat diukur
dengan menggunakan Current Ratio (CR), yang merupakan rasio antara aktiva lancar dibagi hutang lancar
(Sartono,2010:116). Sartono, (2010). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, Edisi empat,
Yogyakarta: BPFE.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek


perusahaan. Likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban atau utang pada saat ditagih atau jatuh tempo (Kasmir,2016:145). Perusahaan yang memiliki
likuiditas yang baik maka dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik oleh investor. Hal ini dapat menarik
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan
Current Ratio (CR), yang merupakan rasio antara aktiva lancar dibagi hutang lancar. Kasmir, (2016).Analisis
Laporan Keuangan.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

PROFITABILITAS (ROA)
Menurut Sudana (2011:22) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan.
.Sudana, I Made. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. 1st ed. Jakarta: Erlangga.
Profitabilitas perusahaan dapat dihitung melalui rasio profitabilitas. Menurut Harjito dan Martono
(2007:76), Return on Asset (ROA), merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan perusahaan. Untuk mencari pengembalian atas aset (ROA). Harjito, Agus, and Martono. (2007).
Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Menurut Kasmir (2012:76) profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator seperti: laba operasi,
laba bersih, tingkat pengembalian investasi dan tingkatpengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas berperan
penting dalam semua aspek bisnis karena dapat menunjukkan efisiensi dari perusahaan dan mencerminkan
kinerja perusahaan. Rasio profitabilitas yang dipakai adalah ROA (Return On Assets). ROA dipilih untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.Semakin tinggi ROA maka kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba juga tinggi. Kasmir.(2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Profitabilitas berperan penting dalam semua aspek bisnis karena dapat menunjukkan efisiensi dari
perusahaan dan mencerminkan kinerja perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalm
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu menurut Husnan
(2001:65). Husnan,Suad.(2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Menurut Fahmi (2011), rasio profitabilitas adalah perbandingan dari beberapa rasio yang
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Indikator profitabilitas dalam penelitian ini
adalah Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Rasio profitabilitas ROA dan ROE
menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan aset dan modal dalam menghasilkan laba. Fahmi, I.
(2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Profitabilitas menurut Wiagustini (2014:76) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
dapat juga digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas dalam suatu perusahaan. Profitabilitas
merupakan indikator untuk menilai sebuah perusahaan. Indikator ini juga dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dapat membantu dalam menentukan efektivitas
perusahaan dalam mengelola sumber saya yang dimiliki. Wiagustini. (2014). Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi Kedua. Denpasar: Udayana University Press.
Brigham dan Houston (2015:146) menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan sekelompok
rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.
Brigham, E. F. dan J. F. Houston. (2015). Manajemen Keuangan. Edisi Sebelas. Jakartaa: Salemba
Empat.

SOLVABILITAS (DER)
Rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dari suatu
perusahaan dalam membayar semua hutang-nya, baik hutang jangka pendek atau jangka panjang jika
perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Solvabilitas menurut Kasmir (2016: 151) “Rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan debt to assets ratio, debt to equity ratio dan times interest
earned ratio.
Menurut Sutrisno “Rasio Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya jika perusahaan dilikuidasi”
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan.
Struktur modal pada penelitian ini diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Dalam kondisi bisnis
yang baik, menggunakan hutang sebagai modal usaha dapat mempercepat perkembangan perusahaan jika
perusahaan mampu mengoptimalkan operasional usahanya untuk mendapat return sesuai dengan
diharapkan, sehingga hal tersebut juga dapat membuat investor. menganggap bahwa perusahaan yang
memiliki hutang tinggi dapat menunjukkan perusahaan tersebut memiliki prospek usaha yang baik untuk
kedepannya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan. Perusahaan besar akan
membutuhkan dana yang besar untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya
adalah dengan modal asing (hutang) apabila modal sendiri tidak mencukupi (Halim, 2015). Abdul Halim.
2015. Manajemen Keuangan Bisnis: Konsep dan Aplikasinya.Jakarta: Mitra Wacana Media.

TEKNIK
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda.
Menurut Usman (2003:241) regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor
atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional
antara dua buah variabel independent (X) atau lebih dengan sebuah variabel dependend (Y). Usman,
Husaini, M.Pd and R. Purnomo Setiady Akbar. (2003). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara

HIPOTESIS
H1 : Likuiditas (CR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2 : Profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H3 : Solvabilitas (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai