Anda di halaman 1dari 3

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, di bawa ke RS iwa di antar keluarga dan polisi dalam keadaan di

borgol, menurut keluarga, pasien mengamuk, marah-marah, teriak-teriak dan melempar kaca
jendela tetangga, saat di kaji intonasi bicara pasien tinggi, membentak-bentak, dan mengancam ,
ekspresi tegang

Tantangan Berpikir Kritis

1. Jelaskan bagaimana terjadinya perilaku kekerasan pada kasus di atas !


Jawab :
- klien dibawa ke RSJ diantar keluarga dan polisi dalam keadaan di borgol. pasien
mengamuk, teriak-teriak , mengancam, membentak bentak , marah-marah dan intonasi
bicara pasien tinggi ekspresi tegang.

2. Jelaskan mekanisme koping pada pasien dengan perilaku kekerasan !


Jawab :

Mekanisme koping  denail, dan reaksi formasi.( Kasus diatas )


Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangan
dari seseorang karena ditinggal oleh orang yag dianggap sangat berpengaruh
dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan
seseorang rendah diri (harga diri rendah), sehingga sulit untuk bergaul dengan
orang lain. Bila ketidakmampuan bergul dengan orang lain ini tidak diatasi akan
memunculkan halusinasi berupa suara-suara atau bayangan yang meminta klien
untuk melakukan tindak kekerasan. Hal tersebut dapat berdampak pada
keselamatan dirinya dan orang lain (resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan
lingkungan). Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan, dukungan
keluarga yang kurang baik dalam menghadapi kondisi klien dapat mempengaruhi
perkembangan klien (koping keluarga tidak efektif). Hal ini tentunya
menyebabkan klien sering keluar masuk RS atau menimbulkan kekambuhan
karena dukungan keluarga tidak maksimal (regimen terapeutik inefektif)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif  Frustasi  Pasif  Agresif perilaku Kekerasan


3. Bagaiman cara melakukan restrain pada kasus perilaku kekerasan !
Jawab :
- Dengan cara memakaikan jaket pengekang (camisole ) atau Manset / tali untuk
pergelangan tangan dan kaki
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN RESTRAIN
A. Pengertian
Restrain adalah terapi dengan alat- alat mekanik atau manual untuk membatasi
mobilitas fisik klien, dilakukan pada kondisi khusus, merupakan intervensi yang
terakhir jika perilaku kliensudah tidak dapat diatasi atau di kontrol dengan strategi
perilaku maupun modifikasilingkungan (Widyodinigrat. R, 2009).
B. Jenis – Jenis Restrain
1. Camisole (Jaket Pengekang)
2. Manset / tali untuk pergelangan tangan dan kaki

C. Tujuan Pemasangan Restrain


1. Menghindari hal – hal yang membahayakan pasien selama pemberian asuhan
keperawatan
2. Memberi perlindungan kepada pasien dari kecelakaan (jatuh dari tempat tidur)
3. Memenuhi kebutuhan pasien akan keselamatan dan rasa aman
(safety and security needs)

D. Sasaran Pemasangan Restrain


1. Pasien dengan penurunan kesadaran disertai gelisah
2. Pasien dengan indikasi gangguan kejiwaan (gaduh gelisah)

E. Persiapan Alat
1. Pilihlah restrain yang cocok sesuai kebutuhan
2. Bantalan pelindung kulit/ tulang

F. Persiapan Pasien
Kaji keadaan pasien untuk menentukan jenis restrain sesuai keperluan
G. Cara Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Gunakan bantalan pada ekstremitas klien sebelum dipasang restrain
4. Ikatkan restrain pada ekstremitas yang dimaksud
5. Longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30 menit
6. Kaji kemungkinan adanya luka setiap 4 jam (observasi warna kulit dan denyut nadi
padaekstremitas)
7. Catat keadaan klien sebelum dan sesudah pemasangan restrain

4. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala,( data mayor dan minor ) pada kasus di atas
!
Jawab :

DATA MAYOR DATA MINOR


Subyektif : Subyektif :
- Mengancam - Mengatakan ada yang
- Mengumpat mengancam, mengejek
- Bicara keras dan kasar - Mendengar suara yang
Obyektif : menjelekkan
- Agitasi - Merasa orang lain
- Meninju mengancam dirinya
- Membanting Obyektif :
- Melempar - Menjauh dari orang lain
- Katatonia

5. Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan pada
kasus di atas !
Jawab :
 Indikasi :
- pada pasien dengan keadaan marah –marah
- pasien dengan keadaan mengamuk , mengancam , membentak bentak
- pasien dengan perilaku kekerasan

 Implikasi keperawatan dalam pemberian obat adalah memfasilitasi dan


menghambat perilaku kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai