Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPEDULIAN SOSIAL

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas


Mata kuliah Hadis
Disusun Oleh :

Kelompok 13

1. Nur’aida Syafitri (0502172306)


2. Nuramalina (0502171036)
3. Prayogo Aldino Crismanov Nainggolan ( 0502172423 )

Nama Dosen Pembimbing : Syawaluddin M.Ag

Universitas Islam Negeri Sumatra Utara


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Akuntansi Syari’ah
T.A. 2017 / 2018
Kata Pengantar

Bimillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayahnya dan tidak lupa sholawat berangkaikan salam kita panjatkan kepada
junjungan Nabi kita Muhammad saw serta keluarga, para sahabat-sahabat Nabi yang
berjuang mensyi’arkan Agama Islam agama yang di ridhai oleh Allah Swt.

Makalah ini dapat kami selesaikan karna atas izin dan ridhanya Allah Swt. Dan tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami Syawaluddin M.Ag yang telah
memberikan tugas ini kepada kami dan memberi kesampatan untuk kami membahasnya secara
bersama-sama. Makalah yang berjudul “ Kepedulian Sosial ” makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hadis. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan kita semua.

Proses penyelesaian makalah ini tidak luput dari kesalahan dan


ketidaksempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt, untuk itu saya dan
teman-teman saya selaku pembuat makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
ada kata ataupun tulisan makalah ini yang tidak sempurna saya berharap teman teman
dapat mengerti dan dapat memahaminya.

Kritik dan saran yang bersifat membangun akan senantiasa saya terima dengan
lapang dada untuk menjadi acuan agar lebih baik lagi dilain waktu. Terima kasih atas
perhatiannya semoga ilmu yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-
teman sekalian dan sedekah jariyah di Yaumul Akhir kelak.

Medan, 12 Desember 2017

Penyusun

2
Daftar Isi

HALAMAN
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I………………………………………………………………………...………………4
BAB II Kepedulian Sosial..............................................................................................................5
1. Memperhatikan Kesulitan Orang lain.................................................................................5
2. Meringankan Penderitaan dan Beban Orang Lain.............................................................8
3. Larangan Saling Memudharatkan.....................................................................................10
BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................................12
Daftar Pustaka...............................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

Kepedulian sosial adalah sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada


umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial
merupakan kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara
bersama-sama.
Oleh karena itu, kepedulian sosial adalah minat atau ketertarika sesorang untuk membantu
orang lain atau sesama.

Lebih lanjut, lingkungan terdekat adalah yang paling berpengaruh besar dalam
menentukan tingkat kepedulian sosial seseorang. Lingkungan terdekat yang dimaksud adalah
keluarga, sekolah, teman-teman, dan lingkungan masyarakat tempat seseorang tersebut
tumbuh. Dari lingkungan tersebutlah seseorang mendapat nilai-nilai tentang kepedulian
sosial. Nilai-nilai yang tertanam dalam kepedulian sosial secara umum meliputi nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong atau gotong royong, kerendahan hati, keramahan
dan kesetiakawanan.
Kepedulian sosial bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada ikut
merasakan yang dirasakan orang lain serta membantu menyelesaikan permasalahan yang di
hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan.

4
BAB II
KEPEDULIAN SOSIAL DALAM ISLAM

Kata kepedulian berasal dari akar kata peduli yang artinya memperhatikan atau
menghiraukan. Menaruh peduli berarti menaruh perhatian sesuatu. Kepedulian  merupakan
suatu sikap  memperhatikan urusan orang lain ( sesama anggota masyarakat).

Kepedulan sosial bukan berarti mencampuri urusan orang lain tetapi lebih pada
membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan.
Mengapa manusia perlu memiliki kepedulian sosial?

Dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa menjalin hubungan


kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat terjalin harmonis manakala masing-masing
pihak memiliki kepedulian sosial.  Sikap kepedulian sosial sangat dianjurkan dalam ajaran
Islam.

Karena kepedulian sosial  mempunyai dampak positif antara lain terwujudnya sikap
tolong menolong sehingga menumbuhkan kerukunan dan  dan kebersamaan yang erat.
Banyak cara  untuk membentuk jiwa sosial dalam kehidupan masyarakat , antara lain :

1. Menyadari bahwa rezeki adalah berasal dari Allah Swt dan jika Allah Swt
menghendaki dapat di ambil dalam waktu yang relative singkat.

2. Menyadari bahwa kepedulian sosial termasuk ibadah yang pasti akan mendapat
pahala dari Allah Swt.

3. Menjauhkan diri dari sifat rakus(Tamak), kikir dan bakhil. Konsep kepedulian
sosial terdapat pada surah al-Kautsar dan al- Ma'un.

5
A. MEMPERHATIKAN KESULITAN ORANG LAIN

Hadis

‫ب الْعَِّز ِة ؟‬ َ ْ‫ود َك َوأَن‬


ُّ ‫ت َر‬ ُ ُ‫ف أَع‬
َ ‫ َكْي‬، ‫ب‬ َ َ‫ ق‬. ‫ت َفلَ ْم َتعُ ْديِن‬
ِّ ‫ يَ َار‬: ‫ال‬ ُ‫ض‬ْ ‫آد َم َم ِر‬
َ ‫« يَا ابْ َن‬
‫ول‬
ُ ‫َفَي ُق‬

ُ ‫ َولَ ْو عُ ْدتَهُ لََو َج ْدتَيِن ِعْن َدهُ ؟ َو َي ُق‬، ُ‫ض َفلَ ْم َتعُ ْده‬ ِ َّ ‫ أَماعلِمت أ‬:
‫ يَا‬: ‫ول‬ َ ‫َن َعْبدي فُالنًا َم ِر‬ َ َْ َ
‫ب الْعَِّز ِة ؟‬
ُّ ‫ت َر‬ َ ‫ف أُطْعِ ُم‬
%َ ْ‫ك َوأَن‬ َ ‫ َكْي‬: ‫ول‬ ُ ‫ َفَي ُق‬. ‫ك َفلَ ْم تُطْعِ ْميِن‬
َ ُ‫استَطْ َع ْمت‬
ْ ، ‫آد َم‬
َ ‫ابْ َن‬
ِ ‫ أَم‬، ‫َن عب ِدي فُالنًا استطْعمك َفلَم تُطْعِمه‬ ِ
ُ‫َّك لَ ْو أَطْ َع ْمتَه‬
َ ‫ت أَن‬ َ ‫اعل ْم‬
َ َ ُ ْ ْ َ َ َ َْ َْ َّ ‫ت أ‬َ ‫ أ ََما َعل ْم‬: ‫ول‬
ُ ‫َفَي ُق‬
‫ب‬ِّ ‫َي َر‬ ْ ‫ أ‬: ‫ول‬ ُ ‫ َفَي ُق‬. ‫ك َفلَ ْم تَ ْس ِقيِن‬%َ ُ‫استَ ْس َقْيت‬
ْ ‫آد َم‬
َ ‫ يَا ابْ َن‬: ‫ول‬ ُ ‫ك ِعْن ِدي ؟ َو َي ُق‬ ِ ‫لَوج ْد‬
َ ‫ت َذل‬
َ ََ
ِ َّ ‫ أَماعلِمت أ‬: ‫ول‬ ِ ُّ ‫يك وأَنْت ر‬ ِ ‫ و َكيف أ‬،
‫اك َفلَ ْم‬%َ ‫استَ ْس َق‬
ْ ‫َن َعْبدي فُالنًا‬ َ ْ َ َ ُ ‫ب الْعَّز ِة ؟ َفَي ُق‬ َ َ َ َ ‫َسق‬ ْ َ ْ َ
. » ‫ك ِعْن ِدي ؟‬ ِ ‫ ولَو س َقيته لَوج ْد‬، ‫تَس ِق ِه‬
َ ‫ت ذَل‬َ َ َ ُ َْ َ ْ َ ْ

Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu
bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan
penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang
hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya
engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.
Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau
memberikan makan kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya
memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah
berfirman: Ketahuilah, apakah engkau tidak peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan,
telah datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah,
sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan menemukan balasannya di
sisi-Ku.
Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-
Ku minum. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum,
padahal Engkau Tuhan penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si Fulan,
minta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya minum. Ketahuilah, sekiranya
engkau memberinya minum, pasti engkau akan menemui balasannya di sisi-Ku. [HR.
Muslim]”

6
Lapar, haus dan sakit adalah kelemahan yang melekat pada makhluk dan hal-hal tersebut
sama sekali jauh dari sifat-sifat Allah Swt. Maksud dari kata kiasan yang digunakan oleh
Rasulullah Saw dalam hadits ini, dalam ilmu balaghah disebut dengan tasybih baligh.
Artinya, ungkapan yang sangat mendalam untuk menggambarkan suatu kondisi sehingga
pendengarnya ikut larut dalam kesedihan atau kegembiraan, simpati atau antipati terhadap
keadaan yang digambarkan oleh pembicara.
Pada hadits di atas, Rasulullah Saw menggambarkan bahwa seorang manusia yang
sakit atau lapar atau haus benar-benar sangat mendambakan pertolongan dan bantuan,
mengharapkan orang yang dapat menghiburnya. Kondisi yang sangat memprihatinkan ini
oleh Rasulullah Saw digambarkan sebagai penderitaan yang dirasakan oleh Allah juga.
Padahal Allah adalah Dzat yang Maha Perkasa, Maha Sempurna, Maha Gagah, Maha
Berkuasa dan sifat-sifat maha lainnya, sehingga suatu hal yang sangat mustahil menurut akal
jika Allah menderita sakit, lapar dan haus.
Menggunakan ungkapan dengan bahasa kiasan seperti yang diutarakan oleh
Rasulullah Saw pada hadits di atas, dimaksudkan untuk mengetuk hati manusia yang paling
halus, paling sensitif agar bersungguh-sungguh memperhatikan nasib orang lain yang sedang
mengalami penderitaan dan berjuang sepenuh hati untuk menyelamatkan si penderita.
Keselamatan orang lain dikaitkan dengan bantuan yang kita berikan kepadanya
membuktikan, bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menyelamatkan orang lain
dari ancaman kemusnahan atau penderitaan. Sehingga manusia selamat dan hidup sejahtera,
aman dan tenteram di dunia ini.
Oleh karena itu, untuk mendorong hati manusia menaruh rasa belas kasih kepada
sesamanya, peduli terhadap sesama, Allah gambarkan orang-orang yang sedang sakit atau
menderita kehausan dan kelaparan sebagai kondisi yang dialami oleh Allah sendiri.
Dengan demikian orang-orang yang beriman dimotivasi, ditumbuhkan semangatnya
agar peduli dan bermurah hati membantu orang yang lapar atau kehausan atau orang yang
sedang sakit dengan menjenguknya. Orang-orang yang berbuat kebaikan semacam ini Allah
janjikan keselamatan dan pahala di akhirat dengan balasan tidak terhingga.
.           

7
1. Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin

Melepaskan kesusahan orang lain sangat banyak makna dan manfaatnya, tergantung
pada kesusahan yang di derita olah saudaranya yang seiman. Jika saudaranya termasuk orang
miskin, sedangkan ia orang yang berkecukupan atau kaya, haruslah ia berusaha menolongnya
dengan cara memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan sesuai kemampuannya.
Orang muslim yang membantu atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman
berarti telah menolong hamba Allah swt. Dan allah sangat menyukai perbuatan itu, selain
menolong ia juga memberikan pertolongan serta menyelamatkan dari berbagai kesusahan di
dunia,dan allah akan membalas nya di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman

)‫(محمد‬. . . . ‫ان ثنصرواهللا ينصر كم‬


Artinya :”Wahai orang-orang yg beriman!jika kamu menolong (agama) allah, niscaya dia
akan menolong mu dan meneguhkan kedudukanmu” { Q.S muhammad : 7 }

Begitu juga dengan orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai
cobaan dan bahaya, ia akan mendapat pahala yang lebih besar dari Allah swt,
dan Allah swt akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang dihadapinya, baik di dunia
maupun akhirat, pada hari ketika harta benda,anak,dan benda-benda lain yg berharga di
dunia,yg selama ini di banggakan pada saat di dunia ketika di akhirat itu tidak lagi
bermanfaat. Hanya pertolongan Allah saja yang akan menyelamatkan manusia.
Sebagaimana dalam hadis :

‫من سره أن يخبيه هللا من كرن يوم القيا مة فلينفس عن معسر أويضع عنه‬
{‫}رواه مسلم‬
Artinya :“Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana hari
kiamat, maka bantulah orang yang kesulitan atau hindarkanlah kesulitannya”

(H.R Muslim)

8
2. Melonggarkan kesusahan orang lain.
Melonggarkan kesusahan orang lain harus sesuai dengan kemampuan saja dan
tergantung kesusahan yang di alami saudara seiman, jika mampu meringankan kesusahannya,
maka kita harus membantu nya.
Cara yg dapat kita tempuh yaitu dengan memberi materi, jika materi itu dapat
meambantunya,artinya kesusahan dapat berkurang bahkan teratasi secepatnya. Namun, jika
tidak memilki materi berilah saran atau solusi dan jalan keluar agar masalah dapat secepat
mungkin selesai, atau jika tidak mempunyai ide atau saran, do’a kanlah agar kesusahannya
mendapat pertolongan dari Allah swt.karna do’a paling baik adalah jika kita mendo’a kan
orang lain tanpa sepengetahuannya.

3. Allah SWT. senantiasa akan menolong hamba-Nya selagi hamba menolang


saudaranya.

Pada hakekatnya, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya,


adalah menolong dirinya sendiri. Allah swt. akan menolongnya di dunia dan akhirat selama
hamba-Nya mau menolong saudaranya. Dengan kata lain, ia telah menyelamatkan diri sendiri
dari berbagai kesusahan dunia dan akhirat.
Orang yang suka menolong orang lain dijanjikan akan mendapat balasan sesuai
perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Namun jika menolong orang lain jangan
berlebihan, bantulah semampu kita saja.Yang paling penting dalam melakukan perbuatan
menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain tidak mengharapkan pamrih dari orang
yang ditolong, melainkan ikhlas karena semata-mata didasari rasa iman dan ingin mendapat
ridha Allah swt.
Sebagaimana dalam hadits :

‫ت َوطُ ْع َمةُ لِ ْل َم َسا ِكي ِْن‬ ْ ِ‫ َزكاَةَ ْالف‬.‫م‬.‫ض َرسُو ُل هللاِ ص‬


َ ِ‫ط ِر طُه ِْرةًل‬
ِ َ‫صائِ ِم ِمنَ الَ ْغ ِو َوال َرف‬ َ ‫فَ َر‬.
{‫}رواه أبودود‬
Artinya :”Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah pembersih untuk orang yang shaum dari
ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan jamuan bagi orang miskin.”(H.R. Abu Dawud)

9
Orang kaya tidak akan kaya jika tidak ada orang miskin. Semakin kaya seseorang, maka
ia akan membutuhkan orang-orang miskin.
Rasulullah Saw bersabda :

}‫{رواه البخارى‬ ُ ِ‫صرُوْ نَ َوتَرْ زَ قُوْ نَ اِآلب‬


.‫ض َعفَا إِ ُك ْم‬ َ ‫هَلْ تُ ْن‬

Artinya :” kalian ditolong dan diberi rezeki hanyalah oleh kaum lemah di antara
kalian.”(H.R Muslim)

Perintah agar kaum muslimin peka dan peduli terhadap orang lain juga dicerminkan
melalui syari’at penyembelihan hewan kurban. Hal itu tergambar dari do’a yang telah
dibacakan setelah hewan disembelih, yang berbeda dengan penyembelihan biasa.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslin dari Siti Aisyah, yg disunahkan membaca :

‫بِس ِْم هللاِ اَلهُم تَقَبلْ ِمن ُم َحم ٍد َواَ ِل ُم َحم ٍد َو ِم ْن أُم ِة ُم َحم ٍد‬
Artinya : Dengan menyabut nama Allah, Ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad,
keluarga Muhammad, dan umat Nabi Muhammad SAW.”

10
B. MERINGANKAN PENDERITAAN dan BEBAN ORANG LAIN

Apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kita mampu berbuat sesuatu untuk
menolong kesulitan orang lain, maka segeralah lakukan, segeralah beri pertolongan. Terlebih
lagi bila orang itu telah memintanya kepada kita. Karena pertolongan yang kita berikan, akan
sangat berarti bagi orang yang sedang kesulitan. Cobalah bayangkan, bagaimana rasanya
apabila kita berada di posisi orang yang meminta pertolongan pada kita, Dan sungguh Allah
SWT sangat mencintai orang yang mau memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan
menghapuskan kesulitan orang lain.
Berikut beberapa hadits yang menerangkan tentang keutamaan menolong dan meringankan
beban orang lain:
1. Pada suatu hari Rasululah SAW ditanya oleh sahabat beliau : “Ya Rasulullah, 
siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling 
dicintai oleh Allah ? Rasulullah SAW menjawab : “Manusia yang paling dicintai oleh 
Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia 
yang lain;sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan 
kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain, atau 
melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan 
kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk 
menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di 
masjidku ini selama satu bulan ” ( Hadits riwayat Thabrani ).  
2. Setiap gerakan pertolongan merupakan nilai pahala ” Siapa
yang menolong saudaranya yang lain maka Allah akan menuliskan baginya tujuh
kebaikan bagi  setiap langkah yang dilakukannya ” (HR. Thabrani ).  
3. Memberikan bantuan juga dapat menolak bala, sebagaimana dinyatakan ” Sedekah 
itu dapat menolak tujuh puluh pintu bala ” (HR Thabrani ). Pertolongan  Allah kepada
seseorang juga tergantung dengan pertolongan yang dilakukannya  antar manusia.
“Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama  hamba itu
menolong orang yang lain“. (Hadits muslim, abu daud dan tirmidzi)
4. Lebih hebat lagi, membantu orang yang susah lebih baik daripada ibadah umrah,  
sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut ini: ”Siapa yang berjalan
menolong   orang yang susah maka Allah akan menurunkan baginya tujuh puluh

11
lima ribu  malaikat yang selalu mendoakannya dan dia akan tetap berada dalam
rahmat Allah  selama dia menolong orang tersebut dan jika telah selesai melakukan
pertolongan  tersebut, maka Allah akan tuliskan baginya pahala haji dan
umrah dan sesiapa  yang mengunjungi orang yang sakit maka Allah akan
melindunginya dengan tujuh puluh lima ribu malaikat dan tidaklah dia mengangkat
kakinya melainkan akan  dituliskan Allah baginya satu kebaikan, dan tidaklah dia
meletakkan tapak  kakinya untuk berjalan melainkan Allah angkatkan daripadanya,
Allah akan ampunkan baginya satu kesalahan dan tinggikan kedudukannya satu
derajat sampai dia duduk disamping orang sakit, dan dia akan tetap mendapat rahmat
sampai dia   kembali ke rumahnya ” (HR Thabrani ).
5. Memberikan bantuan juga dapat memadamkan kemarahan Tuhan, perhatikan hadits
berikut ini: “Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi akan memadamkan 
kemarahan Allah, dan setiap perbuatan baik akan mencegah keburukan dan
silaturrahmi itu akan menambah umur dan menghilangkan kefaqiran dan itu lebih
baik daripada membaca laa haula wa laa quwwata illaa billah padahal dengan
membacanya saja akan mendapat perbendaharaan surga dan dengan berbuat baik itu 
juga dapat menyembuhkan penyakit dan menghilangkan kegelisahan ” (HR.
Thabrani ).  
6. Menolong orang lain juga dapat mengampuni dosa. “Siapa yang berjalan
untuk membantu saudaranya sesama muslim maka Allah akan menuliskan baginya
suatu  kebaikan dari tiap langkah kakinya sampai dia pulang dari menolong orang 
tersebut. Jika dia telah selesai dari menolong saudaranya tersebut, maka dia  telah
keluar dari segala dosa-dosanya bagaikan dia dilahirkan oleh ibunya, dan  jika dia
ditimpa kecelakaan (akibat menolong orang tersebut) maka dia akan  dimasukkan ke
dalam surga tanpa hisab ”  (HR. Abu Ya’la ).
7.  Orang yang menolong orang yang sakit laksana berada dalam taman surga, seperti
dinyatakan oleh hadits: “Siapa yang mengunjungi seseorang  yang lain maka dia
mendapatkan rahmat Allah dan siapa yang mengunjungi orang  yang sakit maka dia
seperti berada di dalam taman-taman (raudhah) surga ” (HR Thabrani ).

12
C. LARANGAN SALING MEMUDHARATKAN
Dari Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu, bahwa Rosululloh
sholallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Dilarang segala yang bahaya dan
menimpakan bahaya.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Daruquthni, dan yang
lainnya dengan disanadkan dan diriwayatkan oleh Malik dalam Al-Muwatha’ secara mursal,
dari Amr bin Yahya, dari bapaknya, dari Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam dengan
meniadakan Abu Sa’id. Hadits ini menguatkan satu dengan yang lainnya)

‫صلَّى اهلل عليه وسلَّ َم‬ ِ ِ َ‫عن أَيِب سعِي ٍد سع ُد ب ِن ِسن‬


َّ ‫ان اخْلُ ْد ِري َر ِضي اهللُ َعْنهُ أ‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ ْ ْ َْ َْ
‫ َو َر َواهُ َمالِك‬،ً‫َّارقُطْيِن َو َغْي ُرمُهَا ُم ْسنَدا‬
ُ ‫اجه َوالد‬ ٌ ْ‫ضَر َر َوالَ ِضَر َار[ َح ِدي‬
َ ‫ث َح َس ٌن َر َواهُ ابْ ُن َم‬ َ َ‫ ال‬: ‫قَ َال‬
ٍِ ِ ِ
َ ِّ ‫يِف الْ ُم َوطَّأ ُم ْر َسالً َع ْن َع ْمرو بْ ِن حَيْىَي َع ْن أَبِْيه َع ِن النَّيِب‬
ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم فَأ‬
ُ‫َس َق َط أَبَا َسعْيد َولَه‬
]ً‫ض َها َب ْعضا‬
ُ ‫طُُر ٌق يُ َق ِّوي َب ْع‬

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat)
yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain“

Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan
sanad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara mursal
dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, dia tidak
menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya
atas sebagian yang lain).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits

1. Larangan melakukan sesuatau yang berbahaya.

2. Termasuk sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok,
mengendarai kendaraan dengan ceroboh.

Kedudukan Hadits Hadits ini sangat penting karena berisi kaidah agama di mana
dengan kaidah tersebut tercakup hukum-hukum yang sangat banyak. 

13
fachruddin, pilihan hadis-hadis rasul, hal 54

Tidak Mendatangkan Mudhorot

Sesuatu yang disyariatkan baik dalam ibadah atau muamalah tidak mendatangkan
mudhorot bagi pelakunya. Hamba tidak boleh mendatangkan mudhorot dalam bermuamalah
sementara dia tidak memperoleh manfaat. Jika mudharat yang ditimbulkan mendatangkan
manfaat bagi dirinya, maka hukumnya tafsil. Yaitu:

1. Jika mudharat itu sesuatu yang biasa dan manfaatnya jelas, maka hukumnya
boleh.
2. Jika mudharat itu sesuatu yang tidak biasa, dan manfaatnya tidak jelas maka
hukumnya tidak boleh

1. Fenomena kemudharatan
Tujuan untuk memudharatkan adakalanya terjadi dalam 2 bentuk,
a. perbuatan mukallaf yg tujuan nya semata mata untuk membahayakan yg lain,
tidak di haramkan lagi bahwa ini adalah perbuatan yg buruk dan ini di haramkan.
b. perbuatan mukallaf yg tujuan nya benar dan di syariatkan, tetapi mendatang kan
kemudharatan bagi orang lain.
Syariat yg pertama sudah melarang, karena tujuan nya tidak lain adalah kecuali untuk
memudharatkan orang lain,

 Mudarat jual beli dalam bentuk berikut ini

Jual beli karna terpaksa


Nabi melarang jual beli dalam kedaan terpaksa, Rasull bersabda “ jika kamu memiliki
kelebihan harta maka berikan lah pada saudaramu,jika tidak maka jangan menambahkan
kebinasaan di atas kebinasaan nya.

 Mudarat dalam wasiat ada 2 macam


1.Mengkhuskan sebagian ahli waris dengan tambahan sebagaimna mestinya ia terima
sehingga memudharatkan ahli waris lain nya, oleh karena itu allah melarang
perbuatan tsb apabila ahli waris lain nya tidak meridhai nya,
Rasull bersabda : “Sesungguh nya allah telah memberikan hak pada setiap pemilik
hak, maka tidak ada wasiat untuk ahli waris”

14
2. Memberi wasiat pada orang lain ( bukan ahli waris dan tidak ada hubungan kekerabatan )
Sehingga bagian ahli warisnya berkurang. Oleh karena itu syariat melarang berwasiat lebih
dari sepertiga harta baik dengan tujuan untuk memudharatkan ahli waris atau pun
tidak,kecuali ahli waris merelakan nya.

15
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kata kepedulian artinya memperhatikan. Menaruh peduli berarti menaruh perhatian
sesuatu. Kepedulian  merupakan suatu sikap  memperhatikan urusan orang lain ( sesama
anggota masyarakat). Seperti agar peduli dan bermurah hati membantu orang yang lapar atau
kehausan atau orang yang sedang sakit dengan menjenguknya. Orang-orang yang berbuat kebaikan
semacam ini Allah janjikan keselamatan dan pahala di akhirat dengan balasan tidak terhingga.

Apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kita mampu berbuat sesuatu untuk menolong
kesulitan orang lain, maka segeralah lakukan, segeralah beri pertolongan. Terlebih lagi bila
orang itu telah memintanya kepada kita. Karena pertolongan yang kita berikan, akan sangat
berarti bagi orang yang sedang kesulitan. Cobalah bayangkan, bagaimana rasanya apabila
kita berada di posisi orang yang meminta pertolongan pada kita, Dan sungguh Allah SWT
sangat mencintai orang yang mau memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan
menghapuskan kesulitan orang lain.

B. Saran

Apabila teman–teman memiliki Kritikan serta saran yang bersifat membangun akan
senantiasa saya terima dengan lapang dada untuk menjadi acuan agar lebih baik lagi
dilain waktu. Terima kasih atas perhatiannya semoga ilmu yang ada dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian dan sedekah jariyah di Yaumul Akhir kelak .
jazakumullah khairan lebih dan kurang saya dan teman-teman saya yang telah membuat
makalah ini mohon maaf terutama kepada Allah Swt kami mohon ampun
Assalamu’alaykum Wr Wb.

Selaku umat islam agar kiranya senantiasa selalu berbuat baik kepada umat muslim
lainnya dan menanamkan rasa saling tolong-menolong kepada diri sendiri untuk peduli
kepada umat muslim yang sedang mengalami kesulitan. Karena Allah swt. menjanjikan
keselamatan dan pahala di akhirat dengan balasan tidak terhingga bagi setiap umat muslim
yang berbuat baik.

16
Daftar Pustaka

Fachrudin, Irfan. PILIHAN SABDA RASUL (Hadis-hadis pilihan) Jakarta: BUMI


AKSARA. 1996
Mahmud Syaltut. Akidah dan Syariah Islam. Jakarta: BINA AKSARA, 1985.

17

Anda mungkin juga menyukai