Anda di halaman 1dari 26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Berpikir

Pada penelitian ini, model pembelajaran inkuiri berbasis argumen

diterapkan pada konsep sel Volta. Pemilihan konsep sel Volta ini sesuai dengan

model pembelajaran inkuiri berbasis argumen karena adanya kegiatan inkuiri, dan

konsepnya yang bersifat abstrak dengan contoh konkrit sehingga kemungkinan

dapat mudah dipahami dengan kegiatan argumentasi. Maka dengan diterapkannya

model pembelajaran inkuiri berbasis argumen pada konsep sel Volta diharapkan

akan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa melalui kegiatan

inkuiri dan argumentasi.

Keterkaitan antara pembelajaran inkuiri berbasis argumen dengan

keterampilan berpikir kritis ini terletak pada tahap-tahap pembelajaran dan

beberapa indikator keterampilan beripikir kritis. Adapun Ennis (1985: 46)

menguraikan beberapa indikator berpikir kritis sebagai berikut: 1) Memberikan

penjelasan sederhana (elementary clarification); 2) membangun keterampilan

dasar (basic support), 3) menyimpulkan (inference); 4) membuat penjelasan lebih

lanjut (advanced clarification); dan 5) menentukan strategi dan taktik (strategies

and tactics).

Pembelajaran inkuiri berbasis argumen mencakup beberapa tahapan yang

saling berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis. Tahap eksplorasi

pengetahuan awal dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan memberikan

penjelasan sederhana pada berpikir kritis. Percobaan atau praktikum dapat

1
2

dilakukan untuk meningkatkan pembuatan keterampilan dasar. Interpretasi data

hasil percobaan dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

menyimpulkan. Kegiatan membandingkan claim data dalam kelompok dapat

meningkatkan keterampilan membuat penjelasan lebih lanjut. Adapun kegiatan

membandingkan claim data dengan teori dan kegiatan adu argumen dapat

meningkatkan keterampilan menyimpulkan, membuat penjelasan lanjutan, serta

menyusun strategi atau taktik. Tahap menuliskan kembali claim hasil argumentasi

pada laporan ini dapat meningkatkan keterampilan menyimpulkan dan membuat

penjelasan lebih lanjut. Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat keterampilan

menyimpulkan pada indikator berpikir kritis mahasiswa.

Sebelum diterapkan pembelajaran inkuiri berbasis argumen ini, hal yang

dilakukan pertama kali adalah analisis Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Kimia Dasar II khususnya pada konsep sel Volta. Kemudian observasi awal

mengenai keterampilan berpikir kritis mahasiswa semester II kelas A untuk

selanjutnya agar dapat menyusun rencana pembelajaran. Dalam pelaksanaannya,

mahasiswa akan digali terlebih dahulu pengetahuan awalnya melalui pertanyaan

apersepsi dari peneliti, melakukan praktikum atau mengamati demonstrasi,

menuliskan data hasil praktikum, mengutarakan ide atau gagasan dalam kelompok

berdasarkan data praktikum, saling berargumen dan membandingkan interpretasi

data dalam kelompok, membandingkan ide-ide hasil diskusi kelompok dengan

buku teks atau sumber lain, merefleksi dan menuliskan hasil diskusi dan

membandingkannya, dan mengeksplorasi pemahaman setelah pembelajaran dan

membuat suatu laporan praktikum.


3

Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1:


Sel Volta Analisis RPS

Tahap-tahap Indikator pembelajaran


pembelajaran inkuiri berpikir kritis
berbasis argumen/ABSI

Menggali Memberikan penjelasan sederhana


pengetahuan/pem Indikator pembelajaran:
ahaman sebelum
 Menentukan rumusan masalah percobaan
pembelajaran
tentang sel Volta.
Ikut serta dalam
aktivitas  Menentukan hipotesis berdasarkan
praktikum rumusan masalah
Menuliskan
Membuat keterampilan dasar
pemahaman
Indikator pembelajaran:
individu dalam
 Menentukan prosedur percobaan
praktikum
Bertukar pikiran
& Menyimpulkan
membandngkan Indikator pembelajaran:
claim data dalam menginterpretasi data hasil percobaan
Membandingkan Membuat penjelasan lebih lanjut
claim data dengan Indikator pembelajaran:
teori & adu  membandingkan claim datanya dengan
argumen antar teman sekelompok
 menuliskan laporan hasil percobaan
Menuliskan
Menyusun strategi atau taktik
kembali claim
Indikator pembelajaran:
hasil argumentasi
& menulis melakukan adu argumen berdasarkan
claim yang dibandingkan dengan teori
Refleksi untuk
menguatkan Lembar kerja inkuiri berbasis argumen
konsep
Keterampilan berpikir kritis
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
4

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kelas dengan desain one

shot case study. Desain ini dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan

tanpa tes awal, untuk mengetahui efek dari perlakuan yang diberikan tanpa

mengindahkan faktor lain. Metode ini diawali dengan studi pendahuluan atau

identifikasi masalah pembelajaran yang dialami oleh dosen pengampu mata kuliah

kimia dasar I. Penelitian kelas tujuannya untuk memperbaiki proses pembelajaran

dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Perencanaanya berupa

implementasi model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh

observer, sedangkan refleksinya dilakukan pada akhir penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah mahasiswa semester II kelas A Program

Studi Pendidikan Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang mengambil

mata kuliah kimia dasar II. Penerapan model pembelajaran inkuiri berbasis

argumen ini dimungkinkan akan lebih efektif diterapkan pada mahasiswa yang

cenderung lebih aktif saat pembelajaran, sehingga peneliti memilih mahasiswa

semester II kelas A sebagai subjek penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer pada saat

proses pembelajaran. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian kelas

adalah sebagai berikut:


5

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan proses pembelajaran, ada beberapa permasalahan yang

dihadapi oleh dosen pengampu mata kuliah kimia dasar I. Mahasiswa belum

terbiasa mengolah data percobaan karena belum optimalnya praktikum di

Sekolah. Selain itu, level berpikir tingkat tinggi mahasiswa masih belum optimal.

Berdasarkan data nilai hasil ujian akhir semester ganjil pada mata kuliah kimia

dasar I, dapat diketahui rata-rata keterampilan berpikir kritis mahasiswa yang

masih belum optimal. Dari 83 jumlah total mahasiswa semester I, hanya enam

mahasiswa yang dapat memenuhi standar nilai yang telah ditentukan.

2. Tahap I: Persiapan

Tahap I adalah tahap persiapan, tahap ini meliputi: analisis Rencana

Pembelajaran Semester (RPS) Kimia Dasar II khususnya pada konsep sel Volta,

studi pendahuluan, dan analisis tentang keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

Kemudian perumusan masalah dan tujuan penelitian, penyusunan instrumen,

validasi ke 3 dosen ahli bidang pendidikan kimia, revisi, selanjutnya uji coba soal.

3. Tahap II: Pelaksanaan

Tahap II adalah pelaksanaan penelitian yaitu dilaksanakannya kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran inkuiri berbasis argumen atau

Argument Based Science Inquiry (ABSI) pada konsep sel Volta. Pelaksanaan

pembelajaran dilakukan dengan diberikan lembar kerja yang disusun berdasarkan

tahap-tahap pembelajaran inkuiri berbasis argumen. Indikator keterampilan

berpikir kritis yang ditingkatkan adalah: 1) Memberikan penjelasan sederhana

(elementary clarification); 2) membangun keterampilan dasar (basic support), 3)


6

menyimpulkan (inference); 4) membuat penjelasan lebih lanjut (advanced

clarification); dan 5) menentukan strategi dan taktik (strategies and tactics).

Pada tahap ini, aktivitas mahasiswa akan diobservasi oleh observer

menggunakan format observasi aktivitas mahasiswa. Kemudian peneliti

membimbing mahasiswa dalam penyelesaian Lembar Kerja Mahasiswa (LKM),

memandu jalannya kegiatan adu argumen. Pada kegiatan adu argumen,

keterampilan mahasiswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

akan dinilai menggunakan lembar penilaian presentasi argumen tentatif dan

lembar penilaian pendapat. Setelah melakukan kegiatan adu argumen, setiap

kelompok diminta untuk membuat laporan hasil percobaan dan dikumpulkan pada

waktu yang ditentukan. Pada tahap akhir pembelajaran, dilaksanakan tes hasil

belajar yang mengacu pada keterampilan berpikir kritis.

4. Tahap III: Akhir

Tahap III adalah tahap akhir penelitian. Pada tahap ini dilakukan

penyususan laporan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data yang didapat

dari lembar observasi aktivitas mahasiswa, lembar kerja, lembar argumen tentatif,

lembar adu argumen, lembar penilaian laporan, dan tes hasil belajar yang

mengacu pada keterampilan berpikir kritis, sampai mendapat kesimpulan dari

hasil penelitian.
7

Adapun alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.2:

Identifikasi Masalah

Tingkat keterampilan berpikir kritis awal

Pembuatan instrumen
Perencanaan

Pelaksanaan Uji coba soal Uji validasi

Revisi
Pengumpulan data (tingkat berpikir kritis)

Kesimpulan: keterampilan
Analisis data ( tingkat berpikir kritis) berpikir kritis setelah
penerapan pembelajaran

Gambar 3.2 Alur Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi

pembelajaran, LKM (Lembar Kerja Mahasiswa) inkuiri berbasis argumen, format

observasi aktivitas mahasiswa, lembar penilaian argumen tentatif, lembar

penilaian adu argumen, tes hasil belajar, dan rubrik penilaian laporan.

1. Deskripsi Pembelajaran

Deskripsi pembelajaran dibuat berdasarkan pada langkah-langkah

pembelajaran inkuiri berbasis argumen dengan konsep sel Volta yang digunakan

sebagai pedoman peneliti dalam melakukan pembelajaran sehingga diharapkan

dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.


8

2. Lembar kerja Mahasiswa (LKM)

LKM disusun berdasarkan tahapan pembelajaran inkuiri berbasis argumen

yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada setiap tahap

pembelajaran. Sehingga dapat mengukur pengaruh pembelajaran inkuiri berbasis

argumen terhadap hasil belajar mahasiswa. Lembar kerja ini sebelum digunakan

terlebih dahulu divalidasi oleh tiga dosen ahli bidang pendidikan kimia.

3. Lembar Penilaian Argumen Tentatif

Penyusunan argumen tentatif atau argumen sementara ini merupakan

bagian dari tahap pembelajaran inkuiri berbasis argumen yang harus dilakukan

oleh mahasiswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Argumen tentatif setiap

kelompok akan dinilai menggunakan lembar penilaian argumen tentatif. Sebelum

digunakan, lembar penilaian argumen tentatif ini divalidasi oleh tiga dosen ahli

bidang pendidikan kimia.

4. Lembar Penilaian Presentasi Argumen Tentatif

Argumen tentatif yang dibuat selanjutnya dipresentasikan untuk kemudian

diberikan tanggapan oleh kelompok lain dalam sesi adu argumen. Adu argumen

ini juga merupakan bagian dari tahap pembelajaran inkuiri berbasis argumen yang

harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Presentasi argumen tentatif dinilai

menggunakan lembar penilaian presentasi argumen tentatif yang telah divalidasi

oleh tiga dosen ahli bidang pendidikan kimia.


9

5. Lembar Penilaian Pendapat

Pada sesi adu argumen, keaktifan mahasiswa dalam berpendapat atau

bertanya akan dinilai sebagai proses pembelajaran. Keaktifan mahasiswa dalam

berpendapat dan bertanya dinilai menggunakan lembar penilaian pendapat yang

telah divalidasi oleh tiga dosen ahli bidang pendidikan kimia.

6. Lembar Observasi Mahasiswa

Observasi dilakukan sebagai suatu pengamatan data yang berkaitan

dengan proses pelaksanaan pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai penerapan pembelajaran inkuiri berbasis

argumen pada konsep sel Volta. Data observasi ini diperoleh pada saat proses

pembelajaran berlangsung, dengan mengamati aktivitas mahasiswa. Kegiatan

observasi ini dilakukan oleh observer.

7. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

berupa soal esai. Tes hasil belajar ini disesuaikan dengan konsep sel Volta yang

sedang dipelajari. Soal esai dibuat berdasarkan indikator keterampilan berpikir

kritis menurut Ennis. Penggunaan tes betujuan untuk mengetahui tingkat

penguasaan mahasiswa atau ketuntasan mahasiswa dalam pembelajaran pada

konsep sel Volta, dan mengukur keterampilan berpikir kritis setelah diterapkan

pembelajaran inkuiri berbasis argumen.


10

Agar tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kelayakan maka

tes harus diuji cobakan terlebih dahulu. Adapun yang diukur dalam uji coba

adalah:

a) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang akan menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Maka suatu tes yang akan digunakan untuk mengukur

kemampuan seseorang harus memiliki validitas yang tinggi sebelum diujicobakan.

Untuk menentukan validitas soal digunakan rumus sebagai berikut:

N Σ xy−( Σ x ) ( Σ y )
rxy = 2 2 2 2
√(N Σ x ¿ – (Σ x) )( N Σ y −( Σ y ) ) ¿
Keterangan :
rxy = koefisisen koordinasi antara variabel x dan variabel y
N = jumlah subjek penelitian
Σ xy = jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y
Σx = jumlah skor asli variabel x
Σy = jumlah skor asli variabel y
(Arikunto, 2010: 213)

Setelah didapatkan korelasinya, maka diadakan interpretasi mengenai

besarnya koefisien korelasinya dapat dilihat pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Interpretasi Nilai Validitas Soal

Koefisen Korelasi Interpretasi


Antara 0,800- 1,00 Sangat Tinggi
Antara 0,600- 0,800 Tinggi
Antara 0,400- 0,600 Cukup
Antara 0,200- 0,400 Rendah
Antara 0,00- 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto: 2012: 89)
11

b) Daya Pembeda

Daya pembeda ini berfungsi untuk melihat kemampuan butir soal dalam

membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa

yang berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

BA BB
D= - = PA - PB
JA JB
Keterangan:
D= daya beda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks
kesukaran)
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2012: 228)
Kriteria penafsiran Daya Pembeda untuk soal yang diuji cobakan dapat

dilihat pada Tabel 3.2:

Tabel 3.2 Interpretasi Daya Pembeda Soal

Kriteria daya pembeda Skala daya pembeda


Jelek D: 0,00-0,20
Cukup D: 0,21-0,40
Baik D: 0,41-0,70
Sangat baik D: 0,71-1,00
(Arikunto, 2012: 232)
12

c) Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran suatu soal berfungsi untuk mengetahui butir soal

pada tes tergolong sukar, sedang atau mudah. Besarnya indeks kesukaran antara

0,00-1,00 untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus:

B
P=
JS

Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
JS = jumlah peserta tes
(Arikunto, 2012: 223)

Kriteria indeks kesukaran butir soal yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 3.3:

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal


Batasan Interpretasi
P ≤ 0,30 Sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
(Arikunto, 2012: 225)

d) Reliabilitas Instrumen

Reabilitas instrumen adalah ketepatan instrumen tersebut dalam menilai

apa yang dinilai, oleh karena itu ketika instrumen tersebut digunakan kapanpun
13

memberikan hasil yang relatif sama. Uji realibilitas soal dapat dicari

menggunakan rumus:

n Σ δ 12
r11 = n−1 (1- δ 2 )
1

Keterangan:
r 11 = reliabilitas yang dicari
Σ δ 1 2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
δ1 2 = varians total
(Arikunto, 2012: 122)

Tabel 3.4 Interpretasi Reabilitas Soal

Indeks reliabilitas Interpretasi


≤0,80 < r11 1,00 Sangat tinggi
≤0,60 < r11 0,80 Tinggi
≤0,40 < r11 0,60 Sedang
≤0,20 < r11 0,40 Rendah
≤0,00 < r11 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2012:89)

Soal tes dapat digunakan setelah uji coba soal yang dilanjutkan dengan

analisis butir soal dengan mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda, serta

tingkat kesukarannya memenuhi kriteria dapat diterima.

8. Lembar Penilaian Laporan

Lembar penilaian laporan ini berisi kriteria penilaian yang telah

ditentukan oleh peneliti. Lembar ini digunakan untuk menilai laporan hasil

percobaan yang dibuat oleh mahasiswa. Acuan yang digunakan oleh peneliti
14

adalah rubrik penilaian laporan yang berisi komponen-komponen laporan dan

kriteria penskorannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan proses pelaksanaan pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai penerapan pembelajaran inkuiri berbasis

argumen pada konsep sel Volta dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Data

observasi ini diperoleh pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan

mengamati aktivitas mahasiswa. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh observer.

2. Tes Tertulis

Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

berupa soal esai. Tes hasil belajar ini disesuaikan dengan konsep sel Volta. Soal

esai dibuat berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis.

Penggunaan tes betujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa atau

ketuntasan mahasiswa dalam pembelajaran pada konsep sel Volta, dan mengukur
15

keterampilan berpikir kritis setelah diterapkan pembelajaran inkuiri berbasis

argumen.

3. Laporan Hasil Praktikum

Laporan hasil percobaan ini dilakukan sekali. Pada tahap ini, peneliti akan

memberikan penilaian terhadap laporan yang telah dibuat oleh mahasiswa

berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan oleh peneliti. Data diperoleh

dari hasil penilaian laporan hasil praktikum.

4. Penilaian Lembar Kerja

Teknik penilaian lembar kerja ini dilakukan untuk mengukur pengaruh

pembelajaran inkuiri berbasis argumen terhadap hasil belajar mahasiswa. Lembar

kerja ini dapat digunakan untuk melihat proses mahasiswa dalam memahami

konsep dengan menggunakan pembelajaran inkuiri berbasis argumen yang

didalamnya terdapat indikator berpikir kritis. Hasil perhitungan nilai penyelesaian

mahasiswa pada lembar kerja ini dapat menunjukkan pemahamannya.

5. Penilaian Argumen Tentatif

Teknik penilaian argumen tentatif ini dilakukan untuk mengukur

kemampuan mahasiswa dalam berargumen, sebagai bagian dari tahap

pembelajaran inkuiri berbasis argumen pada saat proses pembelajaran. Hasil

perhitungan nilai mahasiswa dalam membuat argumen tentatif ini menunjukkan

kemampuannya dalam berargumen.

6. Penilaian Presentasi Argumen Tentatif

Teknik penilaian presentasi argumen tentatif ini dilakukan untuk mengukur

kemampuan mahasiswa dalam mengkomunikasikan argumen tentatifnya, sebagai


16

bagian dari tahap pembelajaran inkuiri berbasis argumen pada saat proses

pembelajaran. Hasil perhitungan nilai mahasiswa dalam mengkomunikasikan

argumen tentatif ini menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam memahami

argumen tentatif yang dibuat.

7. Penilaian Pendapat

Teknik penilaian pendapat ini dilakukan untuk mengukur keaktifan

mahasiswa dalam menyampaikan pendapat atau bertanya saat kelompok lain

mempresentasikan argumen tentatifnya pada saat proses pembelajaran. Hasil

perhitungan nilai mahasiswa dalam menyampaikan pendapat atau bertanya

menunjukkan keaktifan mahasiswa saat adu argumen.

G. Hasil Validasi Instrumen

Instrumen tes yang akan digunakan harus dianalisis terlebih dahulu baik

secara kualitatif maupun kuantitatif, agar dapat diketahui kelayakan soal yang ada

pada tes tersebut. Sebelum dilakukan uji coba, instumen penelitian divalidasi

terlebih dahulu oleh tiga dosen Prodi Pendidikan Kimia.

Analisis instrumen tes dilakukan dengan uji coba soal yang dilakukan

setelah soal dinyatakan layak diuji cobakan oleh validator. Analisis instrumen tes

meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari setiap

soal pada tes. Hasil perhitungan dari hasil uji coba instrumen tes diolah

menggunakan aplikasi anates.


17

Uji coba soal dilakukan pada mahasiswa semester VI Program Studi

Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati

Bandung sebanyak 15 orang karena mahasiswa semester VI dianggap sudah

memiliki pengetahuan mengenai konsep sel Volta. Hasil uji coba instrumen tes

memiliki realibilitas 0.57 yang berarti sudah cukup untuk digunakan dan hasil

lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil uji Coba Soal


Daya Tafsiran
No Tingkat Tafsiran T. Signifikansi
pembeda Daya Validitas
Soal Kesukaran Kesukaran Validitas
(%) Pembeda
1 10,00 Jelek 50,00 Sedang 0,125 Sangat rendah
2a 12,50 Jelek 81,25 Mudah 0,400 Cukup
2b 33,33 Cukup 70,83 Mudah 0,633 Tinggi
2c 62,50 Baik 68,75 Sedang 0,641 Tinggi
3 43,75 Baik 46,88 Sedang 0,699 Tinggi
4 25,00 Cukup 43,75 Sedang 0,448 Cukup
5 65,00 Baik 52,50 Sedang 0,706 Tinggi

Soal yang memiliki validitas sangat rendah dan cukup, yaitu nomor 1, 2,

dan 4 telah diperbaiki, sehingga tingkat kesukarannya menjadi lebih baik dan

layak untuk digunakan.

Adapun hasil lembar Judgement dari tiga dosen ahli tentang instrumen

penelitian pembelajaran inkuiri berbasis argumen adalah :

1. LKM belum layak dan harus diperbaiki

2. Indikator dan redaksi soal pada tes hasil belajar harus diperbaiki

3. Rubrik penilaian laporan hasil percobaan harus lebih rinci

4. Kisi-kisi LKM dilengkapi dengan indikator dan tahapan pembelajaran

5. Wacana pada LKM sebaiknya dilengkapi dengan simbol-simbol kimia

6. Penggunaan istilah tes hasil belajar diperbaiki


18

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan sesuai dengan jenis data dan instrumen yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Pengelompokkan Mahasiswa

Mahasiswa di kelompokkan menjadi kelompok tinggi, sedang dan rendah.

Pengelompokkan dilakukan berdasarkan nilai ujian akhir semester ganjil pada

mata kuliah kimia dasar I di kelas A semester I.

Kemudian nilai tersebut dirata-ratakan. Menentukan nilai rata-rata

mahasiswa adalah : X =
∑ X i. fi
∑f

Keterangan

∑ Xi . fi= Jumlah perkalian nilai ujian dengan frekuensinya

∑f = Jumlah frekuensi

Dan untuk menentukan Batas- batas kelompok adalah :

Batas atas : X + SD

Batas bawah : X – SD

Kelompok sedang : batas bawah < X < batas atas


19

2. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)

Data yang diperoleh dari LKM adalah data kemampuan mahasiswa pada

saat proses pembelajaran dengan pembelajaran inkuiri berbasis argumen terhadap

konsep sel Volta. Data LKM ini diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi LKM yang telah diisi

b) Memberikan skor pada setiap poin LKM

c) Menjumlahkan skor yang diperoleh

d) Merata-ratakan skor LKM

X=
∑ n ×100
N

Keterangan :

∑n = Jumlah skor LKM

X = Nilai

N = Jumlah skor total

(Arikunto, 2010:264)

e) Menafsirkan nilai rata-rata LKM yang diperoleh

dengan ketentuan pada Tabel 3.6:

Tabel 3.6 Predikat Pencapaian Nilai LKM


Rentang Skor
Nilai Kriteria
Skala 10-100 Skala 1-4
80-100 3,5-4 A=4 Sangat baik
70-79 2,8-3,4 B=3 Baik
60-69 2,0-2,7 C=2 Cukup
50-59 1,0-1,9 D=1 Kurang
20

0-49 0,0-1,9 E=0 Gagal


(Tim Penyusun Pedoman Akademik, 2015)
f) Mendeskripsikan hasil penilaian LKM

3. Tes Hasil Belajar

Setelah selesai pembelajaran selalu diakhiri dengan memberikan tes hasil

belajar, pada penelitian ini data-data yang diperoleh sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi lembar jawaban yang telah diisi

b) Memberikan skor pada setiap indikator lembar jawaban

mahasiswa sesuai dengan kisi-kisi penilaian yang telah

disiapkan

c) Menjumlahkan skor masing-masing mahasiswa

d) Merata-ratakan skor tes tertulis mahasiswa

X́ =
∑X
N

Keterangan :

X́ = Rata-rata hitung

∑X = Jumlah nilai

N = Banyaknya data

Tabel 3.7 Predikat Pencapaian Nilai Tes Hasil Belajar


Rentang Skor Nilai Kriteria
Skala 10-100 Skala 1-4
21

80-100 3,5-4 A=4 Sangat baik


70-79 2,8-3,4 B=3 Baik
60-69 2,0-2,7 C=2 Cukup
50-59 1,0-1,9 D=1 Kurang
0-49 0,0-1,9 E=0 Gagal
(Tim Penyusun Pedoman Akademik, 2015)

e) Rata-rata skor tertulis mahasiswa kemudian diubah ke dalam kriteria yang

dapat dilihat pada Tabel 3.7

4. Observasi

Data observasi mahasiswa ini dilakukan untuk menggambarkan aktivitas

mahasiswa selama pembelajaran berlangsung menggunakan pembelajaran inkuiri

berbasis argumen. Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi lembar observasi selama proses pembelajaran yang telah

diisi oleh observer

2) Menghitung jumlah skor yang observer isi pada format observasi

3) Hasil observasi aktivitas mahasiswa dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh


Aktivitas KBM mahasiswa= x 100 %
Jumlah total skor

4) Mengidentifikasi aspek-aspek pembelajaran inkuiri berbasis argumen

yang telah terlaksana.

5) Mendeskripsikan penggunaan pembelajaran inkuiri berbasis argumen

pada konsep sel Volta dengan mengacu pada Tabel 3.8.


22

Tabel 3.8 Predikat Pencapaian Nilai Aktivitas Mahasiswa


Nilai Kategori
80-100 Sangat baik
70-79 Baik
60-69 Cukup
50-59 Kurang
0-49 Gagal
(Syah, 2008:153)

5. Data Penilaian Argumen Tentatif

Data argumen tentatif diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi argumen tentatif yang telah diisi

b) Memberikan skor pada argumen tentatif yang dibuat oleh mahasiswa

c) Menjumlahkan skor yang diperoleh

d) Mengubah skor menjadi nilai skala 100, menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
NP = x 100
SM
Keterangan:

NP = Nilai

R = skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

100 = bilangan tetap

Tabel 3.9 Predikat Penilaian Argumen Tentatif


23

Rentang Skor
Nilai Kriteria
Skala 10-100 Skala 1-4
80-100 3,5-4 A=4 Sangat baik
70-79 2,8-3,4 B=3 Baik
60-69 2,0-2,7 C=2 Cukup
50-59 1,0-1,9 D=1 Kurang
0-49 0,0-1,9 E=0 Gagal
(Tim Penyusun Pedoman Akademik, 2015)

6. Data Penilaian Presentasi Argumen Tentatif

Data penilaian presentasi argumen tentatif diolah dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

a) Memberikan skor pada lembar penilaian presentasi argumen tentatif

b) Menjumlahkan skor yang diperoleh

c) Mengubah skor menjadi nilai skala 100, menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
NP = x 100
SM
Keterangan:

NP = Nilai

R = skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

100 = bilangan tetap


24

Tabel 3.10 Predikat Penilaian Presentasi Argumen Tentatif


Rentang Skor
Nilai Kriteria
Skala 10-100 Skala 1-4
80-100 3,5-4 A=4 Sangat baik
70-79 2,8-3,4 B=3 Baik
60-69 2,0-2,7 C=2 Cukup
50-59 1,0-1,9 D=1 Kurang
0-49 0,0-1,9 E=0 Gagal
(Tim Penyusun Pedoman Akademik, 2015)

7. Data Penilaian Pendapat

Data penilaian pendapat diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a) Memberikan skor pada lembar penilaian pendapat

b) Menjumlahkan skor yang diperoleh

c) Mengubah skor menjadi nilai skala 100, menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
NP = x 100
SM
Keterangan:

NP = Nilai

R = skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

100 = bilangan tetap

Tabel 3.11 Predikat Penilaian Pendapat


25

Rentang Skor
Nilai Kriteria
Skala 10-100 Skala 1-4
80-100 3,5-4 A=4 Sangat baik
70-79 2,8-3,4 B=3 Baik
60-69 2,0-2,7 C=2 Cukup
50-59 1,0-1,9 D=1 Kurang
0-49 0,0-1,9 E=0 Gagal
(Tim Penyusun Pedoman Akademik, 2015)

8. Data Laporan Hasil Praktikum

Data laporan hasil praktikum diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi laporan yang telah diisi

b) Memberikan skor pada laporan yang dibuat oleh mahasiswa

c) Menjumlahkan skor yang diperoleh

d) Mengubah skor menjadi nilai skala 100, menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
NP = x 100
SM
Keterangan:

NP = Nilai

R = skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

100 = bilangan tetap


26

Tabel 3.12 Predikat Penilaian Laporan Percobaan


Rentang Skor
Nilai Kriteria
Skala 10-100 Skala 1-4
80-100 3,5-4 A=4 Sangat baik
70-79 2,8-3,4 B=3 Baik
60-69 2,0-2,7 C=2 Cukup
50-59 1,0-1,9 D=1 Kurang
0-49 0,0-1,9 E=0 Gagal
(Tim Penyusun Pedoman Akademik, 2015)

Anda mungkin juga menyukai