Anda di halaman 1dari 4

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa semester II

kelas A Program Studi Pendidikan Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung,

tentang penerapan pembelajaran inkuiri berbasis argumen untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis pada konsep sel Volta dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Aktivitas mahasiswa ketika proses pembelajaran inkuiri berbasis argumen

pada konsep sel Volta mendapatkan persentase rata-rata sebesar 96,43% dan

dikategorikan sangat baik. Persentase rata-rata tertinggi pada tahap kedua

sampai tahap keenam yaitu sebesar 100%. Persentase rata-rata tertinggi kedua

yaitu pada tahap tujuh atau fase 7 yakni exploration of post instruction

understanding atau eksplorasi untuk menguatkan konsep sebesar 91,67%.

Persentase rata-rata terendah pada tahap satu atau fase 1 yakni exploration of

pre-instruction understanding atau menggali pengetahuan/pemahaman

sebelum pembelajaran sebesar 83,33%.

2. Hasil penyelesaian Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) yang dibuat berdasarkan

pembelajaran inkuiri berbasis argumen pada konsep sel Volta mendapatkan

nilai rata-rata sebesar 76,51 dengan kategori baik. Perolehan nilai rata-rata

dari tertinggi hingga terrendah secara berturut-turut adalah sebagai berikut: 1)

fase exploration of post instruction understanding atau menggali pengetahuan

atau pemahaman setelah pembelajaran sebesar 87,50; 2) fase negotiation

106
2

shape IV: individual reflections and writing atau menuliskan kembali claim

hasil argumentasi dan menulis laporan sebesar 84,90; 3) fase xploration of

pre-instruction understanding atau eksplorasi pengetahuan awal sebesar

83,33; 4) fase negotiation shape II: sharing and comparing data

interpretations in small groups atau membandingkan klaim data dalam

kelompok sebesar 78,13; 5) fase negotiation shape I: writing personal

meaning for laboratory activity atau menginterpretasi data tiap individu

sebesar 76,85; 6) fase participation in laboratory activity atau melakukan atau

mengamati percobaan sebesar 71,67; dan 7) fase negotiation shape III,

comparing science ideas to textbooks or other printed resources atau

membandingkan ide-ide sains dengan buku teks atau sumber lainnya sebesar

62,46.

3. Keterampilan berpikir kritis atau KBKr mahasiswa setelah pembelajaran

inkuiri berbasis argumen pada konsep sel Volta secara keseluruhan dapat

dikategorikan sangat baik dangan nilai rata-rata sebesar 83,52. Adapun

indikator KBKr yang ditingkatkannya dari nomor 1, 2a, 2b, 2c, 3, 4 sampai 5

berturut-turut adalah membangun keterampilan dasar (mengamati dan

mempertimbangkan hasil pengamatan), menyimpulkan (membuat dan menilai

pertimbangan: mengaplikasikan konsep, seperti prinsip, hukum, dan azas),

menyimpulkan (membuat dan menilai pertimbangan: mengaplikasikan

konsep, seperti prinsip, hukum, dan azas), menyusun strategi dan taktik

(memutuskan tindakan: memilih kriteria untuk mempertimbangkan

kemungkinan jalan keluar), memberikan penjelasan sederhana (menganalisis


3

argumen: mengidentifikasi alasan yang dinyatakan), menyusun strategi dan

taktik (memutuskan tindakan: mengidentifikasi masalah), dan membuat

penjelasan lebih lanjut (mengidentifikasi anggapan: alasan yang tidak

dinyatakan). Nilai rata-rata yang diperoleh berturut-turut adalah nomor 1

sebesar 81,14, nomor 2a sebesar 95,73, nomor 2b sebesar 88,79, nomor 2c

sebesar 89,12, nomor 3 sebesar 87,46, nomor 4 sebesar 59,69, dan nomor 5

sebesar 82,72.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, menyarankan

bahwa:

1. Pembelajaran inkuiri berbasis argumen pada tahap kelima atau fase lima,

yakni negotiation shape III, comparing science ideas to textbooks or other

printed resources atau membandingkan ide-ide sains dengan buku teks atau

sumber lainnya, hendaknya dosen betul-betul menjelaskan dengan baik

mengenai aturan jalannya kegiatan adu argumen, dan pembagian tanggung

jawab setiap mahasiswa dalam kelompok agar mahasiswa dapat melaksanakan

kegiatan adu argumen dengan efektif. Selain itu, hendaknya dosen memotivasi

mahasiswa agar memiliki kepercayaan diri untuk mengutarakan pendapat atau

argumen.

2. Dosen hendaknya mengelompokkan mahasiswa secara heterogen, sehingga

dalam satu kelompok terdapat siswa dari kelompok prestasi tinggi, sedang,

dan rendah. Dengan demikian akan terjadi peer-tutor agar mahasiswa pada
4

kelompok rendah dapat bertanya tanpa ada rasa canggung dan mahasiswa

pada kelompok tinggi dapat mengajarkan mahasiswa pada kelompok rendah.

3. Sebaiknya dosen menerapkan pembelajaran inkuiri berbasis argumen pada

konsep-konsep kimia yang memiliki karakteristik seperti sel Volta, yaitu yang

mengharuskan adanya kegiatan praktikum atau demonstrasi dan kegiatan

argumentasi sehingga pembelajaran akan lebih efektif. Seperti konsep

termokimia, sifat koligatif larutan, dan elektrolisis.

Anda mungkin juga menyukai