NIM : P21119071
KELAS : A GIZI
TUGAS : KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
RESUME
PRINSIP ILMU LINGKUNGAN
Pengertian
Ilmu lingkungan adalah bidang akademik multidisipliner yang mengintegrasikan ilmu fisika,
biologi, kimia, ekologi, ilmu tanah, geologi, sains atmosfer, dan geografi untuk mempelajari
lingkungan, dan solusi dari permasalahan lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan
interdisipliner yang terintegrasi dan kuantitatif untuk mempelajari sistem lingkungan.
Ilmu lingkungan mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad hidup
(termasuk manusia) dengan lingkungannya. Didalamnya berbagai disiplin ilmu seperti sosiolasi,
epidemiologi, kesehatan masyarakat, planologi, geografi, ekonomi, meteorologi, hidrologi
bahkan pertanian, kehutanan, perikanan dan peternakan, dan peternakan sekaligus dipandang
dalam suatu ruang serta perspektif yang luas dan saling berkaitan.
Lingkup ilmu lingkungan Organisme (individu), Populasi (kumpulan organisme sejenis),
Komunitas (kumpulan populasi), Ekosistem (interaksi komunitas dengan faktor abiotik), dan
Ekosfera (noosfera) : ekosistem dalam arti luas, termasuk atmosfera.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu
lainnya : biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorology, ilmu tanah, geografi, demografi,
ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang
menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, Ilmu lingkungan
merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
Ilmu lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari makhluk hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek
sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros,
tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terikat satu sama lain untuk
mengatasi masalah hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”.
Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (“ilmu murni” yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap makhluk hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada
masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu
lingkungan lebih menjelaskan bahwa asas dan konsep “ilmu murni” seperti ekologi, ternyata
berlaku pula untuk menanggulangi masalah khususnya lingkungan secara praktis. Dan
sebaliknya, ternyata dari banyaknya masalah teknologi dan sosioekonomi ini bisa menjadi data
yang berharga bagi para ahli “ilmu murni” untuk merumuskan teorinya sebagai ilmu terapan
dalam mengatasi masalahnya.
Komponen
Ilmu atmosfer
Ilmu atmosfer fokus pada atmosfer bumi, dengan menitik beratkan pada hubungan ke sistem
lainnya. Ilmu atmsfer mencakup pembelajaran meteorologi, fenmena gas rumah kaca,
permodelan persebaran atmosfer terkait kontaminasi di udara,[4][5] fenomena propagasi suara
terkait dengan polusi suara, hingga polusi cahaya.
Pada kasus pemanasan global, ahli fisika membuat permodelan komputer terhadap sirkulasi
atmosfer dan transmisi radiasi inframerah, ahli kimia memeriksa susunan kimia atmosfer dan
reaksinya, ahli biologi menganalisis kontribusi karbon dioksida hewan dan tumbuhan, dan pakar
di bidang meteorologi dan oseanografi memperkaya pemahaman dinamika atmosfer.
Ekologi
Ekologi adalah studi interaksi antara organisme dan lingkungannya. Ahli ekologi
menginvestigasi hubungan antara populasi organisme dan karakteristik fisik dari lingkungan
mereka, seperti konsentrasi bahan kimia; atau menginvestigasi interaksi antara dua populasi
organisme yang berbeda melalui hubungan simbiotik atau kompetisi.
Kimia lingkungan
Kimia lingkungan adalah studi perubahan kimia di dalam lingkungan. Prinsip studi mencakup
kontaminasi tanah dan polusi air. Topik analisis mencakup degradasi kimia di dalam lingkungan,
transportasi multi-fase kimiawi (evaporasi pelarut bahan kimia yang mencemari lingkungan) dan
efek bahan kimia terhadap biota.
Geosains
Geosains mencakup geologi lingkungan, ilmu tanah lingkungan, fenmena vulkanik, dan efolusi
kerak bumi. Dalam beberapa sistem klasifikasi, geosains juga mencakup hidrologi, termasuk
oseanografi.
Kedudukan Manusia dalam Lingkungan Hidup dan Dinamika Populasi
Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan lingkungan abiotik dan lingkungan biotik, selain
kebutuhan pokok primer dan sekunder manusia yaitu makan, minum dan tempat tinggal, manusia
juga membutuhkan sosialisasi.
Manusia mempunyai kelebihan dari makhluk hidup yang lain yaitu dalam perkara (noosfir/akal).
Sehingga dalam pemanfaatan sumber alam, manusia dapat mengelolanya secara lebih efisien dan
efektif dibandingkan makhluk hidup yang lain.
Dengan adanya saling ketergantungan di antara manusia di dalam memanfaatkan dan mengelola
sumber alam, maka terjadi kehidupan berkelompok sesuai dengan pembagian kerja dan aktivitas
kerja sama kesatuan hidup manusia yang ditandai dengan hidup yang berkelompok menimbulkan
keterikatan manusia pada norma-norma aturan-aturan dan adat-istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, sehingga membentuk masyarakat.
Populasi manusia merupakan salah satu komponen dari ekosistem. Dengan adanya pertumbuhan
penduduk akan terpengaruh daya dukung lingkungan. Cara mengukur pertumbuhan penduduk
dapat menggunakan rumus: Pt = Pd + B – D + D + I – O. Pendekatan cara demografi dalam
mempelajari penduduk perlu diketahui ciri-cirinya antara lain: jumlah penduduk, umur dan jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, distribusi penduduk, dan status perkawinan.
Dengan adanya kecepatan pertumbuhan penduduk dapat terjadi perubahan jumlah penduduk
yang disebabkan adanya perubahan jumlah kelamin, kematian, dan imigrasi.
Daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang
ada di dalamnya. Sehubungan dengan daya dukung lingkungan, maka dunia tidak akan dapat
menanggung jumlah manusia tanpa batas. Apabila daya dukung lingkungan terlampaui maka
kehidupan manusia dapat mengalami berbagai kesulitan.
Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, manusia merupakan makhluk hidup dengan
berstrategi “K”, yaitu strategi yang memperhatikan batas daya dukung lingkungan. Kalau
populasinya sudah mendekati batas daya dukung, maka akan terjadi perubahan laju kehidupan
karena pengaruh kehidupan lingkungan yang menahan laju pertumbuhan sehingga pertumbuhan
yang berhimpit dengan batas daya dukung (K).
Dengan adanya pendekatan tsb dlm penerapan konsep ternyata berpengaruh juga
terhadap arah perkembangan ilmu lingkungan itu sendiri