PENGADAAN
BARANG/JASA
priyonodwinugroho@gmail.com 4
MOTIF KECURANGAN
Perceived
Opportunity
FraudTriangle
2. Persekongkolan Vertikal
priyonodwinugroho@gmail.com 6
Persekongkolan Horisontal :
• Persekongkolan Yang Terjadi diantara Para Sesama
Rekanan.
➢ Persekongkolan ini dikategorikan sebagai Persekongkolan
dengan Menciptakan Persaingan Semu Diantara Peserta
Tender
PPK / KPA
Panitia Pengadaan Barang / Jasa
PPK / KPA
Panitia Pengadaan Barang / Jasa
PPK/KPA
Panitia Lelang atau Pengadaan Barang / Jasa
A B C
Penyedia Barang/jasa Penyedia Barang/jasa Penyedia Barang/jasa
Kontraktor Kontraktor Kontraktor
Rekanan Rekanan
priyonodwinugroho@gmail.com Rekanan 9
ALASAN YANG PALING SERING DIGUNAKAN OLEH PANITIA LELANG
UNTUK MEN - JUSTIFIKASI PROSES PENUNJUKKAN LANGSUNG
Barang dikatakan Spesifik jika tidak ada Pabrikan lain yang bisa memproduksi
barang dengan fungsi dan manfaat yang sama untuk menggantikan fungsi dari
barang tersebut.
priyonodwinugroho@gmail.com 10
PA PPK ULP
PPHP PENYEDIA
KPA PPTK PP
INPUT
APBN
PAGU
INDIKATIF Renja K/L
APBD
KUA/
PPAS RKA PD
priyonodwinugroho@gmail.com 13
Risiko : Dalam Perencanaan PBJ
5. Pemaketan pekerjaan yang direkayasa mengarah kepada
beberapa penyedia barang/jasa yang berasal dari
kelompok tertentu dalam rangka “tender arisan” atau
bagi-bagi keuntungan.
priyonodwinugroho@gmail.com 15
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
Persiapan Pengadaan
PPK menetapkan :
priyonodwinugroho@gmail.com Pasal 25 16
Risiko Penyimpangan HPS
priyonodwinugroho@gmail.com 17
Risiko Penyimpangan HPS
7. Penggelembungan (mark-up) harga dalam HPS.
8. HPS disusun dengan tidak memperhatikan perilaku biaya
yaitu membedakan biaya tetap (yang cenderung akan
menurun seiring dengan bertambahnya volume
pekerjaan) dan biaya variabel.
9. Harga barang/jasa dalam HPS mengarah pada
merek/produk tertentu.
10. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan
oleh ketentuan.
11. HPS tidak disahkan Pejabat Pembuat Komitmen.
priyonodwinugroho@gmail.com 18
Risiko penetapan spek teknis
1. Spek teknis yang tidak jelas
2. Spek teknis yang mengarah ke penyedia tertentu
3. Spek teknis yang tidak mengarahkan kepada
fungsional barang/jasa
4. Spek teknis yang mengakibatkan kita tergantung
kepada penyedia tersebut
5. Spek teknis yang tidak sesuai dengan lokasi
penggunaan barang/jasa
6. Spek teknis yang sudah discontinue (sdh tidak
diproduksi lagi)
7. Spek teknis yang tidak sesuai pemintanya
(usernya) priyonodwinugroho@gmail.com 19
Risiko Rancangan Kontrak
1. Rancangan kontrak tidak memindahkan risiko kepada penyedia
2. Rancangan kontrak tidak mencatumkan klausul denda keterlambatan yang
spesifik
3. Rancangan kontrak tidak mencatumkan kejelasan klausul pembayaran
kepada penyedia barang
4. Rancangan kontrak yang tidak mencantumkan kondisi kahar secara
spesifik dan tata cara tindak lanjut kondisi tersebut
5. Rancangan kontrak yang tidak mencantumkan jaminan terkait pekerjaan
tersebut (jaminan uang muka, jaminan pelaksana, dan jaminan
pemeliharaan)
6. Rancangan kontrak tidak mencanumkan klausul subkon
7. Rancangan kontrak tidak mencatumkan wanprestasi dan konsekuensinya
8. Rancangan kontrak yang menguntungkan penyedia
priyonodwinugroho@gmail.com 20
Risiko Terkait Kualifikasi (Kemampuan Teknis,
Kemampuan Usaha, dan Pengalaman Penyedia
barjas)
priyonodwinugroho@gmail.com 21
Risiko Terkait Kualifikasi
priyonodwinugroho@gmail.com 23
Red flags atau titik kritis atau modus atau risiko penyimpangan
pada tahap pengumuman
1. Pengumuman fiktif
2. Tidak mengumumkan di tempat yang tidak
ditentukan
3. Dalam teks pengumuman tercantum persyaratan
yang berimplikasi dapat menghambat/membatasi
peserta
4. Materi pengumuman lelang membingungkan atau
tidak lengkap. Contoh: lokasi pengambilan dokumen
tidak jelas; pengumuman barang TI – tidak jelas apa
bentuk barang yang akan diadakan.
5. Jangka waktu pengumuman tidak sesuai ketentuan
(terlalu singkat)
priyonodwinugroho@gmail.com 24
RISIKO-RISIKO TERKAIT PENJELASAN
• Penjelasan (pre bid meeting) yang terbatas pada kelompok tertentu.
• Tidak membuat dokumentasi rapat penjelasan
• Berita acara pemberian penjelasan tidak disebarluaskan kepada
seluruh peserta.
• Seluruh kesepakatan dalam rapat yang merupakan perubahan penting
atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum
dokumen pemilihan penyedia (sebagai upaya agar kesepakatan yang
dicapai pada saat penjelasan lelang tidak ditaati oleh panitia lelang).
• Penjelasan yang diberikan panitia terhadap pertanyaan para peserta
lelang dibiarkan tidak jelas dan lengkap.
• Klarifikasi kepada peserta lelang diberikan oleh orang yang tidak
berwenang (panitia lelang).
priyonodwinugroho@gmail.com 25
Red Flags/ Risiko penyimpangan yang mungkin terjadi pada
pembukaan penawaran
• Adanya relokasi tempat penyerahan dokumen
penawaran yang tidak diinformasikan ke seluruh
penyedia barang/jasa yang telah mendaftar atau
lokasi penyerahan dokumen sulit ditemukan;
• Jangka waktu penyampaian penawaran yang
terlalu singkat dan kurang memperhatikan
kompleksitas barang/jasa yang diadakan;
• Batas akhir pemasukan dokumen penawaran
diundurkan atau dimajukan tanpa adanya
dokumen addendum dokumen pemilihan/seleksi;
priyonodwinugroho@gmail.com 26
• Penyimpanan dokumen penawaran tidak
dilakukan pada kotak atau tempat yang
aman/terkunci;
• Penerimaan dokumen penawaran yang
terlambat dan tidak digugurkan;
• Dokumen penawaran tidak lengkap
disampaikan dan disusulkan setelah acara
pembukaan dokumen penawaran.
priyonodwinugroho@gmail.com 27
Risk pada tahap evaluasi
• Kriteria evaluasi tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam
dokumen pengadaan.
• Penggantian dokumen penawaran dari penyedia barang/jasa setelah
tahap pembukaan dokumen penawaran
• Seluruh hasil evaluasi penawaran tidak didokumentasikan dalam suatu
berita acara. Dokumen penawaran tidak lengkap disampaikan dan
disusulkan setelah acara pembukaan dokumen penawaran.
• Berita acara evaluasi penawaran tidak mencantumkan justifikasi tentang
hal-hal yang menggugurkan suatu penawaran (bila ada).
• Panitia/pejabat/unit layanan pengadaan memberlakukan standar ganda
• Panitia/pejabat/unit layanan pengadaan kurang paham mengenai
persyaratan teknis sehingga mempengaruhi penilaian/hasil evaluasi.
priyonodwinugroho@gmail.com 28
RISIKO-RISIKO pengumuman pemenang
priyonodwinugroho@gmail.com 31
Pelaksanaan Kontrak
• Penetapan SPPBJ
• Penandatanganan Kontrak;
• Pemberian Uang Muka;
• Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
• Perubahan Kontrak;
• Penyesuaian Harga;
• Penghentian Kontrak atau berakhirnya Kontrak
• Pemutusan Kontrak;
• Serah Terima Hasil Pekerjaan; dan/atau
• Penanganan Keadaan Kahar.
priyonodwinugroho@gmail.com Pasal 52 32
Red flags pelaksanaan kontrak
• Barang/jasa yang diperjanjikan telah diterima sebelum surat
perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak.
• Penandatanganan surat perjanjian yang ditunda-tunda tanpa
alasan yang jelas.
• Rekomendasi dari ULP/Pejabat Pengadaan belum/tidak
dipertimbangkan oleh pejabat yang menandatangani surat
perjanjian (Pejabat Pembuat Komitmen) pada saat surat
perjanjian tersebut ditandatangani.
• Dalam hal nilai pengadaan di atas Rp100 Miliar, surat
perjanjian yang ditandatangani belum dikonsultasikan
dengan unit kerja yang bertanggung jawab dengan masalah
hukum dan keuangan.
priyonodwinugroho@gmail.com 33
• Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam
kontrak tidak sesuai dengan hasil penunjukan
pemenang.
• Harga kontrak tidak sesuai dengan dokumen
pemilihan barang/jasa atau penawaran dari
pemenang.
• Spesifikasi dalam surat perjanjian diubah tanpa
persetujuan kedua belah pihak.
• Klausul dalam surat perjanjian tidak lengkap dan
jelas.
• Syarat umum dan syarat khusus kontrak yang
penting sengaja dihilangkan.
priyonodwinugroho@gmail.com 34
• Klausul dalam surat perjanjian merugikan
kepentingan pemberi kerja dan atau
/negara.
• Penetapan jumlah hari pelaksanaan
pekerjaan tidak sesuai dengan penetapan
tanggalnya.
• Surat perjanjian tidak dilengkapi surat
jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan.
• Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih
belakangan dibandingkan tanggal kontrak.
priyonodwinugroho@gmail.com 35
Red flags
• Jaminan pelaksanaan tidak disesuaikan dengan
addendum perpanjangan waktu/nilai kontrak
• Terdapat kesepakatan di bawah tangan atau surat
perjanjian lain yang ditandatangani antara
pemberi kerja dengan penyedia barang/jasa.
• Negosiasi penurunan harga kontrak diikuti pula
dengan pengurangan lingkup atau volume
pekerjaan yang seharusnya mensyaratkan
perlunya dilakukan tender ulang.
priyonodwinugroho@gmail.com 36
Red flags penyerahan
• Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
– Penyedia barang/jasa tidak melanjutkan atau tidak
menyelesaikan pengadaan barang/jasa.
– Keterlambatan penyerahan barang/jasa oleh penyedia
barang/jasa tanpa alasan yang diperkenankan dalam
kontrak, dan belum dikenakan sanksi denda
keterlambatan sesuai ketentuan dalam kontrak.
– Pemberian addendum oleh PPK terhadap keterlambatan
tanpa pertimbangan yang layak dan wajar sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak.
– Volume/jumlah barang/jasa yang diserahkan tidak sesuai
dengan ketentuan dalam surat perjanjian.
priyonodwinugroho@gmail.com 37
– Kualitas barang/jasa yang diserahkan tidak sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi teknis dalam surat perjanjian.
– Pekerjaan fiktif, dilakukan hanya sebagian atau tidak dilakukan sama
sekali. Biasanya terjadi atau dilakukan pada pekerjaan yang dilakukan
di tempat sulit (misalnya daerah terpencil, hutan atau gunung) atau
pekerjaan yang sulit dilakukan pengecekan fisik (misalnya di dalam
tanah atau di bawah laut).
– Nilai barang/pekerjaan dalam Contract Change Order (CCO) yang
dituangkan dalam addendum melebihi 10% dari nilai kontrak awal
yang tidak disebabkan oleh kondisi darurat/penanganan bencana
alam.
– Addendum pekerjaan tambah (kurang dari 10% nilai kontrak ) yang
dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
priyonodwinugroho@gmail.com 38
– Pekerjaan disubkontrakkan kepada rekanan lainnya tanpa persetujuan
PPK.
– Penyerahan barang/jasa dilakukan di lokasi yang tidak tepat.
– Barang/jasa yang diadakan belum/tidak dapat dimanfaatkan oleh
satker pengguna.
– Tidak ada petugas yang ditunjuk untuk menerima barang/jasa (tidak
ada panitia penerima hasil pekerjaan).
– PPHP tidak melakukan pengecekan jumlah atau volume dan kualitas
atau spesifikasi barang/jasa sesuai dengan surat perjanjian.
– PPHP telah melakukan pengecekan jumlah atau volume dan kualitas
atau spesifikasi barang/jasa tetapi gagal menemukan adanya
perbedaan jumlah atau volume dan kualitas atau spesifikasi
barang/jasa sesuai dengan surat perjanjian.
– Perubahan lingkup pekerjaan.
priyonodwinugroho@gmail.com 39
• Pekerjaan jasa konsultansi
– Penggantian personil dan/atau peralatan oleh
penyedia barang/jasa tanpa alasan yang jelas dan
persetujuan PPK.
– Penyedia jasa tidak menyerahkan laporan akhir
penyelesaian pekerjaan dan atau laporan akhir
belum disetujui PPK.
priyonodwinugroho@gmail.com 40
Red flags PEMBAYARAN DAN PELAPORAN
priyonodwinugroho@gmail.com 41
Klausul Kontrak ….Vendor Audit
http://ubb.ac.id/content/kpk-beberkan-modus-korupsi-pengadaan-barang-dan-jasa
priyonodwinugroho@gmail.com 44
“KPK menangani ‘grand corruption’ yang didesain orang tertentu. Hampir sebagian besar
kasus yang kita tangani mulai dari proses perencanaan. Pertanyaannya: apakah (proyek)
pengadaan itu keinginan atau kebutuhan? Kalau jawabnya: kebutuhan, ‘nah’ mengapa
kebutuhan (proyek pengadaan-red) itu diadakan di akhir tahun?,” ujar Larto.
Masih dari aspek perencanaan, modus tindak pidana korupsi itu tampak dari adanya paket-
paket titipan dari pimpinan lembaga, pemecahan paket untuk menghindari lelang,
Rencana Anggaran Belanja (RAB)/gratifikasi yang bersumber dari penyedia (pihak
ketiga) dan pembahasan anggaran yang melibatkan penyedia.
Sedangkan dari aspek pelaksanaan, menurut Larto indikasi peluang ke arah korupsi
itu tampak dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) di ‘mark-up’ (dinaikkan), pembuatan
syarat lelang yang diskriminatif, arisan lelang, pengadaan langsung, pelaksanaan
kontrak tanpa pengawasan, serahterima pekerjaan di bawah standar mutu dan
pelaksanaan pembayaran yang tidak sesuai.
“Paket-paket pengadaan langsung, dengan nilai pekerjaan di bawah Rp 200 juta, harus
diawasi. Ini bisa menjadi lahan korupsi baru. Kalau di KPK, paket pengadaan langsung
harus dibandingkan dengan sekurangnya lima penyedia, dan pemenangnya diumumkan
kepada publik.
Mengenai aspek penyedia, larto menyebutkan sebaiknya Unit Layanan Pengadaan (ULP)
memiliki basis data (data based) tentang kondisi vendor, dan di akhir tahun harus ada
penilaian seputar kemampuan vendor.
http://ubb.ac.id/content/kpk-beberkan-modus-korupsi-pengadaan-barang-dan-jasa
priyonodwinugroho@gmail.com 45
Diskusi Konsep ...PBJ (1)
Anggaran ATK/supplies setahun Rp 300 juta diantaranya adalah
kertas. Data untuk menyusun Anggaran berdasarkan harga satuan
yang dikeluarkan oleh Kantor yaitu Rp 60.000/rim. Kebutuhan Unit
Kerja pertahun 3.000 rim. Selama ini Unit Kerja melakukan
pengadaan secara mandiri dan membeli di toko dilokasi masing2.
Info awal tahun sbb:
1. Harga aceran kertas per RIM Rp 58.000 (termasuk pajak)
2. Harga grosir kertas per 100 RIM Rp 45.000 (termasuk pajak)
3. Harga Pabrik di Kota Solo per 500 RIM minimal beli 2000 rim
Rp 42.000 plus ongkos kirim Rp 1.000/rim.
Diskusi :
Apa yang dilakukan PA/PPK supaya hemat dan efisien jika menemui
hal tersebut?
46
Diskusi Konsep ...PBJ (2)
Anggaran pengadaan komputer jinjing (Laptop) sebanyak 10 unit
dengan pagu anggaran Rp 25.000.000 per unit. Waktu survey harga di
lokasi kantor OPD harga laptop jenis dan spek yang sama Rp 21.000.000
per unit (sudah termasuk pajak), sedangkan harga di e katalog LKPP
harga perunit Rp 23.000.000 termasuk pajak dan ongkos kirim. Harga di
tokopedia Rp 10.000.000 ditambah ongkos kirim sampai kelokasi Rp
150.000/unit. Penyedia langganan kantor menawarkan Rp
24.800.000/unit sudah termasuk pajak. Harga satuan yang dikeluarkan
Bupati/Kota setempat adalah Rp 25.000.000/unit.
Diskusi :
PPK sedang menyusun HPS untuk pengadaan laptop tersebut. Referensi
mana yang sebaiknya dipakai PPK?
47
Diskusi Konsep ...PBJ (3)
Anggaran pembangunan gedung Kantor seluas 200 m2 satu lantai Rp 2,5 milyar.
Dalam prosesnya PPK menetapkan HPS sebesar Rp 2,46 milyar. Oleh Satuan
Kerja telah dirposes dengan benar sesuai Perpres 16/2018 dan menghasilkan
pemenang PT. Hobby Duit dengan penawaran Rp2,05 milyar. Kontrak
ditandatangani sebesar Rp 2,05 milyar. Kontrak bisa diselesaikan dengan baik
sesuai spek dan tepat waktu Gedung kantor terbangun 200m2.
Pada akhir kontrak PPK melakukan addendum dengan menambah taman dan
area merokok disamping gedung kantor yang disepakati dan menambah kontrak
sebesar Rp 230 jt. Taman serta tempat merokok sudah jadi dan fungsional.
Diskusi :
Apa PENDAPAT AUDITOR DAN BUKTI APA UNTUK MENDUKUNG PENDAPAT
AUDITOR jika menemui hal tersebut?
48
priyonodwinugroho@gmail.com 49