Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN LIMBAH AIR

KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


TANAMAN JAGUNG (Zea mays L )

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

DISUSUN OLEH :
SAPTO ARIFIN : 1713010076
SURYA EFENDI : 1713010097
AGENG PANGESTU : 1713010077
REZA NANDA SEMBIRING : 1713010078
M. RIFALDO NASUTION : 1713010077
DONI ARDIANSYAH S : 1713010095
JOKO ASPRAYETNO : 1713010085
KHAIRUYL IMAM : 1713010094

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
M E D A N
2 0 1 9
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN LIMBAH AIR
KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L )

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

DISUSUN OLEH :
SAPTO ARIFIN : 1713010076
SURYA EFENDI : 1713010097
AGENG PANGESTU : 1713010077
REZA NANDA SEMBIRING : 1713010078
M. RIFALDO NASUTION : 1713010077
DONI ARDIANSYAH S : 1713010095
JOKO ASPRAYETNO : 1713010085
KHAIRUYL IMAM : 1713010094

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian Praktikal Test
Teknologi Kesuburan Tanah dan Pemupukan Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Pembangunan Panca Budi Medan

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing

( Ir. Yudi Siswanto, MP)

(Lidya Br. Sitepu, SP)


Asisten Praktikum

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
M E D A N
2 0 1 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan
Taufik dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Teknologi Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
Laporan ini berjudul : “ Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapid an Limabh
Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays Sp) “.
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat mengiikuti ujian praktikal test mata
kuliah Teknologi Kesuburan Tanah dan Pemupukan di Fakultas Sains dan Teknologi
jurusan Agroekoteknologi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada ;
1. Bapak Ir. Yudi Siswanto, MP selaku dosen pengasuh mata kuliah.
2. Ibu Lidya Br. Sitepu, SP sebagai asisten praktikum mata kuliah.
3. Rekan-rekan kelas regular 1.V.C angkatan tahun 2017 yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Akhir kata pengantar, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Medan, Desember 2019
Penulis,

ii
RINGKASAN
SAPTO ARIFIN, SURYA EFENDI, AGENG PANGESTU, REZA NANDA
SEMBIRING, M. RIFALDO NASUTION, DONI ARDIANSYAH S, JOKO
ASPRAYETNO, KHAIRUL IMAM. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan
Limbah Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays Sp).
Dibimbing oleh Ir. Yudi Siswanto, MP, asisten praktikum Lidya Br. Sitepu, SP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang
Sapi dan limbah air kelapa serta interaksinya terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman
jagung (Zea mays Sp).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Klambir Lima, Kecamatan Helvetia, Kabupaten
Deli Serdang dengan ketinggian tempat + 20 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2019.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu pupuk kandang Sapi yang terdiri dari
4 (empat) taraf yaitu S0 = 0 kg/polybag (kontrol), S1 = 0.5 kg/polybag, S2 = 1.0
kg/polybag, dan S3 = 1.5 kg/polybag. Untuk limbah air kelapa terdiri dari 3 (tiga) taraf
yaitu A1 = 1 kali sehari, A2 = 2 kali sehari, dan A3 = 3 kali sehari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang Sapi memberikan
pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun (helai) tanaman jagung.
Pemberian limbah air kelapa memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun
(helai) tanaman jagung.
Interaksi antara perlakuan pupuk kandang Sapi dan limbah air kelapa tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung.
Kesimpulan bahwa pemberian pupuk kandang Sapi dalam penelitian ini yang terbaik
adalah S3 = 1.5 kg/polybag, dan limbah air kelapa yang terbaik adalah A1 = 1 kali sehari.

i
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. vi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… vii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
1. Latar belakang ………………………………………………… 1
2. Tujuan percobaan ……………………………………………… 1
3. Hipotesa percobaan …………………………………………… 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
1. Pupuk Kandang Sapi …………………………………………... 3
2. Air Kelapa ……………………………………………………. 4
3. Tanaman Jagung ……………………………………………… 5
III. BAHAN DAN METODE PEROCOBAAN ……………………… 8
1. Tempat dan waktu percobaan ………………………………… 8
2. Bahan dan alat ………………………………………………… 8
3. Metode percobaan ……………………………………………… 8
4. Persiapan lahan ……………………………………………… 9
5. Persiapan tanah Polibag ………………………………………. 9
6. Persiapan biji jagung …………………………………………. 9
7. Penanaman …………………………………………………… 10
8. Pupuk kandang Sapi ………………………………………….. 10
9. Pemberiam limbah air kelapa ………………………………… 10
10. Perawatan ……………………………………………………... 10
11. Memanen Hasil ………………………………………………… 11
iii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 12
1. Tinggi Tanaman (cm) ……………………………………………. 12
2. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi …………………………………. 15
3. Pengaruh Limbah Air Kelapa …………………………………… 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 16
1. Kesimpulan ……………………………………………………… 16
2. Saran ……………………………………………………………. 16
VI. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 17
VII. LAMPIRAN ……………………………………………………….. 18

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Akibat Perlakuan Pupuk Kandang


Sapi dan Limbah Air Kelapa Umur 4 Minggu Setelah Tanam … 12

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Hubungan Tinggi Tanaman (cm) Akibat Perlakuan Pupuk Kandang


Sapi Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam ………………………. 14

2. Hubungan Tinggi Tanaman (cm) Akibat Perlakuan Limbah Air


Kelapa Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam …………………… 15

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan Penelitian ……………………………………………. 19

2. Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 Minggu Setelah


Tanam ……………………………………………………….. 20
3 Daftar Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 4 Minggu
Setelah Tanam ……………………………………………….. 21

vii
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanah merupakan faktor utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman. Baik atau
tidaknya pertumbuhan dan tingginya produksi tanaman ditentukan oleh ; kesuburan tanah,
pemupukan, bibit, dan juga perawatan terhadap tanaman itu sendiri. Tanah yang subur
bukanlah dengan hanya melihat dari struktur, tekstur, maupun warnanya, contoh tanah
warna hitam belum tentu tanahnya subur.
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan ( Lanscape ) yang meliputi lingkungan
fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang
semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan atau areal tanah
yang ingin ditanami oleh tanaman yang diinginkan untuk dibudidayakan untuk
mendapatkan hasil produksi yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai sumber energi bagi
manusia di muka bumi ini (Astuti, 2014).
Pembagian pupuk secara umum ada 2 (dua) bagian :
1. Pupuk An Organik
2. Pupuk Organik
Dengan bibit dan perawatan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi
yang maksimal. Benih bermutu baik dan berasal dari varietas unggul merupakan faktor
terpenting yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya hasil tanaman. Usaha-usaha lain
seperti perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik, pemupukan berimbang serta
pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh yang maksimal apabila
disertai dengan pengggunaan benih bermutu dari varietas unggul (Warisno, 2009).
2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang Sapi terhadap pertumbuhan
serta produksi tanaman jagung (Zea mays Sp).

1
Untuk mengetahui pengaruh limbah cair air kelapa terhadap pertumbuhan serta
produksi tanaman jagung (Zea mays Sp).
Untuk mengetahui interaksi pemberian pupuk kandang Sapid dan limbah cair air
kelapa terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman jagung (Zea mays Sp).
3. Hipotesa percobaan
Adanya pengaruh pemberian pupuk kadang Sapi terhadap pertumbuhan serta
produksi tanaman jagung ( Zea mays Sp ).
Adanya pengaruh pemberian limbah cair air kelapa terhadap pertumbuhan serta
produksi tanaman jagung ( Zea mays Sp ).
Adanya interaksi pemberian pupuk kadang Sapi dan limbah cair air kelapa terhadap
pertumbuhan serta produksi tanaman jagung ( Zea mays Sp ).

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa. Hal ini
terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N ratio yang cukup tinggi > 40. Tingginya
kadar C dalam pukan Sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena
akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Karena mikroba decomposer akan
menggunakan N yang tersedia untuk tanaman sehingga tanaman utama akan kekurangan N.
Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan
tenaga lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung (Hendarsin dan
Sujono, 2010).
Pemanfaatan pupuk kandang umum dipergunakan oleh petani sayuran dengan cara
mengadakan dari luar wilayah tersebut. Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar
hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh jenis kosentrat
yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ternak tersebut tercampur sisa-sisa makanan
ternak serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara
kedalam pupuk kandang terhadap sayuran. Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk
kandang selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama ini terjadi
karena pupuk kandang relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang
cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang
lainnya. Pemanfaatan pupuk kandang ini bagi pertanian organik menemui kendala karena
pupuk kandang mengandung hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan ternak
(Hendarsin dan Sujono, 2010).
Tekstur dari kotoran ternak terbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara
fisik sehingga berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya.
Pupuk kandang yang baik harus mempunyai C/N < 20 > 30 sehingga lebih baik
penggunaannya bila dikomposkan terlebih dahulu tapi apabila digunakan secara langsung
pukan ini memberikan manfaat pada musim kedua pertanaman. Kadar hara pukan kambing
mengandung kalium yang relatif lebih tinggi kecuali untuk unsur P dan N hampir sama
dengan pukan lainnya (Hendarsin dan Sujono, 2010).
3
Bahan organik yang terkandung dalam kotoran ternak bermanfaat dalam proses
mineralisasi akan melepaskan hara dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, dan S, serta unsur
mikro lainnya) sehingga dapat meningkatkan kandungan nutrisi tanah. Selain itu kotoran
ternak juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, memperbaiki struktur tanah,
tanah menjadi ringan untuk diolah, meningkatkan daya tahan air, permeabilitas tanah
menjadi lebih baik, serta meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga mampu mengikat
kation menjadi tinggi, akibatnya bila pupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah
tercuci (Anonimus, 2010).
2. Pupuk Organik Cair Air Kelapa
Air kelapa yang biasanya dibuang begitu saja ternyata memiliki manfaat yang sangat
luar biasa. Selain digunakan sebagai bahan pembuatan minuman kesegaran, antioksidan
dan pembuatan nata de coco, air kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk
tanaman.
Air kelapa adalah salah satu sumber hormon alami auksin dan sitokinin yang
merupakan hormon untuk memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, air kelapa juga kaya
akan unsur-unsur mineral seperti K, N, Ca, Mg, Fe, Cu, P, dan S yang dimana unsur-unsur
tersebut sering dijadikan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan pupuk organik cair di
hampir semua produk pupuk pabrikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan POC cair berbahan air kelapa ini
mampu meningkatkan hasil panen pada tanaman kedelai hingga 64%, kacang tanah hingga
15% dan sayuran-sayuran lainnya hingga 20-30%.
Untuk pembuatan pupuk cair ini sangatlah mudah, hanya perlu disiapkan bahan-
bahan seperti:
Air kelapa segar
Bonggol pisang sebagai bahan pelengkap
Gula atau air tebu
Starter bakteri atau EM4
Sayur-sayuran sumber hormon seperti tauge, buncis sebagai bahan tambahan.

4
Pupuk dapat diaplikasikan pada tanaman dengan cara diencerkan terlebih dahulu
menggunakan air. Dosis yang dianjurkan yaitu untuk setiap 2 gelas pupuk cair dapat
diencerkan dengan air satu tangki yang berukuran 15 liter.
Pupuk disemprotkan pada bagian daun tanaman atau bisa juga langsung disiramkan
pada permukaan permukaan tanah di sekitar tanaman dengan cara dikocor. Pengaplikasian
sebaiknya dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam 1 minggu untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Selain disemprotkan pada tanaman, pupuk cair ini juga dapat digunakan sebagai
campuran ketika akan merendam bibit. Bibit-bibit tanaman yang biasanya membutuhkan
waktu 20-24 hari untuk siap tanam, setelah direndam ke dalam pupuk air kelapa hanya
membutuhkan waktu sekitar 15 hari.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa di balik manfaatnya untuk membantu
menyuburkan tanaman, penggunaan pupuk cair dari air kelapa ini tidak boleh melebihi
dosis pengaplikasian. Ini karena penggunaan pupuk cair yang berlebihan akan
meninggalkan residu pada tanah yang nantinya dapat memancing kehadiran bakteri dan
jamur patogen.
Selain itu, POC ini juga tidak bisa disimpan terlalu lama karena nutrisinya dapat
hilang akibat adanya aktivitas mikroba yang memakan bahan organik yang terkandung
dalam pupuk cair tersebut. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja maka pupuk cair tidak lagi
dapat menyuburkan tanaman.
3. Tanaman Jagung
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi.  Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa
daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung
sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai
pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung
(dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
5
tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai
sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga
sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Tanaman jagung merupakan bahan baku industri pakan dan pangan serta sebagai
makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia.  Dalam bentuk biji utuh, jagung dapat
diolah misalnya menjadi tepung jagung, beras jagung, dan makanan ringan (pop corn dan
jagung marning). Jagung dapat pula diproses menjadi minyak goreng, margarin, dan
formula makanan. Pati jagung dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan
makanan seperti es krim, kue, dan minuman. Karena cukup beragamnya kegunaan dan hasil
olahan produksi tanaman jagung tersebut diatas, dan termasuk sebagai komoditi tanaman
pangan yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya secara kuantitas, kualitas dan
ramah lingkungan / berkelanjutan.
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal
jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan
di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan
(Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru
pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays Sp.
mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays Sp. parviglumis). Dalam
proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli
setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays Sp. mexicana. Istilah
teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea,
kecuali Zea mays Sp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya
spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000
varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80 - 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas
6
yang dapat mencapai tinggi     6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan
anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun
ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas
dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun
dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari
satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2 - 5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri).

7
III. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
1. Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Desember
2019 yang berlokasi di lahan percobaan Klambir V gang Sejahtera, Universitas
Pembangunan Panca Budi Medan.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah pupuk kandang Sapi, limbah air
kelapa biji jagung, polybag ukuran 18 x 30 cm, Roundup, Surecida 20 EC, Dursban 20 EC,
atau Azodrin 15 WCS.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, parang, ayakan, gembor,
ember, timbangan, meteran, pulpen, pinsil, alat tulis, dan lainnya.
3. Metode Percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, yang terdiri dari 2
(dua) faktor perlakuan yaitu beberapa jenis pupuk kandang sapi.
1. Faktor pupuk kandang Sapi ( S ) :
S0 = tanpa pemberian pupuk
S1 = 0,5 kg/polibag
S2 = 1,0 kg/polibag
S3 = 1,5 kg/polibag
2. Limbah Cair Air Kelapa ( A ) :
A1 = 1 kali sehari
A2 = 2 kali sehari
A3 = 3 kali sehari
3. Kombinasi perlakuan :
S0A1 S1A1 S2A1 S3A1
S0A2 S1A2 S2A2 S3A2
S0A3 S1A3 S2A3 S3A3

8
4. Ulangan (n) :
(t–1)(n–1) ≥ 15
( 12 – 1 ) ( n – 1 ) ≥ 15
11 ( n – 1 ) ≥ 15
11n – 11 ≥ 15
11n ≥ 15 + 11
11n ≥ 26
n ≥ 26/11
n ≥ 2.36 dijadikan 3
4. Persiapan lahan
Lahan dibersihkan dari segala macam kotoran, baik itu tumbuhan pengganggu,
kotoran sampah ataupun timbunan-timbunan batu-batu krikil. Setelah itu diratakan dan
dibuat drainase (tempat saluran air yang berlimpah). Baru dibuat plot-plot sedemikian rupa
sesuai dengan bagan penelitian tempat meletakan polybag.
5. Persiapan tanah Polibag
Setelah tanah dibersihkan dari akar-akar tanaman ataupun batu-batu krikil kecil dan
diayak lalu dicampurkan dengan pupuk kandang Sapi sesuai dengan perlakuan yang akan
dicobakan. Setelah itu dimasukkan kedalam polybag dengan ukuran 18 x 30 cm. Lalu
diletakan dan disusun sesuai dengan bagan penelitian.
6. Persiapan Biji Jagung
Saat ini banyak (32 vaietas) varietas jagung yang dibudidayakan oleh petani maupun
perusahaan seperti ; Bima 7, Bima 9, Bima 10, Bima 11, Bima 16, Bima 17 (Hibrida, Bima
18 (Hibrida), Bima 19 – Uri (STJ 107/Hibrida), Bima 20 – Uri (STJ 109/Hibrida), Bisi 222,
Bisi 816, Bisi 818, DMI 1, DMI 2, DMI 3, Guluk-Guluk, HJ 21 Agritan/Hibrida, HJ 22
Agritan/Hibrida, JH 35, JH 46, Makmur 4, Manding, Motoro Kiki, Pertiwi 1, Pertiwi 2,
Pertiwi 3,Provit A1, Provit A2, Pulut Uri 1/Komposit, Pulut Uri 2/Komposit, Pulut Uri 3
H/Hibrida, dan Talango. Untuk praktikum ini digunakan varietas jagung Bisi 222.

9
7. Penanaman
Untuk penanaman jagung yang ditanam dimasukan ke dalam tanah dengan
kedalaman 5 cm, dan setiap lubang bisa dimasukan 2 biji jagung, karena kita menggunakan
polybag.
8. Pupuk Kandang Sapi
Pemberian pupuk kandang Sapi diberikan saat memasukan tanah ke polybag sesuai
dengan perlakuan (0,5 kg, 1,0 kg, dan 1,5 kg)
9. Pemberian Limbah Cair Air Kelapa
Saat penyiraman tanaman jagung dengan air kelapa sesuai dengan perlakuan (1 kali
sehari, 2 kali sehari, dan 3 kali sehari). Dilakukan saat setelah 1 minggu penanaman.
10. Perawatan
Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan setelah tanaman berumur 7 hari. Penyiraman dilakukan
sesuai dengan perlakuannya.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman biasanya adalah gulma, hama, kepik
hijau, dan karat daun.
Untuk gulma pengendaliannya dengan pestisida Roundup yang diberikan saat tanam
sampai tanaman mulai berbunga.
. Kepik pengendaliannya bisa dengan pemusnahan telur secara manual atau
menggunakan insektisida seperti Surecida 20 EC, Dursban 20 EC, atau Azodrin 15 WCS
diberikan saat tanaman berumur 20 hari.
Hama pengendaliannya bisa dengan insektisida yang dilakukan pada saat tanaman
mentimun berumur 7-8 hari.
Karat daun pengendaliannya dengan Fungisida Dithane M-45 yang diberikan pada
saat tanaman berumur 20 hari. Selain itu bisa juga dengan pembasmian manual dengan
mencabut secara rapi kemudian dibakar.

10
11. Memanen Hasil
Tanaman jagung dapat dipanen sesuai dengan varietas yang dibudidayakan, rata-rata
umur panen tanaman jagung sekitar 76 hari.
Parameter Pengamatan
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman jagung diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh tanaman.
Pengamatan dimulai saat tanaman berumur 4 (empat) minggu setelah tanam. Pengamatan
dilakukan 2 (dua) minggu sekali sampai keluar bunga.
2. Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung dari setiap daun yang terbentuk. Pengamatan dilakukan setelah
4 (empat) minggu setelah tanam sampai umur berbunga. Pengamatan dilakukan 2 (dua)
minggu sekali.
3. Jumlah bunga per sampel (bunga)
Jumlah bunga dihitung setelah tanaman seluruh tanaman berbunga. Penghitungan
dilakukan dengan menghitung jumlah bunga per sampel.
4. Jumlah bunga per plot (bunga)
Jumlah bunga dihitung setelah tanaman seluruh tanaman berbunga. Penghitungan
dilakukan dengan menghitung jumlah bunga per plot.
5. Jumlah buah per sampel (buah)
: Jumlah buah dihitung setelah tanaman seluruh tanaman berbuah saat akan panen.
Penghitungan dilakukan dengan menghitung jumlah buah per sampel.
6. Jumlah buah per plot (buah)
Jumlah buah dihitung setelah tanaman seluruh tanaman berbuah saat akan panen.
Penghitungan dilakukan dengan menghitung jumlah buah per plot.

11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi tanaman (cm)
Data pengukuran tinggi tanaman dari umur 4 sampai umur 12 minggu setelah tanam
disajikan pada Lampiran 2, 4, 6, dan Lampiran 8. Daftar Analisis Ragam disajikan pada
Lampiran 3, 5, 7, dan 9.
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang Sapi
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman jagung umur 4, 6, 8, 10, dan 12
minggu setelah tanam. Sedangkan limbah air kelapa memberikan pengaruh yang nyata
terhadap tinggi tanaman jagung umur 4, 6, 8, 10, dan 12 minggu setelah tanam.
Interaksi antara perlakuan pupuk kandang Sapi dan limbah air kelapa tidak
menunjukkan adanya interaksi terhadap tinggi tanaman jagung.
Untuk mengetahui perbedaan dari taraf perlakuan uji jarak Duncant yang disajikan
pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Akibat Perlakuan Pupuk Kandang Sapi (S) dan
Limbah Air Kelapa (A) pada umur 4 Minggu Setelah Tanam
NOTASI
Perlakuan Rata-Rata
5% 1%
S0 = 0 (KONTROL) 1.254 b B
S1 = 0.5 kg / polibag 1.304 b AB
S2 = 1.0 kg / polibag 1.599 ab B
S3 = 1.5 kg / polibag 2.101 a A
A1 = 1 kali sehari 1.883 a A
A2 = 2 kali sehari 1.620 ab A
A3 = 3 kali sehari 1.191 b A
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang tidak
sama berarti berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat
nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan pupuk kandang Sapi menunjukkan
12
pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman jagung, dimana tinggi tanaman tertinggi
djumpai pada perlakuan S3 (1.5 kg/polybag) yaitu 2.101 cm yang berbeda sangat nyata
dengan perlakuan S0 (control) yaitu 1.254 cm, dan berbeda nyata dengan perlakuan S1 (0.5
kg/polybag) yaitu 1.304 cm. Namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan S2 (1.0
kg/polybag) yaitu 1.599 cm. Berikutnya perlakaun S2 (1.0 kg/polybag) yaitu 1.599 cm
berbeda sangat nyata dengan perlakuan S0 (control) yaitu 1.254 cm, namun tidak berbeda
nyata dengan perlakuan S1 (0.5 kg/polybag) yaitu 1.304 cm. Perlakuan S1 (0.5
kg/polybag) yaitu 1.304 cm tidak berbeda nyata dengan perlakuan S0 (control) yaitu 1.254
cm.
Hasil analisa regresi pengaruh perlakuan pupuk kandang Sapi terhadap tinggi
tanaman jagung umur 4 minggu setelah tanam menunjukkan hubungan yang linier, hal ini
dapat dilihat pada Gambar 1.
Tinggi tanaman (cm)
2.0 -

. 1.9899

. 1.7063

1.5 -

. 1.4227

. 1.1391
1.0 -
Ý = 1.1391 + 0.5672 (S)
r = 0.9419
0.5 -

0 . . . . .
0.5 1.0 1.5 Perlakuan (kg/Polibag)
Gambar 1. Hubungan Tinggi Tanaman (cm) Akibat Perlakuan Pupuk Kandang Sapi
Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam.
13
Dari Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa gambar tersebut menunjukkan grafik linier
positif, artinya semakin meningkat pemberian pupuk kandang Sapi, maka tinggi tanaman
semakin banyak.
Sedangkan untuk perlakuan limbah air kelapa tinggi tanaman yang teringgi terdapat
perlakuan A1 (1 kali sehari) yaitu 1.883 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan A3 (3
kali sehari) yaitu 1.191 cm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan A2 (2 kali sehari)
yaitu 1.620 cm. Perlakuan A2 (2 kali sehari) yaitu 1.620 cm berbeda tidak nyata dengan
perlakuan A3 (3 kali sehari) yaitu 1.191 cm.
Untuk lebih jelasnya pengaruh perlakuan limbah air kelapa terhadap tinggi tanaman
jagung dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Tinggi tanaman (cm)
2.0 -
. 1.9107

. 1.5647
1.5 -

. 1.2187
1.0 -
Ý = 2.2567 – 0.346 (A)
r = - 0.9905
0.5 -

0 - . . .
1 2 3 Perlakuan (kali/sehari)
Gambar 2. Hubungan Tinggi Tanaman (cm) Akibat Perlakuan Limbah Air Kelapa
Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam.

14
Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa gambar tersebut menunjukkan grafik linier
negatif, artinya semakin sering dilakukan pemberian kelapa, maka tinggi semakin menurun.
Jumlah daun (helai)
Jumlah bunga per sampel (bunga)
Jumlah bunga per plot (bunga) Dan seterusnya ……..!
Jumlah buah per sampel (buah)
Jumlah buah per plot (buah)
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Jagung
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang Sapi
memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga per
sampel, jumlah bunga per plot, jumlah buah per sampel, jumlah buah per plot.
Pupuk kandang Sapi pada taraf S3 (1.5 kg.polibag) memberikan hasil yang tertinggi
terhadap semua parameter, sedang taraf S0 (kontrol) memberikan hasil yang terendah
terhadap semua parameter pengamatan. Hal disebabkan karena pupuk kandang Sapi
mengandung unsur hara mikro dan makro, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung.
Indri Yuniarti, dkk (2018). Dalam penelitiannya yang berjudul ; “ Pengaruh
Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kubis Bunga pada
Tanah Gambut “ menyatakan bahwa pupuk kandang Sapi memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga.
Pengaruh Pemberian Limbah Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Jagung
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perlakuan limbah air kelapa memberikan
pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga per sampel, jumlah
bunga per plot, jumlah buah per sampel, jumlah buah per plot.
Pemberian air kelapa pada taraf A1 (1 kali sehari) memberikan hasil yang tertinggi
terhadap semua parameter, sedang taraf A3 (3 kali sehari) memberikan hasil yang terendah
15
terhadap semua parameter pengamatan. Artinya semakin banyak diberikan memberikan
hasil yang menurun. Hal disebabkan karena air kelapa bila diberikan tidak berlebihan tidak
akan merangsang pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
Air kelapa adalah salah satu sumber hormon alami auksin dan sitokinin yang
merupakan hormon untuk memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, air kelapa juga kaya
akan unsur-unsur mineral seperti K, N, Ca, Mg, Fe, Cu, P, dan S yang dimana unsur-unsur
tersebut sering dijadikan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan pupuk organik cair di
hampir semua produk pupuk pabrikan (Anonimus, 2017)

Interaksi Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Limbah Air Kelapa Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang Sapi dan limbah
air kelapa tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
bunga per sampel, jumlah bunga per plot, jumlah buah per sampel, jumlah buah per plot
tanaman jagung. Hal ini berarti keadaan respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
akibat perlakuan pupuk kandang Sapi tidak dipengaruhi oleh limbah air kelapa.

16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian setelah dianalisa secara statistik, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan :
1. Perlakuan pupuk kandang Sapi mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung, perlakuan yang terbaik adalah S3 (1.5 kg/polybag)
2. Perlakuan limbah air kelapa mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung, perlakuan yang terbaik adalah A1 (1 kali sehari).
3. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang Sapi dan limbah air kelapa tidak
menunjukkan adanya pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
2. Saran
Untuk dapat dilakukan penelitian lanjutan agar dapat dosis penggunaan pupuk kandang
Sapi dan limbah air kelapa pada komoditi tanaman jagung.

17
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2017. Peranan Air Kelapa Bagi Tanaman. Pustaka Pertanian. Jakarta

Dipoyuwono, 2007. Meningkatkan Kualitas Kompos. Kiat Mengatasi Permasalahan


Praktis. Jakarta. Agromedia Pustaka.

Hendarsin M dan Srijono, 2010. Pupuk Organik. PT. Balai Pustaka. Jakarta.

Indri Yuniarti, Radian, Dini Anggrorowati, 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kubis Bunga pada Tanah Gambut. Jurnal
Mahasiswa Pertanian Untan.

Saragih, 2008. Pertanian Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sulanjana, Agung, dkk, 2005. Mkalah Industri Pupuk dan Amonia. Bandung. Jurusan
Pendidikan Kimia – FPMIPA UPI.

18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Penelitian

III II I
S0A3 S2A3 S0A1

U
S2A2 S1A3 S1A1

S2A1 S3A1 S0A3

S0A2 S0A3 S1A2


S

S3A3 S1A2 S0A2

S1A1 S3A2 S2A2

S3A2 S2A2 S3A3

S3A1 S2A1 S3A2

S2A3 S3A3 S2A3

S1A3 S0A2 S2A1

S1A2 S1A1 S1A3

S0A1 S0A1 S3A1


Keterangan :
Jumlah Plot : 36 plot
Jumlah Tanaman Tiap Plot : 2t

Jarak Antar Ulangan : 50 cm


Jarak Antar Plot : 30 cm
Jarak Antar Polibag : 20 cm X 20 cm
Ukuran Plot : 40 cm X 40 cm
Jumlah Tanaman Sampel : 2 tanaman

19
Lampiran 2. Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 Minggu Setelah
Tanam
B L O K
Perlakuan TOTAL Rata -rata
I II III
S0A1 1.67 1.02 2.07 4.76 1.587

S0A2 1.66 1.22 1.63 4.51 1.503

SOA3 0.40 0.61 1.01 2.02 0.673

S1A1 1.54 1.11 0.78 3.43 1.143

S1A2 1.05 2.39 0.99 4.43 1.477

S1A3 1.73 1.38 0.77 3.88 1.293

S2A1 2.69 1.94 2.02 6.65 2.217

S2A2 1.61 1.48 1.18 4.27 1.423

S2A3 0.89 1.27 1.31 3.47 1.157

S3A1 2.24 2.35 3.17 7.76 2.587

S3A2 2.91 1.36 1.96 6.23 2.077


S3A3 0.77 1.55 2.60 4.92 1.640

TOTAL 19.16 17.68 19.49 56.33  


Rata-rata 1.597 1.473 1.624   1.565

20

Lampiran 2. Daftar Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 4


Minggu Setelah Tanam
SK dB JK KT Fh F.05 F.01
Blok 2 0.2508 0.1254 0.42tn 3.44 5.72

Perlakuan 11 8.9444 0.8131 2.71* 2.26 3.18


S 3 4.0761 1.3587 4.52* 3.05 4.82
Linier 1 3.6154 3.6154 12.04** 4.30 7.94
Kuadratik 1 0.4601 0.4601 1.53tn 4.30 7.94

Kubik 1 0.0061 0.0061 0.02tn 4.30 7.94


A 2 2.9323 1.4662 4.88* 2.44 5.72

Linier 1 1.9182 1.9182 6.39* 4.30 7.94


Kuadratik 1 0.0733 0.0733 0.24tn 4.30 7.94

SxA 6 1.9360 0.3227 1.07tn 2.55 3.76


Galat 22 6.6081 0.3003 - - -
Total 35 15.8033 - - - -

Keterangan :
tn : berbeda tidak nyata
* : berbeda nyata
** : berbeda sangat nyata
KK : 35.02 %

21

Anda mungkin juga menyukai