Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah: Dosen Pengampu:

Srategi Pembelajaran Penjas MI/SD Benny Ashar, S.Pd, M.Pd

BELAJAR KETERAMPILAN GERAK

TIM PENULIS:
Kelas: V B
Kelompok: 7
1. Deliza Andriani
2. Nanda Silvi Rosandi
3. Salsabila Asri

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul belajar
keterampilan gerak. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan bagi kita semua tentang belajar keterampilan gerak. Kami juga
berterimakasih kepada bapak Benny Ashar, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing
kami dalam mata kuliah Srategi Pembelajaran Penjas Orkes MI/SD yang telah
memberi tugas makalah ini kepada kami.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini dan kami sangat mengharapakan masukan,
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami sendiri dan pihak lain yang membacanya.

Pekanbaru, 02 Desember 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Belajar Keterampilan Gerak Siswa SD/MI...........3
B. Hakikat Dan Tujuan Belajar Keterampilan Gerak........................8
C. Keterampilan Diskret, Serial, Dan Kontinyu..............................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................11
B. Saran.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani atau yang lebih dikenal dengan Penjas (Dikjas)
merupakan salah satu mata pelajaran formal, yang telah diberikan mulai dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah. Peranan Pendidikan Jasmani adalah
sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain
dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina,
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan
jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh
banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan
jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran
pendidikan jasmani cenderung tradisional.
Pada dasarnya belajar gerak merupakan suatu proses belajar yang
memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang
optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu, belajar gerak
merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat
mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, perubahan keterampilan gerak dalam
belajar gerak merupakan indikasi terjadinya proses belajar gerak yang
dilakukan oleh seseorang. Dengan demikian, keterampilan gerak yang
diperoleh bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan
juga oleh faktor proses belajar gerak.
Di sisi lain, pengaruh dari belajar gerak tampak pada perbedaan yang
nyata dari tingkat keterampilan gerak seorang anak yang mendapatkan
perlakukan pembelajaran gerak intensif dengan yang tidak. Pada kelompok

1
anak yang mendapatkan perlakuan belajar gerak intensif menunjukkan kurva
kenaikan progresif dan permanen

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep dasar belajar keterampilan gerak siswa SD/MI?
2. Apa hakikat dan tujuan belajar keterampilan gerak?
3. Bagaimana keterampilan diskret, serial, dan kontinyu?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan batasan masalah
tersebut maka tujuan penulisan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan konsep dasar belajar keterampilan gerak siswa
SD/MI
2. Untuk mendeskripsikan hakikat dan tujuan belajar keterampilan gerak
3. Untuk mendeskripsikan keterampilan diskret, serial, dan kontinyu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Belajar Keterampilan Gerak Siswa SD/MI


Kekhasan Pendidikan jasmani yaitu proses pembelajaran yang terlihat
dari pembelajaran keterampilan gerak untuk gaya hidup aktif, dengan kata lain
guru Pendidikan jasmani dalam mengajarkan siswa dengan banyak ide
kognitif, keterampilan dan juga kontribusi utama dalam sikap dan nilai siswa
artinya dalam gaya hidup aktif.
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang
mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak. Sifat
dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih
membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk
membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa
sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak
dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat
membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan
pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan.1
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan
dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik
tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait
belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan
aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia. Dari latar belakang tersebut
di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan
pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana
dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk
1
Yanuar Kiram, Belajar Keterampilan Motorik, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), hlm.
24.

3
semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang
akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik
menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi
terampil dalam satu tugas tertentu .
Pada dasarnya keterampilan gerak diperlukan dalam banyak hal
misalnya gerak berjalan maerupakan keterampilan yang bersifat
perkembangan, sehingga semua siswa-siswa bias menguasaunya sebagai
akibat kesiapan bersifat maturase dan kondisi lingkunganyang mendorong
perkembangan mereka.2
Keterampilan gerak sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu keterampilan gerak yang bersifat mendasar yaitu berjalan.
Keterampilan gerak ini bersifat perkembangan, maksudnya semua orang
mampu menguasai keterampilan berjalan ini seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan individu tersebut. Saya melihat setiap kali ada sekumpulan
anak sedang beristirahat di sekolah, cenderung mereka “mempekerjakan” alat
gerak mereka. Kesemua aktivitas itu tidak mendapat bimbingan, mereka
bergerak dengan atau tanpa kesadaran gerak mereka sebetulnya. Meskipun
demikian, kesemua pengembangan pola-pola gerak dasar sebagian besar
berkembang dari hasil belajar gerak.
Para ahli mengatakan bahwa pengajaran merupakan proses
memberitahukan, proses mentransfer, proses membantu, proses
menyampaikan, proses menyebarkan dan dalam belajar gerak ada saat
mempragakan pada anak bagaimana cara melakukan suatu tugas gerak yang
kemudian anak diberi kesempatan untuk mencoba melakukan tugas gerak
tersebut. Ini temasuk jenis proses pembelajaran dengan pendekatan yang
bersifat langsung. dengan instruksi langsung inilah dapat membantu seseorang
untuk belajar gerak.

2
Encep Sudirjo, Muhammad Nur Alif, Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik,
(Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018), hlm. 74.

4
Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Kita tidak bisa
menyamaratakan kemampuan anak termasuk saat belajar keterampilan gerak.
Penerapan pendekatan untuk merancang lingkungan belajar keterampilan
gerak menuntut seorang guru pendidikan jasmani maupun instruktur gerak
untuk memahami benar kondisi dan kebutuhan yang dihadapi anak. Anak
yang belajar dengan pendekatan ini sebetulnya ia tidak menyadari akan proses
yang mereka lakukan. Respon geraklah yang merupakan suatu respon
terkoordinasi dari suatu system dinamis dalam berbagai kondisi kemampuan
anak.
Pembelajaran keterampilan gerak, baik dalam pembelajaran
pendidikan jasmani maupun latihan mandiri dengan bimbingan instruktur
memiliki banyak aspek yang khas. Pendekatan yang digunakan dalam proses
belajar gerak masih sejalan dengan teori belajar pada umumnya. Belajar
keterampilan gerak dapat dilakukan melalui pendekatan teori behaviorism,
model pemrosesan informasi atau model strategi kognitif. Pada pendekatan
behaviorism lebih menekankan pada dukungan eksternal yang diyakini akan
berperan membentuk perilaku. Disini guru atau instruktur memiliki peran
sebagai model atau contoh langsung.
Pada pendekatan behavioris berusaha memecah beberapa tugas gerak
menjadi bagian-bagian kecil agar tugas gerak mudah dikuasai anak yang
selanjutnya akan ditambahkan beberapa tingkat kesulitan secara bertahap.
Sedangkan pada pendekatan model pemrosesan informasi lebih menyarankan
cara-cara agar guru dapat menyajikan informasi kepada siswa yang
selanjutnya anak akan belajar memecahkan masalah, mencipta, dan belajar
bagaimana menstransfer apa yang telah mereka pelajari. Belajar gerak
mengandung 3 aspek penting yaitu:
1. Belajar merupakan pengaruh latihan atau pengalaman. Perkembangan
kemampuan memang bisa berkembang tanpa dilatih. Kemampuan
tersebut berkembang misalnya, karena pengaruh kematangan dan

5
pertumbuhan. Contoh keterampilan berlari. Tanpa dilatih dalam arti
sebenarnya , kemampuan.
2. Berlari tetap akan berkembang karena adanya pengaruh
kematangan.Belajar tidak langsung termati. Ketika latihan erlangsung
terjadi banyak perubahan dalam system saraf pusat. Perubahan tersebut
terjadi karena penganyaman berbagai kemampuan dan pengalaman gerak
dalam situasi memori dalam otak. Proses inilah yang memantapkan
perubahan yang terjadi agar relative menetap.
3. Perubahan yang terjadi relative melekat. Banyak perubahan dalam
penampilan terjadi oleh sebab lain yang sifatnya hanya sementara,
misalnya oleh kelelahan, obat-obatan atau kondisi lingkungan.3
Adapun faktor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum
dibedakan menjadi 3 hal utama, yaitu:
1. Faktor proses belajar (learning process)
Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya
menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami
berbagai teori belajar akan memberi jalan tentang bagaimana
pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku
individu peserta pembelajaran.
Dalam pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan
adalah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh
teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai
manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan
berbagai perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang belajar
gerak harus diupayakan kehadirannya.
2. Faktor pribadi (personal factor)

3
Oktariyana Oktariyani, Pembelajaran Gerak Senam Berirama Berbasis Multimedia,
(Yogyakarta: GRE PUBLISHING, 2019), hlm. 12-13.

6
Setiap orang merupakan individu yang berbeada-beda, baik dalam
hal fisik, mental, emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Ada
ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa si A
berbakat besar dalam voli, si B berbakat dalam olahraga-olahraga
individu, dsb. Demikian juga bahwa seorang anak lebih cepat menguasai
suatu keterampilan, sedang anak yang lain memerlukan waktu lebih lama.
Dan semua ini merupakan pertanda bahwa individu memilik ciri,
kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda.
Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka siswa yang
mempelajari gerak ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan bakat
dari orang yang bersangkutan dalam menguasain sebuah keterampilan
tertentu, maka akan semakin mudah untuk menguasai keterampilan yang
dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa faktor pribadi yang
mempengaruhi penguasaan keterampilan.
3. Faktor situasional (situational factor)
Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi
pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan yang termasuk
dalam faktor situasional itu antara lain seperti tipe tugas yang diberikan,
peralatan yang diguanakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar
dimana pembelajaran itu dilangsungkan. Faktor-faktor ini pada
pelaksanaannya akan mempengaruhi proses pembelajaran serta kondisi
pribadi anak, yang semuanya terjalin saling menunjang dan atau
sebaliknya.
Penggunaan peralatan serta media belajar misalnya secara
langsung atau tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan
kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya akan juga
mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menguasai keterampilan yang
sedang dipelajari. Kemajuan teknologi yang belakangan berkembang juga
dianggap menjadi penyebab utama dalam mendongkrak keberhasilan

7
seseorang sebagai gambaran nyata dari dari semakin terkuasainya
keterampilan dengan lebih baik lagi.4

B. Hakikat dan Tujuan Keterampilan Gerak


Bagaimana guru memberlakukan tujuan pembelajaran keterampilan
gerak pada suatu kelas, sangat ditentukan oleh jenis keterampilan gerak yang
akan diajarkan. Keterampilan gerak bisa dipilah berdasarkan kriteria yang
berlainan, misalnya keterampilan gerak halus (fine) atau kasar (gross);
sederhana atau kompleks, mendasar (fundamental) atau tertentu; kontinyu,
diskrit, atau serial; dipacu sendiri (self paced) atau dipacu dari luar (externally
paced); dan terbuka atau tetutup semua karakteristik tersebut berimplikasi atas
apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Pendidikan jasmani
mengandung krakteristik khusus yang berhubungan dengan gerak manusia.
Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk latihan-latihan
fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak yang lebih baik.
Unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih.
Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau
secara mendadak, tetapi meruoakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih,
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang
yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang
dilakukan. Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan
gerakan secara efisien dan efektif. Jadi belajar keterampilan gerak merupakan
kegiatan belajar yang berlangsung melalui respon fisik yang dapat diamati
secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat
gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang. Ada tiga hal
yang dapat diidentifikasi dalam tahap belajar keterampilan gerak, yaitu:
1. Tahapan Verbal-kognitif

4
Amung Ma’mun, M. Saputra, Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak, (Jakarta:
Depdikbud, 2000), hlm. 72-73.

8
Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara
lengkap melengkapi bentuk gerakan baru kepada peserta didik. Instruksi,
demonstrasi, film clips, dan informasi verbal lainnya secara kkhusus
memberikan manfaat dalam tahapan ini. Tujuan pembelajarannya adalah
agar peserta didik dapat mentransfer informasi yang sudah dipelajari
sebelumnya kepada bentuk keterampilan yang dihadapinya sekarang.
2. Tahapan Motorik
Pertama kali yang harus dikuasai oleh peserta didik pada tahapan
ini adalah kontrol dan konsisten sikap berdiri, rasa percaya diri. Peserta
didik mulai membangun sebuah program motorik untuk menyempurnakan
suatu gerakan. Ketidak konsistenan dari satu kali latihan ke latihan yang
lain dilihatnya sebagai upaya peserta didik untuk mencari solusi baru
mengenai gerakannya. Konsistensi secara berangsur-angsur meningkat
dan gerakannya mulai stabil dan antisipasi meningkat. Tahapan motorik
secara umum agak lebih lama daripada tahapan verbalkognitif, barangkali
perlu waktu beberapa minggu atau bulan untuk menguasai keterampilan
olahraga dan dan bahkan cenderung lebih lama apabila peserta didik
tersebut mempunyai kesulitan.
3. Tahapan otomatisasi
Pada tahapan ini siswa banyak melakukan latihan secara
berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motorik sudah
berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu
singkat. Siswa lebih menjadi terampil dan setiap gerakan yang dilakukan
lebih efektif dan efisien. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki
tahapan otomatisasi adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas
gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan
dengan hasil yang baik dan benar.5

Encep Sudirjo, Muhammad Nur Alif, Filsafat Pendidikan Jasmani, (Sumedang: UPI
5

Sumedang Press, 2019), hlm. 79.

9
C. Keterampilan Diskret, Serial, Dan Kontinyu
1. Keterampilan Diskret
Keterampilan diskret adalah keterampilan yang dapat ditentukan
dengan muda dari awal hingga akhir gerakan yang berlangsung dalam
waktu singkat. Contohnya: melempar bola, lempar lembing, gerakan-
gerakan dalam senam artistik, atau menembak.
2. Keterampilan Serial
Keterampilan serial adalah keterampilan yang sering dianggap
suatu kelompok dari keterampilan-keterampilan diskret yang digabung
untuk membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks
atau keterampilan diskret yang dilakukan dalam beberapa kali secara
berkelanjutan. Contohnya: Gerakan berguling kedepan beberapa kali,
senam rutin dalam palang bertingkat dan palang sejajar.
3. Keterampilan Kontinyu
Keterampilan kontinyu artinya jenis keterampilan yang
pelaksanaannya tidak memperhatikan secara jelas mana awal dan mana
akhir dari suatu keterampilan. Jika suatu keterampilan memiliki suatu
awalan dan ahkir gerakan yang selalu berubah-ubah, maka keterampilan
itu dapat dikategorikan sebagai keterampilan berkesinambungan.
Keterampilan kontinyu dapat ditentukan oleh pelaku itu sendiri.
Contohnya: Lari, Renang, dan mengemudi.6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

6
Moh. Hanafi, dkk, Sepak Takraw untuk Anak Usia Dini, (Surabaya: Jakad Media Publishing,
2020), hlm. 29.

10
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang
mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.
Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam
merencanakan pembelajaran dan mempraktekan pengalamannya sebagai
sebuah titik awal untuk penilaian penampilan.
Ada tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam tahap belajar
keterampilan gerak, yaitu Tahapan Verbal-kognitif, Pada tahapan ini,
tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap melengkapi bentuk
gerakan baru kepada peserta didik. Tahapan Motorik, Pertama kali yang harus
dikuasai oleh peserta didik pada tahapan ini adalah kontrol dan konsisten
sikap berdiri, rasa percaya diri. Tahapan otomatisasi, Tanda-tanda
keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatisasi adalah bila seorang
siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang
akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Keterampilan diskret adalah keterampilan yang dapat ditentukan
dengan muda dari awal hingga akhir gerakan yang berlangsung dalam waktu
singkat. Keterampilan serial adalah keterampilan yang sering dianggap suatu
kelompok dari keterampilan-keterampilan diskret yang digabung untuk
membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks atau
keterampilan diskret yang dilakukan dalam beberapa kali secara
berkelanjutan. Keterampilan kontinyu artinya jenis keterampilan yang
pelaksanaannya tidak memperhatikan secara jelas mana awal dan mana akhir
dari suatu keterampilan.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami
berharap makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima
dengan baik. Tapi, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan,

11
kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami
sebagai pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan
kelebihan yang ada pada makalah kami. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Amung Ma’mun, M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak.


Jakarta: Depdikbud
Encep Sudirjo, Muhammad Nur Alif. 2018. Pertumbuhan dan Perkembangan
Motorik. Sumedang: UPI Sumedang Press

12
Encep Sudirjo, Muhammad Nur Alif. 2019. Filsafat Pendidikan Takraw. Sumedang:
UPI Sumedang Press
Moh. Hanafi, dkk. 2020. Sepak Takraw untuk Anak Usia Dini. Surabaya: Jakad
Media Publishing
Oktariyana Oktariyani. 2019. Pembelajaran Gerak Senam Berirama Berbasis
Multimedia. Yogyakarta: GRE PUBLISHING
Yanuar Kiram. 2019. Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Prenadamedia Group

13

Anda mungkin juga menyukai