Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN TEKNIK

RELAKSASI NAPAS DALAM PADA PASIEN FRAKTUR


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan
Dasar Profesi

Disusun oleh:

Nadya Farinyna Siswandi


P27220020260

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama : Nadya Farinyna Siswandi Semester :1


Mata kuliah : Kep. Anak Kelas : Profesi Ners A
Tanggal : 23-11-2020

Jenis Tindakan : Teknik Relaksasi Napas Dalam

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri diluka bekas operasi
B. Diagnosa medis
Tonsilitis Hypertropi Kronik
C. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
1. Data Subjektif :
a. Pasien mengatakan nyeri pada daerah tangan sebelah kanan
bekas operasi pembedahan, qualitas nyeri seperti teriris-iris, nyeri
hilang timbul
2. Data Objektif :
a. Keadaan umum pasien baik
b. Kesadaran compos mentis
c. Skala nyeri 3 (0-10)
d. TTV : Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 95 x/mnt, RR 22 x/mnt,
Suhu tubuh 36,50 C
e. Berat badan pasien 21 kg.

E. Dasar Pemikiran Tindakan


Berdasarkan penelitian Aini (2018) pemberian teknik relaksasi napas
dalam menurunkan nyeri didapatkan skala nyeri pasien fraktur sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah skala 4 (nyeri sedang) dan
untuk skor tingkat skala nyeri tertinggi dan terendah yaitu 2 (nyeri ringan)
dan 6 (nyeri sedang). Sedangkan rata-rata skala nyeri setelah dilakukan
teknik relaksasi nafas dalam adalah 2,80 atau dengan skala 3 (nyeri
ringan) dan untuk skor tertinggi dan terendah yaitu 1 (nyeri ringan) dan 5
(nyeri sedang). Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value=0,001, maka
dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan tingkat skala nyeri
sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada
pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang Tahun 2017. Berdasarkan
hasil penerlitian tersebut perawat menerapkan teknik relaksasi napas
dalam untuk mengurangi nyeri pada pasien fraktur.

F. Prinsip tindakan keperawatan


1. Alat
a. Lembar inform concern
b. Alat tulis
G. Prosedur
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1. Definisi
Metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan
relaksasi pada pasien yang mengalami nyeri. Selain itu latihan nafas
dalam merupakan cara bernafas yang efektif melalui inspirasi dan
ekspirasi untuk memperoleh nafas yang lambat, dalam, dan rileks.
Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh
dan perasaan cemas sehingga mencegah stimulasi nyeri.
Ada tiga faktor yang utama dalam teknik nafas dalam:
a. Berikan posisi dengan tepat sehingga pasien merasa nyaman
b. Biarkan pasien memikirkan untuk beristirahat
c. Lingkungan yang santai/ tenang
2. Tujuan
a. Meningkatkan aliran udara dan oksigen dalam darah
b. Mengurangi rasa nyeri
c. Membantu dan meningkatkan relaksasi
d. Meningkatkan kualitas tidur
e. Menmbantu mengeluarkan gas anastesi yang tersisa didalam jalan
nafas.
3. Indikasi
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut atau nyeri kronis
4. Cara melakukan
a. Tahap pra interaksi
1) Membaca mengenai status pasien
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat
4) Mengucapkan salam teraupetik kepada pasien
5) Validasi kondisi pasien saat ini
6) Menjaga keamanan privasi pasien
7) Menjelaskan tujuan & prosedure yang akan dilakukan terhadap
pasien & keluarga
b. Tahap kerja
1) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila
ada sesuatu yang kurang dipahami/ jelas
2) Atur posisi agar klien rileks tanpa adanya beban fisik, baik
duduk maupun berdiri. Apabila pasien memilih duduk, maka
bantu pasien duduk di tepi tempat tidur atau posisi duduk tegak
di kursi. Posisi juga bisa semifowler, berbaring di tempat tidur
dengan punggung tersangga bantal.
3) Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam
sehingga rongga paru berisi udara
4) Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan hembuskan
udara membiarkannya ke luar dari setiap bagian anggota tubuh,
pada saat bersamaan minta klien untuk memusatkan
perhatiannya pada sesuatu hal yang indah dan merasakan
betapa nikmat rasanya
5) Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal
beberapa saat (1-2 menit)
6) Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam,
kemudian menghembuskan dengan cara perlahan dan
merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tanggan, kaki,
menuju keparu-paru dan seterusnya udara dan rasakan udara
mengalir keseluruh tubuh
7) Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan
tangan, udara yang mengalir dan merasakan ke luar dari ujung-
ujung jari tangan dan kaki kemudian rasakan kehangatanya
8) Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik-teknik ini apabila
rasa nyeri kembali lagi
9) Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta pasien
untuk melakukan secara mandiri
10) Ulangi latihan nafas dalam ini sebanyak 3 sampai 5 kali
c. Tahap terminasi
1) Evaluasi hasil gerakan
2) Lakukan kontrak untuk melakukan kegiatan selanjutnya
3) Cuci tangan

H. Analisis tindakan
Penurunan intensitas nyeri pada pasien fraktur yang diberikan napas
dalam terjadi karena disebabkan teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri
dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik
relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.
Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan
nyaman (Smeltzer et al., 2010). Relaksasi nafas dalam mampu
merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan
enkafalin. Hormon endorphin merupakan substansi sejenis morfin yang
berfungsi sebagai penghambat transmisi impuls nyeri ke otak. Sehingga
pada saat neuron nyeri mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis antara
neuron perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya subtansi
p akan menghasilkan impuls. Pada saat tersebut endorphin akan
memblokir lepasnya substansi p dari neuron sensorik, sehingga sensasi
nyeri menjadi berkurang.

I. Bahaya dilakukannya tindakan


-
J. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan (NIC)
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk
mengetasi nyeri.
4. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
5. Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian
analgetik tidak berhasil.

K. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S:
- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang
O:
- Kesadaran compos mentis
- Pasien nampak mampu mengungkapkan dan mengontrol rasa nyeri
dengan relaksasi napas dalam
- Pasien tampak lebih rileks
- Skala nyeri 1 (menurun)
- TD : 90/70 mmHg
- Suhu : 360 C
- Nadi : 100x/menit, RR : 22x/menit (dalam rentang normal)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

L. Prosedur dilakukan sesuai SOP


M. Daftar pustaka / referensi
Aini, Lela. Reza Reskita. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Volume 9. No 2.
Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Klinik

(Nadya Farinyna Siswandi) (Junita Erfin, S.Kep.,Ns)


NIM.P27220020260 NIP.

Pembimbing Akademik

(Tri Widyastuti Handayani, M.Kep.,Sp.Kom)


NIK. 919851116201901201

Anda mungkin juga menyukai