Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun oleh :

AULIA RAHMADHANTI 202003050025

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2020
1. SOAL Seorang perempuan (Ny.H) berusia 35 tahun memiliki berat badan 56 Kg dengan
tinggi badan 145 cm. Ny.H memiliki aktivitas yang ringan dengan tingkat stress yang ringan.
Dari kasus tersebut diatas.
1. Tentukanlah berat badan ideal wanita tersebut?
2. Hitunglah kebutuhan kalori wanita tersebut?
3. Berikan rekomendasi yang tepat terkait kebutuhan nutrisi untuk Ny.H? (Berikan sumber
jurnal)

JAWABAN

1. Rumus berdasarkan kementrian kesehatan :

BBI= (TB-100) - (10% dari hasil TB-100)


BBI=(145-100) – (10% 145-100)
= 45-4,5
= 40,5
- Berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) :
Rumus IMT = BB (Kg)/TB2 (m)
= 56/1,452
= 26,6 (Kategori overweight)
 Ny.H berada dalam kategori overweight

2. Menghitung kebutuhan kalori basal (KKB)

Wanita = 25 kkal x BBI


= 25 kkal x 40,5
= 1.012,5 kkal

Keterangan :
BBI : Berat Badan Ideal
TB : Tinggi Badan
BB : Berat Badan
- Berdasarkan FatSecret.com
Angka Kecukupan Gizi adalah: 1700* Kalori per Hari

- Perkiraan kalori Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan jenis kelamin, umur,
tinggi, berat, tingkat aktivitas dan tujuan Anda.
- Berdasarkan calorie calculator.net

3. Rekomendasi kebutuhan nutrisi


Berdasarkan hasil penelitian mengenai durasi tidur yang kurang, asupan energy yang tinggi
dan aktivitas fisik yang rendah akan meningkatkan resiko terjadinya obesitas. Maka
disarankan untk mengkonsumsi bahan makanan yang rendah energy dan menghindari
terjadinya obesitas karena hasil penelitian ini mewujudkan bahwa walaupun durasi tidur tidur
kurang tetapi jika asupan energinya tidak tinggi maka tidak akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap obesitas.

Sumber : Ramadhan, Julia, M., & Huriyati, E. (2014) Durasi tidur, asupan eneri dan aktivitas
fisik dengan kejadian obesitas. Journal Of Gizi Klinik Indonesia

2. SOAL Seorang pria (Tn.S) usia 42 tahun masuk ke UGD dengan keluhan sakit perut dan
muntah. Berdasarkan hasil pengkajian, diperoleh data bahwa Tn.S sudah 5 hari tidak nafsu
makan, terdapat luka pada area mulut, lemas, mata cekung, TD: 110/70 mmHg, Nadi: 96
kali/menit, pernapasan 22 kali/menit, turgor kulit jelek. Tn.S ini harus dilakukan pemasangan
NGT. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:
1. Indikasi pemasangan NGT
2. Kontraindikasi dari pemasangan NGT
3. Prosedur pemasangan NGT mulai dari persiapan pasien hingga akhir

JAWABAN

1. INDIKASI PEMASANGAN NGT


Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT :
1. Dekompresi isi lambung Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus
obstruktif/ileus paralitik peritonitis dan pankreatitis akut. Perdarahan saluran cerna
bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan cairan lambung).
2. Memasukkan Cairan/Makanan ( Feeding, Lavage Lambung) Pasien tidak dapat
menelan oleh karena berbagai sebab Lavage lambung pada kasus keracunan
3. Diagnostik Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung (Sinta, 2018).

2. KONTRAINDIKASI PEMASANGAN NGT


Kontraindikasi Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:
1. Pasien dengan maxillofacial injury atau fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT melalui fossa
cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial
2. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
3. Pasien dengan tumor esophagus

3. PROSEDUR PEMASANGAN NGT


1. Pengertian Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung
(gaster)
2. Tujuan a.      Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang dicairkan
b.      Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
c.       Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung
d.      Mencegah/mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma
e.      Mengambil spesimen dalam lambung untuk studi laboratorium
3. Referensi Buku panduan tindakan keperawatan praktek klinik keperawatan poltekkes
Surabaya 2007/2008
4. Prosedur/ DILAKUKAN PADA
Langkah- 1. 1. Pasien tidak sadar (koma)
langkah 2.   2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis
esofagus, tumor mulut/faring/esofagus
3.   3. Pasien yang tidak mampu menelan
4.     4. Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esofagus
PERSIAPAN ALAT
1. Selang NGT no.14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurannya)
2. Jelly
3. Spatel lidah
4. Handscoen steril
5. Senter
6. Spuit/alat suntik ukuran 50cc
7. Plester
8. Stetoskop
9. Handuk
10. Tissue
11. Bengkok

PROSEDUR
1. Mendekatkan alat ke samping klien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler
4. Mencuci tangan
5. Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan
kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
6. Memasang handuk diatas dada klien
7. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
8. Memakai sarung tangan
9. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu
dilanjutkan sampai processus xipodeus
10. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
11. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut
12. Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang
perlahan sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala
(fleksi) sambil menelan.
13. Masukkan selang sampai batas yang ditandai
14. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
a. jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi.
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam
b. jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan
masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan kembali
secara perlahan
c. jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi
tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan selang secara
bertahap.
15. Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok
berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde masuk dalam lambung
maka ditandai dengan tidak adanyagelembung udara yang keluar
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil
mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian
udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit
16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk
lambung
17. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
19. Merapikan dan membereskan alat
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mengevaluasi respon klien
5. Dokumentasi Tanggal dan jam pemasangan
an tindakan
dan hasil
6. Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai