Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Perencanaan sistem otomatisasi penghitung uang kertas pada kotak amal ini

akan mengimplementasikan sensor warna sebagai pendeteksi nominal uang

kertasnya dan Arduino Mega 2560 sebagai pengolah hasil pendeteksiannya.

Langkah awal kerja sistem adalah mendeteksi nominal uang kertas yang masuk ke

kotak amal. Berdasarkan riset yang pernah dilakukan, terdapat beberapa cara untuk

mendeteksi nominal uang. Utami (2017) merancang suatu alat identifikasi nominal

uang kertas untuk tunanetra berbasis Arduino Mega 2560 dengan Output Suara,

pendeteksian nominal uang kertas diperankan oleh sensor warna dan pendeteksian

keaslian uang diperankan oleh sensor UV. Penelitian dilakukan pada uang kertas

emisi 2016. Nilai RGB yang ditetapkan pada setiap nominal uang hanya satu nilai

R, G, dan B saja. Setiap nominal uang kertas diberlakukan 10 kali pengujian dan

sudah mencakup uang asli dan uang palsu. Berdasarkan pengujian secara

keseluruhan yakni sebanyak 70 kali untuk 7 nominal, 8 diantaranya tidak berhasil.

Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik uang yang terlalu kusut pengujian sehingga

nilai RGB uang tersebut sulit untuk dicocokkan dengan nilai RGB pada program

Arduino IDE. Hasil pendeteksian tersebut ditampilkan pada LCD Display dan

direpresentasikan dengan output suara.

Arpianto, dkk (2018) merancang bangun alat identifikasi nominal uang kertas

untuk tunanetra berbasis Arduino Mega 2560 dengan output suara. Pendeteksian

nominal dan keaslian uang yang diterapkan hanya menggunakan satu sensor warna.

5
6

Objek pendeteksian dilakukan pada uang kertas Indonesia emisi 2009 dan emisi

2016. Titik fokus pendeteksian terletak di bawah tulisan nominal sebelah kiri uang

yang berdekatan dengan gambar pahlawan. Mengacu titik fokus tersebut, penulis

membuat range data RGB dengan parameter uang kertas Indonesia emisi 2016.

Melalui range data RGB tersebut nominal dan keaslian uang kertas dapat diketahui.

Hasil pengujian menunjukkan banyak kesalahan/error dalam pendeteksian nominal

pada uang kertas Indonesia emisi 2009 karena range data RGB yang terlalu berbeda

dengan parameter range data RGB. Hasil pendeteksian akan direpresentasikan oleh

sistem dalam bentuk suara.

Langkah selanjutnya adalah pemrosesan hasil deteksi dari sensor warna. Hasil

akhir yang diharapkan dari proses ini adalah hasil komulatif secara menyeluruh

uang kertas yang masuk ke kotak amal. Karyanto membuat prototipe mesin

penyeleksi dan penghitung uang logam berbasis mikrokontroler ATMEL AVR

AT90S8515. Pemrosesan hasil deteksi uang logam diperankan oleh mikrokontroler

ATMEL AVR AT90S8515. Hasil deteksi akan diubah ke dalam bentuk sandi BCD

untuk kemudian dilakukan proses penghitungan uang logam yang terdeteksi. Sandi

BCD adalah sandi yang menggabungkan sifat-sifat bilangan desimal dan biner.

Hasil dari riset ini menyatakan bahwa prototipe telah mampu membedakan dan

menghitung empat jenis mata uang logam tertentu dalam satuan rupiah. Walaupun

masih terdapat beberapa keterbatasan-keterbatasan seperti, keterbatasan dalam

kecepatan penghitungan, dan hasil penghitungan total uang logam.

Ramdani dan Rohmayanti (2017) membuat otomatisasi penghitung jumlah

barang secara random dengan sensor ultrasonik HC-SR04 berbasis mikrokontroler


7

Arduino Uno. Pemroses hasil deteksi dan penghitungannya diperankan oleh

mikrokontroler Arduino Uno. Metode penghitungan yang ditawarkan adalah

dengan melakukan pemisahan barang berdasarkan klasifikasi ukurannya. Jadi

setelah sensor ultrasonik mendeteksi barang yang masuk, jumlah barang akan dapat

ditampilkan sesuai klasifikasi ukurannya. Berdasarkan riset ini, alat yang dirancang

dapat mempermudah operator produksi menghitung barang dan memisahkan

barang sesuai ukurannya.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas, perancangan sistem ini dibuat. Hal

pertama yang membedakan yakni terletak pada sistem pendeteksi nominal uangnya.

Pendeteksi nominal dirancang menggunakan range data RGB yang dikhususkan

untuk uang kertas Indonesia emisi 2016 dengan titik fokus pendeteksian lebih luas

daripada penelitian sebelumnya. Range data RGB tersebut diperoleh dari data RGB

empat sampel uang kertas yang memiliki kondisi fisik yang cenderung berbeda,

sehingga tingkat error/kesalahan dalam pendeteksian lebih rendah. Perbedaan

kedua yakni terletak pada sistem otomatisasi penghitungannya yang

mengimplementasikan Arduino Mega 2560. Sistem tersebut bekerja dengan cara

mengelompokkan uang sesuai nominal terdeteksinya untuk kemudian dijumlahkan

secara keseluruhan. Perbedaan yang terakhir terletak pada penampil hasil

penghitungannya yang menggunakan seven segment. Jika dibandingkan dengan

LCD display yang menampilkan karakter-karakter angka dengan ukuran yang

relatif kecil, seven segment memiliki kemampuan untuk menampilkan karakter-

karakter angka dengan ukuran yang lebih besar dan jelas. Oleh karena itu, dengan
8

menggunakan seven segment, pengguna sistem ini dapat lebih mudah untuk

mengetahui hasil penghitungan uangnya.

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Terdapat dua kelompok pendekatan di

dalam pendefinisian sistem yang menekankan pada prosedurnya dan pada

komponen atau elemennya, yaitu:

a. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur. Pendekatan ini

mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja yang dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya

merupakan pendekatan yang mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan

dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu

(Utami, 2017).

2.2.2. Otomatisasi

Otomatisasi berasal dari kata otomatis. Otomatis bermakna secara otomat

atau mesin/alat yang dapat bergerak dan bekerja sendiri. Sehingga otomatisasi dapat

didefinisikan sebagai upaya penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang
9

secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan

lagi pengawasan manusia (Pusat Bahasa, 2016).

2.2.3. Uang

Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran untuk

pembelian barang-barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya

uang berfungsi sebagai alat tukar-menukar, alat satuan hitung, alat penyimpanan

kekayaan, dan alat penyelesaian hutang-piutang (Utami, 2017). Terdapat dua jenis

uang yakni uang logam (koin) dan uang kertas. Namun, menurut Saghoa, dkk

(2018), untuk saat ini kebanyakan negara menganut sistem standar kertas, termasuk

Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Beberapa Model Uang Kertas Indonesia


(Sumber: Saghoa dkk, 2018)

Uang kertas rupiah merupakan uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari

bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas) yang dikeluarkan oleh

pemerintah Indonesia (Bank Indonesia), serta penggunaannya dilindungi oleh UU

No.23 Tahun 1999. Uang kertas tersebut sah digunakan sebagai alat tukar

pembayaran di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Hijriyah, 2017).

Berdasarkan standar kertas, peredaran uang tidak lagi dihubungkan pada salah satu
10

logam. Mengacu pada premis tersebut, penulis menjadikan uang kertas sebagai

bahan uji pada penelitiannya.

2.2.4. Kotak amal

Kotak amal berasal dari dua suku kata yakni kotak dan amal. Menurut Pusat

Bahasa (2016), kata kotak bermakna peti kecil tempat barang perhiasan, barang

kecil, dan sebagainya, sedang amal bermakna perbuatan baik yang mendatangkan

pahala. Mengacu pada dua makna tersebut, kotak amal dapat didefinisikan sebuah

peti kecil yang digunakan sebagai tempat penampung amal atau perbuatan baik

yang dapat mendatangkan pahala, dalam hal ini, direpresentasikan dalam bentuk

uang.

2.2.5. Sensor

Sensor merupakan alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu dengan

mengubahnya dari bentuk mekanis, magnetis, panas, sinar, atau kimia menjadi

tegangan dan arus listrik. Pada lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor

dirancang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan

diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Sensor dalam teknik pengukuran dan

pengaturan secara elektronis berfungsi sebagai pengubah tegangan fisika menjadi

besaran listrik yang proposional.

Terdapat beberapa persyaratan-persyaratan kualitas untuk sensor

menjalankan perannya dalam teknik pengukuran dan pengaturan, yakni:


11

a. linieritas, dalam artian konversi harus benar-benar proporsional, jadi

karakteristik konversi harus linier,

b. tidak bergantung pada temperatur, artinya keluaran inverter tidak boleh

bergantung pada temperature di sekelilingnya, kecuali sensor suhu,

c. kepekaan, kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-

nilai masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup

besar,

d. waktu tanggapan, merupakan waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk

mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak

(Utami, 2017).

2.2.6. Sensor Warna

Sensor warna dapat diartikan sebagai sebuah spektrum tertentu yang terdapat

di dalam cahaya yang sempurna/putih. Warna dibedakan menjadi dua, yakni warna

primer dan warna sekunder. Warna primer adalah warna-warna dasar, sedangkan

warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer

dalam satu ruang warna (Utami, 2017).

2.2.7. Sensor Warna TCS3200

Salah satu tipe sensor warna yang sering digunakan adalah sensor warna

TCS3200. Sensor ini merupakan detektor warna lengkap, termasuk chip sensor

Taos TCS3200 RGB (Red, Green, Blue) dan 4 LED putih. TCS3200 dapat

mendeteksi dan mengukur hampir tak terbatas warna terlihat, antara lain,
12

pembacaan tes strip, penyortiran berdasarkan warna, sensor cahaya, kalibrasi, dan

pencocokan warna. Modul sensor ini memiliki fasilitas untuk merekam hingga 25

data warna yang akan disimpan dalam EEPROM.

Sensor warna TCS3200 memiliki susunan photodetector, masing-masing

baik merah, hijau, atau biru filter, atau ada filter (yang jelas). Filter dari setiap warna

yang merata di seluruh susunan untuk menghilangkan lokasi antar warna. Internal

untuk perangkat osilator yang menghasilkan output gelombang persegi frekuensi

yang sebanding dengan intensitas warna yang dipilih. Berikut penampilan fisik dari

sensor warna TCS3200.

Gambar 2.2 Sensor Warna TCS3200


(Sumber: Hijriyah, 2017)

Gambar 2.3 Blok Diagram Fungsional TCS3200


(Sumber: Hijriyah, 2018)
13

Sensor ini memiliki beberapa fitur yakni sebagai berikut:

a. power 2,7 V ke 5,5 V,

b. interface: digital TTL,

c. resolusi tinggi konversi intensitas cahaya untuk frekuensi,

d. programmable warna dan full,

e. skala keluaran frekuensi,

f. power down fitur,

g. berkomunikasi langsung dengan mikrokontroler,

h. S0~S1: input pilihan output frekuensi skala,

i. S2-S3: input jenis photodiode pilihan,

j. OUT Pin: frekuensi output,

k. OE Pin: frekuensi output memungkinkan pin (aktif rendah), dapat datang

ketika menggunakan dukungan lampu LED control suplemen cahaya,

l. ukuran: 28,4x28,4 mm.

Prinsip kerja sensor ini , ketika memilih filter warna, dapat memungkinkan

hanya satu warna tertentu untuk melewati atau mencegah warna lain. Misalkan,

ketika memilih filter merah, maka warna merah yang bisa melalui, sedang yang lain

akan dicegah. Sensor ini memiliki empat jenis diode yakni merah, biru, hijau, dan

jelas (Hijriyah, 2017).

2.2.8. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor yang di dalamnya sudah

terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah
14

saling terhubung dan terorganisir (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya

dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita hanya perlu

memrogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik pembuatnya.

Mikrokontroler dapat deprogram menggunakan berbagai macam bahasa

pemrograman, seperti, bahasa assembler, bahasa C, bahasa basic, dan lain-lain.

Pada umumnya, mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan suatu proses

secara otomatis seperti, sistem kontrol mesin, remote kontrol, kontrol alat berat,

kontrol robot dan sebagainya (Respati, 2018).

Setiap mikrokontroler memiliki arsitektur yang berbeda-beda tergantung

perancangannya. Meskipun demikian, setiap arsitektur mikrokontroler pada

dasarnya memiliki keragaman pada pokok-pokok dan cara kerjanya. Berdasarkan

arsitektur, mikrokontroler terbagi dua, yakni:

a. CISC (Complex Instruction Set Computing)

Complex Instruction Set Computing (CISC) atau kumpulan instruksi

komputasi kompleks merupakan suatu arsitektur komputer yang setiap instruksinya

akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari

memori (load), operasi aritmatika, dan penyimpanan ke dalam memori (store) yang

saling bekerja sama. Tujuan utama dari arsitektur ini adalah melaksanakan suatu

instruksi cukup dengan beberapa baris bahasa mesin yang relatif pendek sehingga

implikasinya hanya sedikit saja RAM yang digunakan untuk menyimpan instruksi-

instruksi tersebut. Filosofi arsitekturnya adalah dapat memindahkan kerumitan

perangkat lunak ke dalam perangkat keras. Implementasi CISC dapat dilihat pada

AMD dan Intel.


15

CISC memiliki karakteristik, yaitu sarat akan informasi, sehingga ukuran

program yang dihasilkan akan lebih kecil serta penggunaan memori akan lebih

sedikit. Kemudian, jumlah perintah yang diminimumkan, sehingga mesin akan

mudah untuk deprogram dalam bahasa rakitan. Ciri-ciri jenis ini adalah jumlah

instruksi yang banyak, perintah bahasa mesin juga banyak, dan instruksi lebih

kompleks.

b. RISC (Reduced Instruction Set Computer)

Reduced Instruction Set Computer (RISC) merupakan bagian dari arsitektur

mikroprosesor yang berbentuk kecil dan berfungsi untuk menge-set instruksi dalam

komunikasi diantara arsitektur yang lainnya. Implementasinya dapat dilihat pada

CPU dan Apple. RISC memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) instruksi berukuran tunggal,

2) ukuran yang umum adalah 4 byte,

3) jumlah pengamatan data sedikit,

4) tidak terdapat pengalamatan tidak langsung,

5) tidak terdapat operasi yang menggabungkan operasi load/store dengan

operasi aritmatika,

6) tidak terdapat satu operand beralamat memori per-instruksi,

7) tidak mendukung perataan sembarang bagi data untuk operasi load/store,

8) jumlah maksimum pemakaian memori manajemen bagi suatu alamat data

adalah sebuah instruksi (Utami, 2017).


16

2.2.9. Arduino Mega 2560

Arduino Mega 2560 adalah board arduino perbaikan dari board arduino mega

sebelumnya. Arduino mega awalnya menggunakan chip mikrokontroler

ATmega1280 dan kemudian diganti dengan ATmega2560, oleh karena itu namanya

Arduino Mega 2560. Pada saat tulisan tersebut dibuat, arduino ini sudah mencapai

revisi yang ketiga (R3). Berikut spesifikasi Arduino Mega 2560 R3.

· Microcontroller ATmega2560

· Operating Voltage 5V

· Input Voltage (recommended) 7-12V

· Input Voltage (limits) 6-20V

· Digital I/O Pins 54 (of which 15 provide PWM output)

· Analog Input Pins 16

· DC Current per I/O Pin 40 mA

· DC Current for 3,3V Pin 50 mA

· Flash Memory 256 KB of which 8 KB used by bootloader

· SRAM 8 KB

· EEPROM 4 KB

· Clock Speed 16 MHz

Selain perbedaan chip ATmega yang digunakan, terdapat perbedaan lain

arduino mega ini dengan versi sebelumnya, yakni tidak lagi menggunakan chip

FTDI untuk fungsi USB to serial converter, melainkan menggunakan chip

ATmega16u2 pada revisi 3 dan chip ATmega8u2 pada revisi 1 dan 2. Secara fisik,

ukuran Arduino Mega 2560 hampir kurang lebih 2 kali lebih besar dari Arduino
17

Uno. Hal tersebut untuk mengakomodasi lebih banyaknya pin digital dan analog

pada board Arduino Mega 2560 tersebut (Arpianto, 2018). Berikut tampilan fisik

dari Arduino Mega 2560.

Gambar 2.4 Arduino Mega 2560


(Sumber: Utami, 2017)

2.2.10. Arduino IDE

Arduino IDE atau bisa disebut juga Arduino Software merupakan aplikasi

yang bertugas menghasilkan sebuah file berformat hex yang akan di-upload pada

papan arduino atau papan sistem mikrokontroler lainnya. Aplikasi ini mirip dengan

Microsoft Visual Studio, Eclipse IDE, atau Netbeans. Lebih mirip lagi adalah IDE

semacam Code Blocks, CodeLite, atau yang mempermudah untuk menghasilkan

file program. Pembedanya adalah jika semua IDE tersebut menghasilkan program

dari kode bahasa C (dengan GNU GCC) sedang Arduino Software (Arduino IDE)

menghasilkan file hex dari baris kode yang dinamakan sketch (Arpianto, 2018).

Berikut tampilan arduino IDE.


18

Gambar 2.5 Tampilan Arduino IDE


(Sumber: Arpianto, 2018)

2.2.11. Seven Segment

Seven segment merupakan sebuah tampilan yang terbentuk dari tujuh

kelompok segment LED (Light Emitting Diode) yang berfungsi memancarkan

cahaya ketika melewati arus listrik yang dilaluinya yang diatur sedemikian rupa

sehingga membentuk angka-angka dari 0 (nol) sampai angka 9 (sembilan) (Susanti

dan Utami, 2012). Terdapat dua jenis seven segment, yaitu seven segment common

anode dan seven segment common cathode. Cara untuk membedakan antara

keduanya yakni dilihat dari rangkaiannya. Pada jenis common anode, semua anoda

saling dihubungkan, sedang pada jenis common cathode, semua katoda saling

dikoneksikan (Kadir, 2012). Pada penelitian ini, penulis menggunakan seven

segment 4 display dengan tipe 5461AS. Pada umumnya, tampilan seven segment

seperti pada Gambar 2.6.


19

Gambar 2.6 Seven Segment Display


(Sumber: Susanti dan Utami, 2012)

2.2.12. Motor Servo

Servo motor atau motor servo banyak digunakan dalam dunia robotika,

karena selain ukurannya kecil, juga sangat tangguh. Motor servo standar seperti

Futaba S-148 mempunyai torsi (torque) 42 oz/inch, yang merupakan motor servo

yang sangat kuat untuk ukuran tersebut. Motor servo juga mengonsumsi daya yang

sebanding dengan beban mekanik. Dengan beban yang kecil, konsumsi daya tidak

besar.

Motor servo dijalankan dengan menggunakan control loop dan memerlukan

sejumlah umpan balik. Control loop menggunakan umpan balik dari motor untuk

membantu motor memperoleh keadaan (state) yang diinginkan (posisi, kecepatan,

dan sebagainya). Ada beberapa jenis control loop. Pada umumnya control loop PID

(proportional, integral, derivative) digunakan untuk motor servo. Dengan

menggunakan control loop seperti PID, kita dapat melakukan tune pada motor

servo. Tuning adalah proses dari pembuatan respon motor dalam cara yang

diinginkan. Melakukan tuning pada motor dapat menjadi sangat sulit dan proses
20

yang menjemukan, tetapi juga menguntungkan dalam hal memungkinkan user

mempunyai kontrol yang lebih terhadap tingkah laku motor.

Gambar 2.7 Diagram Blok Motor Servo


(Sumber: Syahrul)

Seperti pada gambar 2.7, motor servo terdiri dari beberapa bagian utama:

motor dan gearbox, sensor position, error amplifier dan motor driver serta sirkuit

yang mendekode posisi terminta. Radio control receiver system (kontroler lainnya)

membangkitkan suatu pulsa yang lebarnya berubah sekitar setiap 20 ms. Pulsa ini

biasanya memiliki lebar antara 1 dan 2 ms. Lebar pulsa digunakan oleh servo untuk

menentukan posisi rotasi yang dikehendaki (Syahrul).

2.2.13. Motor Servo SG90

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis motor servo SG90 untuk

menggerakkan pintu masuk uang. Wijaya dan Suprianto (2018) menjelaskan bahwa

motor servo ini memiliki spesifikasi tegangan 5 volt, agar mudah diaplikasikan

bersamaan dengan Arduino yang juga memiliki spesifikasi tegangan 5 volt. Sudut

putarnya 180 derajat, sudut ini cukup untuk mengatur kemiringan dari papan utama

atau beam yang akan bergerak menyeimbangkan posisi bola di atasnya agar

mencapai nilai set point yang diinginkan. Motor servo SG90 yang dipakai

ditunjukkan pada Gambar 2.8.


21

Gambar 2.8 Motor Servo SG90


(Sumber: Wijaya dan Suprianto, 2018)

2.2.14. Light Emitting Diode (LED)

Light Emitting Diode (LED) adalah komponen elektronika yang dapat

memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED

merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna

cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor

yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak

tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada remote control TV atau

remote control perangkat lainnya.

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu kecil) dan dapat

dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda

dengan lampu pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak

menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED

yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD

TV yang mengganti lampu tube (Kho, 2019). Pada penelitian ini, LED berfungsi

sebagai indikator dalam pendeteksian nominal uang kertas. Adapun tampilan LED

bisa dilihat pada Gambar 2.9.


22

Gambar 2.9 Bentuk dan Simbol LED


(Sumber: Kho, 2019)

2.2.15. Push Button

Push button atau tombol tekan adalah bentuk saklar yang paling umum dari

pengendali manual yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO (Normally Open)

menyambung rangkaian ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi terputus

ketika tombol dilepas. Tombol tekan NC (Normally Close) akan memutus

rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali pada posisi terhubung ketika tombol

dilepaskan.

Gambar 2.10 Simbol dan Tampilan Tombol Tekan


(Sumber: Riadi, 2012)

Ada juga tombol tekan yang memiliki fungsi ganda, yakni sudah dilegkapi

oleh dua jenis kontak, baik NO maupun NC. Jadi tombol tekan tersebut dapat

difungsikan sebagai NO, NC, atau keduanya. Ketika tombol ditekan, terdapat

kontak yang terputus (NC) dan ada juga kontak yang terhubung (NO). Gambar
23

simbol tombol tekan dan tampilannya bisa dilihat pada Gambar 2.10. Pada

penelitian ini, penulis menggunakan dua tombol tekan jenis NO (Normally Open)

untuk mengendalikan seven segment menampilkan hasil penghitungan uang dan

untuk reset (Riadi, 2012).

Anda mungkin juga menyukai