Anda di halaman 1dari 18

DK 1 SK 4

SKENARIO :

A. IDENTIFIKASI ISTILAH ASING


 Gusi: Gusi adalah jaringan lunak berwarna merah muda yang berfungsi sebagai tempat
dimana gigi berada.
 Gigi geligi: Gigi geligi adalah rangkaian gigi yang ada didalam mulut manusia.
 Karang gigi: Karang gigi adalah plak gigi yang mengeras sedikit demi sedikit.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Karena gusinya sering berdarah.
2. Gusinya berdarah bila menyikat gigi.
3. Gigi geliginya banyak karang gigi.

C. ANALISA MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gusi?
2. Apa komponen dari gusi?
3. Apa yang dimaksud dengan sementum?
4. Sebutkan anatomi histologi dan fisiologi dari gusi
5. Sebutkan sistem inervasi dan vaskularisasi dari gigi
6. Sebutkan komponen dari jaringan periodontal
7. Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi dari jaringan periodontal?
8. Bagaimana sistwm inervasi dan vaskularisasi pada jaringan periodontal?

D. STRUKTURISASI
E. IDENTIFIKASI TUJUAN BELAJAR
1. Jaringan Periodontal
1.1 Definisi
1.2 Komponen
1.2.1 Gusi
1.2.1.1 Anatomi, histologi, dan fisiologi
1.2.1.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1.2.2 Sementum
1.2.2.1 Anatomi,histologi dan fisiologi
1.2.2.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1.2.3 Ligamen Periodontal
1.2.3.1 Anatomi, histologi dan fisiologi
1.2.3.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1.2.4 Tulang alveolar
1.2.4.1 Anatomi, histologi dan fisiologi
1.2.4.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi

1. Jaringan periodontal
1.1 Definisi
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan mendukung fungsi normal
gigi. Periodontal hasil dari bahasa Yunani yang berasal dari kata peri yang berarti sekitar dan
odont yang berarti gigi.
1.2 Komponen
Komponen jaringan periodontal terdiri dari gingiva, sementum. ligamen periodontal, dan
tulang alveolar.

1.2.1 Gusi
1.2.1.1 Anatomi Gusi
Gingiva terdapat di sekeliling gigi maksila dan madibula di dalam alveoli dan
menutup prosessus alveolaris, mengandung mukosa berwarna pink.

Bagian-bagian anatomi gingiva:


Attached Gingiva, adalah bagian gingiva yang melekat rapat ke tulang di sekeliling akar gigi, attached
gingiva memiliki pigmentasi melanin.
Mucogingival junction, adalah pemisah antara attached gingiva yang rapat dan berwarna merah muda,
dengan mukosa alveolar yang dapat digerakkan dan berwarna merah.
Marginal gingiva, adalah tepi gingiva pada setiap gigi.
Sulcus Gingiva, adalah permukaan dalam gingiva yang menghadap ruang antar gigi.
Interdental Gingiva, adalah bagian gingiva di antara perbatasan gigi-gigi yang merupakan perluasan dari
attached gingiva.
1.2.1.2 Histologi Gusi

Gambar 3 :
ini adalah sajian dekalsifikasi potongan memanjang gigi insisivus; jadi, seluruh kristal
hidroksiapatit telah diekstraksi dari gigi dan dari tulang alveolusnya (A). Karena email
hampir seluruhnya terdiri atas kristal kalsium hidroksiapatit, hanya ruang dimana email
berada, ruang email (ES), tampak dalam gambar fotomikroskopik ini. krista (cr) alveolus
tampak, seperti adanya ligamentum periodontal (PL) dan gingiva (G). Tepi gingiva (GM),
gingiva bebas (FG), perlekatan gingiva (AG), sulkus epitel (SE), epitel pertemuan (JE) dan
mukosa alveoli (AM) juga tampak.

Gambar 4 :
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat daerah tepi gingiva gambar
sebelumnya. Perhatikan bahwa ruang email (ES) terletak antara dentin (d) mahkota gigi
insisivus dan epitel pertemuan (JE). Sulkus epitel (SE) dari gingiva bebas (FG) membatasi
ruangan yang dikenal sebagai sulkus gingiva (GS), yang akan tampak jelas jika email masih
ada dalam fotomikroskopik ini. Perhatikan interdigitasi yang berkembang baik dari epitel dan
jaringan ikat, dikenal sebagai aparatus rete (panah) dari gingiva bebas (FG) dan perlekatan
gingiva, ditandai adanya tenaga abrasi yang bekerja pada daerah kar,rrm oris ini.

1.2.1.3 Fisiologi Gingiva


Gingiva terletak di sekitar leher tiap gigi dan terstruktur untuk menahan
kekuatan dari pengunyahan. Ditambah dengan fungsi palatum dan lidah,
gingiva memiliki fungsi pengunyahan dalam mendorong bolus makanan.
Makanan dibelokkan dari gingiva ke lidah dan pada gilirannya dipaksa di
antara gigi. Gingiva memiliki fungsi sensorik, seperti juga dipersarafi dengan
rasa sakit, sentuhan, dan reseptor temperatur. Kapasitas ini untuk sensitivitas
pemberian perlindungan. Selain itu, gingiva bertindak sebagai kompartemen
yang berfungsi untuk melindungi periodontium dari rongga mulut.

Sulkus gingiva berisi cairan yang merembes/meresap melalui epitel sulcular


tipis. Masih ada perdebatan tentang apakah ini adalah transudat terus menerus
atau eksudat inflamasi. Tentu saja tidak hanya jumlah gingiva (sulkus) cairan
meningkat dengan peradangan, tetapi juga dengan makan makanan kasar,
menyikat gigi, ovulasi dan konsumsi kontrasepsi oral hormonal. Selain sel
epitel, leukosit polimorfonuklear, limfosit dan monosit dapat ditemukan
dalam cairan ini, bersama-sama dengan ion kalium, natrium, dan klorida.
Kadar protein total cairan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan serum.
IgG, IgA, IgM, melengkapi komponen C3 dan C4, selain itu protein plasma
albumin dan fibrinogen, telah terdeteksi. Sejumlah zat lainnya telah
ditemukan dalam cairan gingiva, ini meliputi:
-Asam laktat
-Hidrogen sulfida
-Urea
-Asam Fosfatase
-Lisozim
1.2.1.4 Sistem Vaskularisasi Gingiva

 Suplai Darah Suplai darah pada gingiva terdiri atas: 1) Arteri supraperiosteal pada
fasial dan lingual tulang alveolar. 2) Pembuluh darah pada ligamen periodontal, yang
meluas pada gingiva dan beranastomosis dengan kapiler pada daerah sulkus. 3)
Arteriol, yang berasal dari puncak septum interdental, sejajar puncak tulang alveolar,
bersatu dengan pembuluh darah ligamen periodontal, kapiler daerah sulkus dan
pembuluh darah menuju ke puncak tulang alveolar.

1.2.1.5 Sistem Inervasi Gingiva


Persyarafan Gingiva Jaringan gingiva dipersarafi oleh serat yang timbul dari ligamen
periodontal, serta dari saraf labial, bukal, dan lingual. Sepanjang gingiva, banyak
terdapat saraf dan ujung saraf. Reseptor terlihat sebagai ujung bebas di dalam lapisan
lamina propria. Sentuhan ujung (Korpuskula Meissner) dan reseptor temperatur
terlihat sebagai terminal melingkar. Reseptor rasa sakir terlihat sebagai serat halus
damalm papila. Semua ditemukan di gingiva marginal dan gingiva cekat.

Gambar. Ujung saraf pada papilla gingiva


1.2.2 Sementum

Salah satu jaringan periodontal adalah sementum. Istilah sementum berasal dari
Bahasa Latin caementum atau "cement": partikel batu yang digunakan untuk 
membuat adukan semen. Sementum adalah lapisan jaringan penghubung yang
mengapur yang melapisi akar gigi. Sementum merupakan jaringan yang menyerupai
tulang yang menutupi akar dan menyediakan perlekatan bagi serabut  periodontium
utama.

1.2.2.1 Anatomi Cementum

Sementum membentuk lapisan yang sangat tipis pada daerah servikal akar  dan
tebalnya bertambah pada daerah apikal. Struktur anatomi sementum  berdasarkan
pembentuknya:

1. Acellular, Aflibrillar Cementum (AAC: merah) AAC terbentuk pada pinggiran


servik enamel mengikuti  penyempurnaan praerupsi pematangan enamel, dan kadang-
kadang juga selama erupsi gigi. Ini kemungkinan disekresi oleh sementoblast.

2. Acellular, Extrincic-fiber cementum (AEC: biru muda) AEC membentuk pra dan
post secara erupsi. AEC disekresikan oleh fibroblast. Pada bagian apikal akar, ini
meliputi bagian sementum campuran fiber (mixed-fiber  cementum).

3. Cellular, Intrinsic-fiber Cementum (CIC: biru) CIS dibentuk pre dan post secara
erupsi. CIC disintesis oleh sementoblat, tetapi tidak mengandung fiber  ekstrinsik
Sharpey.

4. Cellular, Mixed-fiber Cementum (CMC: oranye/biru muda) CMC dibentuk  oleh


sementoblast dan fibroblast; ini merupakan kombinasi dari sementum fiber intrinsik
selular dan sementum fiber ekstrinsik aselular.

1.2.2.2 Histologi Sementum

Komposisi organik sementum didominasi oleh kolagen tipe I, komponen


berserat dari berbagai jaringan, di antara proteoglikan dan air. Komposisi mineralnya
45 sampai 50% dari volumenya dan tersusun sebagian besar oleh kalsium dan fosfat
dalam bentuk hidroksiapatit. Komponen sementum dewasa:

- Matriks organik  –  terdiri dari kerangka yang padat kolagen yang berikatan dengan
gel seperti substansi ekstraseluler sekitar.

- Bagian mineral – terbentuk dari kristal hidroksiapatit (kalsium dan fosfat).

- Tidak mengandung pembuluh darah ataupun saraf (hipersensitivitas  permukaan


akar terjadi ketika sementum hilang dari permukaan dentin.

Karakteristik sementum:

- Membungkus dentin pada seluruh bagian akar dan gigi

- Kekuatan – 40 KHN

- Ketebalan – 15 sampai 60 µm dan 150 sampai 200 µm

- Warna – kuning muda

-Komposisi Kimia

Anorganik 50%

Organik 50%

1.2.2.3 Fisiologi Sementum


Sementum merupakan jaringan yang terkalsifikasi. Secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
sementum aseluler (primer) dan sementum seluler (sekunder). Keduanya mengandung matrix
alcified interfibrilar dan fibril kolagen. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sementum seluler,
aseluler, dan intermediet:

a. Sementum seluler Tipe sementum yang ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi.
Mengandung sementosit yang berada dalam lakuna, berhubungan melalui suatu sistem anastomosis
kanalikuli. Terdapat dua sumber serat kolagen, yaitu Sharpey`s fiber dan kelompok serat yang
merupakan bagian matriks sementum yang dibentuk sementoblast.

b. Sementum aseluler Tipe sementum ini menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang
berupa lapisan hyaline tipis. Mempunyai garis incremental yang berjalan paralel pada permukaan
akar gigi. Terdiri atas Sharpey`s fiber yang terkalsifikasi.

c. Sementum intermediate Tipe ini ditemukan pada bagian sementodentinal junction. Dapat bersifat
sebagai sementum maupun dentin.

1.2.3 Ligamen Periodontal


1.2.3.1 Anatomi Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah jaringan fibrosa yang kuat, fleksibel, berisi serat
elastik maupun non-elastik yang terdapat disekitar gigi, menghubungkan antara cementum
dengan tulang alveolar.Pada ligament ini terdapat:
1. Jaringan syaraf yang berfungsi proprioseptif
2. Pembuluh darah

1.2.3.2 Histologi Ligamen Periodontal


Akar gigi masing-masing dibungkus lapis kolagen padat, membentuk membran
periodontal atau ligamen periodontal. Ligamentum Periodontal adalah struktur jaringan
penyangga gigi yang mengelilingi akar gigi dan melekatkannya ke tulang alveolar. Ligamen
periodontal berkembang dari jaringan ikat sirkuler yang mengelilingi benih gigi. Jaringan
ikat sirkuler akan berdifferensiasi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang dekat
ketulang, lapisan dalam sepanjang sementum, dan suatu lapisan intermediat yang terdiri atas
serat-serat yang tidak teratur. Serat-serat intermediat ini akan menebal dan tersusun sesuai
kebutuhan fungsi ketika gigi mencapai puncak oklusalnya. Folikel gigi tersebut bersambung
dengan ektomesenkhim dari papilla dental dan terdiri dari sel-sel fibroblastic yang tidak
berdifferensiasi yang juga berkembang menjadi fibroblast. Bersamaan dengan proses erupsi
dan berfungsinya gigi, serat-serat utama ligament  periodontal menjadi tersusun lebih teratur
dan bertambah tebal.

Serat-seratnya mirip berjalan ke atas dari sementum ke tulang sehingga tekanan pada gigi
menekan serat-serat yang tertanam dalam tulang. Berkas kasar serat kolagen menyusup ke
dalam sementum seperti halnya serat Sharpey meluas dari periosteum ke dalam tulang.
Orientasi serat-serat dari ligamen periodontal  bervariasi pada tingkat berbeda sepanjang
akar. Bila gigi tidak dipakai, serat-serat itu agak berombak namun melurus bila mahkotanya
ditekan. Jadi ligamen  periodontal dengan erat menahan gigi pada sakusnya (kantong) dan
masih memungkinkan sedikit bergerak.

Ligament periodontal memiliki serat-serat utama. Serat-serat tersebut  berasal dari serat
kolagen yang mana serat kolagen tersebut diproduksi oleh sel-sel tertentu. Serat-serat
tersebut juga diatur oleh posisinya. Posisi tersebut dibagi menjadi 6 kelompok, antara lain :
a) Serat transeptal Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat
ligamentum periodontal. Serat ini meluas ke interproksimal, di atas puncak septum
interdental dan tertanam pada sementum gigi-geligi yang  bertetangga.  
b) Serat puncak alveolar (alveolar cest) Serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum
tepat di bawah epithelial attachment, menuju puncak tulang alveolar. Fungsi serat ini
menolong menahan gigi di dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal dan menahan
gigi jika ada tekanan lateral.
c) Serat horizontal Serat ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum
ke tulang alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat puncak alveolar.
d) Serat obliq (serat miring) Serat ini merupakan kelompok yang paling besar diantara
kelompok serat utama ligamentum periodontal. Serat ini berjalan miring dari sementum
menuju tulang alveolar. Fungsi serat ini menahan tekanan vertikal yang mengancam
gerakan akar masuk ke dalam soketnya.
e) Serat apikal Serat ini menyebar dari bagian apikal gigi ke tulang alveolar pada dasar soket
gigi. Fungsi serat ini menjaga gigi dalam soketnya dan menahan kekuatan yang
memungkinkan gigi terangkat keluar dari soketnya.
f) Serat interradikular Serat ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak
septum interradikular. Fungsi serat ini membantu menstabilkan gigi tetap di dalam soketnya.
1.2.3.3 Fisiologi Ligamen Periodontal
Fungsi dari ligamen periodontal antara lain sebagai berikut:
A. Fungsi fisikal/suportif:
1. Menghantarkan tekanan oklusal ke tulang alveolar
2. Melekatkan gigi ke tulang alveolar
3. Mempertahankan hubungan jaringan gingiva ke gigi
4. Menahan dampak tekanan oklusal (shock absorption)
5. Sebagai wadah jaringan lunak yang melindungi pembuluh darah dan saraf dari cedera
akibat tekanan mekanis tulang.

B. Fungsi formatif/remodeling :
Dapat berperan formatif/remodeling karena ligamen periodontal megandung sel-sel yang
dapat membentuk maupun meresorbsi struktur  periodontal pendukung (tulang alveolar,
sementum, dan ligamen periodontal). Sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi, (berada
disekeliling pembuluh darah) berdiferensiasi menjadi sel-sel khusus, diantaranya:
-osteoblas yang membentuk tulang
-sementoblas yang membentuk sementum
-fibroblas yang membentuk serabut jaringan ikat

Sel-sel multinukleus (berasal dari makrofag darah):


-osteoklas (sel peresorbsi tulang)
-odontoklas (sel peresorbsi gigi)
Contoh fungsi formatif/remodeling ligamen periodontal antara lain,  pembentukan dan
resorbsi tulang alveolar dan sementum pada proses migrasi/pergerakan gigi secara fisiologis
ke arah mesial.
C. Fungsi nutritif/nutrisional:
Fungsi ini dimungkinkan oleh adanya sistem vaskularisasi yang baik pada ligamen
periodontal, yang menjamin pasok nutrien ke sementum, tulang alveolar dan gingiva dan
tersedianya drainase limfatik.

D. Fungsi sensori:
Fungsi sensori dimungkinkan oleh adanya reseptor bagi rasa sakit dan tekanan pada ligamen
periodontal. Ini berasal dari saraf-saraf dental yang menembus fundus alveolus masuk ke
ruang ligamen periodontal, dimana saraf-saraf tersebut akan kehilangan selubung mielinnya
(myelinated sheath) dan menjadi nerve ending.
Jaringan saraf yang bersifat propriosepsi memungkinan seseorang merasakan kekuatan
yang diberikan kepada gigi geligi, gerakan gigi dan tempat benda asing pada atau diantara
permukaan gigi. Rasa propioseptif ini dapat menggerakkan mekanisme refleks protektif
yang membuka rahang  bawah untuk mencegah injuri pada gigi-gigi dan ligament
periodontal bila seseorang menggigit benda keras. Propioseptif memungkinkan lokalisasi
daerah inflamasi pada ligament periodontal.

1.2.3.4 Vaskularisasi Ligamen Periodontal


Suplai darah untuk ligamen periodontal berasal dari:
1. Pembuluh darah apikal yang memasuki ligamen periodontal didaerah apikal dan melanjut
ke daerah gingival, memberikan cabang-cabangnya ke sementum dan tulang, didalam
ligamen periodontal jalinan vaskuler ini  berjalan lebih mendekati ke tulang daripada
sementum.
2. Pembuluh darah yang berpenetrasi dari tulang alveolar merupakan hal  penting untuk
jaringan ini.
3. Anastomosis dari pembuluh darah gingiva yang berasal dari cabang  pembuluh darah
yang letaknya jauh didalam lamina propria.

1.2.3.5 Inervasi Ligamen Periodontal


Ligament periodontal memiliki banyak mekanoreseptor sensorik baik yang khusus
maupun tidak yang menerima berbagai rangsangan yang bekerja pada gigi geligi
maupun jaringan sekitarnya terutama untuk rasa raba, peka, proprosepsi dan rasa
nyeri yang akan membawa semua impuls dari saraf tersebut terpusat melalui nervus
trigeminus. Saraf tersebut masuk ke ligament periodontal melalui daerah periapikal
dan saluran-saluran yang terdapat dalam tulang alveolar berjalan bersama-sama
dengan pembuluh darah dan limfe. Fungsi mekanoreseptor periodontal berkaitan
dengan pengendalian otot-otot pengunyahan memberikan umpan balik sensorik untuk
refleks pengunyahan atau mastigasi.
Serabut saraf terdiri atas yang bermielin dan tidak bermielin, bervariasi dari tonjolan
seperti tombol (knoblike) hingga serabut berakhiran bebas. Bundel saraf  berjalan
mengikuti pembuluh darah.

1.2.4 Tulang Alveolar


Tulang alveolar adalah bagian tulang rahang yang menyangga gigi sehingga membentuk
prosesus alveolaris. Dan berkembang bersamaan dengan erupsinya gigi geligi dan akan
mengalami resorpsi ketika gigi tanggal.

1.2.4.1 Anatomi Tulang Alveolar


Prosesus alveolar terbagi menjadi dua yaitu tulang alveolar sebenarnya (Alveolar
proper bone) dan tulang alveolar pendukung (Alveolar supporting bone).

 Tulang Alveolar Sebenarnya (Alveolar proper bone)

Tulang alveolar yang sebenarnya adalah tulang yang membatasi alveolus atau soket
tulang yang berisi akar gigi. Tulang alveolar yang sebenarnya adalah bagian dari jaringan
periradikular.

Tulang alveolar yang sebenarnya terdiri dari bundel tulang di tepi alveoli dan tulang
yang berlamela ke arah pusat prosesus alveolar. Gambaran radiografik tulang alveolar
sebenarnya disebut lamina dura. Tulang alveolar yang sebenarnya dapat juga disebut
sebagai plat kribriform. Istilah ini timbul karena banyaknya foramina yang melubangi
tulang. Foramina ini berisi pembuluh darah dan saraf yang mensuplai gigi – gigi, ligamen
periodontal, dan tulang.

 Tulang Alveolar Pendukung (Alveolar supporting bone)

Tulang alveolar pendukung adalah tulang yang mengelilingi tulang alveolar


sebenarnya dan merupakan penyokong dari soket. Tulang alveolar pendukung terdiri atas 2
bagian yaitu

 Keping Kortikal Eksternal. Dibentuk oleh tulang Havers dan lamella tulang
kompak yang terdapat di dalam dan luar lempeng pada prosesus alveolar.
Keping kortikal ini lebih tipis di maksila dibandingkan di mandibula. Dan
lebih tebal dibagian molar serta premolar pada regio mandibula.Keping
kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan
tulang alveolar sebenarnya dan membentuk dinding alveolar dengan
ketebalan sekitar 0,1 – 0,4 mm.

 Tulang Spons (Tulang kanselus). Inilah tulang yang mengisi ruang antara
tulang kompak dan tulang alveolar sebenarnya. Septum interdental terdiri
dari tulang spons yang mendukung tulang dan menutupi bagian dalam dari
tulang kompak.

(a. Keping alveolar bagian buccal. b.Keping alveolar bagian lingual. c. Interdental septum.
d. Interradicular septum)

1.2.4.2 Histotlogi Tulang Alveolar

Struktur Tulang Alveolar – Tulang alveolar adalah jaringan ikat


yang termineralisasi yang terdiri atas

a. Matrik tulang
Matrik tulang ini terdiri dari komponen organik, non-organik dan air.

Berat Volume
Komponen non-organik 60 % 36 %
Komponen organik 25 % 36 %
Air 15 % 28 %

1. Non-organik

Kalsium dan fosfor ditemukan lebih banyak daripada bikarbonat, sitrat,


magnesium, potassium, dan sodium. Bentuk mineralnya adalah Hidroksiapatit
[Ca10(PO4)6(OH)2] berbentuk seperti jarum kristalit atau lempengan tipis yang
tebalnya 8 nm dan panjangnya bervariasi.
2. Organik

90 % komponen material organik tampak sebagai kolagen tipe 1. Substansi


dasar mengandung proteoglikan dan sejumlah kecil protein lain seperti
osteoklasin, osteonektin, dan osteopontin.

b. Sel tulang

1. Osteoblas

2. Osteosit

3. Osteoklas

4. Sel osteoprogenitor

5. Lapisan sel tulang

 Tulang alveolar yang sebenarnya

Pada histologi dasar, terdapat dua macam tulang yaitu : tulang kanselus dan
tulang padat. Tulang alveolar sebenarnya merupakan modifikasi dari tulang
padat yang mengandung lubang serat (Sharpey’s). Serat serat kolagen ini
menembus tulang alveolar sebenarnya pada sudut atau miring ke permukaan
Sumbu panjang gigi. Ini merupakan sarana penghubung bagi ligamen
periodontal pada gigi. Ikatan serat yang berasal dari tulang ini jauh
lebih besar dibandingkan dengan ikatan serat yang ada di sementum.

.
Karena tulang pada prosesus alveolar biasanya ditembus oleh ikatan kolagen
sehingga disebut ikatan tulang atau tulang alveolar sebenarnya. Lamina dura
tampak lebih padat daripada tulang pendukung di sampingnya, tetapi
kepadatannya di radiografi mungkin karena orientasi mineral disekitar ikatan
serat dan kurangnya nutrisi pada kanal tersebut.Tidak semua tulang alveolar
sebenarnya tampak seperti ikatan tulang. Kadang – kadang, tidak ada lubang
serat yang jelas pada lapisan tulang soket.

 Tulang Alveolar pendukung

Anda mungkin juga menyukai