SKENARIO :
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Karena gusinya sering berdarah.
2. Gusinya berdarah bila menyikat gigi.
3. Gigi geliginya banyak karang gigi.
C. ANALISA MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gusi?
2. Apa komponen dari gusi?
3. Apa yang dimaksud dengan sementum?
4. Sebutkan anatomi histologi dan fisiologi dari gusi
5. Sebutkan sistem inervasi dan vaskularisasi dari gigi
6. Sebutkan komponen dari jaringan periodontal
7. Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi dari jaringan periodontal?
8. Bagaimana sistwm inervasi dan vaskularisasi pada jaringan periodontal?
D. STRUKTURISASI
E. IDENTIFIKASI TUJUAN BELAJAR
1. Jaringan Periodontal
1.1 Definisi
1.2 Komponen
1.2.1 Gusi
1.2.1.1 Anatomi, histologi, dan fisiologi
1.2.1.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1.2.2 Sementum
1.2.2.1 Anatomi,histologi dan fisiologi
1.2.2.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1.2.3 Ligamen Periodontal
1.2.3.1 Anatomi, histologi dan fisiologi
1.2.3.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1.2.4 Tulang alveolar
1.2.4.1 Anatomi, histologi dan fisiologi
1.2.4.2 Sistem Vaskularisasi dan Inervasi
1. Jaringan periodontal
1.1 Definisi
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan mendukung fungsi normal
gigi. Periodontal hasil dari bahasa Yunani yang berasal dari kata peri yang berarti sekitar dan
odont yang berarti gigi.
1.2 Komponen
Komponen jaringan periodontal terdiri dari gingiva, sementum. ligamen periodontal, dan
tulang alveolar.
1.2.1 Gusi
1.2.1.1 Anatomi Gusi
Gingiva terdapat di sekeliling gigi maksila dan madibula di dalam alveoli dan
menutup prosessus alveolaris, mengandung mukosa berwarna pink.
Gambar 3 :
ini adalah sajian dekalsifikasi potongan memanjang gigi insisivus; jadi, seluruh kristal
hidroksiapatit telah diekstraksi dari gigi dan dari tulang alveolusnya (A). Karena email
hampir seluruhnya terdiri atas kristal kalsium hidroksiapatit, hanya ruang dimana email
berada, ruang email (ES), tampak dalam gambar fotomikroskopik ini. krista (cr) alveolus
tampak, seperti adanya ligamentum periodontal (PL) dan gingiva (G). Tepi gingiva (GM),
gingiva bebas (FG), perlekatan gingiva (AG), sulkus epitel (SE), epitel pertemuan (JE) dan
mukosa alveoli (AM) juga tampak.
Gambar 4 :
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat daerah tepi gingiva gambar
sebelumnya. Perhatikan bahwa ruang email (ES) terletak antara dentin (d) mahkota gigi
insisivus dan epitel pertemuan (JE). Sulkus epitel (SE) dari gingiva bebas (FG) membatasi
ruangan yang dikenal sebagai sulkus gingiva (GS), yang akan tampak jelas jika email masih
ada dalam fotomikroskopik ini. Perhatikan interdigitasi yang berkembang baik dari epitel dan
jaringan ikat, dikenal sebagai aparatus rete (panah) dari gingiva bebas (FG) dan perlekatan
gingiva, ditandai adanya tenaga abrasi yang bekerja pada daerah kar,rrm oris ini.
Suplai Darah Suplai darah pada gingiva terdiri atas: 1) Arteri supraperiosteal pada
fasial dan lingual tulang alveolar. 2) Pembuluh darah pada ligamen periodontal, yang
meluas pada gingiva dan beranastomosis dengan kapiler pada daerah sulkus. 3)
Arteriol, yang berasal dari puncak septum interdental, sejajar puncak tulang alveolar,
bersatu dengan pembuluh darah ligamen periodontal, kapiler daerah sulkus dan
pembuluh darah menuju ke puncak tulang alveolar.
Salah satu jaringan periodontal adalah sementum. Istilah sementum berasal dari
Bahasa Latin caementum atau "cement": partikel batu yang digunakan untuk
membuat adukan semen. Sementum adalah lapisan jaringan penghubung yang
mengapur yang melapisi akar gigi. Sementum merupakan jaringan yang menyerupai
tulang yang menutupi akar dan menyediakan perlekatan bagi serabut periodontium
utama.
Sementum membentuk lapisan yang sangat tipis pada daerah servikal akar dan
tebalnya bertambah pada daerah apikal. Struktur anatomi sementum berdasarkan
pembentuknya:
2. Acellular, Extrincic-fiber cementum (AEC: biru muda) AEC membentuk pra dan
post secara erupsi. AEC disekresikan oleh fibroblast. Pada bagian apikal akar, ini
meliputi bagian sementum campuran fiber (mixed-fiber cementum).
3. Cellular, Intrinsic-fiber Cementum (CIC: biru) CIS dibentuk pre dan post secara
erupsi. CIC disintesis oleh sementoblat, tetapi tidak mengandung fiber ekstrinsik
Sharpey.
- Matriks organik – terdiri dari kerangka yang padat kolagen yang berikatan dengan
gel seperti substansi ekstraseluler sekitar.
Karakteristik sementum:
- Kekuatan – 40 KHN
- Warna – kuning muda
-Komposisi Kimia
Anorganik 50%
Organik 50%
a. Sementum seluler Tipe sementum yang ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi.
Mengandung sementosit yang berada dalam lakuna, berhubungan melalui suatu sistem anastomosis
kanalikuli. Terdapat dua sumber serat kolagen, yaitu Sharpey`s fiber dan kelompok serat yang
merupakan bagian matriks sementum yang dibentuk sementoblast.
b. Sementum aseluler Tipe sementum ini menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang
berupa lapisan hyaline tipis. Mempunyai garis incremental yang berjalan paralel pada permukaan
akar gigi. Terdiri atas Sharpey`s fiber yang terkalsifikasi.
c. Sementum intermediate Tipe ini ditemukan pada bagian sementodentinal junction. Dapat bersifat
sebagai sementum maupun dentin.
Serat-seratnya mirip berjalan ke atas dari sementum ke tulang sehingga tekanan pada gigi
menekan serat-serat yang tertanam dalam tulang. Berkas kasar serat kolagen menyusup ke
dalam sementum seperti halnya serat Sharpey meluas dari periosteum ke dalam tulang.
Orientasi serat-serat dari ligamen periodontal bervariasi pada tingkat berbeda sepanjang
akar. Bila gigi tidak dipakai, serat-serat itu agak berombak namun melurus bila mahkotanya
ditekan. Jadi ligamen periodontal dengan erat menahan gigi pada sakusnya (kantong) dan
masih memungkinkan sedikit bergerak.
Ligament periodontal memiliki serat-serat utama. Serat-serat tersebut berasal dari serat
kolagen yang mana serat kolagen tersebut diproduksi oleh sel-sel tertentu. Serat-serat
tersebut juga diatur oleh posisinya. Posisi tersebut dibagi menjadi 6 kelompok, antara lain :
a) Serat transeptal Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat
ligamentum periodontal. Serat ini meluas ke interproksimal, di atas puncak septum
interdental dan tertanam pada sementum gigi-geligi yang bertetangga.
b) Serat puncak alveolar (alveolar cest) Serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum
tepat di bawah epithelial attachment, menuju puncak tulang alveolar. Fungsi serat ini
menolong menahan gigi di dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal dan menahan
gigi jika ada tekanan lateral.
c) Serat horizontal Serat ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum
ke tulang alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat puncak alveolar.
d) Serat obliq (serat miring) Serat ini merupakan kelompok yang paling besar diantara
kelompok serat utama ligamentum periodontal. Serat ini berjalan miring dari sementum
menuju tulang alveolar. Fungsi serat ini menahan tekanan vertikal yang mengancam
gerakan akar masuk ke dalam soketnya.
e) Serat apikal Serat ini menyebar dari bagian apikal gigi ke tulang alveolar pada dasar soket
gigi. Fungsi serat ini menjaga gigi dalam soketnya dan menahan kekuatan yang
memungkinkan gigi terangkat keluar dari soketnya.
f) Serat interradikular Serat ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak
septum interradikular. Fungsi serat ini membantu menstabilkan gigi tetap di dalam soketnya.
1.2.3.3 Fisiologi Ligamen Periodontal
Fungsi dari ligamen periodontal antara lain sebagai berikut:
A. Fungsi fisikal/suportif:
1. Menghantarkan tekanan oklusal ke tulang alveolar
2. Melekatkan gigi ke tulang alveolar
3. Mempertahankan hubungan jaringan gingiva ke gigi
4. Menahan dampak tekanan oklusal (shock absorption)
5. Sebagai wadah jaringan lunak yang melindungi pembuluh darah dan saraf dari cedera
akibat tekanan mekanis tulang.
B. Fungsi formatif/remodeling :
Dapat berperan formatif/remodeling karena ligamen periodontal megandung sel-sel yang
dapat membentuk maupun meresorbsi struktur periodontal pendukung (tulang alveolar,
sementum, dan ligamen periodontal). Sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi, (berada
disekeliling pembuluh darah) berdiferensiasi menjadi sel-sel khusus, diantaranya:
-osteoblas yang membentuk tulang
-sementoblas yang membentuk sementum
-fibroblas yang membentuk serabut jaringan ikat
D. Fungsi sensori:
Fungsi sensori dimungkinkan oleh adanya reseptor bagi rasa sakit dan tekanan pada ligamen
periodontal. Ini berasal dari saraf-saraf dental yang menembus fundus alveolus masuk ke
ruang ligamen periodontal, dimana saraf-saraf tersebut akan kehilangan selubung mielinnya
(myelinated sheath) dan menjadi nerve ending.
Jaringan saraf yang bersifat propriosepsi memungkinan seseorang merasakan kekuatan
yang diberikan kepada gigi geligi, gerakan gigi dan tempat benda asing pada atau diantara
permukaan gigi. Rasa propioseptif ini dapat menggerakkan mekanisme refleks protektif
yang membuka rahang bawah untuk mencegah injuri pada gigi-gigi dan ligament
periodontal bila seseorang menggigit benda keras. Propioseptif memungkinkan lokalisasi
daerah inflamasi pada ligament periodontal.
Tulang alveolar yang sebenarnya adalah tulang yang membatasi alveolus atau soket
tulang yang berisi akar gigi. Tulang alveolar yang sebenarnya adalah bagian dari jaringan
periradikular.
Tulang alveolar yang sebenarnya terdiri dari bundel tulang di tepi alveoli dan tulang
yang berlamela ke arah pusat prosesus alveolar. Gambaran radiografik tulang alveolar
sebenarnya disebut lamina dura. Tulang alveolar yang sebenarnya dapat juga disebut
sebagai plat kribriform. Istilah ini timbul karena banyaknya foramina yang melubangi
tulang. Foramina ini berisi pembuluh darah dan saraf yang mensuplai gigi – gigi, ligamen
periodontal, dan tulang.
Keping Kortikal Eksternal. Dibentuk oleh tulang Havers dan lamella tulang
kompak yang terdapat di dalam dan luar lempeng pada prosesus alveolar.
Keping kortikal ini lebih tipis di maksila dibandingkan di mandibula. Dan
lebih tebal dibagian molar serta premolar pada regio mandibula.Keping
kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan
tulang alveolar sebenarnya dan membentuk dinding alveolar dengan
ketebalan sekitar 0,1 – 0,4 mm.
Tulang Spons (Tulang kanselus). Inilah tulang yang mengisi ruang antara
tulang kompak dan tulang alveolar sebenarnya. Septum interdental terdiri
dari tulang spons yang mendukung tulang dan menutupi bagian dalam dari
tulang kompak.
(a. Keping alveolar bagian buccal. b.Keping alveolar bagian lingual. c. Interdental septum.
d. Interradicular septum)
a. Matrik tulang
Matrik tulang ini terdiri dari komponen organik, non-organik dan air.
Berat Volume
Komponen non-organik 60 % 36 %
Komponen organik 25 % 36 %
Air 15 % 28 %
1. Non-organik
b. Sel tulang
1. Osteoblas
2. Osteosit
3. Osteoklas
4. Sel osteoprogenitor
Pada histologi dasar, terdapat dua macam tulang yaitu : tulang kanselus dan
tulang padat. Tulang alveolar sebenarnya merupakan modifikasi dari tulang
padat yang mengandung lubang serat (Sharpey’s). Serat serat kolagen ini
menembus tulang alveolar sebenarnya pada sudut atau miring ke permukaan
Sumbu panjang gigi. Ini merupakan sarana penghubung bagi ligamen
periodontal pada gigi. Ikatan serat yang berasal dari tulang ini jauh
lebih besar dibandingkan dengan ikatan serat yang ada di sementum.
.
Karena tulang pada prosesus alveolar biasanya ditembus oleh ikatan kolagen
sehingga disebut ikatan tulang atau tulang alveolar sebenarnya. Lamina dura
tampak lebih padat daripada tulang pendukung di sampingnya, tetapi
kepadatannya di radiografi mungkin karena orientasi mineral disekitar ikatan
serat dan kurangnya nutrisi pada kanal tersebut.Tidak semua tulang alveolar
sebenarnya tampak seperti ikatan tulang. Kadang – kadang, tidak ada lubang
serat yang jelas pada lapisan tulang soket.