Anda di halaman 1dari 2

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Leonard F. Hutabarat, “Indonesian Participation In The UN Peacekeeping


As An Instrumental Of Foreign Policy; Challenges And Opportunities”,
Global & Strategis, Th.8, No.2, Juli-Desember, 2014, Hh.183-199
Astried, Sumertha, Dan Herlina, “Partisipasi Female Peacekeeper Indonesia
Dalam Misi United Nations Interim Forces In Lebanon Tahun 2015-2017,
Dampak Terhadap Diplomasi Pertahanan Indonesia, Volume 4 No.3
Desember, 2018,Hal.47-72
Oleh: Maria Margaretha Manik, Kelas II PPKn regular D
(Dosen Pengampu: Majda El Muhtaj, M.Hum)

Deskripsi dari masing-masing jurnal yang saya kritik yaitu ada 2 jurnal.
Yang pertama jurnal utama berbahasa Inggris dengan judul “Indonesian
Participation In The UN Peacekeeping As An Instrumental Of Foreign Policy;
Challenges And Opportunities” dengan penulis Leonard F. Hutabarat dengan
penerbit Global&Strategis dengan halaman mulai dari halaman 183-199.
Sementara pada jurnal pembanding dengan judul “Partisipasi Female Peacekeeper
Indonesia Dalam Misi United Nations Interim Forces In Lebanon Tahun 2015-
2017, Dampak Terhadap Diplomasi Pertahanan Indonesia” dengan penulis
Astried, Sumertha, dan Herlina mulai dari halaman 47-72.
Pada pembahasan jurnal utama yang judulnya sudah saya terjemahkan
yaitu “Partisipasi Indonesia dalam Misi Penjaga Perdamaian PBB” bisa kita
pahami bahwa partisipasi Indonesia dalam PKO PBB didasarkan pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Hubungan Luar Negeri No.
37/1999, Undang-Undang Angkatan Bersenjata Republik Indonesia No. 34/2004,
Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 2/2002, dan Undang-
Undang Pertahanan Negara No. 3/2002, serta Piagam PBB dalam menjaga
ketertiban dunia dan Resolusi PBB berikutnya. Pasukan penjaga perdamaian
Indonesia (Kontingen Garuda) memulai misi pertamanya pada tahun 1957 ke
Mesir (UNEF) untuk menjaga perdamaian di Terusan Suez dan perbatasan Mesir-
Israel. Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia telah bekerja di bawah payung
PBB, yang disebut "Helm Biru" di seluruh dunia. Mereka telah ditempatkan dari
Kongo (ONUC) ke Libanon (UNIFIL). Pada 1990-an, Indonesia berpartisipasi
dalam 2 (dua) misi PBB PKO yang berkontribusi pada pengembangan misi
penjaga perdamaian, yaitu misi PBB di Namibia dan Kamboja. Sementara pada
jurnal pembanding dapat kita pahami bahwa Partisipasi female peacekeeper
Indonesia berdampak meningkatkan leverage Indonesia dalam pelaksanaan
diplomasi pertahanan. Partisipasi ini turut membangun confidence building
measure Indonesia sehingga terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB periode 2019-2020. Lebih lanjut, partisipasi female peacekeeper
Indonesia memperkuat bargaining position Indonesia dalam melakukan

1
komunikasi dan lobi-lobi internasional dalam beberapa forum seperti Majelis
Umum PBB dan UNDPKO untuk mencapai kepentingan nasional termasuk
agenda pencapaian 4.000 peacekeepers Indonesia. Partisipasi female peacekeeper
Indonesia juga berdampak terhadap pengembangan kapasitas (capacity building)
personel perempuan (Wan-TNI). Melalui pelatihan yang diikuti dan pelaksanaan
tugas selama di misi, female peacekeepers Indonesia dapat mengembangkan
kapasitas individu, kemampuan menggunakan peralatan berstandar PBB dan
meningkatkan profesionalisme kerja.
Jadi saya sebagai pembaca dapat menilai kekurangan dan kelebihan dari 2
buku tersebut. Terkait mengenai tampilan buku, pada kedua buku tersebut dua-
duanya sudah bagus dan terkait dengan struktur layout tulisan menurut saya jurnal
utama lebih unggul karena terlihat lebih rapi dibanding dengan jurnal pembanding
yang dimana terdapat pada bagian-bagian paragraph spasi kata per kata ada yang
terlihat sangat renggang. Terkait dengan isi jurnal, menurut saya isi pembahasan
kedua-duanya bagus karena memuat topik-topik yang membuat penalaran kita
semakin ingin tau dan tau mengenai apa saja lagi yang lainnya peran Indonesia di
organisasi PBB, tak ketinggalan dengan jurnal pembanding yang menarik minat
pembaca juga karena dibahas mengenai peran kaum wanita Indonesia dalam
organisasi Indonesia. Terkait mengenai keterkaita jurnal, pada kedua jurnal
tersebut sudah bagus karena sudah dilandasi oleh pendapat para pakar dan juga
memuat sumber-sumber yang jelas pada pembahasannya. Tetapi dari segi
identitas jurnal utama lebih unggul dibanding jurnal pembanding karna jurnal
pembanding tidak mencantumkan penerbit dari jurnal tersebut. Dan yang terkahir
terkait dengan tata bahasa, kedua jurnal sudah bagus dengan bahasa yang mudah
dipahami pada jurnal pembanding dan pada jurnal utama bahasa Inggrisnya masih
dapat atau mudah diterjemahkan menggunakan kamus atau aplikasi terjemahan
lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Indonesia dalam PKO PBB
didasarkan pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang
Hubungan Luar Negeri No. 37/1999, dsb. Serta melibatkan perempuan dalam misi
perdamaian dunia mendukung pelaksanaan diplomasi pertahanan Indonesia yang
handal untuk mencapai kepentingan nasional. Dan melalui kritik jurnal yang saya
buat ini sebaiknya kita sebagai mahasiswa bisa lebih mendapat referensi yang
lainnya guna menambah ilmu kita dan semoga dengan kritik jurnal ini dapat
menambah wawasan pembaca juga.

Daftar Pustaka
Hutabarat, Leonard. 2018. Indonesian Participation In The UN Peacekeeping As
An Instrumental Of Foreign Policy; Challenges And Opportunities. Th.8,
No.2, Juli-Desember. Global&Strategis.
Astried,dkk. 2018. Partisipasi Female Peacekeeper Indonesia Dalam Misi United
Nations Interim Forces In Lebanon Tahun 2015-2017, Dampak Terhadap
Diplomasi Pertahanan Indonesia. Volume 4 No. 3.

Anda mungkin juga menyukai