Anda di halaman 1dari 51

JARINGAN DARAH

Ir. Nur Rahayu Utami, M. Si


JARINGAN DARAH

 Darah dapat dianggap sebagai jaringan ikat,


karena terdiri dari unsur sel dan substansi
interseluler berbentuk plasma.
 Darah dapat dikategorikan sebagai jaringan
pengikat penghubung karena menghubungkan
seluruh bagian tubuh secara sistemik.
Komponen Darah

Secara umum darah


Plasma 55% digolongkan dalam
dua komponen
• Plasma darah
Sel-sel
darah
45%
• Sel-sel darah
APUSAN DARAH

 Apusan darah → untuk melihat struktur sel darah


 Mempelajari morfologi masing-masing sel darah
 Menghitung perbandingan masing-masing jenis sel
darah
 Sediaan apusan darah: tebal dan tipis
 Pembuatan apusan darah dengan metode
pewarnaan Romanowsky antara lain: Pewarnaan
Leishman, Wright dan Giemsa
P LA S MA

 Merupakan substansi intersel

 Merupakan 55 % volum total darah.

 Terdiri dari air, protein, ion-ion: Kalium,

Natrium, Chloor, Magnesium, Phosphor,

Bikarbonat; serta glukosa, asam amino


PLASMA

 Ion-ion dan protein-protein terlarut di dalam plasma, ketika bersama


dengan sel-sel darah akan berfungsi dalam regulasi osmotik, transpor, dan
pertahanan tubuh.
 Konsentrasi ion-ion dalam plasma akan mempengaruhi komposisi cairan
interstisial, yang sebagian besar ion-ion dalam plasma ini berperan
penting dalam aktivitas otot dan saraf.
 Protein-protein plasma berperan sebagai bufer melawan perubahan pH,
membantu mempertahankan keseimbangan osmotik antara darah dan
cairan interstisial serta berkontribusi dalam viskositas (kekentalan) darah.
JENIS –JENIS SEL DARAH

Terdapat 3 jenis Sel Darah


• Eritrosit
• Leukosit
• Trombosit

Ketiga sel darah tersebut berkembang dari sumber yang sama


yaitu sel punca (steam cell).
ERITROSIT

 Pada manusia berjumlah sekitar 5 x 106


 Merupakan sel yang telah kehilangan nukleusnya.
 Mengandung hemoglobin sebagai pengikat oksigen.
 Jumlah Hb normal = 15 gram/100 ml darah.
 Sering membuat formasi rouleaux (seperti tumpukan koin).
 Pada lingkungan hipotonik akan mengalami hemolisis.
 Pada lingkungan hipertonik akan mengalami krenasi.
 Dibentuk pada sumsum tulang merah.
 Umur sekitar 120 hari, selebihnya dikeluarkan oleh sel RES.
ERITROSIT

 Warna eritrosit pada bagian tengah (1/3 bagian)


lebih pucat karena lebih tipis (Normokromik)
 Eritroit hipokromik:
bagian tengah yang pucat melebar dan pinggirnya
kurang berwarna
 Eritrosit hiperkromik:
bagian tengah yang pucat menyempit
ERITROSIT

 Eritrosit pada manusia merupakan cakram kecil yang berbentuk


binkonkaf. Bentuk ini akan memperbesar area permukaan, sehingga
meningkatkan laju difusi O2 yang melintasi membran-membran plasma.
 Eritrosit pada mamalia dewasa tidak memiliki nukleus, hal ini
menyebabkan ruang dalam sel semakin banyak untuk hemoglobin.
 Eritrosit tidak memiliki mitokondria.
 Mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin.
ERITROSIT
LEKOSIT

 Jumlah 7.000/mm3
 Perbedaan lekosit dan eritrosit :
 Lekosit merupakan sel sejati.
 Lekosit tidak mengandung hemoglobin.
 Lekosit aktif karena dapat keluar dari pembuluh (diapedesis).
 Lekosit dibagi menjadi 2 yaitu: granulosit yang terdiri dari :
Lekosit basofil (1%), Lekosit eosinofil (3%), Lekosit netrofil
(70%); agranulosit yang terdiri dari : Limfosit (20%), Monosit
(5%).
LEKOSIT

 Sel darah leukosit ada yang bersifat fagositik, menelan, dan


juga mencerna mikroorganisme-mikroorganisme mauoun
sisa-sisa dari sel-sel tubuh yang sudah matii.
 Jumlah leukosit akan meningkat ketika sel-sel leukosit di
dalam tubuh sedang memerangi infeksi di dalam tubuh.
LEKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

SEBAGAI
Fungsi Utama PERTAHANAN
TUBUH

BERDASARKAN ADA TIDAKNYA BUTIR-BUTIR DALAM SITOPLASMA


DIBEDAKAN :

LEKOSIT NON
LEKOSIT GRANULER GRANULER
(GRANULOSIT) ( AGRANULOSIT )
MACAM=MACAM SEL DARAH
GRANULOSIT

 Merupakan jenis lekosit paling banyak yang terdapat


dalam darah yaitu sekitar 75%
 Ciri khas granulosit yaitu adanya butir-butir spesifik
yang mengikat zat warna dalam sitoplasma
 Zat warna granulosit NETROFIL (70%)

EOSINOFIL (3%)

BASOFIL (2%)
NETROFIL

 Di antara granulosit, netrofil merupakan jenis sel


paling banyak yaitu 60-70%
 Dalam sumsum tulang terjadi perubahan bentuk
intinya.
 Sel netrofil matang berbentuk bulat
 Tingkat kedewasaan sel netrofil
PERBANDINGAN
JUMLAH LOBUS SITOPLASMA
FUNGSI NETROFIL

Sistem pertahanan garis


pertama, karena memiliki
kemampuan fagositosis
dengan enzim yang ada
Dalam Sitoplasma Terdapat 2 Jenis Butir

BUTIR BUTIR BUTIR


AZROFIL SPESIFIK
BUTIR AZROFIL

 Sudah tampak sejak masih dalam sumsum tulang


yang makin dewasa makin bertambah jumlahnya
 Ukurannya lebih besar daripada jenis butir spesifik
 Dengan pewarnaan metode Romanovsky tampak
ungu kemerah-merahan
 Berisi enzim lisosom dan peroksidase
BUTIR – BUTIR SPESIFIK

 Memiliki ukuran yang lebih halus


 Hanya terdapat pada sel netrofil
 Berisi enzim alkali fosfatase dan bakterisidal
 Baru tampak pada tahap mielosit
 Butir spesifik berwarna ungu merah muda
 Sel dewasa akan memiliki butir-butir spesifik lebih
banyak
EOSINOFIL

• Jumlah: 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah


per mm3 darah.
• Berdiameter 10-15 µm sedikit lebih besar dari netrofil
• Inti terdiri dari 2 lobi ➔ dipisahkan oleh bahan inti
sebagai benang.
• Butir-butir kromatin tidak begitu padat bila
dibandingkan dengan inti netrofil
• Sitoplasma berisi penuh dengan butir2 dalm netrofil
(warna=merah atau oranye)
• Mempunyai kaitan erat dengan alergi, karena sel2 ini
ditemukan dlm jaringan yang mengalami reaksi alergi.
• Terkumpulnya sel2 eosinofil seringkali karena proses
khemotaksis oleh zat-zat yang dihasilkan oleh
mastosit.
BASOFIL

• Jumlah: paling sedikit diantara sel granulosit


yaitu sekitar 0,5%
• Ukuran: sekitar 10-12 µm sama besar
dengan netrofil.
• Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi
dengan inti yang bersegmen atau kadang2
tidak teratur
• Kemampuan inti mengikat warna kurang
lebih sama dengan inti netrofil
• Butir2 spesifik yg berwarna biru tua dan
kasar tampak memenuhi sitoplasma, bahkan
seakan memenuhi inti sehingga tidak mudah
untuk mempelajari intinya.
AGRANULOSIT

LIMFOSIT MONOSIT
ARGANULOSIT

Tidak mempunyai butir-butir


spesifik, namun dengan pewarnaan
romanovsky terlihat pula butir2
azurofil seperti dalam sel2
granulosit muda.
LIMFOSIT

JENIS LIMFOSIT BERDASARKAN UKURAN

LIMFOSIT
LIMFOSIT KECIL LIMFOSIT BESAR
SEDANG
LIMFOSIT

• Diantara ketiga jenis limfosit yg paling


banyak terdapat dlm tubuh adalah limfosit
kecil.
• Sel2 limfosit tdk hanya terdapat dalam
jaringan darah, namun juga terdapat
dalam jaringan khusus yang disebut
jaringan limfoid.
• Jaringan limfoid mempunyai kedudukan
yang penting dalam sistem imunitas tubuh
LIMFOSIT

SEL IMUNOKOMPETEN
leukosit yang sudah masak dan mampu
berperan dalam➔respons imunologik, tda
SEL IMUNOKOMPETEN
leukosit yang sudah masak dan
Limfosit T dan Limfosit B
mampu berperan dalam respons
imunologik.
❑ Limfosit T sebelumnya mengalami diferensiasi
didalam kelenjar Thymus
❑ Limfosit B mengalami diferensiasi dalam
jaringan Bursa Ekuivalen, pada burung tempat
diferensiasinya dalam Bursa Fabricius pada
dinding kloaka.
LIMFOSIT

• Limfosit kecil yang paling banyak mempunyai inti


bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit
• Intinya tampak gelap karena kromatinnya
berkelompok dan tidak tampak nukleolus.
• Sitoplasmanya sedikit, tampak mengelilingi inti
sebagai cincin berwarna biru muda.
• Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas.
• Limfosit kecil kira2 berjumlah 92% dari seluruh
limfosit dalam darah.
MONOSIT

▪ Berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh lekosit.


▪ Diameter sekitar 12-15 µm
▪ Bentuk inti dpt berbentuk oval, tapal kuda atau tampak
berlipat-lipat.
▪ Butir2 kromatin tampak halus dan tersebar merata drpda
butir kromatin limfosit.
▪ Sitoplasma monosit berwarna abu2 dan mengandung
peroksidase.
▪ Mampu mngadakan gerakan dgn jalan membentuk
pseudopodia sehingga dpt bermigrasi untuk masuk kedalam
jaringan pengikat.
MONOSIT

Karakteristik Sitoplasma :
▪ Terdapat relatif banyak, tampak berwarna biru abu-
abu
▪ Terdapat butir-butir yang mengandung peroksidase

Tahapan Respon
Gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia
masuk jaringan pengikat berubah menjadi sel
makrofag (sel fagositik) membelah diri
TROMBOSIT

Ciri-Ciri
 Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma
berukuran 2 – 5 µm
 Dikelilingi oleh membrane plasma
 Khusus terdapat pada darah mamalia
 Cenderung bergumpal
 Jumlah 150 – 300 ribu mm3 darah.
 Umur 8 hari
 Tidak memiliki nukleus
TROMBOSIT

• Pada setiap apus darah, trombosit sering


menggumpal.
• Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru
muda disebut hialomer
• Bagian tengah yang berwarna ungu dinamakan
granulomer / khromomer
• Memainkan peran penting dalam pembekuan darah
PROSES PEMBEKUAN DARAH

Trombosit pecah trombokinase

Vit. K
Protrombin trombin
Ion Ca2+

Fibronogen fibrin
FAKTOR-FAKTOR PENGGUMPALAN DARAH

 Trombosit
 Sel-sel yang rusak
 Plasma (faktor-faktor termasuk kalsium, vitamin K)
Nama : Dela Aprilia Damayanti
NIM : 4401419061
Rangkuman Diskusi Jaringan Myeloid
Organ yang membentuk sistem myeolid adalah organ yang mengandung kumpulan sel
imun yaitu limfosit yaitu Timus, Sumsum tulang, Limpa, Kelenjar getah bening, dan Darah.

a. Timus
• Letak : Belakang sternum (tulang dada) dan di antara kedua paru.
• Fungsi :
1. Fungsi utama dari timus adalah induksi pada pusat toleransi, yang
bersama dengan sel T regulatori mencegah autoimunitas.
2. Dalam imunitas selular sebagai tempat berdiferensiasi limfosit T untuk
meningkatkan kapasitasnya sebagai sel dalam sistem imun.
3. Sebagai limfopoiesis yang terutama terjadi selama masa fetal dan awal
masa pasca lahir.
4. Menghasilkan hubungan dengan sel retikuler epitelial untuk mengetahui
antigen asing dan bila antigen ini berhubungan dengan membran
glikoprotein pada permukaan sel yang ditandai dalam “Major
Histocakompatibility Complex” (M.H.C). Glikoprotein MHC bekerja
sebagai reseptor pengikat antigen yang mengaktifkan respon sel T yang
tepat tehadap antigen asing yang khusus dan sel T tersebut
menghasilkan sel yang mempunyai kemampuan imunologi atau
kekebalan tubuh.
5. Memproduksi hormon Thymosin, yang bertugas untuk membantu kerja
sel limfosit T dalam melawan infeksi dan sel kanker
• Bentuk : Menyerupai tabung kecil dan terdiri atas dua bagian yang berukuran
sama. Selain itu berbentuk seperti kupu-kupu berwarna abu-abu yang
didalamnya berwarna merah muda.
• Ukuran : Dapat berubah-ubah seiring bertambahnya usia.
• Histologi : Terdiri dari kortek dan medula, kortek terdiri dari limfosit T, sebaran
sel retikuler epithelial, dan sedikit makrofag bewarna lebih gelap, sedangkan
medula mengandung badan Hassal yang khas, struktur ini merupakan sel- sel
retikuler epithelial gepeng yang tersusun secara konsentris dan dipenuhi

b. Limpa
• Letak : di dalam rongga perut sebelah kiri atas, tepatnya di belakang lambung.
Limpa dikelilingi oleh kapsul dari jaringan fiboroelastik dan otot lunak.
• Fungsi : limpa berfungsi untuk menyaring sel darah merah, menyimpang
cadangan darah, melindungi tubuh dari infeksi, dan memproduksi sel darah.
• Struktur : Limpa mengandung dua daerah utama jaringan yang disebut pulpa
putih dan pulpa merah. Pulpa merah: Mengandung sinus vena (rongga yang
diisi dengan darah), dan tali limpa (jaringan ikat yang mengandung sel darah
merah dan sel darah putih). Pulpa putih: Sebagian besar terdiri dari sel imun
(sel T dan sel B).
• Histologi : Kapsula dan trabekula terdiri dari jaringan ikat dengan serabut
kolagen dan elastis, fibroblas, sel mast, dan makrofag, pembuluh darah, serta
otot polos.
• Limpa dapat mengalami pembengkakan yang bisa disebabkan oleh banyak
penyakit, mulai dari infeksi virus, parasit dan bakteri, ragam jenis anemia
hemolitik, hingga kanker seperti leukemia dan limfoma.
• Mekanisme : Jaringan limpa akan berusaha untuk membentuk sel darah merah
baru serta melindungi jaringan dari infeksi bakteri/parasit melalui sistem
imunitas. Bakteri/parasit difagositosis secara aktif oleh makrofag limpa
sehingga pada pemeriksaan makroskopis limpa tampak membesar. Namun,
bakteri/parasit yang lolos dari serangan ini membentuk oklusi di dalam
pembuluh darah sehingga terjadi penyumbatan sirkulasi darah dan
pembengkakan limpa.

c. Kelenjar getah bening


• Letak : banyak ditemukan pada beberapa area, seperti leher, lipatan paha, tulang
selangka, dan ketiak.
• Fungsi :
1. Sebagai sistem pertahanan tubuh manusia.
2. Menjaga aliran dari pembuluh getah bening.
3. Mengangkut cairan plasma yaitu sisa cairan ketika darah sudah
mengalirkan makanan ke seluruh jaringan di tubuh.
• Bentuk : seperti ginjal atau oval
• Ukuran : berkisar antara 0,1 sampai 2,5 cm
• Histologi : Setiap kelenjar getah bening dikelilingi oleh kapsul fibrosa, yang
meluas ke dalam kelenjar getah bening untuk membentuk trabekula. Substansi
kelenjar getah bening terbagi menjadi korteks luar dan medula dalam. Ini kaya
akan sel. Hilum adalah lekukan pada permukaan cekung kelenjar getah bening
tempat keluarnya pembuluh limfatik dan masuk dan keluarnya pembuluh darah.
Manusia memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di
daerah submandibular (bagian bawah rahang bawah, ketiak atau lipat paha yang
teraba normal pada orang sehat.

d. Tonsil
• Letak : di belakang tenggorokan.
• Fungsi :
1. Sebagai salah satu pertahanan tubuh dalam memerangi infeksi.
2. Menyaring virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
3. Mencegah masuknya benda asing yang mungkin terhirup ataupun
tertelan sebelum masuk ke dalam paru-paru.
4. Menghasilkan sel darah putih dan antibodi.
• Struktur Histologi : Secara histologi gambaran mikroskopis tonsil memiliki tiga
komponen, yaitu jaringan ikat, jaringan interfolikuler, dan jaringan
germinativum. Jaringan ikat trabekula atau retikulum berfungsi sebagai
penyokong tonsil.
RESUME MATERI STRUKTUR ORGAN SISTEM SIRKULASI
Nama : Dela Aprilia Damayanti
NIM : 4401419061
1. Apa perbedaan struktur arteri dan vena?
• Pembuluh arteri memiliki lapisan otot tebal di dindingnya yang bisa
berkontraksi untuk memperkecil ukuran arteri, atau berelaksasi untuk menjadi
lebih lebar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan
pembuluh vena berdinding lebih tipis, karena lapisan ototnya lebih tipis.
• Perbedaan struktur arteri dan vena
a. Ketebalan dinding pembuluh darah
Salah satu perbedaan arteri dan vena yang signifikan adalah ketebalan
dindingnya. Pembuluh arteri memiliki lapisan otot tebal di dindingnya
yang bisa berkontraksi untuk memperkecil ukuran arteri, atau
berelaksasi untuk menjadi lebih lebar sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Sedangkan pembuluh vena berdinding lebih tipis, karena lapisan ototnya
lebih tipis.
b. Percabangan.
Arteri terbagi menjadi banyak cabang selayaknya pohon. Cabang arteri
yang terbesar disebut sebagai aorta. Aorta kemudian bercabang
beberapa kali menjadi cabang yang lebih kecil. Semakin menjauhi
jantung, semakin kecil pula cabang arteri. Sementara itu, cabang vena
menjadi semakin membesar ketika mendekati jantung.
c. Katup
Perbedaan arteri dan vena yang mencolok antara lain adalah vena
memiliki katup satu arah. Katup ini berfungsi mencegah darah mengalir
kembali ke arah yang salah. Sementara itu, arteri tidak memerlukan
katup karena tekanan dari jantung membuat darah mengalir melalui satu
arah.
• Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung
dengan vena pada bagian kapiler dan venula endotheliumnya. Arteri dan vena
terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding
arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri
dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis
dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat
elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler
memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal
endothelium dan sebuah membran basal.
• Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh yang liat dan elastis, tekanan
pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik, memiliki sebuah katup (valvula
semilunaris) yang berada tepat di luar jantung yang terdiri atas :
a) Aorta ( paling besar ) yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh
tubuh.
b) Arteriol yaitu percabangan arteri.
c) Kapiler, Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena. Dindingnya
terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran
basal. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
❖ Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
❖ Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
❖ Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis.
• Pembuluh Balik (Vena), dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis,
Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan
menjaga agar darah tak berbalik arah. Terdiri dari :
a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju serambi kanan jantung.
b) Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah
tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke
serambi kiri jantung.

2. Diameter vena dan arteri, mana yang lebih besar?


• Diameter vena lebih besar.

3. Jelaskan struktur histologi kapiler!


• Kapiler merupakan cabang terminal arteriol yang memiliki daerah peralihan
pendek dengan sedikit sel otot polos mengelilingi tabung endotelial. Setelah
tidak terdapat lagi sel-sel ini, pembuluh kapiler berlanjut sebagai tabung
berdinding tipis berlapiskan endotel dengan diameter rata yang banyak
bercabang dan beranastomosis membentuk anyaman kapiler luas dalam
jaringan di seluruh tubuh. Dinding kapiler terdiri atas sel endotel yang sangat
tipis, dengan lamina basalnya ditunjang anyaman serat retikuler longgar. Di luar
kapiler, tersebar sel-sel yang disebut perisit. Perisit umumnya memiliki cabang
primer panjang terbujur memanjang sepanjang dinding kapiler dan cabang
sekunder yang terjulur dari cabang primer, mengelilingi pembuluh

4. Jelaskan hubungan antara struktur dan fungsi kapiler!


• Kapiler dalam sistem peredaran darah berfungsi dalam pertukaran metabolit
secara difusi dari sel ke sel di sekitarnya yang didukung dengan strukturnya
yang bervariasi. Berikut variasi struktur kapiler:
a) Vas capillare continuum, dimana sel-sel endotel disatukan dan
membentuk lapisan endotel yang solid tidak terputus terdapat di
permukaan otot, jaringan ikat, jaringan saraf, kulit, organ pernapasan,
dan kelenjar eksokrin.
b) Vas cappilare fenesreatum, adanya pori² pada sitoplasma sel endotel
yang berfungsi untuk pertukaran molekul antara darah dan jaringan,
ditemukan di kelenjar, dan jaringan endokrin, usus halus, glomerulus
ginjal.
c) Vas cappilare sinusioden, terdapat celah lebar diantara masing-masing
sel endotel, adanya membran basalis di bawah endotel yang tidak ada
untuk pertukaran langsung molekul antara darah dan sel, ditemukan di
hati, limpa, sumsum tulang
• Dinding kapiler yang berdiameter sempit dan dinding yang tipis hanya selapis
endotel memungkinkan terjadinya pertukaran zat. Pertukaran zat di kapiler
terjadi secara difusi. Fungsi kapiler yaitu transfer zat-zat antara darah dan cairan
interstisial yang terjadi melintasi dinding kapiler yang tipis.
• Jadi pertukaran gas dan nutrisi dari pembuluh darah ke sel hanya terjadi di
kapiler, karena strukturnya yang terdiri daari selapis sel maka tidak terjadi di
aorta maupun arteri.

5. Bagaimana menurut saudara pernyataan ini "Arteri membawa darah kaya nutrisi
sedangkan vena membawa darah miskin nutrisi” Betul atau salah?
• Menurut saya pernyataan tersebut kurang tepat. Arteri biasanya membawa
darah yang kaya oksigen namun terdapat arteri pulmonalis dan umbilikalis.
Arteri pulmonalis membawa darah yang telah terdeoksigenasi atau kaya karbon
dioksida dari jantung ke paru-paru. Sedang kan vena, semua vena mengalirkan
darah kaya karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis. Vena pulmonalis (paru)
adalah satu-satunya vena yang membawa darah yang kaya oksigen, berfungsi
membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri jantung.

6. Kita analisis contoh yg lain. Di bagian mana nutrisi diserap? Dari usus nutrisi masuk
ke pembuluh darah melalui kapiler. Nah dari kapiler nutrisi dalam pembuluh darah akan
mengalir ke mana? Vena atau arteri?
• Mengalir ke vena menuju jantung. Jadi arteri adalah pembuluh darah yang
meninggalkan jantung, sedang vena adalah pembuluh darah yang menuju
jantung

7. Jantung mendapat nutrisi dari kapiler cabang dari arteri apa?


• Arteri Coronaria atau arteri koroner. Jadi jantung tidak mendapat nutrisi dari
darah yang ada di dalam rongga jantung. Namun dari kapiler cabang/terusan
dari Arteri Coronaria.

8. Jika ada orang yang memiliki penyakit jantung, apakah berpengaruh pada pernapasan.
Jika di lihat kalo ada orang yang penyakit jantungnya kumat pernapasannya juga
terganggu?
• Jantung adalah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dan organ ini
berkaitan erat dengan sistem pernafasan. Ketika pemompaan optimal, maka
fungsi alat pernafasan juga optimal, 16-24 kali per menit. Namun ketika terjadi
penurunan kerja jantung maka paru-paru akan mengkompensasikannya dengan
meningkatnya laju pernafasan. Hal ini dibutuhkan agar oksigen yang diserap
tetap optimal. Beberapa penyakit jantung yang dapat menyebabkan sesak nafas
dapat berupa, Gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan hipotensi.

9. Bagaimana mekanisme kapiler mentransfer zat-zat antara darah dan cairan interstisial
yang terjadi melintasi dinding kapiler yang tipis?
• Jika tekanan darah melebihi tekanan osmotik maka cairan keluar dari kapiler
menuju cairan intertisial, sedangkan apabila tekanan darah lebih kecil dari
tekanan osmotik, maka cairan intertisial masuk ke dalam kapiler. Sehingga

proses difusi antara kapiler dengan cairan intertisial berkaitan dengan tekanan
darah dan osmotik cairan di dalam tubuh.
Nama : Dela Aprilia Damayanti
NIM : 4401419061

RANGKUMAN DISKUSI STRUKTUR ORGAN SISTEM RESPIRASI


Saluran respirasi dilapisi oleh mukosa. Bagaimana struktur mukosa
• Lapisan mukosa terdiri atas sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang mengandung sel
goblet penghasil lendir (mucus). Lapisan ini menciptakan lendir atau cairan kental
(lendir) yang melindungi dinding trakea dan melindungi saluran udara dari bakteri,
kotoran dan debu.
• Mukosa terdiri dari jaringan epitel pipih berlapis dengan jaringan ikat fibrosa berupa
lamina propria (jaringan ikat yang terdiri dari serabut kolagen, terdapat pembuluh
darah, saraf, dan saluran keluar kelenjar liur). pada mukosa mulut, beberapa bagian
epitel dihubungkan oleh jaringan submukosa (jaringan yang terdapat sel lemak, sel
jaringan ikat, saluran keluar dan acini kelenjar liur, pembuluh saraf). Epitel pipih
berlapis pada mukosa terdapat beberapa lapisan, yaitu lapisan basalis, lapisan
spinosum, dan lapisan corneum.
• pada saluran napas terdapat lapisan otot yaitu otot polos.

Dalam keadaan tertentu, misalkan radang dan lain-lain respons apakah yang diberikan
oleh mukosa dan saluran napas?
• Jadi respons suatu jaringan, dalam hal ini saluran cerna, ada beberapa: (contoh terhadap
infeksi atau alergen)
1. Hipersekresi adalah kelebihan pengeluaran zat yang dibutuhkan.
2. Edema adalah penumpukan cairan dalam ruang diantara sel tubuh. Cairan ini
kemudian akan menumpuk sehingga membuat jaringan tubuh menjadi bengkak.
3. Kemerahan
4. Sakit
5. Kadang panas
6. Gangguan fungsi
7. Pada kasus tertentu bisa terjadi spasme ( kram) dari lapisan otot polos sehingga
sal napas menyempit (pada penyakit asma).

Struktur alveolus
Alveolus memiliki epitel pipih selapis yang melapisi dindingnya sehingga
memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga
alveolus. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya perluasan daerah permukaan yang
berperan penting dalam pertukaran gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-
sel darah ke udara. Struktur dindingnya mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada
alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang
mengelilingi alveolus. Diantara alveolus yang terdapat pada dinding alveolar terdapat pori-pori
yang disebut dengan pori-pori kohn. Alveolus juga mengandung beberapa serat elastis dan serat
kolagen.
Pada alveolus terdapat dua jenis sel utama:
1. Pneumosit tipe I: sel pipih besar - (95% dari total area alveolar) yang menghadirkan
penghalang difusi yang sangat tipis untuk gas.
2. Pneumosit tipe II (membentuk 5% dari total area alveolar, tetapi 60% dari sel). Sel-sel
ini menyekresikan 'surfaktan' yang mengurangi tegangan permukaan antara dinding
alveolar yang tipis. Selain itu juga terdapat makrofag yang berfungsi untuk menelan
partikel debu dan mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam alveolus. Selain itu
juga bertindak sebagai antigen presenting cell.
Alveolus dilapisi oleh epitel yang sebagian besar terdiri dari sel skuamosa pipih. Epitel
bertumpu pada membran basal. Jauh di dalam membran basal terdapat lapisan jaringan ikat
halus yang dilalui kapiler paru. Kapiler ini memiliki lapisan endotel biasa yang bertumpu pada
membran basal. Penghalang antara udara dan darah terdiri dari sel epitel dan membran basal
alveolus; oleh sel endotel dan membran basalnya; dan dengan mengintervensi jaringan ikat.
Makrofag paru berasal dari monosit darah, ditemukan di jaringan ikat dinding alveolus atau
septum interalveolaris (macrophagocytus alveolaris) dan di alveoli (sel debu). Di dalam septum
interalveolaris juga terdapat banyak anyaman kapiler, arteri pulmonalis, vena pulmonalis,
duktus limfe, dan saraf.
Struktur Alveolus seperti kantung-kantung udara yang berbentuk mirip seperti
segerombol anggur. Baik paru-paru kanan maupun paru-paru kiri, masing-masing memiliki
jutaan Alveolus. Apabila disatukan, maka kesemua Alveolus ini memiliki luas permukaan
sekitar 100 m². Gelembung-gelembung pada alveolus memiliki dinding yang tipis yang
mengandung kapiler darah, dan setiap gelembung diselimuti oleh pembuluh kapiler darah.
Melalui dinding Alveolus inilah terjadi pertukaran gas Oksigen (O2) yang berasal dari udara
ke sel-sel darah di dalam tubuh kita, dan pertukaran Karbon dioksida (CO2) dari sel-sel darah
dalam tubuh ke udara bebas.
Alveoli terdiri dari lapisan epitel dan matrik ekstraseluler yang dikelilingi oleh kapiler.
Lapisan epitel tersebut berperan untuk memudahkan pengikatan oksigen yang berasal dari
udara dalam rongga Alveolus yang dilakukan oleh darah di dalam kapiler-kapiler darah.
Diantara Alveoli yang terdapat pada dinding Alveolar terdapat pori-pori yang disebut dengan
pori-pori kohn. Alveoli juga mengandung beberapa serat elastis dan serat kolagen.
Alveoli adalah evaginasi atau kantung-luar bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris,
dan sakus alveolaris, ujung terminal duktus alveolaris. Alveoli dilapisi oleh selapis tipis sel
alveolus gepeng atau sel pneumosit tipe I. Alveoli yang berdekatan dipisahkan oleh septum
interalveolare atau dinding alveolus. Septum interalveolare terdiri dari sel alveolus selapis
gepengr serat jaringan ikat halus dan fibroblas, dan banyak kapiler yang terletak di septum
interalveolare tipis. Septum interalveolare yang tipis menyebabkan kapiler berdekatan dengan
sel alveolus gepeng di alveoli yang berdekatan.
Selain itu, alveoli juga mengandung makrofag alveolaris atau sel debu. Dalam keadaan
normal, makrofag alveolaris mengandung beberapa partikel karbon atau debu di
sitoplasmanya. Di alveoli luga ditemukan sel alveolus besar atau pneumosit tipe II. Sel
alveolus besar terselip di antara sel alveolus selapis gepeng di alveoli. Di ujung bebas septum
interalveolare dan di sekitar ujung terbuka alveoli terdapat berkas tipis serat otot polos. Serat
otot ini bersambungan dengan lapisan otot yang melapisi bronkiolus respiratorius.

Soal: ada iklan air munum X yang mengandung banyak oksigen, Bagaimana menurut
Anda?
• Air yang mengandung CO2 diminum oleh manusia di dalam tubuh diserap di dalam
usus besar. Penyerapan tersebut dilakukan oleh kapiler darah yang terdapat di usus
besar. Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah menuju
ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh dalam hal ini menuju paru-paru untuk
pertukaran dengan CO2. Yang mana di dalam paru-paru pertukaran tersebut dilakukan
di alveolus yang terdapat banyak kapiler. (Kurang Tepat)
• Di sini konteksnya, air yg tinggi oksigen belum dapat dibuktikan manfaatnya oleh
penelitian. Namun, jika melihat dari persamaan reaksi antara molekul air dengan
oksigen itu tidak bisa bu karena dua molekul tersebut akan membentuk hidrogen
peroksida yang malah bersifat racun bagi tubuh.
2H2O + O2 → 2H2O2

Tambahan yang berkaitan dengan fungsi pertukaran oksigen dan CO2


Menjadi bahan perenungan karena untuk menjawab pertanyaan tersebut harus memahami
tentang fisiologis pertukaran gas.
STRUKTUR ORGAN SISTEM EKSKRESI
1. Struktur organ ginjal
2. Struktur organ ureter
3. Struktur organ vesica urinaria
4. Struktur organ uretra
1. Struktur organ ginjal
Setiap ginjal dilapisi oleh kapsul jaringan ikat padat tidak teratur. Irisan sagital
ginjal menunjukkan korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan medula yang lebih
terang di bagian dalam, yang terdiri atas banyak piramid ginial (pyramides renales)
bentuk-kerucut. Basis setiap piramid menghadap ke korteks dan membentuk batas
kortikomedularis. Apeks setiap piramid yang bulat meluas ke arah pelvis renalis untuk
membentuk papila renalis. Sebagian korteks juga meluas ke masing-masing sisi
piramid ginjal untuk membentuk kolumna renalis (columnae renales). Setiap papila
renalis dikelilingi oleh kaliks minor (calyx minor) bentuk-corong yang mengumpulkan
urin dari papila. Kaliks minor bergabung di sinus renalis membentuk kaliks mayor
(calyx mayor). Kaliks mayor, selanjutnya, bergabung membentuk pelvis renalis bentuk-
corong yang lebih besar.
Ginjal terdiri atas tiga lapisan yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis
(medula) dan pelvis renalis dimana unit fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron.
Nefron terletak pada korteks renalis dan medula renalis. Nefron terdiri dari Badan
malphigi ( kapsul Bowman dan glomerulus) dan Tubulus kontortus (tubulus proksimal,
Henle, tubulus distal dan tubulus pengumpul. Selain itu, pada ginjal juga mempunyai
jaringan Epithelium Squamosum Simplex yang melapisi kapsula bowman dan
mempunyai jaringan Epithelium cuboideum simplex yang melapisi ductus atau tubulus
kontortus pada kidney (nefron ginjal).

Jaringan pada ginjal yaitu :


➢ Jaringan epitel, jaringan otot polos dan jaringan adiposa. Pada kapsula bowman
dilapisi oleh Epithelium squamosum simplex. Sedangkan yang epithelium
kubodeum simplex yang melapisis ductus/ tubulus kontortus pada kidney
2. Struktur organ vesica urinaria
Kandung kemih (vesica urinaria) memiliki dinding berotot tebal. Di dinding
ditemukan tiga lapisan otot polos yang tersusun longgar, yaitu lapisan longitudinal
dalam, sirkular tengah, dan longitudinal luar. Namun, mirip dengan ureter, lapisan otot
sulit dibedakan. Ketiga lapisan tersebut membentuk anastomosis berkas otot polos
dengan jaringan ikat interstisium ditemukan di antaranya.Jaringan ikat interstisial
menyatu dengan jaringan ikat serosa. Mesotelium menutupi jaringan ikat serosa dan
merupakan lapisan terluar. Serosa melapisi permukaan superior kandung kemih,
sedangkan permukaan inferiornya ditutupi oleh jaringan ikat adventisia, yang menyatu
dengan jaringan ikat struktur di sekitarnya. Mukosa kandung kemih yang kosong
memperlihatkan banyak lipatan mukosa yang menghilang sewaktu kandung kemih
melebar. Epitel transisional lebih tebal daripada di ureter dan mengandung sekitar enam
lapisan sel. Lamina propria, di bawah epitel, lebih lebar daripada di ureter. Jaringan ikat
longgar di bagian yang lebih dalam mengandung lebih banyak serat elastik. Banyak
pembuluh darah dalam berbagai ukuran ditemukan di serosa, di antara berkas otot
polos, dan di lamina propria.

kapan kencing itu refleks dan kapan kencing itu sadar?


➢ Kencing refleks bisa diambil contoh saat anak kecil tidur lalu ia mengompol,
sedangkan kencing secara sadar ketika kandung kemih penuh dan ada rasa ingin
berkemih. kencing pada manusia bisa terjadi secara refleks maupun sadar.
Refleks kencing terjadi pada org yg belum/tidak memiliki kesadaran, misal
bayi, org yg koma, kaget/ketakutan.. sedang pada org yg sudah bisa mengontrol
atau memiliki fungsi luhur yg baik, mk kencing bersifat sadar, bisa mengatur
wsktu dan tempat
TESTIS
1. Struktur organ testis
2. Struktur organ epididimis
3. Struktur prostat
4. Struktur vas diferen
1. Struktur organ testis
Testis berbentuk seperti telur yang berukuran 4x3 cm yang dikelilingi oleh
jaringan ikat kolagen (tunika albuginea). Tunika albuginea akan memberikan septa ke
dalam parenkim testis dan membagi menjadi beberapa lobulus. Setiap lobulus
mengandung 1-4 tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus merupakan tempat produksi
sperma. Pada ujung tubulus seminiferus ini terdapat tubulus rektus yang
menghubungkan tubulus seminiferus dengan rete testis. Rete testis terdapat dalam
jaringan ikat mediastinum yang dihubungkan oleh 10-20 duktus eferen yang menyatu
pada duktus epididimis.
Testis berjumlah 2 dengan bentuk ovoid, pipih dengan ketebalan ± 2,5 cm,
berwarna putih, terletak di dalam cavum skroti. Testis terletak di ekstra abdominal atau
di luar perut testis berada pada kantung scrotum kanan dan kiri pada umumnya testis
sebelah kiri letaknya lebih rendah dibandingkan sebelah kanan. Ukuran testis rata – rata
4 x 3 x 2,5 cm, dengan berat ± 32gram. Morfologi testis terdapat 2
permukaan datar disebut facies lateralis medialis dan 2 kutub atau polus yaitu polus
superior dan polus inferior. Testis dibungkus oleh tunika vaginalis pars parietalis,
tunika vaginalis pars visceralis, tunika albuginea dan tunika vaskulosa. Testis
memiliki lobulus yang dipisahkan oleh septum testis yang dibentuk dari penebalan
tunika albuginea. Setiap lobus pada testis terdiri dari tubulus seminiferus dan interstitial
testis

Ada berapa jenis sel yg ada di testis?


➢ Pada testis terdapat sel spermatogenik yang berfungsi menghasilkan sperma, sel
sertoli, dan sel Leydig.
2. Struktur organ epididymis
Panjang dari epididimis ialah sekitar 4 cm, saluran epididimis dilapisi oleh
epitel pseudostatified columnar yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan otto polos.
Epididimis juga mempunyai struktur microvili yang disebut dengan Stereocilia.
• Kepala epididimis: terletak di dekat bagian atas testis dan berfungsi menyimpan
sperma sampai siap untuk mengalami pematangan.
• Tubuh epididimis: berbentuk tabung panjang dan bengkok tempat sperma
matang. Pematangan ini memakan waktu sekitar satu minggu.
• Ekor epididimis: bagian ini yang menjadi jembatan ke saluran deferen atau
dikenal juga dengan sebutan ductus deferens maupun vas deferens. Dari sini,
sperma diangkut ke saluran ejakulasi.
3. Struktur prostat
Prostat merupakan kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih dan
mengelilingi saluran kemih, saluran tempat keluarnya urine dan sperma dari tubuh.
Hanya dimiliki pria, organ ini memiliki ukuran sebesar kacang kenari dengan berat 20
sampai 30 gram dan bisa tumbuh membesar seiring dengan bertambahnya usia. Prostat
terbungkus oleh kapsul bernama jaringan fibromuskuler yang terdiri dari campuran
kolagen, jaringan ikat elastis, serta banyak serat otot polos. Karena itulah prostat
bersifat elastis . Berfungsi untuk memproduksi cairan yang dapat menjaga sperma
untuk tetap hidup dan melindungi kode genetik dibawahnya.
Kelenjar prostat adalah suatu organ berkapsul yang terletak di bawah leher
kandung kemih. Kelenjar prostat terdiri dari kelenjar prostat tubuloasinar bercabang
yang kecil. Sebagian kelenjar prostat mengandung agregasi sekretorik padat yaitu
concretio prostatica di dalam asininya. Kelenjar prostat dikelilingi oleh stroma
fibromyoelasticum (fibromuscuiar stroma) dengan berkas otot polos bercampur dengan
serat kolagen dan elastik.
OVARIUM
1. Struktur ovarium
2. Struktur uterus
3. Struktur vagina
1. Struktur ovarium
Ovarium dilapisi oleh epitel selapis kubus disebut epitel germinal (permukaan),
di bawah epitel germinal, terdapat jaringan dasar ovarium disebut stroma dan tersusun
dari korteks pada bagian luar dan medula pada bagian dalam. Medula mengandung
pembuluh darah, limfatik, serabut saraf, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat
longgar. Medula mungkin juga mengandung bekas rete ovarii (jala-jala yang
beranatomosis) yang serupa dengan rete testis pada pria. Korteks adalah lapisan stroma
luar yang rapat, terdiri atas fibroblast, jaringan ikat padat yang tidak berbatas jelas
disebut tunika albuginea. Tunika albuginea inilah yang menyebabkan ovarium
berwarna keputihan. Korteks mengandung folikel ovarian yaitu unit fungsional pada
ovarium. Folikel terbenam dalam stroma korteks, sebuah folikel terdiri atas sebuah
oosit yang dikelilingi oleh satu/lebih lapisan sel epitel folikel disebut sel granulosa.
2. Struktur uterus
Uterus merupakan organ yang tebal, memiliki otot, berbentuk seperti buah Pir
dan terletak di dalam rongga pelvik. Peritoneum menutupi sebagian besar permukaan
luar uterus, dimana letak uterus sedikit antefleksi pada bagian lehernya dan anteversi
dengan fundus yang terletak di atas kandung kemih. Sisi uterus (kiri dan kanan) masing-
masing terdapat ovarium dan tuba uterin. Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina
dan arteri ovari. Uterus memiliki panjang sekitar 5-8 cm dengan berat 30-60 gr.
Berikut ini terdapat beberapa struktur uterus, terdiri atas;
• Endometrium
Merupakan lapisan selaput lendir yang disusun oleh jaringan epitel,
kelenjar dan banyak pembuluh darah. Epitel penyusunnya adalah epitel selapis
silindris, banyak kelenjar yang memproduksi lendir pada bagian ini.
• Myometrium merupakan lapisan otot yang disusun oleh kumpulan otot polos.
• Perimetrium merupakan lapisan terluar dari uterus, Perimetrium Merupakan
membran berlapis ganda yang akan berlanjut ke abdomen dan disebut
peritoneum.

KONTRAKSI UTERUS
➢ Kontraksi uterus terjadi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna dengan sifat- sifat : kontraksi simetris, fundus dominan, kemudian
diikuti relaksasi. Pada saat kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong
janin dan kantong amnion kerah bawah rahim dan serviks.

STIMULUS TERJADINYA KONTRAKSI UTERUS


➢ Stimulasi pada putting bermanfaat untuk memicu terjadinya kontraksi secara
alami. Saat melakukan metode ini, tubuh seakan-akan bereaksi kepada isapan
bayi pada puting ibu. Stimulasi ini akan membuat tubuh mengeluarkan hormon
oksitosin yang bisa memicu kontraksi pada rahim.
➢ Pada prinsipnya adanya benda dalam cavum uteri ( misalnya janin, darah atau
luruhan endometrium,) dapat merangsang timbulnya kontraksi uterus.. khusus
untuk janin, stimulus tidak begitu saja terjafi nsmun terjadi ketika bayi sudah
aterm ( waktunya kelur). Tekanan kepala bayi pada syaraf Spinalis Sacral dan
Coccigeal dapat memicu sekresi ho oksitosin yg semakin besar..srhingga terjadi
kontrsksi untuk mendorong bayi keluar rahim
3. Struktur vagina
Vagina disusun oleh mukosa, muskular dan adventisia. Mukosa mengandung
epitel dan lamina propria, epitelnya adalah epitel berlapis gepeng nonkeratinisasi (tidak
terjadi penandukan) sedangkan lamina proprianya mengandung jaringan ikat longgar
dengan banyak serat elastin, diantaranya terdapat limfosit dan neutrofil dalam jumlah
besar apalagi mendekati menstruasi neutrofil menjadi banyak, pada lamina tidak
mengandung kelenjar, lendir yang terdapat pada lumen. vagina berasal dari serviks
tetapi lamina proprianya sangat vaskular (pembuluh darah melebar) yang menjadi
sumber eksudat cair selama ragsangan seksual. Muskularis terdiri atas serat otot polos.
Adventisia kaya akan serat elastin tebal sehingga vagina menjadi kenyal. Vagina
dilembapkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapiler pada dinding vaginal
dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vagina bergantung pada kadar
estrogen.

Anda mungkin juga menyukai