Anda di halaman 1dari 66

RESUSITASI NEONATUS

DENGAN COVID-19

dr. Mahendra Tri Arif Sampurna, Sp.A (K)


Pendahuluan
Kasus novel coronavirus pada neonatus belum banyak dilaporkan, di
dunia kurang dari 4%.

Jawa Timur kasus positif usia 0-5 tahun sebanyak 1,7 persen (70) dan usia
6-17 pada 5,2 persen (215). Yang meninggal dari kedua golongan usia itu
0,6 persen atau 2 orang (Mei 2020)
Pertanyaan:
- Transmisi
- Klinis
- Dukungan
respirasi yang
optimal
- Tatalaksana
respirasi yg
optimal dg
minimalisasi
paparan terhadap
nakes
Strategi Minimalisasi Risiko Terhadap Nakes

Gunakan APD
utk menghidari
• kontak dg
droplet
(non
aerosol
generating
situation)
• Penyebaran
melalui
airborne
(aerosol
generating
procedure)
Resusitasi 100% bayi lahir
Neonatus 100% perlu didampingi
oleh seorang /
tim ahli resusitasi

10 % bayi baru lahir


butuh intervensi
10% setingkat Bag &
Mask Ventilation
untuk dapat
bernapas saat lahir

1 % bayi lahir
1% butuh intubasi
sampai bantuan
obat-obatan
PERSIAPAN RESUSITASI
Persiapan sebelum Resusitasi Neonatus dari Ibu Suspek / Probable/
Konfirmasi

Konsult Persiap Persiapa Persiapa


asi Pra an n n
Persalin Tempat Tim Alat
an
Konsultasi Pra Persalinan

• Ibu hamil suspek/probable/konfirmasi


COVID- 19 berada dalam perawatan
isolasi khusus sehingga terbatas
kesempatan untuk bertemu secara
langsung.

• Konsultasi dengan panggilan video


atau intercom merupakan pilihan
untuk mengurangi kontak.
Persiapan tempat

• Ruang bersalin khusus bertekanan


negatif dipersiapkan sesuai standar

• Lokasi untuk stabilisasi dan resusitasi


neonatus sebaiknya berada di luar
ruangan bersalin atau di dalam ruangan
tapi setidaknya berjarak 2 meter dari ibu
dan dibatasi dengan tirai.
Pengaturan ruang persalinan dan perawatan bayi baru lahir dari ibu terkait
COVID-19
Persiapan Tim Resusitasi
• Jumlah petugas yang berada di dalam ruang
persalinan diusahakan minimal, hanya
anggota tim terlatih

• Jika terdapat risiko prosedur yang


membahayakan secara aerosol), petugas
medis menggunakan alat pelindung diri level
3 (goggle, masker N95, gown, dan sarung
tangan pelindung)

• Mengingat sulit memprediksi bayi mana yang


akan membutuhkan prosedur tersebut, maka
seluruh tim resusitasi neonatus harus
mempersiapkan diri dengan menggunakan
alat pelindung diri level 3 dalam menangani
proses kelahiran pada ibu dengan
suspek/probable/terkonfirmasi positif COVID-
19
Persiapan Alat

• Alat untuk melakukan prosedur resusitasi


neonatus sesuai dengan panduan pada
Program Resusitasi Neonatus (NRP)

• Lebih dianjurkan untuk memakai


laringoskop sekali pakai dan intubasi
dengan menggunakan video laringoskop

• Intubasi dan prosedur lain yang berpotensi


menyebabkan aerosol sebaiknya dilakukan
oleh tenaga medis yang terlatih
• Ventilasi dengan menggunakan balon
mengembang sendiri atau T-piece
disambungkan dengan high efficiency
particulate air (HEPA) filter

High efficiency particulate air (HEPA) Mini bacterial viral filter pada balon
filter resusitasi
Alur Resusitasi Neonatus Lahir
dari Ibu Suspek / Probable / Konfirmasi
COVID-19
Tida
k
Manajemen Bayi Baru Lahir Normal

• Hal yang perlu diperhatikan pada manajemen bayi


baru lahir dari ibu suspek/probable/konfirmasi
COVID-19 adalah
– kain basah harus disingkirkan dengan hati-hati
– pemotongan tali pusat dilakukan segera
– tidak dilakukan kontak kulit dan kulit serta Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)

• Komunikasi dan diskusi antara petugas


kesehatan dan orang tua

• Pedoman pelayanan dari Cina menyatakan bahwa bayi


yang lahir dari ibu dengan suspek atau konfirmasi
COVID-19 dilakukan pemotongan tali pusat sesegera
mungkin
Langkah Awal Resusitasi
Menghangatkan Bayi
Langkah Awal Bayi Prematur/
Berat lahir < 1500 g r  dibungkus plastik Transparan

Segera setelah lahir :


Bayi diletakkan di bawah radiant warmer dan
Kepala dikeringkan dengan handuk hangat
• Kepala ditutup dengan topi, badan langsung
dibungkus dengan plastik
• Oksigen : Fi02 30%  bayi <35 minggu,
FiO2 21% untuk bayi >35 minggu
Membuka Jalan
Napas
Membersihkan Jalan Napas

• Systematic review (Tran K, Cimon K, et al):


tidak meningkatkan risiko transmisi

• Pada pasien dewasa tanpa intubasi, suction


kontinu lebih efektif mengurangi penyebaran
aerosol dibandingkan suction intermiten
Kain basah segera disingkirkan
Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
• Risiko transmisi saat VTP hanya sedikit diteliti pada pasien
dewasa
• Peningkatan risiko transmisi tidak berhubungan dengan
hanya VTP saja. Risiko terkena infeksi virus 3x lebih
tinggi saat intubasi endotrakeal dibanding VTP
• Chan et al (pada pasien dewasa): pemberian volume tidal
300 ml
menyebabkan penyebaran di udara seluas 0,3 – 0,35 m
 VT yang rendah akan menurunkan risiko penyebaran
• Penelitian lain menggunakan ventilasi noninvasif dgn
penurunan VT 5x  penurunan penyebaran 30%
Pada neonatus:
• VTP pd neonatus
dgn BB 3 kg
dengan VT 15-18
mL (16-
20 kali lebih kecil
dibanding
dewasa) akan
menghasilkan
dispersi udara
sekitar 1.5 – 1.8
cm; skill tenaga
kesehatan juga
diperlukan karna
dapat
Sungkup
Wajah
Pemberian Ventilasi Tekanan Positif (VTP)

PIP

PEEP

1
8
Cara memegang sungkup wajah tipe
Laerdal
Bila Dada Tidak Mengembang Saat Ventilasi Tekanan Positif

• Perlekatan Sungkup Tidak Tepat B o c o r


• Sumbatan jalan nafas l e n d i r / D a r a h
• Posisi leher terlalu menunduk / menengadah
• Tekanan Kurang
K o r e k s i “SRIBTA” (Sungkup diperbaiki, Reposisi
kepala, Isap jalan nafas, Buka mulut, Tekanan
tambahan, Alternatif jalan napas)

( S
• Saat ventilasi dengan sungkup wajah, gunakan
metode 2 tangan (two-person airway support)
• Flow pada alat T-piece resusitator harus dimatikan
sebelum melepaskan sungkup wajah atau ketika
melepas alat tersebut dari ETT.

Two-person airway
control
Pemberian Ventilasi Tekanan Positif
(VTP) Untuk Neonatus terkait
COVID-19
• Ventilasi dengan
menggunakan balon
mengembang sendiri
atau T-piece
disambungkan dengan
HEPA filter
• Pertimbangan:
penambahan filter
dapat menyebabkan
High efficiency Mini bacterial viral
particulate air filter bulking dan
pada balon resusitasi
(HEPA) filter mengurangi efisiensi
karena menambah
dead space
• Ventilasi dengan T-piece resuscitator lebih
dipilih dibandingkan dengan balon
mengembang sendiri
Kecepatan Melakukan
Ventilasi
• 40-60 kali/menit

remas lepas remas lepas


(pompa) (dua………..…tiga) (pompa) (dua………....tiga)
Alur Resusitasi Neonatus Lahir
dari Ibu Suspek / Probable / Konfirmasi
COVID-19
Efek Pemberian CPAP Pada Paru-Paru
Neonatus
• Beberapa infeksi virus dapat berkonversi dari
droplet ke airborne selama prosedur terapi
oksigen:
 CPAP dan NIPPV meningkatkan
penyebaran aerosol (transmisi nosokomial)
• Simonds et al : penyebaran udara selama NIPPV 
droplet sebesar >10 µm yang dapat menempel pada
permukaan benda di sekitarnya dalam jarak dekat
 sumber infeksi jika tidak ada pencegahan yg
ketat
• CPAP dan NIPPV aman pada neonatus jika :
ventilasi ruangan adekuat, APD yang sesuai,
dan penggunaan filter pada alat CPAP atau
NIPPV/ventilator

• High flow nasal canule  penelitian pada


dewasa (data terbatas) menunjukkan
kemungkinan penyebaran virus, akan
meningkat dg peningkatan flow dan volume
tidal
Pemberian CPAP Untuk Neonatus terkait COVID-19

• Pemberian Continous Positive Airway


Ventilation yang disambungkan dengan
high efficiency particulate air (HEPA)
filter
T-piece resuscitator dg HEPA
filter
Alur Resusitasi Neonatus Lahir
dari Ibu Suspek / Probable / Konfirmasi
COVID-19
Menambahkan Oksigen yang Dihirup
(FiO2)
Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis
sentral
 free flow oxygen

Resusitasi Selang oksigen di Balon Mengembang Sendiri


mengunakan Neopuff antara telapak Laerdal (dekat, tidak rapat)
(1 cm di atas wajah) tangan seperti Tidak diremas dengan oksigen
≥ 96% (termasuk PEEP) bentuk sungkup 100% dan kecepatan aliran 5
≥ 93% (tidak termasuk (1 cm di atas wajah) L/min (1 cm di atas wajah )
PEEP) ≥ 90% 39-56%
Alur Resusitasi Neonatus Lahir
dari Ibu Suspek / Probable / Konfirmasi
COVID-19
Intubasi Endotrakeal
• Risiko terbesar transmisi virus oleh karena
jarak antara operator dan jalan napas
pasien yg sangat dekat
• Harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman
dengan APD level 3
• Gunakan ukuran ET yang sesuai untuk
menghindari kebocoran
• ET tanpa c u f f  kebocoran di sekitar tube
• Lebih dianjurkan untuk memakai laringoskop
sekali pakai dan intubasi dengan
menggunakan video laringoskop
• Intubasi dan prosedur lain yang berpotensi
menyebabkan aerosol sebaiknya dilakukan oleh
tenaga medis yang terlatih
• Flow pada alat T-piece resusitator
harus dimatikan sebelum melepaskan
sungkup wajah atau ketika melepas alat
tersebut dari ETT.
Kompresi Dada

Lokasi
• Gerakan jari-jari
sepanjang tepi
bawah iga sampai
mendapatkan sifoid
• Letakkan ibu jari
atau jari-jari pada
tulang dada di atas
sifoid
Teknik Ibu jari

• Kedua Ibu jari untuk menekan tulang


dada
• Kedua Tangan melingkari dada & jari
–jari tangan menopang punggung
bayi
Teknik Dua Jari

• Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau


jari tengah & jari manis dari satu
tangan untuk menekan tulang dada
• Tangan yang lain menopang punggung
bayi
Kompresi Dada : diperlukan 2 orang

• Pelaksana Kompresi
M e n i l a i dada dan
menempatkan posisi
tangan dengan benar
• Pelaksana VTP
P o s i s i di kepala
menempatkan sungkup wajah
secara efektif dan memantau
gerakan dada
Koordinasi VTP & Kompresi Dada

• 1 Siklus : 3 kompresi & 1 ventilasi


dalam 2 detik (3:1)
• Frekuensi : 90 kompresi + 30 ventilasi
dalam 1 menit (berarti 120 kegiatan per
menit)
• Untuk memastikan frekuensi kompresi
dan ventilasi yang tepat, penekan
menghitung dengan jelas : “Satu-Dua-
Tiga-Pompa-…”
Menghentikan Kompresi
Dada
• Setelah 30 detik kompresi dada & VTP,
nilai FJ dalam 6 detik
FJ VTP Kom Intubasi
p.
Dada
>= 60 x/m Teruskan Hentikan -
>= 100 x/m Hentika Hentikan -
n
bertaha
p
<60 x/ m Teruskan Teruskan Dilakukan
Bila FJ Tetap < 60 kali / menit
• Periksa apakah ventilasi telah adekuat
– (gerakan dada, tambahan oksigen,
kedalaman kompresi dan koordinasi
kompresi –VTP)
– Pertimbangkan intubasi ET jika belum
dilakukan
– Masukkan vena umbilikal kateter
utnuk pemberian epinefrin
Shalish Wet al. Covid 19 and Neonatal Respiratory Care: Current evidence dan
Practical Approach: American Journal of Perinatology; 20; 2020
Stabilisasi Neonatus Pasca
Resusitasi
• S -- Sugar and Safe Care (kadar gula darah dan perawatan
yang aman)
• Pada neonatus kadar glukosa harus dipertahankan
dalam rentang normal (50-110 mg/dL)
• T -- Temperature
• Suhu aksila normal pada bayi baru lahir berkisar
antara 36,5-37,5 C
• A -- Airway (Jalan Napas)
• Komponen yang dievaluasi mencakup laju napas,
usaha napas (penilaian air entry, retraksi,
merintih, napas cuping hidung, dan apnea),
kebutuhan oksigen, saturasi oksigen dan analisa
gas darah
• B -- Blood pressure (pemeriksaan tekanan darah)
• L -- Laboratory (pemeriksaan laboratorium)
• E -- Emotional support
Transportasi dan Perawatan
Awal
• Transfer bayi menggunakan inkubator transpor yang
dilengkapi
dengan alat pemantauan tanda vital

• Tim medis memakai alat pelindung diri (APD) level 3 dan


ambulans transportasi

• Bayi baru lahir harus dimandikan segera setidaknya 1-2 jam


setelah bayi stabil untuk menghilangkan virus yang
berpotensi berada pada permukaan kulit.

• Feses bayi memiliki kemungkinan penularan hingga 10-14


hari

• Vaksinasi Hepatitis B tetap diberikan setelah penyuntikan


vitamin K1 1 mg intramuskular pada bayi asimtomatik
Perawatan di NICU
• Ditempatkan pada kamar isolasi infeksi bertekanan negatif
memakai inkubator.

• Neonatus yang stabil atau menggunakan oksigen nasal kanul


kurang dari 2 liter per menit, dapat ditempatkan di ruang
bertekanan netral dengan tindakan pencegahan terhadap
droplet/kontak yang dilengkapi dengan HEPA filter.

• Bayi dengan gangguan pernapasan yang menggunakan


oksigen lebih dari 2 liter per menit atau alat bantuan napas
seperti CPAP dan ventilator, yang mungkin memerlukan
prosedur tindakan yang menghasilkan aerosol seperti suction
dan intubasi, ditempatkan di kamar isolasi infeksi bertekanan
negatif.

• Penggunaan closed suction yang dihubungkan langsung ke


sirkuit
ventilator juga direkomendasikan untuk mengurangi paparan
aerosol.
Perawatan di NICU
• Papan penanda
harus jelas dibuat
di luar ruangan
tentang tindakan
pencegahan yang
diperlukan sebelum
masuk dan
disarankan untuk
meminimalkan
jumlah tenaga
medis yang masuk
ke ruangan tersebut
Perawatan di NICU
Setiap tenaga medis yang merawat
bayi harus memakai APD lengkap
minimal level 2 dan APD level 3
jika berisiko menggunakan alat atau
melakukan tindakan aerosol

Ibu Confirmed COVID, ASI boleh


diberikan dengan pasterurisasi. Jika
tidak maka dengan formula + probiotik
Perawatan di NICU
• Jika peralatan akan digunakan untuk lebih dari
satu pasien, pembersihan dan desinfeksi
antara penggunaan harus dilakukan sesuai
dengan prosedur.
• Limbah medis dibuang dengan hati-hati
dan dianggap sebagai limbah medis
infeksius

• Pemeriksaan penunjang untuk bayi yang ada


gejala klinis dilakukan sesuai kebutuhan untuk
menegakkan diagnosis termasuk swab
orofaring/nasofaring/rektal pada bayi
Tes COVID-19 pada Neonatus
• Bayi segera diperiksa RT-PCR dalam 24 jam dan
ulangi pada usia sekitar 48 jam.
• Bila pemeriksaan tersebut tidak tersedia, bayi
harus diperlakukan seperti positif COVID-19
selama 14 hari pengamatan.
• Swab nasofaring, orofaring, dan rektal
direkomendasikan tergantung fasilitas tempat
pengujian. Sampai saat ini swab nasofaring
masih merupakan pilihan yang relevan untuk
intervensi klinis.

• Rapid test Ab (+) tidak mengandung arti diagnosis


Kriteria Pulang
• Bayi dengan pengujian molekular negatif SARS-
CoV-2 dapat dipulangkan dan dirawat oleh
pengasuh yang sehat (tidak terinfeksi).
• Jika ibu berada di rumah yang sama maka jaga
jarak setidaknya 2 meter.
• Ibu penderita COVID-19 tidak boleh mengunjungi
bayi mereka di NICU ataupun melakukan perawatan
bayi sampai semua kondisi berikut terpenuhi:
– Tidak ada demam tanpa antipiretik selama setidaknya
72 jam dan perbaikan gejala pernapasan,
DAN
– Hasil negatif dari tes COVID-19 dari setidaknya dua
spesimen berturut-turut
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai