Anda di halaman 1dari 6

SOP RESUSITASI VTP DAN KOMPRESI DADA PADA BAYI BAYU LAHIR

DosenPembimbing :
Enung Mardiyana H, S.Kep,Ns,M.Kes
Oleh :
1. Fahmy Chandra Dira (P27820118001)
2. Dwi Kumala Sari (P27820118007)
3. Wahyu Achmad Ramadhan (P27820118011)
4. Qhusnul Qhotifah N.H (P27820118019)
5. Rizkya Deva Irwanda (P27820118020)
6. Rizka Ayu Romadhona (P27820118038)
7. Ikhlisa Nisrina (P27820118040)
8. Jumar Thya Raras Mitha (P27820118045)
2 Reguler A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN SOETOMO
2020

ii
A. Pengertian VTP :

Ventilasi tekanan positif (VTP) pada neonatus merupakan tindakan pemberian bantuan
nafas pada bayi baru lahir dengan gangguan pernafasan. Pernafasan spontan dimulai pada hampir
85% bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan cukup bulan, dan 10% bayi baru berespon
dengan dikeringkan dan stimulasi. Dalam kondisi tertentu, bayi baru lahir kesulitan untuk
membersihkan cairan dari jalan nafasnya dan mengisi paru-paru dengan udara. Bila tidak
memberikan respon terhadap stimulasi, dapat diasumsikan bahwa bayi mengalami apnea
sekunder dan ventilasi tekanan positif harus segera dimulai. Sekitar 3% bayi membutuhkan
ventilasi tekanan positif (VTP) untuk memulai bernafas, dan 2% diantaranya membutuhkan
intubasi untuk membantu proses pernafasannya. Bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi
saat lahir (bayi dengan depresi pernafasan yang membutuhkan pemberian oksigen)
direkomendasikan untuk ditempatkan dalam ruang observasi.

Ventilasi tekanan positif (VTP) harus segera dimulai jika bayi tidak bernapas, bernapas
tidak adekuat, atau denyut jantung kurang dari 100 kali per menit setelah langkah awal resusitasi
selesai. Idealnya alat VTP harus dilengkapi dengan positive end-expiratory pressure (PEEP) via
face mask dengan ukuran yang sesuai. Anggota tim yang terampil dalam intubasi harus hadir di
ruang bersalin. Dalam keadaan ini, pernafasan bayi, denyut jantung, dan warna kulit bayi harus
dinilai.

VTP diindikasikan kepada bayi yang memiliki gangguan pernapasan, misalnya bayi
prematur atau bayi yang tidak memberikan respon adekuat setelah stimulasi awal, misalnya
denyut nadi kurang dari 100x/menit. Penilaian primer dari VTP yang efektif yaitu peningkatan
denyut nadi yang stabil, pergerakan dinding dada dan tanda-tanda lain dari inflasi paru yang
cukup. Apabila tidak terlihat gerakan dinding dada atau pergerakan dinding dada tidak efektif,
maka teknik ventilasi harus diperbaiki. Hal ini termasuk memastikan sungkup terpasang baik
pada wajah dengan sedikit kebocoran, posisi kepala dan dagu dalam posisi yang tepat. Apabila
neonatus tidak merespon terhadap VTP, dapat dilakukan pemasangan intubasi.

Beberapa penelitian pada hewan menunjukan bahwa inflasi paru yang dipertahankan
lebih lama dapat membentuk functional residual capacity (FRC) selama transisi dari paru-paru
yang terisi cairan menjadi udara setelah lahir. Selain itu bantuan pemberian tekanan positif

3
membantu pembentukan functional residual capacity (FRC) dan lebih banyak dibutuhkan pada
bayi prematur.

B. Indikasi :

Ventilasi tekanan positif pada neonatus diindikasikan untuk neonatus yang membutuhkan
bantuan pernafasan. Tidak semua bayi baru lahir harus dilakukan VTP atau resusitasi lanjutan.
Tujuan dari VTP adalah membantu bayi melewati fase transisi dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan di luar. Ventilasi tekanan positif diindikasikan pada bayi baru lahir (infant) yang
membutuhkan bantuan pernafasan.

Sesuai algoritma resusitasi bayi baru lahir, apabila bayi baru lahir setelah dikeringkan dan
dilakukan stimulasi taktil, disertai dengan gejala ini yaitu :

 Denyut nadi kurang dari 100x/m


 Apnea atau pernafasan yang tidak adekuat (contoh : gasping,grunting).
 Terdapat sianosis sentral yang bertahan setelah pemberian oksigen sentral.

C. Kontraindikasi:

Ventilasi tekanan positif memiliki kontraindikasi absolut dan relatif. Kontraindikasi


absolut adalah kondisi yang membutuhkan intubasi langsung. Kontraindikasi relatif dilakukan
selama prosedur memberikan efek yang lebih baik dibanding risiko yang diambil, seperti adanya
obstruksi pada jalan nafas, instabilitas jantung, penurunan kesadaran dan kejang.

Kontraindikasi absolut meliputi :

1. Pasien dalam kondisi koma


2. Henti jantung
3. Henti nafas
4. Kondisi apapun yang membutuhkan intubasi langsung

4
D. Komplikasi:
Ventilasi tekanan positif memiliki komplikasi tindakan. Walaupun VTP merupakan tindakan
resusitasi, VTP memiliki risiko komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus.

Komplikasi dari ventilasi tekanan positif pada neonatus diantaranya :

1. Pasien dilakukan VTP dalam waktu yang lebih lama memiliki risiko untuk mengalami
komplikasi seperti pemasangan intubasi, central venous catheters, dan waktu rawat NICU
yang lebih lama
2. VTP disertai PEEP yang lebih besar dari 8 cm H2O berpotensi untuk menurunkan aliran
darah pulmonal, dan menyebabkan pneumothorax
3. Terjadi desaturasi
4. Hiperinflasi pada saat pemberian VTP dan kebocoran dari sungkup dapat menimbulkan
kegagalan VTP
5. Kegagalan VTP dapat menyebabkan penundaan pemasangan intubasi, dan memicu
peningkatan morbiditas dan mortalitas bayi
6. Distensi abdomen akibat terlalu banyak udara yang masuk ke saluran pencernaan dapat
menyebabkan perforasi intestinal
7. Faktor risiko terjadinya air leak syndromes yaitu respiratory distress syndrome (RDS),
meconium aspiration syndrome (MAS), hypoplastic lungs, congenital malformation,
prematurity, dan malposisi endotracheal tube.

5
SOP RESUSITASI VTP DAN KOMPRESI DADA PADA BAYI BAYU LAHIR

Persiapan Alat :

1. Timba (1)
2. Bengkok (1)
3. Kom (1)
4. Bak Instrumen Besar (1)
5. Penghisap lender (1)
6. Kleam Arteri (2)
7. Gunting Tali Pusat (1)
8. Sungkup (1)
9. Handscoon steril
10. Handscoon bersih
11. Perlak (1)
12. Handuk (1)
13. Kain bayi (3)
14. Phantom bayi
15. Scout plastic
16. Stetoskop
17. Cap

Langkah Awal :
1. Beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan untuk memulai bernafas
dan minta keluarga mendampingi ibu. Langakah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam
waktu 30 detik)

Langkah Kerja :

1. Potong tali pusat kemudian lakukan penilaian segera setelah bayi lahir jika bayi asfiksia
meconium maka isap lender dengan alat penghisap lender pada mulut kemudian hidung.

6
2. Tentukan apakah bayi menangis kuat, merintih tidak bernafas atau nafas mengap-mengap,
tonus otot lemah.
3. Lakukan langkah awal :
a. Jaga bayi tetep hangat (Selimuti dengan kain dan pindahkan ke tempat resusitasi)
b. Atur posisi bayi (ginjal bahu agar kepala sedikit ekstensi)
c. Isap lendir dengan penghisap lendir bola karet atau suction mulai dari mulut kemudian
hidung (jika diperlukan penghisap lagi)
d. Keringkan degan menggunakan kain bersih dan kering sambil rangsang taktil
e. Reposisi (atur kembali posisi kepala bayi sedikit ekstensi)
f. Penilaian ulang apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur, apakah nadi
dibawah 100x/ menit.
g. Jika nadi dibawah 100x/ menit, buka jalan dengan memasang sungkup dan beri tekanan
2x30 cm air
h. Setelah jalan nafas terbuka, lakukan VTP 20x sampai 30X dengan tekanan 20cm air.
i. Penilaian ulang apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur, apakah nadi
dibawah 60X/ menit

Anda mungkin juga menyukai