Anda di halaman 1dari 4

B.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PEB (PREEKLAMSIA BERAT)


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan menurut Mitayani (2011) merupakan tahap awal dari
proses keperawatan. Suatu proses kolaborasi melibatkan perawat, ibu, dan tim
kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik.
Dalam pengkajian dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih
akurat, sehingga dapat dikelompokkan dan dianalisis untuk mengetahui masalah dan
kebutuhan ibu terhadap perawatan. Pengkajian yang dilakukan terhadap ibu
preeklamsia antara lain sebagai berikut:
a. Identitas umum ibu
b. Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
a)Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
b)Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklmpsia pada kehamilan terdahulu.
c)Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
d)Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Ibu merasa sakit kepala daerah frontal.
b) Terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium.
c) Gangguan virus: penglihatan kabur, skotoma, dan diplopia.
d) Mual dan muntah, tidak nafsu makan.
e) Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, refleks tinggi, dan tidak tenang.
f) Edema pada ekstremitas.
g) Tengkuk terasa berat.
h) Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
3) Riwayat kesehatan keluarga
a) Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia dalam
keluarga.
4) Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau di atas 35
tahun.
a) Pemeriksaan fisik biologis
a.Keadaan umum : lemah.
b.Kepala : sakit kepala, wajah edema.
c.Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
d.Pencernaan abdomen: nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan
muntah.
e.Ekstremitas : edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari
f.Sistem persarafan : hiper refleks, klonus pada kaki.
g.Genitourinaria : oliguria dan proteinuria.
h.Pemeriksaan janin : bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin
melemah.
5) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
1.Pemeriksaan darah lengkap dengan penghapusan darah.
a. Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
b. Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
c. Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
2. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3. Pemeriksaan fungsi hati
a. Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dl).
b. LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
c. Aspartat amonomtransferase (AST) > 60 ul.
d. Serum glutamat pirufat transminase (SGPT) meningkat (N =
15-45 u/ml).
e. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N = 6,7-8,7
mg/dl).
f. Total protein serum menurun (N = 2,4-2,7 mg/dl).
b) Radiologi
1. Ultrasonografi
Ditemukannya retardasi perumbuhan janin intrauterus. Pernapasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.
2. Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah.
c. Data sosial ekonomi
Preeklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golongan ekonomi
rendah, karena mereka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein juga
kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan preeklampsia
berat menurut (Nanda, 2015-2017) yaitu:
a. Perfusi perifer tidak efektif b/d hipertensi
b. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolus-kapiler
c. Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi
d. Defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
f. Risiko infeksi
g. Konstipasi b/d ketidakadekuatan toileting
3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC/Aktivitas


1. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi
efektif b/d hipertensi intervensi keperawatan Tindakan keperawatan :
selama ...x24 jam, maka 1. Periksa sirkulasi
perfusi prrifer menigkat.
perifer
Dengan kriteria hasil :
1. Denyut nadi perifer 2. Identifikasi faktor
2. Sensasi risiko gangguan
3. Warna kulit pucat sirkulasi
4. Edema perifer 3. Monitor panas,
5. Kelemahan otot kemerahan, nyeri,
6. Akral atau bengkak pada
7. Pengisisan kapiler ekstremitas
8. Turgor kulit 4. Lakukan pencegahan
infeksi
5. Lakukan hidrasi
6. Anjurkan
berolahraga rutin
7. Anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah secara
teratur
8. Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan
2. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Pemantauan rrespirasi
b/d perubahan membran intervensi keperawatan Tindakan keperawatan :
alveolus-kapiler selama ...x24 jam, maka 1. Monitor frekuensi,
pertukaran gas menigkat. irama, kedalaman
Dengan kriteria hasil : dan upaya napas
1. Tingkat kesadaran 2. Monitor pola napas
2. Dispnea 3. Monitor kemampuan
3. Bunyi napas batuk efektif
tambahan 4. Monitor adanya
4. Pusing sumbatan jalan napas
5. Penglihatan kabur 5. Monitor saturasi
6. Diaforesis oksigen
7. Pco2 6. Monitor nilai AGD
8. Po2
9. Takikardia
10. Sianosis
11. Pola napas
12. Warna kulit
3. Hipervolemia b/d Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
gangguan mekanisme intervensi keperawatan Tindakan keperawatan :
regulasi selama ...x24 jam, maka 1. Periksa tanda dan
keseimbangan cairan gejala hipervolemia
menigkat. Dengan kriteria 2. Identifikasi penyebab
hasil : hpervolemia
1. Asupan cairan 3. Monitor status
2. Haluaran urin hemodinamik
3. Kelembaban 4. Monitor intake dan
membran mukosa output cairan
4. Edema 5. Monitor tanda
5. Dehidrasi peningkatan tekanan
6. Tekanan darah onkotik plasma
7. Denyut nadi radial 6. Batasi asupan cairan
8. Mata cekung dan gaam
9. Turgor kulit 7. Ajarkan cara
10. Berat badan membatasi cairan

Anda mungkin juga menyukai