Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

H2SO4

OLEH:
RIZKI PRAWESTI (190403042)
NURUL NOVIA AZMI (190403044)
KHAIRIYAH MAGHFIROH ALKHOLIDI (190403048)
MUHAMMAD HUDA LIMBONG (190403057)

TENIK INDUSTRI B

Dosen Mata Kuliah:


Indah Rizkya Tarigan, S.T., M.T.
NIP. 198601012015042004

KIMIA INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Salawat dan salam kita kirimkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah makalah ini
dapat diselesaikan yang insyaallah tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang industri H2SO4. Khususnya makalah ini akan
dijelaskan tentang apa itu H2SO4, sifat fisik dan sifat kimia dari H2SO4,proses pembuatan H2SO4,
proses pengolahan limbah H2SO4,dan dampak positif dan negatif.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah suka rela berpartisipasi dengan sangat baik mereka yang saya hormati antara lain adalah:

1. Orang Tua yang telah memberikan do’a dan dukungan yang tulus kepada saya.

2. Ibu Indah Rizkya Tarigan, S.T., M.T. Selaku dosen Mata Kulia kimia Industri.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan penulis mendatang. Akhir

kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan,     oktober 2019

Kelompok IV,

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................3
2.1 Pengertian H2SO4..............................................................................................................................3
2.2 Sejarah Singkat H2SO4.....................................................................................................................4
2.3 Sifat-sifat bahan baku dan Produk Asam Sulfat H2SO4................................................................5
2.3.1 Bahan baku..........................................................................................................................5
2.3.2 Produk..................................................................................................................................7
2.4 proses pembuatan H2SO4..................................................................................................................7
2.5 pengolahan limbah H2SO4..............................................................................................................20
2.6 kegunaan H2SO4..............................................................................................................................20
2.7Bahaya H2SO4 terhadap kesehatan.................................................................................................21
BAB III PENUTUP......................................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................24
3.2 Saran................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat, begitu pula dengan sektor industri terutama dalam bidang kimia yang
telah memotivasi kita untuk melahirkan ide-ide baru yang bermanfaat.
Perkembangan industri kimia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan
setiap tahunnya baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut
menyebabkan kebutuhan akan bahan baku maupun bahan penunjang akan
meningkat pula.
Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan antara lain: diperlukan dalam
bebagai reaksi kimia dan dalam beberapa proses pembuatan, proses produksi baja,
memproses bijih besi, pembuatan pupuk, serta masih banyak kegunaan lainnya.
Mengingat arti pentingnya asam sulfat, maka kebutuhan negara dapat
dijadikan tolak ukur kemajuan industri negara tersebut. Pada pembuatannya pun
tergolong mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar. Untuk itu
diperlukan suatu cara agar dalam pengolahan dan pemanfaatannya bisa
dimaksimalkan. Hal ini ditempuh dengan cara mengetahui secara detail proses
pembuatannya, sehingga bisa memperoleh hasil yang baik sesuai dengan
kebutuhan dan mengembangkannya lebih lanjut guna meningkatkan hasil industri
atau produksi dalam usaha meningkatkan keuntungan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan H2SO4 itu sendiri ?
b. Bagaimana proses pembuatan H2SO4?
c. Bagaimana proses pengolahan limbah H2SO4?
d. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia H2SO4?
e. Dampak negatif dan positif industry semen bagi kehidupan?

1.3 Tujuan
a. Dapat memberikan informasi H2SO4.

1
b. Menambah pengetahuan tentang H2SO4 bagi para pembaca.
c. Memberikan informasi pengaruh atau dampak dari industri H2SO4 dan cara
menanggulangi dampak negatifnya.
d. Dapat menjadi referensi bagi pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian H2SO4
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak
berwarna, tidak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam.
Bahan kimia ini dapat larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai
titik lebur 10,31 oC dan titik didih pada 336,85 oC tergantung kepekatan serta pada
temperatur 300 oC atau lebih terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. Asam
sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa
sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat diproduksi dengan
kadar 78%-100% serta bermacam-macam konsentrasi oleum.
Asam sulfat juga dikenal sebagai vitriol , adalah asam mineral yang terdiri
dariunsur-unsur sulfur , oksigen dan hidrogen ,dengan rumus molekul H2SO4 . Ini
adalah cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan sirup yang larut
dalam air dan disintesis dalam reaksi yang sangat eksoterm.
Sifat korosifnya terutama dapat dianggap berasal dari sifat asam yang
kuat , dan, jika pada konsentrasi tinggi, sifat dehidrasi dan pengoksidasi . Ini
juga higroskopis , mudah menyerap uap air dari udara .  Setelah kontak, asam
sulfat dapat menyebabkan luka bakar kimia parah dan bahkan luka bakar
termal sekunder; itu sangat berbahaya bahkan pada konsentrasi sedang. 
Asam sulfat adalah bahan kimia komoditas yang sangat penting, dan produksi
asam sulfat suatu negara merupakan indikator kekuatan industri yang baik.  Ini
diproduksi dengan metode yang berbeda, seperti proses kontak ,dan  proses ruang
timbal 
Asam sulfat juga merupakan zat kunci dalam industri kimia . Ini paling
sering digunakan dalam pembuatan pupuk ,  tetapi juga penting dalam pengolahan
mineral , penyulingan minyak , pengolahan air limbah , dan sintesis kimia . Ini
memiliki berbagai aplikasi akhir termasuk dalam pembersih saluran asam
domestik ,  sebagai elektrolit dalam baterai timbal-asam , dalam mendehidrasi
senyawa, dan dalam berbagai agen pembersih .

3
2.2 Sejarah Singkat H2SO4
Ahli Kimia pada abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber)
dipercayai sebagai penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh
alkimiawan dan dokter Persia abad ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat
ini dari distilasi kering mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat,
FeSO4 • 7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 • 5H2O. Ketika
dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan
tembaga(II) oksida, melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung
menjadi larutan asam sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui
terjemahanterjamahan buku-buku Arab dan Persia.
Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad pertengahan sebagai
minyak vitriol. Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas',
merujuk pada penampilan garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai garam
vitriol. Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng sulfat
(vitriol putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau), besi(III) sulfat (vitriol Mars), dan
kobalt(II) sulfat (vitriol merah).
Garam-garam vitriol tersebut merupakan zat yang paling penting dalam
alkimia, yang digunakan untuk menemukan batu filsuf. Vitriol yang sangat murni
digunakan sebagai media reaksi zat-zat lainnya. Hal ini dikarenakan asam vitriol
tidak bereaksi dengan emas. Pentingnya vitriol dalam alkimia terlihat pada moto
alkimia Visita Interiora Terrae Rectificando Invenies Occultum Lapidem
('Kunjungi bagian dalam bumi dan murnikanlah, anda akan menemukan batu
rahasia') yang ditemukan dalam L'Azoth des Philosophes karya alkimiawan abad
ke-15 Basilius Valentinus, .
Pada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat
asam sulfat dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3,
dengan keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur
menjadi SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Pada
tahun 1736, Joshua Ward, ahli farmasi London, menggunakan metode ini untuk
memulai produksi asam sulfat berskala besar.
Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan metode
ini ke dalam suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih banyak.

4
Proses ini disebut sebagai proses bilik, yang mengijinkan produksi asam sulfat
secara efektif. Setelah berbagai perbaikan, metode ini menjadi proses standar
produksi asam sulfat selama hampir dua abad. Pada tahun 1831, saudagar asam
cuka Britania Peregrine Phillips mematenkan proses kontak, yang lebih ekonomis
dalam memproduksi sulfur trioksida dan asam sulfat. Sekarang, hampir semua
produksi asam sulfat dunia menggunakan proses in

2.3 Sifat-sifat bahan baku dan Produk Asam Sulfat H2SO4


Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat adalah
belerang, udara, air dan katalis vanadium pentaoksida sebagai bahan pembantu[9]
2.3.1 Bahan baku
a. Sulfur

5
Sifat-sifat kimia sulfur :
1. Dengan udara membentuk sulfur dioksida
Reaksi : S + O2 SO2
2. Dengan asam klorida dan katalis Fe akan menghasilkan
hidrogen sulfide.
b. Udara
Fase : gas
Komposisi : 20,9% O2 ; 79,1% N2
Kapasitas panas : 7,035 cal/gmol °C (32°C)
Berat molekul : 28,84 g/gmol
Berat jenis : 1,5.10-3 gr/cc (25°C)
c. Air (H2O)
Fase : cair
Berat molekul : 18 g/gmol
Berat jenis : 1 gr/cc (25°C)
Kekentalan : 1 cp (25°C)
d. Sulfur dioksida

6
Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel berikut
ini

7
Sifat kimia sulfur dioksida :
1. Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam
lainnya.
Reaksi : Cl2 + 2H2O + SO2 2HCl + H2SO4
2. Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur
Reaksi : 2H2S + SO2 2H2O + 3S

e. Sulfur Trioksida

8
Sifat kimia sulfur trioksida :
1. Dengan air membentuk asam kuat
Reaksi : SO3 + H2O H2SO4
2. Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk uap putih
tebal dengan bau yang menyengat.
2.3.2 Produk
Asam sulfat
Sifat – sifat asam sulfat ditunjukkan pada tabel berikut ini :

9
Sifat kimia asam sulfat :
1. Dengan basa membentuk garam dan air.
Reaksi : H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + H2O
2. Dengan alkohol membentuk eter dan air.
Reaksi : 2C2H5OH + H2SO4 C2H5OC2H5 + H2O +
H2SO4

2.4 proses pembuatan H2SO4


Pembuatan asam sulfat pada abad sekitaran 18 dan 19 masih menggunakan
Chamber process, dimana oksidasi nitrogen sebagai katalis homogen untuk
oksidasi sulfur dioksida. Produk yang dihasilkan pada proses ini memiliki kadar
konsentrasi yang rendah rendah, yaitu 78% asam sulfat dan kurangdapat
digunakan untuk proses industri pada umumnya yang dalam skala besar[3].
Sebelum abad 20, Chamber process diganti dengan proses kontak.
Penggunaan proses kontak dilakukan karena banyak proses industri yang
memerlukan asam sulfat dengan konsentrasi tinggi untuk pembuatan zat warna
sintetik dan bahan kimia anorganik lainnya. Pada abad 19, proses kontak pertama
kali dibuat dengan menggunakan katalis platinum dan dikembangkan sebelum
Perang Dunia I untuk membuat campuran asam sulfat dengan asam nitrat sebagai
bahan peledak[1]. Proses yang dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu:
1. Pembakaran Belerang
Proses produksi asam sulfat di awali dengan peleburan sulfur (S) yang
digunakan sebagai bahan baku utama dengan menggunakan steam
yang dialirkan pada coilcoildi Sulfur Melter pada tekanan 4 Kg/cm2 .

10
Kemudian sulfur cair dipompakan dariSulfur Melter melalui pipa-pipa
dan disemprotkan ke dalam Furnace. Di dalam Furnace terjadi
pembakaran belerang dengan udara[2].
Reaksi : S(g) + O2(g) → SO2(g)
Udara yang digunakan disuplai oleh Main Blower yang sudah
mengalami proses pengeringan[1]. Proses pengeringan udara
dilakukan di Drying Tower dengan menggunakan asam sulfat sirkulasi
dengan konsentrasi 93%-98%. Proses pengeringan udara tersebut
dimaksudkan untuk mencegah korosi oleh gas pada pembakaran dan
untuk menghilangkan kandungan air dalam udara. Proses pembakaran
belerang cair menjadi SO2 dengan temperature pembakaran kurang
lebih 750-770o C. Gas hasil pembakaran di Furnace kemudian
dialirkan ke Boiler melalui tube-tube untuk mengambil panasnya yang
berguna untuk menghasilkan steam untuk mencairkan belerang di
Sulfur Melter[2], sebagian gas yang lain dialirkan ke Heat
Exchangerbersama dengan gas keluar dari Boiler yang telah diambil
panasnya. Di dalam Heat Exchanger gas didinginkan dengan
menggunakan udara yang di suplai oleh Blower. Setelah itu aliran gas
mengalami proses penyaringan dan penstabilan suhu gas di Hot Gas
Filter[4].

2. Oksidasi Katalitik SO2 Menjadi SO3 dengan Bantuan Katalis


Dari Hot Gas Filter aliran gas masuk ke Converter. Converter ini
terdiri dari empat bed katalis V2O5. Aliran gas masuk ke setiap [8]
bed diatur pada temperature 425-440o C. Dengan bantuan katalis ini
aliran gas tersebut (SO2) diubah menjadi gas SO3. Reaksi ini
merupakan reaksi eksoterm sehingga gas tersebut harus didinginkan
pada tahap-tahap katalis[9]. Aliran gas keluar bed I dan bed II
didinginkan dalam 1st and 2nd Heat Exchanger.Sedangkan aliran gas
dari bed III langsung masuk ke bed IV karena perbedaan temperature
gas keluar dan bed III dan bed IV sudah kecil (1).
Reaksi : SO2(g) + 1/2O2(g) → SO3(g)

11
Dari converter aliran gas SO3 masuk ke dalam SO3 Cooler A
untuk didinginkan. Kemudian didinginkan lebih lanjut ke SO3 Cooler
B setelah itu aliran gas tersebut masuk ke Absorbing Tower [2].

3. Absorbsi Gas SO3


Di Absorbing Tower terjadi proses penyerapan gas SO3 dengan
menggunakan sirkulasi asam sulfat dengan konsentrasi 98-99% yang
diatur di AT Pump Tank. Asam resirkulasi tersebut kemudian
diencerkan dengan menambahkan air dan setelah itu baru dialirkan
kembali ke dalam AT Pump Tank[6]. Asam sulfat yang dihasilkan
pada AT Pump Tank setelah mencapai level maksimum yang
ditentukan, kemudian ditransfer dan ditampung di Sulphuric Acid
Storage Tank[5].
Reaksi yang terjadi di absorbing tower yaitu:
SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq)
H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq)

2.4.1 Metode Pembuatan H2SO4


a. Proses Kamar Timbal (Lead Chamber Process)
Pada tahun 1746, Roebuck dari Birmingham Inggris,
memperkenalkan proses kamar timbal. Proses ini menarik , namun
sudah kuno. Pembuatan asam sulfat dengan menggunakan proses
kamar timbal ini telah digunakan selama lebih kurang 200 tahun.
Proses kamar timbal merupakan proses pertama dari dua
proses dalam pembuatan asam sulfat yang mengandung 62 %- 78%
H2SO4. Proses ini menggunakan ruang reaktor yang di lapisi
timbal (Pb). Lapisan Pb bereaksi dengan asam sulfat sehingga
membentuk endapan atau lapisan tipis PbSO4 yang memeudahkan
reaksi lebih lanjut dengan asam sulfat.

12
Proses pembuatan asam sulfat dengan cara bilik timbal
dapat diikuti menurut flowsheet berikut ini:

13
Gas SO2 dan NO dimasukkan ke menara Glover bersamaan
dengan gas-gas dari menara Gay Lussac, gas yang keluar dari
menara Glover dimasukkan ke dalam kamar timbal dan
disemprotkan dengan air sehingga menghasilkan asam sulfat 60-
67%. Hasil ini sebagian dikembalikan ke menara Glover yang akan
menghasilkan asam 77%. Asam ini sebagian dimasukkan ke dalam
menara Gay Lussac untuk menyerap gas-gas NO dan NO2
(katalisator). Gas yang terserap ini dimasukkan kembali ke menara
Glover kamar timbal berbentuk silindris volumenya cukup luas.
Permukaan dalamnya dilapisi timbal tipis dan disekat-sekat agar
panas dapat ditransfer dengan baik, dinding bagian luar diberi
sirip-sirip. Sehingga di dalam menara ini terjadi pengembunan uap
asam sulfat. Menara Gay Lussac berfungsi untuk memungut
kembali katalisator gas NO dan NO2 di kamar timbal dengan
menggunakan asam sulfat 77%. Penyerapan dilakukan pada suhu
rendah antara 40-60°C. Menara Glover bertugas memekatkan hasil
asam sulfat dari kamar timbal. Pemekatan panas ini perlu panas
dan ini dapat diambil dari panas yang dibawa GHP (gas hasil
pembakaran) belerang (400-600°C).
Adapun tahap-tahap reaksi dari proses kamar timbal adalah
sebagai berikut :
1. Fase gas
2NO + O2 2NO2
2. Fase gas liquid (interfase)
SO + H2O H2SO3

14
H2SO3 + NO2 H2SO3 . NO2( Di sebut asam
nitrosulfat/asam ungu)
2(H2SO3NO2) + ½ O2 H2O + HSO3.NO2
Keterangan: ½ O2 = dari NO2 O2 –
HSO3.NO2 + SO2 +H2O 2( HSO3.NO2 ) +H2SO3

3. Fase liquid
H2SO3.NO2 H2SO4 + NO3
2(H2SO3.NO2) + H2O 2H2SO4 + NO + NO2
HSO3.NO2 + HNO3 2NHO2 + H2SO4

Reaksi overall SO2 + SO + H2O H2SO4 (ΔH = -54.500


cal) Ketepatan asam sulfat yang dihasilkan kira-kira
62,5% dan dipekatkan lagi hingga mencapai 77,6%.

Pada proses pembuatan H2SO4 Dengan metode kamar


timbale terdapat beberapa alat penting yang digunakan, antar
lain: Menara Glover, Kamar Timbal, Menara Gay Lussac.

15
1. Fungsi menara Glover:
 Mendinginkan gas umpan
 Memekatkan asam kamar
 Membersihkan gas umpan dari SO3
 Membentuk asam sufat
 Menguraikan nutrious vitrial menjadi NO dan NO3
 Mereduksi pembentukan HNO3
2. Fungsi Kamar Timbal:
 Tempat terjadinya reaksi
 Pengusiran kalor yang terbentuk dari reaksi
 Tempat pengendalian warna
3. Fungsi menara Gay Lussac:
 Menyerap gas NO dan NO2 yang harganya relatif mahal

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kamar timbal yaitu:


 Dinding Dinding kamar timbal terbuat dari bahan yang dapat
menghantarkan kalor, dibuat tipis, dibuat gelombang dan di pasang sirip
yang tujuannya agar permukaannya luas.
 Air yang ditambahkan harus cukup Hal ini dapat berpengaruh terhadap
asam sulfat yang terlalu pekat.
 Katalis NO2 yang masuk harus cukup. Jika terlalu banyak, maka warna
asam menjadi coklat. Selain itu, dapat terbentuk HNO3. Sedangkan jika
NO2 terlalu sedikit maka reaksi akan menjadi lambat.

b. Proses Kontak

16
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831
oleh Peregrine Philips, seorang negarawan Inggris, yang patennya
mencakup aspekaspek penting dari proses kontak yang modern,
yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara
melalui katalis, kemudian diikuti dengan absorbsi sulfur trioksida
di dalam asam sulfat 98,5 – 99%. Pada tahun 1889 diketahui
bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan
oksigen berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak
sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan dalam
rinciannya dan dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang
murah, kontinyu dan dikendalikan otomatis. Sampai tahun 1900,
belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di Eropa, di
mana terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi
tinggi untuk digunakan pada sulfonasi, terutama pada industri zat
warna. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam
sulfat dengan proses kontak telah dapat bersaing dengan proses
kamar pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak
pertengahan tahun 1920-an, kebanyakan fasilitas yang baru
dibangun dengan menggunakan proses kontak dengan katalis
hidrogen biasanya berupa zat padat, antara lain Pt, V2O5 dan
Fe2O3. Katalis ini berpori-pori sehingga cocok untuk pembuatan
asam sulfat, karena memiliki bidang kontak yang besar. Udara
yang digunakan untuk membakar belerang dibersihkan dahulu
dengan asam sulfat dalam menara absorber, hasil pembakaran
dibersihkan dalam Waste Heat Boiler kemudian dimasukkan ke
dalam konverter bersama O2, gas hasil konverter atau reaktor
dimasukkan ke dalam menara penyerap atau absorber. Penyerap
yang digunakan adalah asam sulfat 98,5%. Pada pembuatan asam
sulfat menurut proses kontak bahan yang dipakai adalah belerang
murni yang dibakar di udara.Adapun katalis yang digunakan dalam
proses kontak ini yaitu : Pt, V2Og, Fe2O3 (berupa padatan).

17
Langkah-langkah reaksi pada katalisator :
1. Difusi zat pereaksi ke permukaan zat padat
2. Absorpsi pada permukaan zat padat
3. Reaksi berupa reaksi permukaan
4. Desorpsi hasil (melepaskan) dari permukaan zat padat
5. Difusi akhir menjauhi permukaan padat.

Gangguan terhadap katalisator :


1. Adanya gas SO2 yang mengandung air
2. Gas SO2 yang mengandung debu
3. Gangguan mekanis yang terjadi karena reaksi eksoterm.
Karena terjadinya reaksi eksoterm, maka akan mengeluarkan kalor yang
dapat meleburkan katalis. Maka pada desain reaktor diusahakan agar
kalor menumpuk disatu tempat.

Berbeda dengan proses kamar timbal, proses kontak menggunakan


katalis vanadium pentaoksida (V2O5). Proses yang terjadi sebagai
berikut:

18
S(s) + O2(g) →  SO2(g)
b. SO2 yang terbentuk dioksidasi di udara menjadi belerang
trioksida dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida (V2O5).
Reaksinya berbentuk kesetimbangan:
2 SO2(g) + O2(g) → 2 SO3(g) + 45 kkal
Menurut kesetimbangan di atas, makin rendah suhunya makin
banyak SO3yang dihasilkan. Akan tetapi, pada suhu rendah
reaksi berjalan lambat. Dengan memperhitungkan faktor-faktor
waktu dan hasil, dipilih suhu 400 °C karena hasil yang diperoleh
pada suhu ini kira-kira 98%.
c. Oleh karena gas SO3 agak sukar larut dalam air, maka SO 3
dilarutkan dalam H2SO4 pekat.
SO3 + H2SO4 → H2S2O7 (asam pirosulfat )
d. Asam pirosulfat kemudian disirami air menurut reaksi:
H2S2O7 + H2O → 2 H2SO4
dan didapatlah asam sulfat dalam rasio hasil reaksi yang
mencapai 99,5 %.

Peralatan dalam Proses Pembuatan


Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat, yaitu:

1. Sulfur Melter
Fungsinya sebagai tempat pencairan atau peleburan belerang
dengan bantuan panas steam pada coil.

2. Pompa Sulfur
Fungsinya sebagai pengalir sulfur cair ke furnace. Pompa ini
mempunyai pipa-pipa penyaluran luar bermantel uap, sehingga belerang
tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur belerang adalah
115oC.

19
3. Main Blower
Fungsinya sebagai penyuplai udara untuk proses pembakaran ke
furnace. Main blower yang digunakan adalah tipe turbo fun dengan
kapasitas 117 m3/menit dan tekanan operasi 1800 mmHg.

4. Drying Tower
Fungsinya sebagai unit proses tempat terjadinya pengeringan udara
oleh sirkulasi asam sulfat (minimal 93%) dari DT Pump Tank. Drying
Tower yang dipakai adalah tipe packed column dengan tinggi 8,254 m,
diameter dalam 2,62 m dan diameter luar 2,86 m.

5. DT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang
dari atau ke Absorbing Tower. DT pump tank yang digunakan
mempunyai tinggi 1,8 m, diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3 m dan
kapasitas 8,8 m3/menit.

6. AT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang
dari atau ke absorbing tower dan juga sebagai tangki produksi, yaitu
pengenceran (hidrasi) dengan air. AT Pump Tank yang digunakan
mempunyai tinggi 1,8 m,  diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3m, dan
kapasitas 8,8 m3/menit.

7. Furnace
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya proses pembakaran
belerang cair dengan udara menjadi gas SO2. Furnace yang dipakai
berbentuk silinder mendatar dengan panjang 7,02 m, diameter  luar 2,04
m dan diameter ruang bakar 1,65 m.

20
8. Boiler
Fungsinya sebagai tempat memproduksi steam. Boiler yang
digunakan berbentuk silinder mendatar dengan dapur dan pipa-pipa api
(fire tube). Boiler ini mempunyai panjang 4,6 m dan tekanan operasi 4
kg/cm2.

9. Absorbing tower
Fungsinya sebagai unit proses terjadinya proses penyerapan gas
SO3 oleh sirkulasi asam sulfat (98,3%-99%) Absorbing Tower yang
digunakan adalah tipe packed column dengan tinggi 8,875 m, diameter
dalam 2,62 m dan diameter luar 2,86 m.

10. AT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat
dari AT Pump Tank ke Absorbing Tower. AT Pump yang digunakan
mempunyai kecepatan putar 1450 Rpm dan kapasitas 1,2 m3/menit.

11. DT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari DT
Pump Tank ke Drying Tower. DT Pump yang digunakan mempunyai
kapasitas 1,2 m3/menit.

12. Plug Valve


Fungsinya sebagai pengatur aliran gas dari furnace dan boiler.

13. Heat exchanger (on gas filter)


Fungsinya sebagai alat untuk mendinginkan aliran gas dari furnace
dan boiler yang akan masuk ke converter. Heat exchanger yang
digunakan adalah tipe shell and tube dengan jumlah tube 109 buah dan
panjang tube 2,47 m. Heat exchanger mempunyai tinggi 3 m dan
diameter 1,40 m.

21
14. Gas filter
Fungsinya sebagai alat penyaring untuk aliran gas yang akan
masuk ke converter. Gas filter mempunyai tinggi 1,53 m dan diameter
3,448 m.

15. Converter
Fungsinya sebagai unit proses berlangsungnya proses perubahan
gas SO2 menjadi gas SO3 dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida.
Converter yang digunakan mempunyai jumlah bed 4 buah, tinggi 8,5 m,
diameter dalam 2,76 m dan diameter luar 3,002 m.

16. 1st and 2nd Heat exchanger


Fungsinya sebagai tempat mendinginkan aliran gas yang keluar
dari converter khususnya dari bed I dan bed II. Tipe yang digunakan
adalah tipe shell and tube.

17. SO3 Cooler


Fungsinya sebagai tempat pendingin aliran gas SO3 yang akan
masuk ke Absorbing Tower. Cooler yang dipakai adalah tipe shell and
tube dengan tinggi 1,78 m.

18. Distributor
Fungsinya sebagai alat untuk menyebarkan aliran asam sulfat di
dalam absorbing tower dan drying tower.

19. Cooling tower


Fungsinya sebagai tempat pendingin air yang keluar dari acid
cooler.

20. Cooling water pump

22
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi pendingin
dari cooling water pit ke acid cooler.

21. Plate Heat exchanger (acid cooler)


Fungsinya sebagai unit mendinginkan sirkulasi asam sulfat dari
AT/DT Pump Tank ke AT/DT. Plate heat exchanger (acid cooler) yang
digunakan adalah tipe plate dengan tekanan operasi 5 kg/cm2.

Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses


kamar timbal, maka kebanyakan dari perancangan pabrik asam
sulfat memilih Proses Kontak dengan pertimbangan :
a. Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.
b. Biaya produksi lebih murah.

23
c. Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.
d. Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan
konsentrasi asam.
2.5 pengolahan limbah H2SO4
a. Pengolahan limbah gas
Dilakukan dengan pemasangan alat filter yang berfungsi untuk
menyaring partikel gas asam yang mungkin terbawa gas buangan akibat
proses absorbsi kurang sempurna.

b. Pengolahan limbah cair


Menggunakan system netralisasi dan sedimentasi dengan bahan
pembuatan batu kapur, soda ash atau soda kaustik (NaOH).

c. Pengolahan limbah padat


Limbah padat diolah dengan cara mengumpulkannya pada suatu
tempat penampungan dan secara periodic limbah padat tersebut diangkat
oleh dinas kebersihan.

d.Pengolahan limbah yang berupa debu dan kebisingan


Mengadakan penghijauan di sekeliling pabrik, mengisolir sumber
bising dengan tembok, memasang alat penghisap debu, dan mewajibkan
karyawan memakai masker dan ear protector.

2.6 kegunaan H2SO4


Penggunaan Asam Sulfat sering digunakan dalam industri pupuk
buatan, khususnya Ammonium Sulfat dengan super fosfat[7]. Dalam skala
besar juga digunakan dalam pembuatan pigmen, khususnya barium sulfat
dan titanium dioksida. Pembuatan detergen, bahan pewarna, obat-obatan
serta plastik[6]. Asam sulfat juga digunakan untuk memisahkan
hidrokarbon, untuk menghilangkan lapisan film zat asam dari besi atau
baja sebelum proses pelapisan, pengecatan, mengisi aki atau baterai, dan

24
pembuatan sutera sintetik. Kegunaan asam sulfat dalam industri sebagai
berikut :
1. Asam sulfat digunakan pada proses pembuatan deterjen
2. Asam sulfat juga digunakan sebagai larutan elektrolit pada pembuatan
baterai untuk industri otomotif.
3. Industri pembuatan asam nitrat atau HNO3 juga menggunakan asam
kuat yang satu ini.
4. Pada proses penyulingan minyak bumi, asam sulfat digunakan dalam
proses penghilangan zat-zat pengotor dari minyak bumi.
5. Proses pembuatan pupuk superfosfat dan amonium sulfat juga
menggunakan asam sulfat sebagai bahan bakunya.
6. Asam sulfat digunakan sebagai salah satu reaktan pada proses
pembuatan bahann peledak, nitrogliserin.
7. Proses pembuatan rayon juga menggunakan asam sulfat. Serat selulosa
kayu setelah dicampur dengan tetra amine copper (II) direaksikan dengan
asam sulfat untuk menghasilkan serat rayon.
8. Asam kuat yang satu ini juga dipergunakan sebagai bahan pembuat
bahan perekat atau lem.
9. Untuk meregenerasi kation resin – pada unit pembuatan air bebas
mineral – selain biasa menggunakan asam klorida juga dapat digunakan
asam sulfat (5).

2.7 Bahaya H2SO4 terhadap kesehatan


Organ Sasaran Kulit, Mata, Pernafasan, Pencernaan.
2.7.1 Rute Paparan
Paparan Jangka Pendek
 Terhirup
Kontak dengan uap atau kabut dari larutan terkonsentrasi dapat
menyebabkan batuk, perasaan terbakar di tenggorokan, perasaan tersedak,
peradangan dan ulserasi dari mukosa hidung, tenggorokan dan laring.

25
Menghirup kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi yang parah pada
saluran pernapasan, ditandai dengan batuk, tersedak, atau napas pendek.
 Kontak dengan Kulit
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi yang serius dan dalam
beberapa kasus luka bakar yang parah. Luka bakar pada wajah dapat
menyebabkan luka serius dan membuat cacat/tanda. Sering kontak dengan
asam yang relatif encer (cair atau kabut) dapat menyebabkan dermatitis.
Peradangan pada kulit dapat ditandai dengan gatal, bersisik, kemerahan
atau terkadang melepuh.
 Kontak dengan Mata
Kontak dengan mata dapat menyebabkan luka korosif mulai dari
penurunan ketajaman visual sampai kehilangan penglihatan permanen
tergantung pada asam yang terpapar, konsentrasi dan tingkat paparan.
Peradangan pada mata dapat ditandai dengan kemerahan, berair dan gatal-
gatal.
 Tertelan
Bila tertelan dapat menyebabkan muntah, disfagia, drooling
(mengiler/keluar air liur), ketidaknyamanan orofaringeal dan nyeri perut.
Komplikasi akut termasuk aspirasi pneumonia, luka bakar pada epiglottis
dan pita suara, obstruksi laring, perforasi lambung dengan mediastinum
atau peritoneal abses, dan sepsis. Setelah terlihat kemajuan kemungkinan 3
dalam 2 sampai 3 hari pasien mengalami nyeri mendadak di perut atau
dada dan shock, hal ini menunjukkan perforasi lambung. Pada kasus
tertelan asam yang parah, risiko tertinggi pada perforasi dalam 72 jam
pertama, namun perforasi lambat dapat terjadi sampai sekitar 2 minggu
setelah mengkonsumsi.

Paparan Jangka panjang


 Terhirup
Dalam kasus yang lebih parah dapat terjadi spasme (kekejangan) pada
laring, epistaksis, gingivitis dan gastritis. Inhalasi yang parah dapat
menyebabkan pneumonitis kimia dengan edema paru, yang

26
memungkinkan terjadi saat onset tertunda. Jumlah paparan yang tinggi
dapat mengakibatkan kematian.
 Kontak dengan Kulit
Kontak yang sering bahkan dengan asam yang relatif encer (cairan atau
kabut) dapat mengakibatkan dermatitis.
 Kontak dengan Mata
Dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen tergantung pada
asam yang terpapar, konsentrasi dan tingkat paparan.
 Tertelan
Obstruksi pilorus adalah efek jangka panjang yang paling umum terjadi.

BAB III
PENUTUP

27
3.1 Kesimpulan
Asam sulfat merupakan senyawa asam kuat, bersifat korosif terhadap
logam, oksidator kuat, juga merupakan zat dehidrator karena bersifat Higroskopis.
Senyawa ini mempunyai banyak kegunaan antara lain sangat diperlukan dalam
berhagai reaksi kimia dan dalam beberapa proses pembuatan, proses baja,
memproses bijih besi dan bijih mineral, sintesa kimia, pemrosesan air limbah dan
penapisan minyak serta sebagai penunjang dalam pupuk, bahan kimia, logam.
Reaksi hidrasi asam sulfat merupakan reaksi endoterm yang kuat. Jika air
ditambahkan asam sulfat maka air itu akan mendidih dan akan menjadi bertambah
asam. Hal ini diakibatkan perbedaan isi pada keduanya. Air kurang pada
berbanding asam untuk terapung di atas asam. Reaksi ini boleh dianggap sebagai
Pembentukan Ion Hidronim, seperti reaksi di bawah ini :
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4
Disebabkan Asam Sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan
asam pengering yang baik dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-
buah kering. Apabila SO3 ditambah dengan asam sulfat maka akan membentuk
H2S2O7. Ini dikenal sebagai asam sulfat fuming/oleum/jarangjarang sekali
disebut asam nhordausen. Di atmosfir zat ini termasuk salah satu bahan kimia
yang menyebabkan hujan asam. Asam sulfat dipercaya pertama kali ditemukan di
Iran oleh al .-razi pada abad ke-9.

3.2 Saran
Asam sulfat juga merupakan zat kunci dalam industri kimia . Ini paling
sering digunakan dalam pembuatan pupuk ,  tetapi juga penting dalam pengolahan
mineral , penyulingan minyak , pengolahan air limbah , dan sintesis kimia . Ini
memiliki berbagai aplikasi akhir termasuk dalam pembersih saluran asam
domestik ,  sebagai elektrolit dalam baterai timbal-asam , dalam mendehidrasi
senyawa, dan dalam berbagai agen pembersih .selalu menggunakan alat pengaman
sesuai dengan prosedur yang ada untuk menghindari kecelakaab labolatorium.
Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap
industri-industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.

28
Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja industri-
industri terutama masalah penanggulangan limbahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Darwanti, Winda. 2012. Pabrik asam sulfat dengan proses double contact
absorber. Jawa Timur : UPN.

29
P.Fatimah, R jurnalia, E.R Noviati, dan R.Zainul. Prinsip dan Dasar- Dasar
Teknik Blended. Padang : A Review Teknik Blended, 2018.

Zainul, R. et all. 2015. Design of Photovoltaic Cell with Copper Oxide electrode
by Using Indoor or Lights. Zainul, R. et all. 353-361, Padang : Research Journal
of Phamrmaceutical Biological and Chemical Science, Vol.

Zainul, R. et all. Design and Modification of Copper Oxide Electrodes for


Improving Convertion Coeffecient Indoors Light (PV-Cell)Photocells. 1-6,
Padang : INAR-xiv, 2016, Vol. 6.

Zainul, R.2016.Determination of The Half-Life and Quantum Yiels of ZnO


Semiconducor Photocatalyst in Humic Acid., Padang : INAR-xiv, 2016,Vol.8: 3-5

Chenier, Philip J. (1987). Survei Kimia Industri . New York: John Wiley &


Sons. hlm. 45–57. ISBN 978-0-471-01077-7 .

Hermann Müller "Asam Sulfat dan Sulfur Trioksida" dalam Ensiklopedia Kimia


Industri Ullmann , Wiley-VCH, Weinheim.2000 

30

Anda mungkin juga menyukai