Asuhan Keperawatan Konsep Dasar Istirahat Tidur
Asuhan Keperawatan Konsep Dasar Istirahat Tidur
Keperawatan Dasar
Nama :
Sonia Nabila
Kelas/Nim : 1B/(P17220194050)
o Istirahat menurut (Narrow, 1967) mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari
siapapun yang membosankan, menyukitkan, dan menjengkelkan dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tennag, rileks tanpa tekanan emosional
dan bebas dari kecemasan.
o Istirahat menurut (Tarwoto,2006) adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah
menururn yang berakibat badan menjadi lebih segar.
o Istirahat menurut (Wong, 2008) merupakan fungsi protektif yang dimiliki semua organisme
memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan jaringan setelah aktivitas.
o Tidur menurut (Potter & Perry,2005) merupakan proses fiosiologis yang bersiklus bergantian
dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan .
o Tidur menurut (Tarwoto,2006) adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatkan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
o Tidur menurut(Guyton,1986)merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai.
Fisiologi tidur merupakan pengatutan kegiatan tidur oleh adnya hubungan mekanisme screable yang
secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun, tidur
merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perofer endokrin kardiovaskuler,
respirasi muskuloskeletal (Robinson, 1993 dalam potter). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi
atau di rekam dengan electromiogram (EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur
pergerakan mata.
Pengatutan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yan secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating
system (RAS) di bagian batang otak atas di yakini memepunyai sel-sel khusus dalam
mempertahankan keaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri dan
sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin misalnya
norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelpasa serum serotnin dari sel-sel spesifikasi
pons dan batang otak tengah yaitu yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya
seseorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori
perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan systemnlimbiks seperti emosi. Seseorang yang mencoba
unuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan
tentang aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.
1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR
Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal ini
dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada kebutuhan tidru
tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu,
sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi
fungsi dan mekanisme tidur.
Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri dan kecemasan. Pada kasus penyakit akibat
digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
Motivasi
Niat seseorang untuk tiur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game atau
hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.
Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau
mempertahankan tidur.
Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti didekat bandara atau ditepi jalan-jalan umum atau di
tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
Obat-obatan
Pengguanaan atau ketergantungan pada penggunaan obat-obat terbtentu seperti golongan
sedative, hipnitika dan streoid.
Makanan dan minuman
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan
konsumsi minuman yang mengandung kafein, gas dll
Aktivitas
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan
kesulitan untuk memulai tidur.
NREM tahap II
1. Periode suara tidur
2. Mulai relaksasi otot
3. Berlangsung 10-20 menit
4. Fungsi tubuh berlangsung lambat
5. Dapat dibangunkan dengan mudah
NREM tahap IV
1. Tidur nyenyak
2. Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
3. Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
4. Sekresi lambung menurun
5. Gerak bola mata cepat
Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur.
Tiga macam insomnia, yaitu : insomnia inisial (initial insomnia) adalah tidak adanya
ketidakmampuan untuk tidur, insomnia intermiten (intermitent insomnia)
merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur karena sering
terbangun, dan insomnia terminal (terminal insomnia) adalah bangun lebih awal
terapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan
fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak.
Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh
depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme.
Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti
samnohebalisme (tidur sambil berjalan).
Narkolepsi
Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk
tidur.
Apnea tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea
maka bisa menjadi masalh. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan
pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot di
belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnea berlangsung selama 10
detik sampai 3 menit.
Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
1) Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada : waktu tidur, jumlah jam
tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, apakah mengalami mimpi
yang mengancam
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar saat bangun,
apa yang terjadi jika kurang tidur
c. Adakah alat bantu tidur : apakah anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan
obat-obatan untuk membantu tidur.
d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi : jenis gangguan tidur, kapan masalah
itu terjadi.
2) Pemeriksaan fisik
a) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat, energi pasien.
b) Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
c) Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakkan, bicara lambat, postur tubuh tidak
stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung,
dan kurang koordinasi.
3) Pemeriksaan diagnostik
a) Elektroencefalogram (EEG)
b) Elektromiogram (EMG)
c) Elektrookulogram (EOG).
Kecemasan
Depresi
COPD atau asma
Kondisi setelah operasi
Nyeri kronik
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi dasar dalam
pasien, karakteristik, dan penyebab kurang menentukan rencana perawatan
tidur
2. Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti 2. Mengatur pola tidur
pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur
pasien
3. Lakkukan mandi air hangat sebelum tidur 3. Meningkatkan tidur
4. Anjurkan makan yang cukup satu jam sebelum 4. Meningkatkan tidur
tidur
5. Berikan susu hangat sebelum tidur 5. Meningkatkan tidur
6. Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, 6. Meningkatkan tidur
dan bantal yan nyaman
7. Bunyi telepon dan alarm dikecilkan 7. Mengurangi gangguan tidur
8. Berikan pengobatan seperti analgetik dan 8. Mengurangi gangguan tidur
sedatif setengah jam sebelum tidur
9. Lakukan masase pada daerah belakang, tutup 9. Mengurangi gangguan tidur
jendela/pintu jika perlu
10 Tingkatkan aktivitas sehari-hari dan kurangi 10. Mengurangi tidur
. aktivitas sebelum tidur
11 Pengetahuan kesehatan : jadwal tidur 11. Meningkatkan pola tidur
. mengurangi stress, cemas, dan latian relaksasi
2.3 EVALUASI
1. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta
klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
DAFTAR PUSAKA
Alimul H, A. A. (2009). pengantar kebutuhan dasar manusia. Aplikasi konsep dan proses
keperawatan (2 ed.). jakarta: salemba medika.
tarwoto, & wartonah. (2011). Kebutuhna dasar manusia dn proses keperawtan (4 ed.). jakarta:
salemba medika.
https://www.academia.edu/7000499/ASKEP_KEBUTUHAN_ISTIRAHAT_dan_TIDUR