Disusun oleh :
Teknik Informatika
2014/2015
i|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 12
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Semua benda di bumi ini terdiri dari banyak partikel. Bahkan debu-pun terdiri
dari partikel-partikel. Semua yang ada di bumi ini dapat ditinjau dengan mekanika
newton. Hukum dasar mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang
berhubungan dengan sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam
formulasi Hukum Newton tentang gerak. Pada bagian ini akan dibahas formulasi hukum
mekanika pada sistem partikel dan benda benda yang terdiri dari partikel yang kontinyu
(benda tegar).
Perbedaan mendasar antara partikel dan benda tegar adalah bahwa suatu partikel
hanya dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) saja, karena secara logika, jika
suatu partikel bergerak rotasi maka partikel itu tidak akan terlihat bergerak rotasi
melainkan akan tetap terlihat bergerak lurus saja. Hal ini dikarenakan partikel tersebut
sangat kecil. Sedangkan benda tegar selain dapat mengalami gerak translasi juga dapat
bergerak rotasi yaitu gerak mengelilingi suatu poros ataupun mengalami gerak
1|Page
BAB II
Sistem Partikel adalah sistem ataupun benda yang terdiri dari banyak partikel
(titik partikel) maupun benda yang terdiri dari partikel-partikel yang dianggap tersebar
secara kontinyu pada benda.
A. Pusat Massa
Pusat massa adalah lokasi rerata dari semua massa yang ada di dalam suatu
sistem. Istilah pusat massa sering dipersamakan dengan istilah pusat gravitasi, namun
demikian mereka secara fisika merupakan konsep yang berbeda. Letak keduanya
memang bertepatan dalam kasus medan gravitasi yang sama, akan tetapi ketika
gravitasinya tidak sama maka pusat gravitasi merujuk pada lokasi rerata dari gaya
gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Hal ini menghasilkan suatu torsi gravitasi,
yang kecil tetapi dapat terukur dan harus diperhitungkan dalam pengoperasian satelit-
satelit buatan.
Posisi pusat massa sebuah sistem banyak partikel didefinisikan sebagai berikut
r 2+…+¿ m r mr
r⃗ pm=m1 r 1 +m2 n n
=∑ i i i ¿.........(1)
m1+m2 +…+ mn M
2|Page
r i adalah posisi partikel ke-i di dalam sistem, dan.
Dengan ⃗ M =∑ mi .........
i
ri = ⃗
⃗ r pm + ⃗
r i di mana ⃗
r i adalah posisi partikel
Menjadi
mi ( r⃗ pm + r⃗ i ) ∑ i mi ⃗r i ....(3)
r⃗ pm=∑ i =⃗r pm +
M M
(2)
mi ( r⃗ pm + r⃗ i ) ∑ i mi ⃗r i ........(4)
r⃗ pm=∑ i =⃗r pm +
M M
∑ mi ⃗r i=0 .......(5)
i
Bila bendanya bersifat kontinyu, maka menjadi fungsi r⃗pusat r dm akanr menjadi
massa ρ ( r ) dv
pm=∫ =∫ ....(6)
M M
integral :
dengan dm adalah elemen massa pada posisir ⃗ i
n n n
∑ m1 x 1 ∑ m1 y 1 ∑ m1 z1 .........(7)
i=1 i=1
x pm= , y pm= , z pm= i=1
M M M
∑ mi v i ........(8)
i
v pm =
M
Gerak pusat massa dapat diperoleh melalui definisi pusat massa. Kecepatan
⃗v pm =
∑ i mi r⃗i .......(9)
M
4|Page
Dari persamaan ini, setelah dikalikan dengan M, diperoleh
Besaran M ⃗v pm yang dapat kita anggap sebagai momentum pusat massa, tidak lain
adalah total momentum sistem (jumlahan seluruh momentum partikel dalam sistem).
d ⃗p i
M ⃗a pm=∑ F i ¿ ........(11)
=¿ ∑ ⃗
i dt i
F i adalah total gaya yang bekerja pada partikel ke-i. Persamaan di atas
dengan ⃗
menunjukkan bahwa gerak pusat massa ditentukan oleh total gaya yang bekerja pada
sistem.
Gaya yang bekerja pada sistem dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, gaya
internal yaitu gaya antar partikel di dalam sistem, dan gaya eksternal yaitu gaya yang
berasal dari luar sistem. Untuk gaya internal, antara sembarang dua partikel dalam
sistem, i dan j misalnya, akan ada gaya pada i oleh j dan sebaliknya (karena aksi-reaksi),
tetapi
F ij + ⃗
⃗ F ji =⃗
F ij− ⃗
F ij =0 .........(12)
Sehingga jumlah total gaya internal pada sistem akan lenyap, dan
M ⃗a pm=∑ ⃗
F ieks= ⃗
F eks .........(13)
i
Jadi gerak pusat massa sistem hanya ditentukan oleh total gaya eksternal yang bekerja
pada sisem. Ketika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada suatu sistem, maka
5|Page
d
∑ ⃗p =0........(14)
dt i i
Vektor posisi dan kecepatan partikel ke- i dalam sistem banyak dapat dinyatakan
sebagai;
dan
Dimana dan masing- masing adalah vektor posisi dan kecepataan partikel ke- i
terhadaap pusat massa. Dari persamaan- persamaan (1), (5), (14) diperoleh
∑ mi ⃗r i=0⃗ ..........(15)
Dan
∑ mi ⃗v i=0 ...........(16)
Persamaan (15) dan (16) menyatakan bahwaa vektor posisi dan kecepatan sistem
L=∑ ⃗r i x mi ⃗v i ........................(17)
⃗
6|Page
Suku pertama ruas kanan persamaan berasal dari gerak pusat massanya, sering disebut
momentum sudut orbital atau lintasan, dan suku keduanya berasal dari gerak partikel-
partikel penyusun terhadap pusat massanya, sering disebut momentum sudut spin.
Apabila ada torsi ( moment gaya) eksternal yang bekerja pada sistem makaa berlaku
persamaan,
L˙ ...............(19)
τ eks=∑ ⃗τ i= ⃗
Yang berarti pula jika resultan torsi eksternal nol, maka momentum sudutnya kekal,
1
K=∑ K i=∑ m i ( ⃗v j . ⃗vi ) .................(20)
2
Dengan persamaan (13) (14) (16) tenaga kinetik sistem dirumuskan menjadi,
1 1
K= M v pm + ∑ m i v ipm ................(21)
2 2
Atau
Merupakan penjumlahan dari tenaga kinetik pusat massa dan tenaga kinetik partikel-
7|Page
D. Impuls dan Momentum
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat
bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan pada
waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang
cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
dp
F=
dt
tf pf
∫ Fdt =∫ dp
ti pi
tf
I =∫ Fdt=∆ P=impuls
ti
Dilihat dari grafik tersebut, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di
bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan,
I =F r ∆ t=∆ p
I ∆p
F r= =
∆t ∆t
8|Page
E. Kekekalan Momentum dalam Tumbukan
V1 V2
m1 m2
v 1' bertumbukan
v 2'
F 12 F 21
m1
m2
Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel
saling memberikan gaya (aksi-reaksi), F12 pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada
tf
∆ p1=∫ F 12 dt=F r 12 ∆ t
ti
Karena F21 = - F12 maka Fr21 = - Fr12 oleh karena itu p1 = - p2
9|Page
∆ P=∆ P1 +∆ P2
“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah
momentum total sistem”.
selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil
dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan.
Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elastik. Sedangkan bila tenaga
kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan
sempurna.
m1 m2 m1 m2
v1 v2 v’1 v’2
1 1 1 1
m1 v12+ m2 v22 = m1v’12 + m2v2’2
2 2 2 2
10 | P a g e
Koefisien restitusi e=1
−( v '❑1 −v ' ❑
2 )
e= ❑
(v 1−v 2 )
m1 V1 > v2 m2 m 1+m 2
v1 v2 v'
m1 v1 + m2 v2 =( m1+ m2 ) v’
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
11 | P a g e
Tumbukan Dua Dimensi
y sesudah
sebelum bertumbukan
m1
v’1
m1
θ1
θ2 x
1 1 1 1
m1 v12 + m2 v22 = m1v’12 + m2v2’2
2 2 2 2
12 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Sistem banyak partikel adalah sistem ataupun benda yang terdiri dari banyak
partikel (titik partikel) maupun benda yang terdiri dari partikel-partikel yang
Posisi pusat massa sebuah sistem banyak partikel didefinisikan sebagai berikut
r 2+…+¿ m r mr
r⃗ pm=m1 r 1 +m2 n n
=∑ i i i ¿
m1+m2 +…+ mn M
L=∑ ⃗r i x mi ⃗v i ,
o ⃗ L=⃗r ipm x M ⃗v pm+ ∑ ⃗r ipm x mi ⃗v ip m
⃗
I ∆p
I =F r ∆ t=∆ p, F r= =
∆t ∆t
DAFTAR PUSTAKA
13 | P a g e