Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi

Resiko jatuh (risk for fall) merupakan diagnose keperawatan berdasarkan North American
Nursing Diagnosa Association (NANDA), yang didefinisikan sebagai peningkatan
kemungkinan terjadi jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik ( Wilkinson, 2005).Jatuh
merupakan kondisi dimana seseorang tidak sengaja tergeletak di lantai, tanah atau tempat
yang lebih rendah, hal tersebut tidak termasuk orang yang sengaja berpindah posisi ketika
tidur (WHO, 2007)

Berdasarkan beberapa pengertian jatuh di atas, dapat di simpulkan bahwa jatuh adalah
kejadian tiba-tiba dan tidak disengajayang mengakibatkan seseorang terbaring atau terduduk
di lantai dengan atau tempat kehilangan kesadaran atau luka. Jatuh merupakan suatu kejadian
yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang
mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo, 2004).

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di
permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan
kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang spesifik yang jenis
dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh
(Stanley, 2006).

Jatuh sering terjadi dan dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsik dalam diri lanjut usia tersebut seperti gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkop dan dizziness,
serta faktor ekstrinstik seperti lantai yang licin dan kurang rata, terantuk bendabenda
yang menghalangi, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan sebagainya.

B.Etiolgi

Penurunan lean body mass (otot, organ ubuh, tulang) disertai perubahan metabolisme


pada lansia akan menimbulkan rasa letih dan lemah karena terjadinya atrofi. Akibatnya,
berkurangnya protein tubuh ini akan menambah lemak tubuh dan terjadi perubahan
metabolisme yang membuat tubuh semakin lemas,” ujarnya.
Jatuh adalah penyebab utama bagi lansia mengalami cedera, hingga perlu dirawat inap
di rumah sakit. Selain itu, kondisi paling fatal dari jatuh yang dialami lansia adalah kematian.
Menurut National Council on Aging (NCOA), satu dari setiap empat orang Amerika yang
berusia 65 tahun ke atas, jatuh setiap tahunnya.

Tidak hanya gampang jatuh, lansia juga rentan terhadap cedera seperti patah pinggul
atau trauma kepala. Memahami mengapa orang yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi,
dapat membantu Anda sebagai keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat
untuk menjaga mereka tetap hidup dengan nyaman.

Berikut di bawah ini adalah beberapa penyebab terjadinya resiko jatuh pada lansia :

1. Menolak aktivitas fisik

Banyak orang dewasa menjadi kurang aktif ketika usia mereka bertambah, sehingga
kondisi ini memperburuk efek fisik penuaan. Lansia yang mulai malas bergerak biasanya
akan menghindari olahraga, bahkan walaupun hanya melakukan latihan ringan. Padahal jika
fisik lansia tidak dilatih secara teratur, dapat mengalami penurunan kekuatan otot,
massa tulang, hingga kehilangan fleksibilitas, keseimbangan dan koordinasi.

2. Berkurangnya ketajaman penglihatan

Penyakit mata yang berkaitan dengan usia dapat menyulitkan kemampuan penglihatan
seperti mendeteksi bahaya jatuh, mewaspadai setiap langkah, menghindari genangan air, dan
berbagai risiko lainnya. Bahkan, jika seorang lansia berada dalam kondisi fisik yang prima,
gagal melihat rintangan atau perubahan di permukaan tanah, dapat menyebabkan kejatuhan
yang buruk.

Untuk menghindari terjadinya berbagai risiko ini, jangan ragu untuk memakai
kacamata agar daya penglihatan tetap terbantu. Jika Anda menolak untuk mengikuti
rekomendasi dokter untuk perawatan mata, bukan tak mungkin fungsi mata akan terus
menurun dari waktu ke waktu.

3. Efek obat-obatan

Berbagai macam obat dapat meningkatkan risiko seorang lansia terjatuh. Efek
samping seperti mengantuk, pusing, dan tekanan darah rendah, semuanya dapat
menyebabkan kecelakaan. Obat penenang, antidepresan, antipsikotik, opioid, dan beberapa
jenis obat kardiovaskular adalah penyebab yang paling sering.

Diperkirakan, lebih dari 40 persen lansia mengonsumsi setidaknya lima obat per
minggu. Hal inilah yang kemudian meningkatkan risiko terjatuh akibat interaksi obat. Perlu
diingat bahwa obat dan suplemen yang dijual bebas juga memiliki efek samping yang kuat
dan sinergis.

4. Penyakit kronis

Penyakit seperti Parkinson, Alzheimer, dan artritis menyebabkan kelemahan


ekstremitas, kekuatan cengkeraman yang buruk, gangguan keseimbangan, dan gangguan
kognitif. Kesehatan fisik yang buruk dapat meningkatkan risiko awal seseorang untuk jatuh
dan meminimalkan kemampuan mereka dalam merespons dan memulihkan dirinya dari
bahaya, seperti tersandung atau terpeleset. Kerusakan saraf juga dapat menyebabkan mati
rasa di bagian kaki, sehingga sangat sulit bagi mereka untuk merasakan bahaya di lingkungan
dan berkeliling dengan aman dan leluasa.

Dengan mengetahui empat faktor lansia mudah jatuh seperti yang dijabarkan di atas,
maka Anda dapat mengawal kehidupan orang tua, kakek, nenek, atau kerabat terdekat yang
sudah lansia agar dapat hidup lebih nyaman dan tidak mudah jatuh. Tak lupa, ini juga
sekaligus menjadi persiapan bagi Anda untuk terus meningkatkan kesehatan tubuh seiring
usia yang terus bertambah.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22948/F.BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/111/jtptunimus-gdl-ariastikai-5515-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai