Anda di halaman 1dari 10

Eritroderma et causa Psoriasis Vulgaris

Nurelly N. Waspodo, Heruni Amalia


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran UMI/ RS. Ibnu Sina Makassar

ABSTRAK
Eritroderma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan adanya
eritema lebih dari 90%, dan biasanya disertai dengan skuama. Salah satu kausa
yang paling sering dari eritroderma adalah disebabkan oleh psoriasis. Eritroderma
dapat membahayakan jiwa di mana kulit kehilangan fungsi proteksinya.
Perawatan di rumah sakit biasanya dilakukan untuk mengantisipasi beberapa
komplikasi sistemik yang dapat terjadi. Dilaporkan satu kasus eritroderma yang
disebabkan oleh perluasan penyakit psoriasis vulgaris lalu diterapi dengan
kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid topikal ditambah emolient, serta
antibiotik sistemik yang kemudian memberikan perbaikan klinis.
Kata kunci : Eritroderma, psoriasis vulgaris, kortikosteroid sistemik, terapi topikal

PENDAHULUAN atopi dan dermatitis seboroik, bisa juga


Eritroderma adalah suatu disebabkan oleh alergi obat, serta
inflamasi kulit yang meliputi hampir keganasan, 37% eritroderma
atau seluruh permukaan tubuh yang disebabkan oleh psoriasis. Beberapa
ditandai dengan eritema dan atau penyakit tersebut berpotensi
skuama (lebih dari 90 % luas mengancam jiwa dan eritroderma itu
permukaan tubuh).(1-3) Eritroderma sendiri dapat menimbulkan komplikasi
disebut juga exfoliative dermatitis, yang serius antara lain gangguan
walaupun bentuk eksfoliatif pada keseimbangan elektrolit,
eritroderma ini skuamanya ringan.(2,4-6) hipoproteinemia, dehidrasi, sepsis dan
Penyebab eritroderma dapat berupa ketidakseimbangan suhu.(1,7,8)
penyakit kulit yang telah ada Eritroderma merupakan kasus
sebelumnya seperti psoriasis, dermatitis yang jarang, namun bisa menyebabkan

1
kondisi sistemik yang berat yang dapat Pada eritroderma psoriatik
mengancam kehidupan. Pada sebagian didapatkan gambaran dari psoriasis,
besar kasus, laki-laki lebih banyak dan telah dilaporkan terjadi
dibanding wanita dengan perbandingan peningkatan serum IgE pada proses ini,
2:1 dan umur rata-rata 40-60 tahun.(9-11) proses psoriasis tetap aktif, dengan
Eritroderma dapat disebabkan oleh peningkatan proliferasi dan kehilangan
penyakit kulit dan penyakit sistemik. keratinosit yang sudah matur. Hal ini,
Dari 18 penelitian yang telah karena produksi keratin yang abnormal
dipublikasikan, diperoleh hasil yaitu dan keratin ini dibentuk karena
penyakit kulit yang diderita memegang kehilangan ikatan dan penggantian
peranan kira-kira 52% dari kasus lapisan yang sangat cepat.(5) Psoriasis
eritroderma (rata-rata 27%-68%), merupakan penyakit kulit inflamasi
dengan persentase penyebab yang bersifat kronis residif, ditandai
eritroderma antara lain psoriasis (23%), dengan adanya makula eritematous
dermatitis spongiotik (20%), reaksi dengan skuama tebal transparan atau
hipersensitivitas obat (15%) dan putih keabuan dengan ukuran yang
cutaneus T-cell lymphoma (CTCL) atau bervariasi. Penyebab psoriasis sampai
Sindroma Sezary (5%).(1,2,6,10,11) saat ini masih belum diketahui,
Patogenesis eritroderma sampai diperkirakan terdapat beberapa faktor
saat ini masih belum jelas. Namun yang menjadi pemicu terjadinya
diketahui adanya interaksi dari sitokin- psoriasis, antara lain faktor genetik,
sitokin dan adanya adhesi molekul lingkungan, infeksi, immunologi dan
selular, termasuk interleukin-1,-2 dan- faktor psikologis. Faktor utama yang
8, inte rcellular adhesion molecule-1 menunjang terjadinya psoriasis adalah
(ICAM-1) dan tumor necrosis factor hiperplasia sel epidermis. Pada
(TNF). Interaksi inilah yang psoriasis terjadi percepatan proliferasi
menyebabkan peningkatan turnover sel-sel epidermis, serta sel germinatum
epidermal sehingga mengakibatkan lebih cepat dibanding sel-sel pada kulit
terjadinya peningkatan aktivitas mitosis normal. Pergantian epidermis hanya
dan jumlah sel-sel germinativum pada terjadi dalam waktu 3-4 hari sedangkan
kulit.(4,12)

2
turn over time epidermis normal adalah tangan yang kemudian meluas hingga
28-56 hari.(13-15) ke seluruh tubuh, yang lama kelamaan
Dengan mengesampingkan diikuti dengan kulit yang terkelupas di
penyakit dasar, eritroderma dapat mana pertama munculnya pada daerah
menjadi kasus medik yang serius dan leher lalu ke seluruh tubuh. Sebelum
membahayakan pasien, dan muncul keluhan, pasien berobat ke
membutuhkan perawatan rumah sakit, dokter penyakit dalam dengan keluhan
penanganan awal berupa pemberian batuk lalu diberi pengobatan tetapi
nutrisi, koreksi ketidakseimbangan pasien tidak mengetahui nama obatnya.
cairan dan elektrolit, pencegahan Riwayat alergi obat dan makanan
terjadinya hipotermi dan terapi infeksi disangkal oleh pasien. Riwayat
sekunder.(6) Modalitas terapi lini menderita keluhan yang sama
pertama untuk psoriasis adalah topikal sebelumnya disangkal. Riwayat
emolien dan topikal kortikosteroid menderita hipertensi dan diabetes
sedangkan kortikosteroid sistemik melitus disangkal oleh pasien, ada
hanya digunakan pada eritroderma riwayat menderita sakit maag.
psoriasis dan harus diturunkan secara Hasil pemeriksaan fisik
perlahan untuk meminimalkan resiko menunjukkan keadaan umum sakit
terjadinya rebound flare.(1, 6, 7) sedang, kesadaran compos mentis.
Tanda vital menunjukkan tekanan
LAPORAN KASUS darah 110 per 70 mmHg, nadi 96 kali
Seorang wanita usia 51 tahun per menit, frekuensi pernafasan 18 kali
datang ke poli penyakit kulit dan per menit, dan suhu 37,2oC. Status
kelamin RS. Ibnu Sina dengan keluhan dermatologis terdapat pada seluruh
kulit kemerahan dan mengelupas pada tubuh, dengan effloresensi makula
seluruh tubuh yang disertai rasa gatal. eritem dan skuama.
Kelainan ini dialami sejak kurang lebih
2 bulan yang lalu, awalnya pertama
muncul bintik-bintik merah pada

3
(gambar 1) (gambar 2)

(gambar 3)

Ket gambar :(gambar 4) makula eritematosa disertai skuama kasar dan xerosis pada
1,2,3,4 Tampak
tubuh

Pada pemeriksaan laboratorium albumin 1,9 g/dl, creatinin 16,6 mg/dl,


darah rutin di dapatkan hasil dan ureum 270 mg/dl.
hemoglobin 10,2 g/dl, hematokrit Berdasarkan anamnesis dan
31,5%, eritrosit 3,73 ml, trombosit 276 pemeriksaan fisis, pasien ini
ml, leukosit 12,2 ml, limfosit 2,2 ml, didiagnosis banding dengan
monosit 1.0 ml, granulosit 9.0 ml. Dan eritroderma et causa psoriasis,
pada pemeriksan kimia darah hasilnya eritroderma et causa drug eruption.
berupa GDS 76 mg/dl, LDL 21 mg/dl, Untuk menegakkan diagnosis
HDL 24 mg/dl, kolesterol 104 mg/dl, dilakukan pemeriksaan histopatologi
trigliserida 99 mg/dl, SGOT 62 u/l, kulit.

4
(gambar 5) (gambar 6)
Ket. Gambar 5 dan 6 : epidermis dengan hiperplasia psoriasiform, parakeratosis
spongiosis, hiperkeratosis, dan abses Monroe. Suprapapilary plate menipis

Hasil pemeriksaan histopatologi dua kali sehari pagi dan malam. Selain
menunjukkan epidermis dengan itu diberikan terapi topikal berupa krim
hiperplasia psoriasiform, parakeratosis, mometasone pada wajah dioleskan pagi
spongiosis, dan pada bagian permukaan dan sore hari, desoximethason 30 gr
tampak abses Monroe. Suprapapillary ditambahkan lanolin 30% dalam
plate menipis dan pada dermis vaselin 100 gr yang dioleskan setengah
superfisial tampak pembuluh darah badan bagian atas pada pagi hari dan
melebar berisi eritrosit, yang setengah badan bagian bawah pada
kesimpulannya menyokong suatu sore hari.
psoriasis vulgaris (gambar 5, 6). Berdasarkan pemeriksaan
Berdasarkan anamnesis, laboratorium maka pasien di konsul ke
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan bagian penyakit dalam, dan didiagnosa
histopatologis sehingga ditegakkan dengan Acute Kidney Injury (AKI)
diagnosis dengan eritroderma et causa renal, lalu diterapi dengan pemberian
psoriasis vulgaris. cairan infus NaCl 0,9% 12 tetes per
Pasien dianjurkan untuk rawat menit, injeksi ceftriaxon intravena 1 gr
inap. Terapi yang diberikan yaitu per 24 jam, injeksi furosemid intravena
injeksi intravena dexamethason 10 mg / 40 mg per 12 jam, injeksi intravena
12 jam per hari, injeksi intravena ondansentron 8 mg per 12 jam,
ranitidin 50 mg / 12 jam per hari, amilodipin 5 mg diminum pada malam
injeksi intravena gentamisin 80 mg / 12 hari, ambroxol 30 mg diminum tiap
jam, mebhydrolin napadisilat 50 mg

5
tiga kali sehari, kalsium fosfat 10 gr mulai membaik, kemerahan pada kulit
diminum tiap tiga kali sehari. masih tampak namun sudah berkurang,
Pada perawatan hari ke-6, kulit gatal sudah mulai berkurang.
yang terkelupas pada tubuh sudah

(gambar 6) (gambar 7)

(gambar 8) (gambar 9)
Ket. gambar 6,7,8,9 : Tampak kemerahan dan skuama pada tubuh sudah berkurang

DISKUSI yaitu terdapatnya eritem dan skuama di


Diagnosis eritroderma pada seluruh tubuh atau hampir seluruh
kasus ini ditegakkan berdasarkan tubuh(1,2,4,6,11,15). Eritroderma dapat
anamnesis, pemeriksaan fisis dan disebabkan oleh perluasan penyakit
pemeriksaan penunjang. Dari kulit dan penyakit sistemik.
anamnesis dan pemeriksaan fisis Eritroderma akibat perluasan penyakit
didapatkan kulit yang eritem dan kulit paling sering disebabkan oleh
skuama pada hampir seluruh tubuh, di karena psoriasis dan dermatitis
mana sesuai dengan kepustakaan yang seboroik.(1,3,6,9) Pada kasus ini
ada tentang gejala suatu eritroderma

6
eritroderma disebabkan oleh psoriasis menipis, terdapat 1-2 netrofil pada
vulgaris. daerah parakeratosis, pembuluh darah
Eritroderma merupakan papila dermis melebar berisi eritrosit
penyakit yang relatif banyak terjadi di dan terdapat sebukan radang limfositik
negara-negara tropis. Insiden perivaskuler. Hal ini sesuai untuk
eritroderma lebih sering terjadi pada gambaran eritroderma yang disebabkan
pria dibandingkan wanita, dengan oleh perluasan penyakit psoriasis
perbandingan 2:1 dan usia rata-rata vulgaris.(8, 9)
bervariasi mulai dari 41-61 tahun. Penatalaksanaan utama dari
Beberapa peneliti juga menuliskan eritroderma, apapun penyebabnya,
eritroderma dapat ditemukan pada adalah koreksi caian dan elektrolit.
pasien hingga umur 80 tahun.(1,6,10-12) Diet protein juga diperlukan sebagai
Pasien kasus ini pasien seorang pengganti nutrisi yang hilang.
perempuan berumur 51 tahun. Perawatan kulit lokal secara lembut,
Menurut Henseler dan termasuk pemakaian oatmeal baths dan
Christopers, terdapat dua bentuk wet dressing untuk lesi krusta, emolien
psoriasis yaitu tipe I dengan onset dan kortikosteroid perlu diberikan.
sebelum usia 40 tahun dan Terapi simtomatik termasuk
berhubungan dengan human leucocyte antihistamin sedatif untuk pruritusnya.
antigen (HLA); dan tipe II dengan Antibiotik sistemik diperlukan untuk
onset usia setelah 40 tahun dan sedikit pasien dengan infeksi sekunder
kaitannya dengan HLA.(1,2) Pasien sistemik. Pasien tanpa adanya infeksi
berumur 51 tahun dan tidak ada riwayat sekunder dapat juga memerlukan terapi
penyakit yang sama dalam keluarga. antibiotik sistemik seperti adanya
Dari hasil pemeriksaan kolonisasi bakteri yang dapat
penunjang yang dilakukan berupa menyebabkan eksaserbasi dari
biopsi kulit menunjukkan bahwa eritroderma.(1,2,4,8,15,16) Sesuai
gambaran epidermis dengan hiperplasia kepustakaan, maka pasien diterapi
psoriasiform, spongiosis, dengan antibiotik sistemik intravena,
hiperkeratosis, parakeratosis, antihistamin loratadin, kortikosteroid
hipogranulosis, suprapapilary plate topikal, emolien yaitu lanolin dan

7
vaselin yang berfungsi untuk menahan kombinasi desoksimetason 30 gr krim,
penguapan air dari kulit.(1,2,4,16) lanolin 30% dan vaselin 100 gr, dibuat
Pada kasus ini, pasien diterapi dalam bentuk ointment.
dengan injeksi intravena dexamethason Desoksimetason merupakan
10 mg per 12 jam per hari selama kortikosteroid topikal potensi kuat,
sepuluh hari yang kemudian diturunkan yang memiliki sifat lipofilik,
secara perlahan sesuai dengan berpenetrasi ke kulit melalui difusi
perkembangan lesi, bercak kemerahan pasif, memiliki kemampuan sebagai
dan skuama juga berkurang demikian anti inflamasi, imunosupresif,
pula dengan rasa gatal. Di literatur lain antimitotik dan vasokonstriktor.(7, 10)
disebutkan kortikosteroid oral Prognosis eritroderma sangat
sebaiknya dihindari, namun kadang- bergantung pada penyebabnya.
kadang pada prakteknya kortikosteroid Pencegahan eritroderma dapat
sistemik ini merupakan satu-satunya dilakukan dengan menghindari
terapi yang dapat membantu untuk pemberian obat yang dapat
menangani eritroderma yang bisa mengakibatkan eritroderma. Catatan
menyebabkan komplikasi metabolik di medis alergi harus diketahui dari
mana obat-obat lain tidak efektif atau pasien, serta penghentian steroid
dikontraindikasikan. Bentuk psoriasis sistemik pada pasien psoriasis dan
berat juga dapat diberikan mencegah rebound-flare.(1)
kortikosteroid sistemik jangka Setelah adanya perbaikan lesi,
pendek.(17) Pada berbagai kepustakaan, sebaiknya pada pasien diberikan
dikatakan bahwa pemberian pengertian tentang penyakit dasar dari
kortikosteroid sistemik memberikan eritroderma yang diderita tersebut.(18)
penyembuhan lesi psoriasis yang cepat, Pada pasien seharusnya diberi
namun dapat juga menjadikan lesi pengertian bahwa psoriasis merupakan
psoriasis menjadi flare atau berubah penyakit kronis yang bersifat genetik,
menjadi psoriasis pustulosa jika dan tidak menjanjikan bisa sembuh
pemakaiannya mendadak dihentikan.(7) sempurna dari psoriasis dan sebaiknya
Pada pasien ini juga diberikan menghindarkan diri dari segala
pengobatan topikal yaitu dengan pencetus psoriasis. (1,4,9,15)

8
6. Pal S, Haroon TS. Erythroderma :
DAFTAR PUSTAKA a clinico-etiologic study of 90
cases. Int J Dermatol.
1. Grant-kels JM, Fedeles F, Rothe 1998;37:104-7.
MJ. Exfoliative dermatitis. In: 7. Fujimura T, Okuyama R,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest Nakagawa S, Terui T, Aiba S.
BA, Paller AS, Leffell. DJ, Wolff Generalized mucinosis in a patient
K, et al., editors. Fitzpatrick's with erythroderma. Dermatology.
dermatology in general medicine. 2006;212:366-9.
8th ed. New York: Mc Graw Hill 8. Kanthraj GR, Srinivas CR, Devi
2012. p. 401-14. PU, Ganasoundari A, Shenoi SD,
2. Berth-Jones J. Erythroderma. In: Deshmukh RP, et al. Quantitative
Burns T, Breathnach S, Cox N, estimation and recommendations
Griffiths C, editors. Rook's for supplementation of protein lost
textbook of dermatology. 8 ed. through scalling in exfoliative
Oxford: Wiley-Blackwell; 2010. p. dermatitis. Int J Dermatol.
23.46-23.50. 1999;38: 91-5.
3. Zattra E, Fortina AB, Peserico A, 9. Khaled A, Sellami A, Fazaa B,
Alaibac M. Erythrodema in the era Kharfi M, Zeglaoui F, Kamoun M.
of biological therapies. Eur J Acquired erythroderma in adults: a
Dermatol. 2012;22(2):167-71. clinical and prognostic study. J
4. Karakayli G, Beckham G, Orengo Euro Dermatol. 2010;24:781-8
I, Rosen T. Exfoliative Dermatitis. 10. Akhyani M, Ghodsi ZS, Toosi S,
Am Fam Physician. 1999;59:625- Dabbaghian H. Erythroderma: a
30. clinical study of 97 cases. BMC
5. Yan K, Liu C, Xu Z, Liu Z, Wang Dermatol. 2005;5(5):1-5.
K, Jiang Y, et al. Renal cell 11. Rym BM, Mourad M, Bechir Z,
carcinoma presenting as Dalenda E, Faika C, Iadh AM, et
exfoliative dermatitis al. Erythroderma in adults: a report
(erythroderma) - a case report. Clin of 80 cases. Int J Dermatol.
Nephrol. 2013;80:63-6. 2005;44:731-5.

9
12. Salami TAT, Oziegbe O, Omeife penatalaksanaan psoriasis. Jakarta:
H. Exfoliative drmatitis: patterns FK UI; 2003. p. 32-52.
of clinical presentation in a 18. Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV.
tropical rural and suburban Psoriasis. In: Hunter JAA, Savin
dermatology practice in Nigeria. JA, Dahl MV, editors. Clinical
Int J Dermatol. 2012;51:1086-9. dermatology. Australia: Blackwell
13. Li LF, Sujan SA, Yang H, Wang Science; 2002. p. 48-62.
WH. Serum immunoglobulins in
psoriatic erytroderma. Clin
Dermatol. 2005;30:125-7.
14. Teran-Escalera CN, Balderrama C.
A severe case of erythrodermic
psoriasis associated with advanced
nail and joint manifestations: a
case report. BMC Dermatol.
2010;4:1-3.
15. James WD, Berger TG, Elston
DM. Psoriasis. In: James WD,
Berger TG, Elston DM, editors.
Andrews diseases of the skin
clinical dermatology. 10 ed.
Pennsylvania: Saunders Elsevier;
2006. p. 193-202.
16. Bruno TF, Grewal P.
Erythroderma: A dermatologic
emergency. CJEM.
2009;11(3):244-6.
17. FW BE. Psoriasis :
Penatalaksanaan. In: T A, S SA, D
D, editors. Metode diagnostik dan

10

Anda mungkin juga menyukai