Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan berperan penting, karena saat ini banyak terjadinya
perubahan gaya hidup di dalam masyarakat, seperti kebiasaan makan berlebihan,
terlalu banyak aktivitas, banyak merokok, dan kurang istirahat. Pola dan gaya
hidup tersebut menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah banyak
menyerang kesehatan manusia terutama pada penduduk usia yang lebih dari 40
tahun, salah satunya timbul hipertensi (Agrina dkk., 2011).
Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman adalah
gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif,
yang salah satunya adalah hipertensi. Menurut Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) hipertensi
ditandai dengan tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya.
Hipertensi pada awalnya dikenal sebagai penyakit yang hanya menyerang
lansia, namun sekarang menurut Gofir (2002) hipertensi dapat muncul pada usia
antara 25 sampai 55 tahun (digolongkan dalam hipertensi essensial atau
hipertensi primer). Kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi di
Indonesia masih sangat rendah hal ini terbukti dengan kebiasaan masyarakat
yang lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi
lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam. Gaya hidup yang kurang
sehat ini memicu munculnya penyakit hipertensi (Martuti, 2009). Seluruh
penderita hipertensi, ternyata sekitar 95% kasus tidak dapat ditentukan
penyebabnya (Gofir, 2002).
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer),
karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul,

1
gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya
terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika
tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya
stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Gunawan,
2001).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kemenkes RI, menunjukkan prevalensi hipertensi nasional
sebesar 31,7% (Riskesdas, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi
dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah
seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola
makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain.
Faktor-faktor predisposisi yang berkaitan dengan peningkatan tekanan
darah adalah merokok, kelebihan berat badan, konsumsi garam dan lemak,
alkohol, tingkat stres, dan rendahnya aktivitas fisik. Seseorang lebih dari satu
pak rokok sehari menjadi 2 kali rentan terkena hipertensi dari pada mereka yang
tidak merokok. Semakin tinggi BMI dan kolesterol total, semakin tinggi
prevalensi hipertensi. Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Jika asupan garam antara 5-15
gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Tekanan darah
meninggi dengan konsumsi minuman beralkohol >3x/hari (Gunawan, 2001).
Peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara
lain: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, diet dan gaya hidup
(Martuti, 2009). Bagi penderita tekanan darah tinggi, sangat penting sekali untuk
membuat perubahan gaya hidup yang positif dengan pola makan yang baik dan
aktivitas yang cukup (Sigarlaki, 2006).
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi tertinggi terjadi di Bangka Belitung (30,%)
dan yang terendah di Papua (16,8%). Sementara itu, data Survei Indikator

2
Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan peningkatan
prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4%. (IB)
Data organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) pada 2015 yang dilansir di
laman Kementerian Kesehatan RI menunjukkan sekitar 1,13 orang di dunia
menderita hipertensi. Data itu mengartikan bahwa saat ini, 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis menderita hipertensi. Dan WHO menginformasikan salah
satu penyebab utamanya adalah karena hanya 36,8% penderita hipertensi di
dunia yang minum obat.
Selain itu Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur
45-54 tahun (11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status
ekonominya, proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah
(27,2%) dan menengah (25,9%).
Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5
(lima) pada semua umur.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu
milyar orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi Hipertensi
akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang
dewasa di seluruh dunia terkena Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan
kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di
Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita Hipertensi sehingga dapat
menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.
Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta merupakan salah satu dusun yang menjadi sasaran untuk dilakukan
intervensi penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi. Penyuluhan dilakukan
karena Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang berisiko tinggi terjadi hipertensi.
Maka, untuk membantu warga Dusun Gadingan dalam mengenali
hipertensi, maka Kepala RT Dusun Gadingan Rt 08/Rww 03, Banyuraden,

3
Gamping, Sleman, Yogyakarta mengadakan kerjasama dengan kelompok kami
untuk memperdayakan warga mengenai hipertensi melalui penyuluhan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan cara penatalaksanaan hipertensi pada masyarakat di
Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a) Menjelaskan pengertian hipertensi pada warga Dusun Gadingan Rt 08 /
Rw 03
b) Menjelaskan penyebab hipertensi pada warga Dusun Gadingan Rt 08 /
Rw 03
c) Menjelaskan cara pencegahan hipertensi pada warga Dusun Gadingan Rt
08 / Rw 03
d) Menjelaskan diet hipertensi pada warga Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03
e) Menjelaskan komplikasi hipertensi pada warga Dusun Gadingan Rt 08 /
Rw 03

C. Manfaat
1. Bagi warga Dusun Gadingan, penyuluhan diharapkan dapat memberikan
gambaran pengetahuan tentang hipertensi, memantau hipertensi, mengontrol
hipertensi, dan upaya untuk mencegah komplikasi penyakit akibat hipertensi.
2. Bagi pelaksana kegiatan yaitu kader kesehatan, diharapkan dapat menambah
pengalaman secara langsung dan dapat dijadikan salah satu pedoman dalam
kegiatan selanjutnya.
3.

BAB II

KAJIAN TEORI

4
A. Dasar Pemikiran
Pembekalan dan pengembangan religiusitas, kecakapan, keterampilan,
kepekaan dan kecintaan mahasiswa terhadp pemuliaan umat manusia pada
umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya yang dilaksanakan di
pendidikan perguruan tinggi terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 dinyatakan : “Perguruan
Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat”. Pada pasal 24 ayat 2 disebutkan : “ perguruan tinggi memiliki
otonomi untuk mengelolah sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan
pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat”.
Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan
dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar
kelak para lulusan perguruan tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu
pengetahuan, memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan
penelitian, dan bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia
pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam pasal 24 ayat 2 adalah suatu
kegiatan yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan
metode pemberian pengalaman belajar dan berkerja kepada mahasiswa dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat
merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi, yang
dilaksanakan diluar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan
tertentu.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
(Sustrani, 2006).

5
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World
Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90
mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin
(Marliani, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008).
Menurut Sutanto (2009), penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan
menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas
pembuluh darah terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, dan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua.
Yang pertama hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Yang kedua
hipertensi sekunder, disebabkan kelainan ginjal dan kelainan kelenjar tiroid.
Yang banyak terjadi adalah hipertensi primer, sekitar 92-94% dari kasus
hipertensi. Dengan kata lain, sebagian besar hipertensi tidak dapat dipastikan
penyebabnya (Marliani, 2007).

B. Tema Kegiatan
Penyuluhan mengenai hipertensi

6
C. Bentuk/Jenis Kegiatan
Penyuluhan yang dilakukan di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw01, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Yogyakarta dilakukan dengan tiga strategi dan bentuk
pemberdayaan masyarakat yang dipandang cukup efektif dan efisien diterapkan
dan dikembangkan dalam penyuluhan Ibu-Ibu Dusun Gadingan dalam
penyuluhan mengenai hipertensi, diantaranya :
1. Penguatan kelompok masyarakat
Pendekatan kelompok adalah strategi pemerdayaan masyarakat yang
dipandang masih relevan untuk masyarakat di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw
03, Banyuraden, Sleman, Yogyakarta, sebab masyarakat desa yang
kebanyakan secara ekonomi, sosial budaya, dan politik dalam posisi yang
relatif lemah akan sulit memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
sendiri. Potensi- potensi yang mereka miliki secara individu meskipun kecil
akan dapat menjadi potensi yang amat berarti manakala diakumulasikan
menjadi kekuatan kelompok dan upaya pemerdayaan akan menjadi terlalu
luas dan tidak efektif jika dilakukan secara individual. Karena itu penguatan
adalah strategi yang paling efektif dan efisien dalam upaya pemberdayaan
potensi dan kemampuan masyarakat. Dengan pengutan kelompok ini pula
diharapkan masyarakat yang lemah akan mempunyai posisi yang kuat dan
seimbang yang harus berhubungan dengan kelompok atau anggota
masyarakat yang lebih kuat.
Penguatan kelompok juga akan menumbuhkan rasa solidaritas yang
tinggi diantara anggota masyarakat. Melalui pendekatan kelompok juga akan
dapat kebersamaan dan tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang mereka hadapi, apalagi dalam kegiatan
pengelolaan sumber daya alam dan pemukiman desa yang memerlukan
keterlibatan masyarakat secara keseluruhan. Kepentingan yang menjadi
sasarannya juga merupakan kepentingan masyarakat bukan merupakan

7
kepentingan orang per individiual. Pendekatan ini bukan berarti menuntut
adanya pembentukan kelompok baru dalam masyarakat, tetapi akan lebih
efektif jika memanfaatkan secara maksimal kelompok-kelompok yang telah
ada dan berfungsi di masyarakat. Seperti kelompok kader posyandu dan
kelompok arisan ibu-ibu.

2. Pendampingan
Strategi pendampingan merupakan satrategi yang lazim dipakai dalam
program-program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Hal ini
didasari atas pemikiran bahwa masyarakat terutama masyarakat desa, secara
umum berada dalam kondisi yang lemah, baik secara ekonomi, sosial budaya,
maupun politik. Kondisi yang demikian itu sering kali menjadi salah satu
kendala yang cukup serius bagi pelaksanaan program-program dan kegiatan
pembangunan yang seharusnya melibatkan pihak masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif. Pendampingan adalah salah satu solusi yang
diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut. Melalui pendampingan
diharapkan akandapat memberikan pembelajaran dan kesadaran kepada
masyarakat untukmengenali dirinya sendiri, menggali potensi dan
kemampuan yang mereka miliki, mengidentifikasi berbagai kendala dan
kelemahan yang menjadi penghambat, serta merumuskan rencana dan
alternative pemecahan masalah yang perlu mereka ambil. Pendampingan
harus dapat menempatkan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai usaha
berencana untuk memungkinkan partisipasi individual dalam memecahkan
berbagai masalah komunitas secara demokratis melalui pelatihan dan
pendidikan pembangunan, yang merupakan proses pendidikan bertindak,
dimana masyarakat disiapkan untuk mewujudkan tujuan komunitasnya secara
demokratis. Sehingga akan lebih berperan sebagai agen untuk membentuk
pengalaman belajar bagi masyarakat ketimbang hanya sebagai penggerak
sasaran program.

8
Strategi pendampingan merupakan pilihan strategi yang harus disertai
batasan waktu tertentu. Artinya, bahwa pendampingan kepada masyarakat
tidak bisa dilakukan secaraterus menerus sepanjang masa, tetapi dalam jangka
waktu tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan ketersediaan sarana
pendukung dan perkiraan kemampuan masyarakat untuk mandiri.
Pendampingan memang tidak dimaksudkan untuk menciptakan
ketergantungan, tetapi justru diharapkan dapat mempercepat proses
kemandirian masyarakat. Karena itu pola dan strategi pendampingan yang
dirancang harus mampu menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam
jangka waktu tertentu disamping mendukung secara langsung proses
pencapaian tujuan kegiatan.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


Pada prinsipnya proses pemberdayaan masyarakat merupakan proses
pengembangan sumber daya manusia dari berbagai aspek secara
komprehensif dan integratif. Karena itu pengembangan sumber daya manusia
merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya insani masyarakat baik yang berkaitan dengan
pengetahuan, sikap, keterampilan, maupun kinerja mereka. Hal ini merupakan
suatu keharusan dalam setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat, sebab pada
hakekatnya kegiatan pemberdayaan dilakukan untuk masyarakat. Strategi
pengembangan sumberdaya manusia ini merupakan strategi yang mengarah
pada penciptaan kondisi agar di kemudian hari masyarakat bisa membangun
dirinya sendiri secara mandiri.
Pengembangan sumber daya manusia memang merupakan investasi
sosial berjangka panjang yang membutuhkan kesabaran. Apalagi yang
menjadi sasarannya adalah masyarakat pedesaan dengan seperangkat
kekurangan dan kelebihannya. Pada prinsipnya strategi pengembangan
sumber daya manusia merupakan strategi yang mempunyai sentuhan secara

9
langsung dengan upaya pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan
masyarakat itu pada hakekatnya adalah upaya pengembangan sumber daya
manusia. Namun secara lebih khusus strategi pengembangan sumber daya
manusia ini lebih dititik beratkan pada pengembangan sumber daya insani
masyarakat, baik yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, keterampilan,
maupun kinerja mereka. Implementasi strategi pengembangan sumber daya
manusia ini dapat diwujudkan melalui :
a. Identifikasi individu ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang
mempunyai kemampuan dan keterampilan.
b. Pemberian pendidikan dan penyuluhan mengenai masalah yang ada
disekitarnya, terutama masalah kesehatan.
c. Pengiriman kader-kader kesehatan masyarakat untuk mengikuti
penyuluhan.

D. Target (Indikator Keberhasilan)


a. Input
Input meliputi sumber daya manusia, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang
mendukung kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi
a. Pendataan ibu-ibu di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Yogyakarta khususnya yang bersedia, berani, dan
mampu untuk menjadi kader-kader dalam penyuluhan mengenai
hipertensi di dalam lingkungan masyarakat sehingga mampu
memberikan pengaruh positif kepada masyarakat.
b. Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok penyuluhan mengenai
hipertensi yang didata atau dilibatkan adalah 10% dari total jumlah ibu-
ibu yang ada di Dusun Gadingan Rt 08/ Rw 03, Banyuraden, Gamping,
Sleman.
c. Kondisi tempat (Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping,
Sleman) dan sarana prasaranan berupa tikar, leaflet, poster, dan konsumsi
akan disiapkan sebelum kegiatan dimulai.

10
b. Proses
Proses meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi
penyuluhan yang dilaksanakan, jumlah ibu-ibu yang terlibat, serta proses
penyuluhan.
a. Pemberian penyuluhan kepada ibu-ibu yang tergabung dalam penyuluhan
mengenai hipertensi di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Yogyakarta dilakukan selama 1 hari dengan
membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit.
b. Kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai hipertensi yang dilakukan
di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman,
Yogyakarta dapat berjalan lancar dan sesuai dengan rencana awal.
c. Jumlah kehadiran ibu-ibu yang tergabung dalam penyuluhan mengenai
hipertensi di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping,
Sleman, Yogyakarta adalah 90% dari total ibu-ibu yang tergabung dalam
penyuluhan mengenai hipertensi.
d. Peserta penyuluhan menyimak dan mengikuti penyuluhan mengenai
hipertensi dengan tenang, kooperatif, dan aktif bertanya jika ada hal yang
dirasa kurang jelas.
e. Peserta yang mengikuti penyuluhan mengenai hipertensi dari awal
kegiatan dimulai hingga berakhir, tanpa ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan sebelum kegiatan berakhir.

c. Output
Output meliputi jumlah ibu-ibu yang telah meningkatkan pengetahuan dan
perilaku tentang kesehatan.
a. Dari jumlah ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan mengenai hipertensi,
90% dapat memahami dan mampu menjelaskan mengenai materi yang
telah disampaikan kepada masyarakat lainnya yang ada di Dusun
Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

11
b. Ibu-ibu mampu memberikan pengetahuan yang didapat saat penyuluhan
serta dapat menggerakan masyarakat lainnya untuk memantau dan
mengontrol hipertensi sehingga memberikan pengaruh positis kepada
masyarakat di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping,
Sleman, Yogyakarta.

d. Outcome
Outcome dari pemberdayaan penyuluhan mengenai hipertensi mempunyai
kontribusi dalam menurunkan angka kesakitan dari hipertensi dan angka
kematian akibat komplikasi dari hipertensi.
a. Masyarakat mulai menyadari tentang hipertensi dan mulai menerapkan
perilaku hidup sehat sebagai upaya kesehatan mandiri untuk mencegah,
memantau, dan mengontrol hipertensi.
b. Angka kesakitan akibat hipertensi yang diderita masyarakat di Dusun
Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta
dapat berkurang.
c. Angka kematian akibat komplikasi dari hipertensi di Dusun Gadingan Rt
08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta berkurang atau
tidak ada.

E. Panitia Pelaksana
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA
PROGRAM PENYULUHAN MENGENAI HIPERTENSI

12
DI DUSUN GADINGAN RT 08 / Rw 03, BANYURADEN, GAMPING,
SLEMAN, YOGYAKARTA
TAHUN 2018

Ketua Pelaksana : Bayu Adi Nugroho

Sekretaris : Rizka Cindy Arina Putri

Bendahara : Yuliana Fajarsari

Divisi Acara : Bayu Adi Nugroho

Divisi Administrasi dan Kesekretariatan : Rizka Cindy Arina Putri

Divisi Perlengkap an dan Dokumentasi : Yuliana Fajarsari

Divisi Transportasi dan Akomodasi : Bayu Adi Nugroho

Devisi Konsumsi : Rizka Cindy Arina Putri

Yuliana Fajarsari

F. Anggaran biaya/Dana
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
PROGRAM PENYULUHAN MENGENAI HIPERTENSI
DI DUSUN GADINGAN RT 08 / Rw 03, BANYURADEN, GAMPING,
SLEMAN , YOGYAKARTA

NO RINCIAN PEMBIAYAAN JUMLAH RINCIAN DANA


1. Administrasi dan
Kesekretariatan
a. Print Proposal 2 rangkap @7000 Rp14.000
b. Print Leaflet 10 lembar @3.000 Rp30.000
c. Print Poster 3 lembar @3.000 Rp9.000

13
d. Print Absensi Peserta 2 lembar @200 Rp400
e. Fotokopi leaflet 10 lembar @200 Rp2000
f. Print Lembar Quisioner 8 lembar @200 Rp1600
2. Konsumsi
a. Snack 10 kardus @50.000 Rp50.000
b. Air mineral 10 gelas @1000 Rp10.000
TOTAL Rp117.000

G. Susunan Kegiatan

No. Materi dan Waktu Kegiatan


1. Pembukaan (5 menit) 1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengucapkan terimakasih atas waktu yang
telah diberikan
4. Menjelaskan tujuan kegiatan
5. Menyampaikan kontrak waktu
6. Memberikan sedikit gambaran mengenai
informasi yang akan disampaikan pada
kegiatan kali ini.
2. Proses (30 menit) 1. Penyampaian materi
2. Menjelaskan pengertian hipertensi
3. Menjelaskan etiologi/penyebab hipertensi
4. Menjelaskan jenis hipertensi
5. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
6. Menjelaskan gejala hipertensi
7. Menjelaskan komplikasi hipertensi
8. Menjelaskan pencegahan hipertensi

14
9. Menjelaskan makanan yang diperbolehkan
untuk dikonsumsi
10. Menjelaskan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi
11. Melakukan evaluasi
12. Menyampaikan kesimpulan materi
3. Penutup (10 menit) 1. Penyuluh mengucapkan terimakasih atas
segala perhatian dan partisipasinya
2. Mengucapkan salam penutup

H. Harapan
Setelah diadakan penyuluhan mengenai hipertensi, ibu-ibu di Dusun Gadingan
Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai pengertian hipertensi, cara mengontrol hipertensi, cara
mencegah komplikasi dari hipertensi, dan makanan apa saja yang boleh
dikonsumsi oleh penderita hipertensi. Apabila, masyarakat sudah memahami
dengan baik mengenai hipertensi maka diharapkan akan timbul kesadaran
masyarakat untuk melakukan pola hidup yang sehat agar tidak terkena
hipertensi.
Kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi ini diharapkan dapat menjadi sarana
mendekatkan masyarakat untuk upaya kesehatan mandiri dalam mengontrol
angka penderita hipertensi sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian gambaran berpikir dan uraian penjelasan mengenai program penyuluhan


mengenai hipertensi ini kami sampaikan. Setelah diadakan penyuluhan mengenai
hipertensi, ibu-ibu di Dusun Gadingan Rt 08 / Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman
diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian hipertensi


2. Menjelaskan penyebab hipertensi
3. Menjelaskan cara pencegahan hipertensi pada warga
4. Menjelaskan diet hipertensi pada
5. Menjelaskan komplikasi hipertensi

16
Dari penyuluhan yang dilakukan di Dusun Gadingan Rt 08/ Rw 03, Banyuraden,
Gamping, Sleman, Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan cara penatalaksanaan
mengenai hipertensi secara lebih baik lagi.

Semoga berbagai pihak khususnya warga masyarakat di Dusun Gadingan Rt 08 /


Rw 03, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta dapat mendukung program
penyuluhan tersebut. Untuk tindak lanjut kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan
proposal khusus untuk setiap program yang sudah ditentukan.

B. Saran

Bagi masyarakat khususnya penderita hipertensi agar dapat memeriksakan tekanan


darah secara rutin agar dapat mengantisipasi bil terjadi hipertensi terutama bagi yang
berusia lanjut.

Cara yang paling baik dalam menghindari hipertensi adalah dengan mengubah ke
arah gaya hidup sehat, pengaturan pola makan yang baik, dan aktifitas fisik yang cukup.
Mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolestrol dan lemak jenuh,
meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok.

17

Anda mungkin juga menyukai