Anda di halaman 1dari 12

BAB V

PERCOBAAN TRIAXIAL ( TRI TEST )


PADA KONDISI “UNCONSOLIDATED-UNDRAINED”
TANPA PEMBACAAN TEKANAN PORI

V.1 DASAR TEORI


Triaxial adalah salah satu metode pengujian yang bertujuan untuk
mencari engineering properties tanah yang terdiri dari parameter c
(kohesi) dan ϕ (sudut geser dalam).
Dalam pelaksanaan nya, Triaxial sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu :
 Triaxial Unconsolidated-Undrained (UU)

 Triaxial Consolidated-Undrained (CU)

 TriaxialConsolidated-Drained (CD)

Pada Triaxial CU dan CD yang mengacu pada standar pengujian


ASTM D4767 dan ASTM D7181, sampel uji yang digunakan harus
melalui tiga tahap pengujian yaitu :
 Tahap Penjenuhan (Saturation Stage)

 Tahap Konsolidasi (Consolidation Stage), dan

 Tahap Penggeseran (Shear Stage)

Perbedaan CU dan CD itu sendiri terletak pada kondisi penggeseran


nya, yaitu geser Undrained pada CU dan geser Drained pada CD.
Kemudian untuk Triaxial UU yang mengacu pada standar pengujian
ASTM D2850, sampel uji yang digunakan hanya melalui tahap
penggeseran saja (Shear Stage) pada kondisi Undrained tanpa melalui
tahap konsolidasi (Consolidation Stage), sehingga diberi nama
Unconsolidated Undrained.

V-50
V-51

V.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN


Maksud percobaan adalah untuk menentukan parameter geser tanah
dengan alat triaxial pada kondisi “unconsolidated-undrained” tanpa
pengukuran tekanan pori.

V.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Sel triaxial dengan dinding transparan dan perlengkapannya.
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel
dengan ketelitian 0,1 atau 0,05 – 7,5 mm/menit.
3. Alat kompresi untuk menekan benda secara axial, dengan kecepatan
yang dapat diatur antara 0,05 –7,5 mm/menit.
4. Arloji ukur untuk mengukur pemendekan axial benda uji.
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat peregang
membran dan gelang karet pengikat.
6. Cetakan tanah, gergaji, alat bubut tanah, dan sebagainya.
7. Alat-alat pemeriksa kadar air tanah.

V.4 PERSIAPAN PERCOBAAN


Benda uji yang perlu disediakan sekurang-kurangnya 3 buah. Benda
uji berupa silinder tanah dengan perbandingan antara tinggi diameter
antara 2:1 dan 3:1. Diameter minimum benda uji adalah 3,3 cm.
Apabila diameter benda uji < 7,10 cm, butir tanah terbesar yang
diijinkan ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter benda uji, sedang
bila diameter benda uji > 7,10 cm butir tanah terbesar yang diijinkan
adalah 1/6 diameter benda uji. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan
sebelum percobaan, yaitu :
1. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli dari tabung
contoh yang diameternya sudah sesuai dengan benda uji yang
diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan
alat pengeluar contoh masuk tabung cetak belah. Potong benda uji rata
bagian atas dan bawahnya. Bila perlu permukaan yang tidak rata
ditimbal. Kemudian keluarkan dari tabung cetak.

V-51
V-52

2. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang
dinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau dengan
gergaji kawat, atau dibubut hingga didapat ukuran yang diinginkan.
3. Bila contoh tanah pada buatan, maka dapat berupa:
a. Contoh tanah yang rusak (gagal dalam persiapan/pelaksanaan
percobaan) dapat dibentuk kembali dengan memasukkan ke
dalam kantong plastik/karet, remas dengan jari sampai rata
seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara dalam pori tanah.
Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan sehingga
kepadatannya sama dengan asli.
b. Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan
contoh tanah dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang
diinginkan. Pemadatan dapat dilaksanakan dengan menumbuk
tanah pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar dengan
alat pengeluar contoh masuk tabung contoh atau dapat pula
dengan dipotong dan dibubut. Pemadatan dapat pula dilaksanakan
langsung pada cetakan belah.
c. Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijenuh sebelum percobaan.
Bila demikian catat dan cantumkan pada laporan.
4. Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter dan tinggi dari benda uji.
Juga timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.

V-52
V-53

V.5 PELAKSANAAN PERCOBAAN


1. Taruh benda uji diatas tutup bawah benda uji (specimencap),
kemudian letakkan tutup atas di atas benda uji. Pada percobaan
“unconsolidated-undrained’ gunakan tutup-tutup yang tidak
berlubang.
2. Gunakan peregang membran (divaccum), selubungkan membran
pada benda uji. Matikan pompa vakum, kemudian selubungkan
membran pada tutup atas maupun bawah dengan gelang karet
pengikat. Untuk menjamin rapat air dapat dioleskan pelumas pekat
(silicon grease) pada tepi tutup benda uji.
3. Pasanglah benda uji yang sudah dibungkus membran pada tumpuan
dasar sel triaxial. Aturlah agar kedudukannya benar-benar sentries.
Pasang dinding sel triaxial dan dibuat bebas terhadap benda uji.
Aturlah arloji ukur cincin beban pada pembacaan nol.
4. Isilah sel triaxial dengan air dan berikan takanan air ini (tekanan sel)
sampai harga yang diinginkan.
5. Jalankan/atur dengan pemutar tangan agar piston beban hampir
(belum) menempel benda uji. Baca dan catat arloji ukur cincin
beban, yang akan mengukur gaya akibat tekanan ke atas oleh air sel
dalam piston, berat piston dan gesekan, yang dipakai sebagai koreksi
pada pembacaan selanjutnya.
6. Atur lagi sehingga piston beban mulai menempel benda uji.
7. Atur arloji cincin beban, sehingga dengan diperhitungkan koreksi
tersebut tadi arloji membaca nol.
8. Atur arloji regangan/pemendekan benda uji pada pembacaan nol.
9. Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0,5 – 2 %/menit. Baca dan
catat pembacaan arloji ukur cincin beban dan arloji ukur
pemendekan benda uji pada kedudukan-kedudukan pemendekan
0,1%; 0,2%; 0,3; 0,4; 0,5; kemudian pada 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5%;
3,0% dan setelah itu pemendekan 10% (jika tanah belum pecah dapat
dibaca setiap 2 %). Lanjutkan pembacaan ini sampai pemendekan
15% (meski tanah sudah pecah) atau jika tanah belum pecah

V-53
V-54

lanjutkan pembacaan sampai pemendekan 20%. Pembacaan yang


lebih kerap dapat/perlu dilakukan pada saat tanah mendekati pecah.
10. Selama pembebanan amati selalu manometer tekanan sel, dan aturlah
selalu agar tekanan hampir konstan, terkecuali bila memang
digunakan alat dengan tekanan konstan.
11. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air
dalam sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
12. Bukalah membran karet dan catat/buat skets bentuk pecahnya tanah.
13. Timbang dan catat berat benda uji.
14. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji.

Catatan:
Untuk mereduksi pengaruh gesekkan dan adhesi terhadap pengembangan
mendatar antara benda uji dengan tutup dasar dan tutup atas dapat digunakan dua
lapis lembaran karet bulat, yang diolesi dengan pelumas pekat (silicon grease)
antara kedua karet dan antara karet dengan tutup bawah/atas. Karet ini dipasang di
atas maupun dibawah benda uji. Diameter karet dibuat sama dengan tutup
bawah/atas dan tebalnya minimum 0,13 mm dan maksimum 0,80 mm.

V-54
V-55

V.6 PERHITUNGAN DAN HASIL PERCOBAAN


TEST TRIAXIAL TAK BERKONSOLIDASI – TAK BERDRAINASE
PROYEK : PRAKTIKUM MEKTAN II DIAMETER : 3,49 cm
LOKASI : LAB.MEKANIKA TANAH TINGGI (Ho) : 6,74 cm
TANGGAL : 29 MARET 2019 LUAS : 9,570 cm2
KALIBRASI : 0,0013152 kN/div
Tabel V.1 Perhitungan Trixial
Tekanan Sel σ = 0.5 σ = 1.0 σ = 2.0
B. Tanah Basah 102,43 103,05 103,63
B. Tanah Kering 60,34 61,51 62,22

A= Pemb. T. Pemb. T. Pemb. T.


ΔL ε= Dial B. A= Deviaktor Dial B. A= Deviaktor Dial B. A= Deviaktor
ΔL/Lo Piston Ao/1-ε Piston Ao/1-ε Piston Ao/1-ε
(X10-
3 (KN) Δσ = P/A (KN) Δσ = P/A (KN) Δσ = P/A
)
0 0 - - - - - - - - - - - -
25 3,8462 5 0,007 9,653 0,5180 4 0,005 9,653 0,4144 6 0,008 9,653 0,6215
50 7,6923 7 0,009 9,691 0,7223 10 0,013 9,691 1,0319 9 0,012 9,691 0,9287
75 11,5385 8 0,011 9,729 0,8223 12 0,016 9,729 1,2335 11 0,014 9,729 1,1307
100 15,3846 9 0,012 9,767 0,9215 15 0,020 9,767 1,5359 13 0,017 9,767 1,3311
125 19,2308 9 0,012 9,805 0,9179 16 0,021 9,805 1,6319 15 0,020 9,805 1,5299
150 23,0769 10 0,013 9,843 1,0159 16 0,021 9,843 1,6255 16 0,021 9,843 1,6255
175 26,9231 11 0,014 9,882 1,1131 20 0,026 9,882 2,0238 17 0,022 9,882 1,7202
200 30,7692 12 0,016 9,922 1,2095 21 0,028 9,922 2,1166 19 0,025 9,922 1,9150
225 34,6154 12 0,016 9,961 1,2047 22 0,029 9,961 2,2086 21 0,028 9,961 2,1082
250 38,4615 13 0,017 10,001 1,2999 23 0,030 10,001 2,2998 22 0,029 10,001 2,1998
275 42,3077 14 0,018 10,041 1,3943 23 0,030 10,041 2,2906 23 0,030 10,041 2,2906

V-55
V-56

Lanjutan Perhitungan Trixial


Lanjutan Perhitungan Trixial
300 46,1538 15 0,020 10,082 1,4879 24 0,032 10,082 2,3806 24 0,032 10,082 2,3806
325 50,0000 15 0,020 10,122 1,4819 25 0,033 10,122 2,4698 25 0,033 10,122 2,4698
350 53,8462 16 0,021 10,164 1,5743 25 0,033 10,164 2,4598 26 0,034 10,164 2,5582
375 57,6923 17 0,022 10,205 1,6659 26 0,034 10,205 2,5478 27 0,036 10,205 2,6458
400 61,5385 17 0,022358 10,247 1,6591 26 0,034195 10,247 2,5374 28 0,037 10,247 2,7326
425 65,3846 18 0,023674 10,289 1,7494 26 0,034195 10,289 2,5270 29 0,038 10,289 2,8185
450 69,2308 18 0,023674 10,332 1,7422 30 0,039 10,332 2,9037
475 73,0769 18 0,023674 10,374 1,7350 30 0,039 10,374 2,8917
500 76,9231 31 0,041 10,418 2,9757
525 80,7692 32 0,042 10,461 3,0589
550 84,6154 32 0,042 10,505 3,0461
575 88,4615 32 0,042 10,549 3,0333

V-56
V-57

Grafik V.1 Grafik Regangan vs Tegangan Deviator

Grafik Regangan Vs Tegangan Deviator


3.500

3.000

2.500
Tegangan Deviator

2.000 σ = 0.5
σ = 1.0
1.500 σ = 2.0

1.000

0.500

0.000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Regangan

Tabel V.2 Perhitungan Nilai X dan Y


σ3 P/A σ1 X Y
(kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
0,5 1,7350 2,2350 1,3675 0,8675
1 2,5270 3,5270 2,2635 1,2635
2 3,0333 5,0333 3,5167 1,5167

 Beban 0,5 kg
1. Perhitungan σ1
σ1 = P/A + σ3
= 1,7350 + 0,5
= 2,2350 kg/cm2
V-58

2. Perhitungan x
σ 1+ σ 3
X =
2
2,2350+0,5
=
2
= 1,3675 kg/cm2

3. Perhitungan y
σ 1−σ 3
Y =
2
2,2350−0,5
=
2
= 0,8675 kg/cm2

 Beban 1 kg
1. Perhitungan σ1
σ1 = P/A + σ3
= 2,5270 + 1
= 3,5270 kg/cm2

2. Perhitungan x
σ 1+ σ 3
X =
2
3,5270+1
=
2
= 2,2635 kg/cm2

3. Perhitungan y
σ 1−σ 3
Y =
2
3,5270−1
=
2
= 1,2635 kg/cm2
V-59

 Beban 2 kg
1. Perhitungan σ1
σ1 = P/A + σ3
= 3,0333+ 2
= 5,0333 kg/cm2
V-60

2. Perhitungan x
σ 1+ σ 3
X =
2
5,0333+ 2
=
2
= 3,5167 kg/cm2

3. Perhitungan y
σ 1−σ 3
Y =
2
5,0333−2
=
2
= 1,5167 kg/cm2

Grafik V.2 Diagram Mohr


Berdasarkan lingkaran Mohr, maka didapatkan nilai :
Kohesi (C) = 0,8151 kg/cm2
Sudut Geser (θ ) = 12°
V-61

V.7 KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada diagram Mohr garis singgung persekutuan disebut garis
selubung.
2. Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertikal (sumbu tegang
geser) merupakan nilai kohesi semu (C) dan garis sudut selubung
dengan sumbu mendatar adalah sudut dalam (θ).
3. Dari diagram mohr di dapat nilai C = 0,8151 kg/cm2 dan nilai sudut
geser tanah sampel θ = 12°

V.8 SARAN
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan Triaxial, penguji telah
benar-benar memahami prosedur pratikum dengan baik. Apabila
masih ada hal yang tidak dipahami, segera tanyakan kepada
pembimbing pratikum dan mintalah pengawasan dari pembimbing
ketika melaksanakan pratikum. Hal ini mencegah adanya kerusakan
alat akibat kesalahan prosedur.
2. Saat melaksanakan pratikum, sebaiknya saling membagi tugas dan
bekerja sama dengan baik. Tiap penguji harus benar-benar
mengetahui tugasnya, sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat
mengakibatkan pengulangan percobaan maupun kerusakan alat.
3. Setelah selesai melaksanakan pratikum, bersihkan dan kembalikan
peralatan yang telah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai