TriaxialConsolidated-Drained (CD)
V-50
V-51
V-51
V-52
2. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang
dinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau dengan
gergaji kawat, atau dibubut hingga didapat ukuran yang diinginkan.
3. Bila contoh tanah pada buatan, maka dapat berupa:
a. Contoh tanah yang rusak (gagal dalam persiapan/pelaksanaan
percobaan) dapat dibentuk kembali dengan memasukkan ke
dalam kantong plastik/karet, remas dengan jari sampai rata
seluruhnya. Hindarkan bertambahnya udara dalam pori tanah.
Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan sehingga
kepadatannya sama dengan asli.
b. Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan
contoh tanah dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang
diinginkan. Pemadatan dapat dilaksanakan dengan menumbuk
tanah pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar dengan
alat pengeluar contoh masuk tabung contoh atau dapat pula
dengan dipotong dan dibubut. Pemadatan dapat pula dilaksanakan
langsung pada cetakan belah.
c. Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijenuh sebelum percobaan.
Bila demikian catat dan cantumkan pada laporan.
4. Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter dan tinggi dari benda uji.
Juga timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.
V-52
V-53
V-53
V-54
Catatan:
Untuk mereduksi pengaruh gesekkan dan adhesi terhadap pengembangan
mendatar antara benda uji dengan tutup dasar dan tutup atas dapat digunakan dua
lapis lembaran karet bulat, yang diolesi dengan pelumas pekat (silicon grease)
antara kedua karet dan antara karet dengan tutup bawah/atas. Karet ini dipasang di
atas maupun dibawah benda uji. Diameter karet dibuat sama dengan tutup
bawah/atas dan tebalnya minimum 0,13 mm dan maksimum 0,80 mm.
V-54
V-55
V-55
V-56
V-56
V-57
3.000
2.500
Tegangan Deviator
2.000 σ = 0.5
σ = 1.0
1.500 σ = 2.0
1.000
0.500
0.000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Regangan
Beban 0,5 kg
1. Perhitungan σ1
σ1 = P/A + σ3
= 1,7350 + 0,5
= 2,2350 kg/cm2
V-58
2. Perhitungan x
σ 1+ σ 3
X =
2
2,2350+0,5
=
2
= 1,3675 kg/cm2
3. Perhitungan y
σ 1−σ 3
Y =
2
2,2350−0,5
=
2
= 0,8675 kg/cm2
Beban 1 kg
1. Perhitungan σ1
σ1 = P/A + σ3
= 2,5270 + 1
= 3,5270 kg/cm2
2. Perhitungan x
σ 1+ σ 3
X =
2
3,5270+1
=
2
= 2,2635 kg/cm2
3. Perhitungan y
σ 1−σ 3
Y =
2
3,5270−1
=
2
= 1,2635 kg/cm2
V-59
Beban 2 kg
1. Perhitungan σ1
σ1 = P/A + σ3
= 3,0333+ 2
= 5,0333 kg/cm2
V-60
2. Perhitungan x
σ 1+ σ 3
X =
2
5,0333+ 2
=
2
= 3,5167 kg/cm2
3. Perhitungan y
σ 1−σ 3
Y =
2
5,0333−2
=
2
= 1,5167 kg/cm2
V.7 KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada diagram Mohr garis singgung persekutuan disebut garis
selubung.
2. Perpotongan garis selubung dengan sumbu vertikal (sumbu tegang
geser) merupakan nilai kohesi semu (C) dan garis sudut selubung
dengan sumbu mendatar adalah sudut dalam (θ).
3. Dari diagram mohr di dapat nilai C = 0,8151 kg/cm2 dan nilai sudut
geser tanah sampel θ = 12°
V.8 SARAN
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan Triaxial, penguji telah
benar-benar memahami prosedur pratikum dengan baik. Apabila
masih ada hal yang tidak dipahami, segera tanyakan kepada
pembimbing pratikum dan mintalah pengawasan dari pembimbing
ketika melaksanakan pratikum. Hal ini mencegah adanya kerusakan
alat akibat kesalahan prosedur.
2. Saat melaksanakan pratikum, sebaiknya saling membagi tugas dan
bekerja sama dengan baik. Tiap penguji harus benar-benar
mengetahui tugasnya, sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat
mengakibatkan pengulangan percobaan maupun kerusakan alat.
3. Setelah selesai melaksanakan pratikum, bersihkan dan kembalikan
peralatan yang telah digunakan.