Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan

oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh

lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut.

Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental (stressor

psikososial) sehingga bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan

dalam kehidupan dan berusaha beradaptasi untuk menanggulanginya

(Sunaryo, 2004).

Ketegangan jiwa yang berkepanjangan akibat stress dapat

menyebabkan kerusakan psikis maupun badan. Seberapa jauh tingkat

kerusakannya, tergantung pada tingkat stressor (penyebab stress) serta daya

tahan mental secara individual. Daya tahan ini dipengaruhi oleh pola makan,

tingkat kegiatan fisik, pengaruh orangtua atau aspek keturunan, serta jenis

kepribadian seseorang (Diwanta, 2009)

Stress berakibat pada penyakit fisik, yang bisa muncul akibat

lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat stress menyerang.

Stress dalam kadar ringan dapat membuat seseorang berpikir dan berusaha

menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stress dalam kadar ringan juga dapat

menjadi motivasi bagi seseorang untuk menjadi sosok yang lebih baik. Stress

juga dapat membuat hidup seseorang menjadi penuh warna. Namun stress

yang terus menerus dan berkepanjangan akan menimbulkan gangguan pada

kesehatan tubuh. Selain itu, kegilaan secara permanen juga dapat terjadi.

1
2

Stress yang baik dapat disebut stress positif (eustress), sedangkan stress

yang buruk disebut dengan stress negatif (distress). Stress bersifat positif bila

seseorang dapat menghadapinya dan meningkatkan kemampuan personal

untuk menghadapinya (Mumpuni dan Wulandari, 2010).

Stress kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan, yang disebabkan oleh stressor yang datang dari

lingkungan kerja seperti faktor lingkungan, organisasi dan individu. Stress

yang terjadi pada pekerja menyebabkan timbulnya berbagai gangguan fisik,

maupun psikis dan mengakibatkan turunnya produktivitas seseorang

(Adityaningtyas, 2010).

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa stress kerja adalah

respon individu terhadap tuntutan-tuntutan eksternal yang dipengaruhi faktor-

faktor dalam diri individu (pekerja) maupun dari stimulus lingkungan yang

muncul. Apabila pekerja dapat beradaptasi, maka stressor tersebut disebut

stress positif. Namun, bila pekerja tersebut tidak dapat beradaptasi

menghadapi tuntutan, maka individu tersebut menghadapi stress negatif

(distress) yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas individu

tersebut.

Stress kerja merupakan keseriusan yang menimpa setiap karyawan di

tempat kerja. Penelitian oleh Setiawan pada pekerja redaksi di sebuah

perusahaan media cetak di Jakarta, menemukan sebanyak 18% pekerja

mengalami stress kerja yang tinggi pada sektor pengembangan karir.

Sedangkan penelitian lain oleh Purwanto mengenai berbagai faktor yang

mempengaruhi insomnia pada pekerja di suatu perusahaan semen di Bogor


3

mendapatkan tingkat stress kerja pada beban kerja berlebih secara kuantitatif

sebanyak 62%.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik

untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Karyawan

Bank Jabar Banten (BJB) khususnya teller, mendapatkan tuntutan untuk

melaksanakan visi perusahaan. Yaitu memberikan kepuasan bagi nasabah

dalam bertransaksi. Selain itu, karyawan juga memiliki tuntutan dari dirinya

sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Stressor ini tentu dapat menjadi

penyebab stress kerja negatif apabila tidak dihadapi dengan baik (konstruktif

dengan koping mekanisme adaptif). Begitu pula sebaliknya, stress negatif

dapat dialami karyawan Bank Jabar Banten sehingga sangat memungkinkan

terjadinya penurunan produktivitas kerja. Hal ini dapat berpengaruh baik

terhadap perusahaan (Bank Jabar Banten/BJB) maupun terhadap individu

karyawan itu sendiri dalam mencapai kepuasan kerja. Peneliti juga

melakukan pengamatan langsung terhadap 5 teller di PT. Bank Jabar Banten

Cabang Karawang. 4 dari 5 teller yang diamati oleh peneliti mengalami

gejala-gejala cepat bosan, sulit berkonsentarsi ketika melayani nasabah,

cemas, lesu, malas dan sulit berfikir.

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, peneliti

tertarik untuk mengangkat judul “Faktor-faktor penyebab Stress Kerja

Karyawan Frontliner (teller) di PT. Bank Jabar Banten Cabang Karawang

Tahun 2013”.
4

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

apa saja penyebab stress kerja karyawan frontliner (teller) di PT. Bank Jabar

Banten cabang Karawang tahun 2013?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab stress kerja karyawan

frontliner (teller) di PT. Bank Jabar Banten cabang Karawang tahun 2013.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran beban kerja, hubungan dalam pekerjaan, dan

stres kerja karyawan frontliner (teller) di PT. Bank Jabar Banten

cabang Karawang tahun 2013.

b. Mengetahui hubungan antara beban kerja dan stres kerja karyawan

frontliner (teller) di PT. Bank Jabar Banten cabang Karawang tahun

2013.

c. Mengetahui hubungan antara relationship dalam pekerjaan dan stres

kerja karyawan frontliner (teller) di PT. Bank Jabar Banten cabang

Karawang tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritik

Sebagai bahan masukan untuk institusi pendidikan, kegiatan

penelitian selanjutnya dalam pengembangan ilmu Kesehatan masyarakat

bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan sebagai bahan


5

perbandingan antara teori dan fakta lapangan mengenai lingkungan kerja

sebagai faktor penyebab stress kerja karyawan frontliner (teller) di PT.

Bank Jabar Banten cabang Karawang tahun 2013

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi

pihak PT. Bank Jabar Banten Cabang Karawang mengenai lingkungan

kerja sebagai faktor penyebab stress kerja karyawan frontliner (teller) di

PT. Bank Jabar Banten cabang Karawang tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai