Anda di halaman 1dari 56

PNEUMONIA

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 15 Maret 2017
Halaman : 1 /3

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Pnemonia adalah suatu peradangan paru yang di sebabkan oleh


mikroorganisme mycobacterium pneumococcus.Pneumonia
mempunyai tanda dan gejala yaitu batuk,kesukaran bernapas,sakit
tenggorokan ,pilek ,sakit telinga dan demam.Anak yang menderita
pneumonia kemampuan paru paru untuk mengembangkan
berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan bernafas cepat agar
tidak terjadi hipoksia(kekurangan oksigen).

2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksananan pada penderita pneumonia


di puskesmas karya mukti .

3 Kebijakan : Surat keputusan Kepala Puskesmaskarya mukti Nomor: 445/C.VII.


SOP.35/XVI/P1601140201/2017 tentang layanan Klinis.

4 Referensi : Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit,Kemenkes RI;Jakarta


2015
5 Prosedur : 1. Pasien datang
2. Pasien mendaftar di loket dan mendaftar kartu status;
3. Pasien ke ruang MTBS;
4. Persiapan alat:Stetoskop ,timbangan bayi,thermometer,sound
timer dan ldi lakukan pemeriksaan;
5. Petugas menentukan diagnosis.
6. Apabila di dapat kan penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga atau masyarakat ,maka pasien di rujuk ke
ruang perkermas ,atau apabila di dapati pasien dengan gejala
gawat darurat pasien di rujuk ke UGDPetugas kesehatan
mendokumentasikan kegiatan
7. Petugas memberi terapi:
Paracetamol 3x4 dalam 24 jam(1/4X125mg)
Paracetamol syr 2,5mg(1/2 sendok the)
Cotrimoxazol 2x240 mg
Chlorampheniramin maleat 3x4mg (0,35 mg/kgBB/24 jam
Gliserilgukolat 4x50mg
Salbutamol 3x2-4mg
8. Menganjurkan pasien untuk segera dating ke fasilitas kesehatan
jika sakit bertambah parah atau tidak kunjung sembuh;
9. Petuas melakukan pencatatan (memasukan ke buku status
pasien )
10. Petugas membereskan alat :
11. Pasien pulang

6 Diagram Alir :
(bila Diperlukan)
7 Unit Terkait : 1. Poli MTBS

PNEUMONIA

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 15 Maret 2017
Halaman : 1 /3

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

Unit :

Nama Petugas :

Tanggal Pelaksana :

N URAIAN KEGIATAN YA TIDAK TB


O
1 Pasien datang
2 Pasien mendaftar di loket dan mendapat kartu status;
3 Pasien ke ruang MTBS;
4 Persiapan alat :jam tangan/jam dinding,alat tulis dan dilakukan
pemeriksaan;
5 Petugas member terapi
6 Menganjurkan pasien untuk segera datang ke fasilitas kesehatan jika sakit
bertambah parah atau tidak kunjung sembuh
7 Petugas melakukan pencatatan (Memasukan ke buku pasien)

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 25 Maret 2017
Halaman : 1 /2

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh yang di sebab kan oleh proses eksternal.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien kejang Demam
di Puskesmas Karya Mukti.
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SOP.35/XVI/P1601140201/2017.
4 Referensi : Buku Bagan Manajemen Terpadu Balit Sakit,Kemenkes RI:Jakarta
2015
5 Prosedur : 1. Pasien datang
2. Pasien mendaftar di loket dan mendaftar kartu status;
3. Pasien ke ruang MTBS;
4. Persiapan alat : Stetoskop, timbangan bayi, thermometer,
sound timer dan ldi lakukan pemeriksaan
5. Apabila di dapatkan penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga atau masyarakat ,maka pasien di rujuk
ruang puskesmas ,apabila di dapati pasien dengan gejala
gawat darurat maka pasien di rujuk ke UGD;
6. Petugas melakukan pencatatan ke dalam buku status
pasien;
7. Menganjurkan pasien untuk segera datang ke fasilitas
kesehatan jika sakit bertambah parah atau tidak kunjung
sembuh ;
8. Petugas membereskan alat;
9. Pasien pulang;

6 Diagram Alir :
(bila Diperlukan)
7 Unit Terkait : Unit Gawat Darurat

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

Unit :
Nama Petugas :

Tanggal Pelaksana :

NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK TB


1. Pasien datang

2. Pasien mendaftar di loket dan mendapat kartu status;

3. Pasien ke ruang MTBS;

4. Persiapan alat :jam tangan/jam dinding,alat tulis dan dilakukan


pemeriksaan;
5. Petugas member terapi
6. Petugas melakukan pencatatan ke dalam buku status pasien;

7. Petugas melakukan pencatatan (Memasukan ke buku pasien)

OTITIS MEDIA AKUT

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 13 februari 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau
seluruh periosteum telinga tengah (Kapita Selekta Kedokteran,
1999)
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan pada penderita Otitis Media
Akut di Puskesmas Karya Mukti.
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SOP.35/XVI/P1601140201/2017.
4 Referensi : Buku Bagan Manajemen Terpadu Balit Sakit,Kemenkes RI:Jakarta
2015
5 Prosedur : 1. Pasien datang
2. Pasien mendaftar di loket dan mendaftar kartu status;
3. Pasien ke ruang MTBS;
4. Persiapan alat : Stetoskop, timbangan bayi, thermometer,
sound timer dan ldi lakukan pemeriksaan
5. Petugas menentukan diagnose;
6. Apabila didapatkan penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga atau masyarakat, maka pasien di rujuk
ke ruang puskesmas, atau apapbila di dapatipasien dengan
gejala gawat darurat maka pasien di rujuk ke UGD;
7. Petugas memberi terapi fenolgliserol 3x2 tetes , amoxilin syr
3x1;
8. Menganjurkan pasien untuk segera datang ke fasilitas
kesehatan jika sakit bertambah parah atau tidak kunjung
sembuh;
9. Petugas melakukan pencatatan (Memasukan ke buku status
pasien);
10. Petugas memebereskan alat;
11. Pasien pulang;

6 Diagram Alir :
(bila Diperlukan)
7 Unit Terkait : Poli MTBS

DEMAM
No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/
P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 25 februari 2017
Halaman : 1 /3

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Demam adalah apabila terjadi peningkatan suhu tubuh 37.5 C atau
lebih.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien Demam di Puskesmas
Karya Mukti.
3 bijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SOP.35/XVI/P1601140201/2017.
4 Referensi : Buku Bagan Manajemen Terpadu Balit Sakit,Kemenkes RI:Jakarta 2015
5 Prosedur : 1. Pasien datang
2. Pasien mendaftar di loket dan mendaftar kartu status;
3. Pasien ke ruang MTBS;
4. Persiapan alat : Stetoskop, timbangan bayi, thermometer, sound timer
dan ldi lakukan pemeriksaan
5. Petugas menentukan diagnosis;
6. Apabila didapatkan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
keluarga atau masyarakat, maka pasien di rujuk ke ruang puskesmas,
atau apapbila di dapatipasien dengan gejala gawat darurat maka pasien
di rujuk ke UGD;
7. Petugas memberi terapi paracetamol di berikan selama 3 hari

Umur atau BBs Tablet (500 mg) Tablet Syrup


(100 mg) (120 mg/5 ml)
2-6 bulan(4-<7 1/8(62,5 mg) ½(50 mg) 2.5 ml(1/2
kg sendok teh)
6-3 tahun ¼ (125 mg) 1(100 mg) 5 ml(1 sendok
(7-<14 kg) teh
3-5 tahun ½ (250 mg) 2(200 mg) 7,5 ml (1 ½
(14-<19kg) sendok teh)

3-5 tahun (14- ½ (250 mg) 2(200 mg) 7,5 ml (1 ½


<19 kg) sendok the)

8. Petugas menganjurkan kepada pasien untuk segera kembali ke fasilitas


kesehatan jika demam tidak sembuh dalam 3 hari atau bertambah
panas;
9. Petugas mencatat ke dalam buku status pasien ;
10. Petugas membersihkan alat ;
11. Pasien pulang;

6 Diagram :
Alir (bila
Diperlukan)
7 Unit Terkait : Poli MTBS

1.
MILIARIA

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 6 februari 2017
Halaman : 1 /3

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Miliaria disebut juga biang keringat adalah penyakit yang sering
terjadi pada anak anak yang biasa nya terbentuk ruam kemerahan
yang sangat gatal dan akan membuat anak menangis dan tidak
nyaman .penyakit ini lebih sering terjadi pada saat musim panas.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan miliaria
dipuskesmas karya mukti.
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SOP.35/XVI/P1601140201/2017.
4 Referensi : Depkes RI .2001.Penilaian Dan Klasiikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan
Sampai 5 Tahun.DepkesRI Jakarta.

Depkes RI. 2008 Buku Bagan Manajemen Terpadu Balit Sakit. Jakarta
:Depkes RI
5 Prosedur/Langka 12. Pasien datang
h-langkah 13. Pasien mendaftar di loket dan mendaftar kartu status;
14. Pasien ke ruang MTBS;
15. Persiapan alat : Stetoskop, timbangan bayi, thermometer, sound
timer dan ldi lakukan pemeriksaan
16. Petugas menentukan diagnosis;
17. Apabila didapatkan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
keluarga atau masyarakat, maka pasien di rujuk ke ruang
puskesmas, atau apapbila di dapatipasien dengan gejala gawat
darurat maka pasien di rujuk ke UGD;
18. Petugas memberi terapi paracetamol di berikan selama 3 hari

Umur atau BBs Tablet (500 mg) Tablet Syrup


(100 mg) (120 mg/5 ml)
2-6 bulan(4-<7 1/8(62,5 mg) ½(50 mg) 2.5 ml(1/2
kg sendok teh)
6-3 tahun ¼ (125 mg) 1(100 mg) 5 ml(1 sendok
(7-<14 kg) teh
3-5 tahun ½ (250 mg) 2(200 mg) 7,5 ml (1 ½
(14-<19kg) sendok teh)

3-5 tahun (14- ½ (250 mg) 2(200 mg) 7,5 ml (1 ½


<19 kg) sendok the)
6 Diagram Alir (bila :
Diperlukan)
7 Unit Terkait : Poli MTBS

MILARIASIS

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P601140201/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : -
Halaman : -

UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM


KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

Unit :

Nama Petugas :

Tanggal Pelaksana :

NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK TB


1. Pasien datang

2. Pasien mendaftar di loket dan mendapat kartu status;

3. Pasien ke ruang MTBS;

4. Persiapan alat :jam tangan/jam dinding,alat tulis dan dilakukan


pemeriksaan;
5. Petugas member terapi
6. Petugas memberikan terapi Salicyl Talk

7. 1.Menganjurkan pasien untuk segera datang ke fasilitS kesehatan jika


sakit bertambah parah atau tidak kunjung sembuh:
2.Petugas melakukan pencatatan (memasukan ke buku ststus pasien)
KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTARA
PENDAFTARAN DENGAN UNIT-UNIT
PENUNJANG TERKAIT

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.005/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Januari 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dengan unuit;unit


penujang terkait dalam mekanisme koordinasi petugas di ruang
pendaftaran dengan unit lain yang terkait yang meliputi :
1. Rapat antar unit kerja
2. Transfer pasien
2 Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan penerapan langkah-langkah
dalam menjamin kesinambungan pelayanan.
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SK 001/XVI/P1601140201/2017. Tentang pelayanan
klinis.
4 Referensi : Peraturan mentri kesehatan no.75 tentang Puskesmas tahun 2004
5 Prosedur : A. Rapat antar unit kerj
1. Bagian TU membuat undangan rapat yang isinya tanggal
dan tapat pelaksanaan kegiatan rapat serta tema
pembahasan rapat
2. Bagian TU menyebarkan undangan ke unit terkait
3. Hasil rapat di dokumentasikan di notulen.
B. Tranfer Pasien
1. Dokter mentukan pasien yang perlu di rujuk internal.
2. Dokter menulis dilembar rujukan internal yang tersedia.
3. Petugas mengarahkan pasien menuju poli rujukan inernal
yang di tuju.
4. Petugas mengantarkan hasil konsultasi kepada dokter
yang merujuk, kemudian dokter mentukan pelayanan
medis

6 Diagram Alir :
(bila Diperlukan)
7 Unit Terkait : Seluruh unit pelayanan

KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTARA


PENDAFTARAN DENGAN UNIT-UNIT
PENUNJANG TERKAIT

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.005/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Januari 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

NO Langkah Kerja Ya Tidak Tdd


A. Rapat kerja

1. Apakah bagian TU membuat undangan rapat yang isinya tanggal


dan tempt pelaksanaan kegiatan rapat serta tema pebahasan
rapat.

2. Apakah bagian TU menyebarkan undangan ke unit terkait.

3. Hasil rapat di dokumentasikan di buku notulen


B. Tranfer Pasien

1. APakah dokter mentukan pasian yang perlu di rujuk internal.

2. Dokter menulis di lembar rujukan internal yang tersedia.

3. Apakah petugas mengarahkan pasien menuju poli rujukan


internal yang di tuju.

4. Apakah petugas mengantarkan hasil konsultasi kepada dokter


yang merujuk, kemudian dokter menentukan rencana pelayanan
medis.

JUMBLAH
Compliance Rate

Compliance Rate Karya mukti 2017

Pelaksana/Auditor
DEMAM DENGAN MALARIA

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 25 Februari 2017
Halaman : 1 /3
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Malaria di sebabkan oleh parasit dalam darah yang di sebut


Plasmodia, Parasit ini di tularkan melalui nyamuk Anopheles.
2 Tujuan Sebagai acuan pinata laksanaan bagi pasien demam malaria di
Puskesmas Karya Mukti
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SOP.35/XVI/P1601140201/2017. Tentang pelayanan klinis.
4 Referensi : Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit, Kemenkes RI : Jakarta
2015
5 Prosedur : 1. Pasien datang
2. Pasien mendaftar do loket dan mendapat kartu status.
3. Pasien ke ruang MTBS.
4. Persiapan alat: Stetoskop, Timbangan bayi, thermometer, sound
taimer dan di lakukan pemeriksaan
5. Apabila didapatkan penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga atau masyarakat maka pasien di rujuk ke
ruang perkesmas atau apabila di dapati pasien dengan gejala
gawat darurat maka pasien di rujuk ke UGD.
6. Jika pasien positif terkena demam dengan malaria petugas
member terapi di Dihydroartemisinin Piperaquin 360 mg.

har Jenis
i Obat
<5kg 6-9 11- 18- 31- 41- >60
kg 17 kg 30 kg 40 kg 59 kg kg

0-1 2-11 1-4 5-9 10- 15 >15


bula bulan tahun tahu 14 tahun tahun
n n tahu
n
1 DHP 1/4 1/2 1 11/2 2 3 4

-3

7. Petugas melakukan pencatatan kedalam buku status pasien.


8. Menganjurkan pasien untuk segera datang ke fasilitas kesehatan
jika sakit bertambah parah atau tidak kunjung sembuh
9. Petugas membereskan alat.
10. Pasien pulang.

CAMPAK

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.35/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 6 Maret 2017
Halaman : 1 /3
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Campak adalah ruam kemerahan yang menyeluruh pada tubuh .


campak di sebab kan oleh virus . campak masih menyerang kulit
dan lapisan sel yang menutupi paru, usus , mata , mulut dan
tenggorokan . virus campak merusak system kekebalan selama
beberapa minggu setelah terjangkit campak .
2 Tujuan Sebagai acuan dalam piñata laksanaan bagi pasien dengan campak
dengan komplikasi berat di puskesmas karyamukti
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.SOP. 35/XVI/P1601140201/2017. Tentang pelayanan
klinis.
4 Referensi : Buku bagan managemen terpadu balita sakit , kemenkes RI; Jakarta
2015
5 Prosedur : 1. Pasien datang.
2. Pasien mendaptar di loket dan mendapat kartu status
3. Pasien ke ruang mtbs
4. Persiapan alat: stetoskop, timbangan bayi, thermometer,
sound time, dan di lakukan pemeriksaan
5. Petugas mentukan diagnose.
6. Apabila di dsapatkan penyakit yang berhubungan dengan
keseahatan keluarga atau masyarakat , maka pasien di rujuk
ke ruang perkesmas , atau apabila di dapati pasien dengan
gejala gawat gawat darurat maka pasien di rujuk ke ugd.
7. Petugas menberi terapi antibiotic clorampenicol, parasetamol
di perikan selama tiga hari dan vitamin a di berikan satu x
Umur atau Tablet Tablet Syirup(120mg/5mg)
bb (500mg) (100mg)
2-6 bulan 1/8 (62,5mg) ½ (50mg) 2.5ml(1/2 sendok
(4-<7kg) teh)
6-3 tahun ¼ (125mg) 1 (100mg) 5ml(1 sendok teh)
(7-<14kg)
3-5 tahun ½(250mg) 2 (200mg) 7.5ml(11/2 sendok
(14-<19kg) teh)

BB Kloramfenikol (180mg/ml)
5kg 1.0 ml = 180mg
7kg 1.5 ml = 270mg
13kg 2.5 ml = 450mg
18kg 3.5 ml = 630mg

UMUR KAPSUL VITAMIN


A
200.000 IU (kapsul 100.000 IU (kapsul
merah) biru)
6 – 11 bulan ½ kapsul 1 kapsul
12 bulan – 5 tahun 1 kapsul 2 kapsul

8 .Menganjurkan pasien untuk segera datang ke fasilitas kesehatan


Jika sakit bertambah parah atau tidak kunjung sembuh.
9.Petgas melakukan pencatatan (Memasukan ke buku status
pasien.
10.Petugas membereskan alat.
11.Pasien pulang

6. Diagram Alir
PASIEN DATANG

PENDAFTARAN KONSELING
POLI MTBS
LABORATORIUM

APOTIK
RUJUK UGD

PASIEN PULANG

7.Unit Terkait: Poli MTBS

PEMULANGAN PASIEN

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.048/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Pemulangan pasien adalah :


1. pasien pulang sembuh ( selesai pengobatan )
2. pasien pulang paksa ( pasien / keluarga pasien meminta
pulang walau belum sembuh )
3. pasien di rujuk ke rumah sakit
4. pasien meninggal

2 Tujuan Sebagai pedoman tenaga kesehatan dalam proses pemulangan


pasien dari rawat inap puskesmas dan administrasi pasien pulng /
keluar dari puskesmas
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.Sk .001/XVI/P1601140201/2017. Tentang pelayanan
klinis.
4 Referensi : Permenkes no .75 tahun 2014 tentang puskesmas
5 Prosedur : 1. Pasien di nyatakan boleh pulang / keluar rawat inap oleh
dokter, pihak keluarga dapat mengurus penyelesaian
administrasi dengan petugas administrasi rawat inap
2. Petugas menyelesaikan status pasien ke petugas loket rawat
inap dan bila pasien masih di infuse, maka perawat
melepaskan infuset terlebih dahulu
3. Petugas membuat perincian pembayaran sesuai tariff dan
memberitahu pasien / keluar tanggal control ulang untuk
pasien
4. Apabila pasien pulang paksa maka keluarga harus
menandatangani pernyataan pulang paksa dengan di sertai
alasan yang di tulis oleh keluarga pasien pada status rawat
inap , perawat memberikan catatan kecil pulang paksa pada
status rawat inap
5. Pasien yang masih mendapatkan obat maka perawat
menyerahkan obat tersebut kepada pasien atau keluarga
pasien untuk di teruskan di rumah, sebelum nya terlebih
dahulu pasien di berikan konseling mengenai aturan
penggunaan obat selama di rumahh
6. Pasien / keluarga menandatangani frorm inpormasi yang ada
pada rekam medis saat pasien di nyatakan pasien pulang
7. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah pasien puilang
dengan jaminan pemeliharaan kesehatan askes pns / social
askeskin , bpjs ,sktm, (surat keterangan tidak mampu) di
perbolehkan pulang jika sudah melengkapi administrasi

6 . Diagram alir ( jika di perlukan )

7 . Unit terkait :
1. Ugd
2. Ruang rawat inap
3. Rawat bersalin
RUJUKAN PASIEN EMERGENSI

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.012/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Rujukan pasien emergensi merupakan penyelenggaraan layanan


kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung
jawab pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan atau
pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu / kompeten / lebih lengkap sarana prasarananya sesuai
dengan kebutuhan dan kasus penyakit masing-masing

2 Tujuan Sebagai acuan petugas kesehatan dalam mengambil tindakan


rujukan untuk pasien emergensi.
3 Kebijakan : Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karya Mukti
No.445/C.VII.Sk .001/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4 Referensi : PMK NO.001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Perorangan
5 Prosedur : 1.Pasien datang kepuskesmas untuk berobat.
2.Petugas melakukan pemeriksaan pada pasien.
3.Setelah melakukan pemeriksaan didapatkan hasil yang tidak
Dapat ditangani di puskesmas,kasus tersebut di luar kewenangan
puskesmas sehingga harus di rujuk.
4.petugas menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien
tentang alasan harus di rujuk.
5.petugas puskesmas menghubungi faskes atau tempat rijukan
yang di tuju,memberikan informasi tentang pasien yang akan dirujuk
dan tentang ketersediaan tempat.
6.petugas memberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien
tentang tempat rujukan.
7.petugas memotifasi pasien atau keluarga pasien untuk segera
member keputusan rencana rujukan tersebut.
8.pasien atau keluarga pasien mengisi surat persetujuan atau surat
penolakan rujukan.
9.petugas membuat surat pengantar rujukan untuk diberikan pada
penerima rujukan.
10.petugas memastikan pasien dalam keadaan stabil.
11.bila pasien tersebut perlu asuhan medis terus menerus maka
disiapkan peralatan yang menunjang dan petugas pendamping
selama proses rujukan.

6.Diagram Alir(jika dibutuhkan.

7.Unit Terkait : 1. UGD

2. RAWAT BERSALIN
PENDIDIKAN / PENYULUHAN PASIEN

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.043/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Pendidikan atau penyuluhan pasien adalah : kegiatan untuk


menyampaikan informasi atau pengetahuan secara luas kepada
pasien guna menanamkan sikap dan prilaku sesuai dengan
iformasi yang di berikan .
2 Tujuan Merubah dan meningkatkan pengetahuan , pemahaman dan cara
pandang pasien tentang keseehatan.
3 Kebijakan : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
010/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan penyuluhan dan
pendidikan pasien.
4 Referensi : Peraturan mentri kesehatan repupblik Indonesia no 75 tahun 2014
tentang pusat kesehatan masyarakat
5 Prosedur :
1. Petugas membuat satuan acara penyuluhan ,
2. Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana
3. Petugas memberikan salam dan perkenalan
4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan
5. Petugas mengidentipikasi tingkat pengetahuan pasien
terhadap materi penyuluhan
6. Petugas menyampaikan materi penyuluhan sesuai
kebutuhan pasien
7. Petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menanyakan materi yang kurang paham
8. Petugas mengadakan evaluasi terhadap materi yang di
berikan
9. Petugas mendokumentasijkan hasil kegiatan penyuluhan
10. Petugas memberesksn sarana dan prasarana

6 .Diagram alir ( jika di butuhkan )

7 . Unit terkait :

1. UGD
2. RUANG KIA-KB
3. RUANG RAWAT INAP
4. RUANG PERSALINAN
MONITORING TINDAKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.042/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Monitoring tindakan pembedahan adalah tindakan pemantauwan


pengobatan yang di lakukan setelah di lakukan nya tindakan
pembedahan .
2 Tujuan Sebagai acuan petugas kesehatan dalam penerapan langkah
langkah monitoring tindakan pembedahan di puskesman
3 Kebijakan : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
011/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis
4 Referensi : Peraturan mentri kesehatan repupblik Indonesia no 43 tahun 2016
tentang standar pelayanan minimal didang kesehatan .
Yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo. Pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta : 2002
5 Prosedur :
1. Pada beberapa kasus, petugas memutuskan untuk
melakukan tindakan pembedahan
2. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil sesuai
indikasi medis
3. Petugas memberikan anastasi sebelum di lakukan
pembedahan
4. Petugas melakukan tindakan pembedahan jika anastesi
sudah mulai bekerja di bagian yang akan di lakukan
pembedahan minor
5. Petugas melakukan pemantauan nadi, dan pernafasan
selama proses pembedahan
6. Untuk kasus yang membutuhkan asuhan medis terus
menerus maka pasien di damping oleh tenaga kesehatan
yang kompeten untuk memantau pasien
7. Petugas mengisi lembar monitoring pada rekam medis
8. Dokumentasikan

6.Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG KIA- KB

3. RUANG BERSALIN
RUJUKAN TERKAIT ISI INFORMASI

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.029/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Rujukan yang terkait isi informasi merupakan hak pasien ,


dengan sudut pandang hak, pasien atau keluarga dapat secara
proaktif mengkomunikasikan hak rujukan kepada petugas
sehingga tercipta ko0munikasi dua arah yang baik dan tearah .
2 Tujuan Sebagai acuan petugas kesehatan dalam memberikan informasi
rujukan dan diharapkan pasien dan / atau keluarga pasien cukup
jelas tentang proses rujukan sehingga rujukan dapat berjalan lancer
dan pasien dapat tertangani dengan cepat dan tepat .
3 Kebijakan : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis
4 Referensi : 1. Permenkes no .75 tahun 2004 tentang puskesmas pmk
no.001 tahun 2012 tentang system rujukan per orangan
2. Buku panduan praktisi system rujukan berjenjang bpjs
5 Prosedur :
1. Petugas melakukan pemeriksaan pada pasien :
2. Setelah melakyukan pemeriksaan di dapatkan hasil yang
tidak dapat di tangani sehingga pasien harus di rujuk
3. Petugas menjelaskan kepada pasien dan / atau keluarga
pasien tentang alasan alasan kenapa pasien tersebut harus
di rujuk
4. Petugas menjelaskan resiko yang dapat timbul bila tidak di
lakukan rujukan
5. Petugas mrnjelaskan , keadaan pasien yang harus segera
di rujuk
6. Pasien atau keluargas pasien mengisi surat yang harus
segera di rujuk
7. Petugas membuat suarat pengantar rujukan di berikan
kepada penerima rujukan .
8. Pastikan pasien dal;am keadan stabil bila pasien tersebut
perlu asuhan medis harus terus menerus maka di siapkan
peralatan yang menunjang dan petugas pendaping selama
proses rujukan
9. Petugas menyiapkan transportasi rujukan
10. Petugas melakukan dokumentasi

6.Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG KIA- KB

3. RUANG BERSALIN
RUJUKAN TERKAIT PENYIMPANAN INFORMASI

SOP No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.028/XVI/


P1601140201/2017
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Rujukan merupakan salah satu hak pasien dalam menerima


pelayanan kesehatan di puskesmas,rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainya.pasien berhak mendapatkan pelayanan rujukan
sesuai kebutuhan dan indikasi medis pasien.dengan sudut
pandang hak;pasien atau keluarga dapat secara proaktif
mengkomunikasikan hak rujukan kepada poetugas sehingga
tercipa komunikasi dua arah yang baik dan terarah. .
2 Tujuan Sebagai acuan petugas kesehatan dalam menampaikan informasi
kepada pasien dan /atau keluarga pasien tentang proses rujukan
sehingga rujukan dapat berjalan lancer dan pasen dapat tertangani
dengan cepat dan tepat. .
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis
4 Referensi : Permenkes no .75 tahun 2004 tentang puskesmas pmk no.001
tahun 2012 tentang system rujukan per orangan

5 Prosedur :
1. Petugas melakukan pemeriksaan kepada pasien.
2. Dalam keadaan tertentu,petugas harus merujuk pasien
bila dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil yang tidak
sesuai dengan kemampuan atau kompetensi yang
dimiliki oleh puskesmas.
3. Petugas menjelaskan kepada pasien dan/atau keluarga
pasien tentang alasan alasaan kenapa pasien tersebut
harus di rujuk dengan cara komunikasi dua arah (Tanya
jawab)
4. Bila perlu,petugan menggunakan alat bantu untuk
membantu menjelaskan sehingga pasien dan/atau
keluarga pasien bias paham dan jelas
5. Bila sudah di jelaskan;petugan menyiapkan surat
persetujuan dari penolakan rujukan serta surat
pengantar rujukan bila bersrdia.

6.Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD


2. RUANG RAWAT INAP

3. RUANG BERSALIN
PELAYANAN KLINIS

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.035/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Pelayanan klinis adalah proses oemberian asuhan kepada


pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi
pasien.
2 Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan agar puskesmas dari
pendaftaran sampai pasien pulang berjalan lancer.
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis
4 Referensi : Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indomesia NOMER.43
tahun 2016
5 Prosedur :
1. Petugas menerima rekam medis dari petugas
pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien ke ruangan pemeriksaan
3. Petugas melakukan amamnese kepada pasien
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas mengidentufikasi masalah kesehatan yang di
hadapi pasien
6. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan di
lakukan kepada pasien
7. Petugas menjelas kan mengenai rencanna tindakan
yang akan di lakukan kepada pasien
8. Perugas memastikan bahwa pasien mengertit tenrang
penjelasan yang di berikan petugas
9. Petugas melengkapi informconsent
10. Petugas melakukan tindakan kepada pasien sesuai
dengan rencana
11. Petugas memperhatikan respon klien
12. Perugas mengevaluasi tindakan yang di berikan
13. Petugas mendokumentasikan kegiatan
Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG RAWAT INAP

3. RUANG BERSALIN
Pemeliharaan peralatan

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.015/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : 1. Pemeliharaan alat adalah kegiatan melaksanakan


pemeliharaan peralatan medis dengan cara
membersihkan mensterilkan serta menyimpan nya
2. Peralatan medis di bagi sesuai dengan jenis bahan nya
-peralatan dari logam
-peralatan dari karet
Pemeliharaan alat din lakukan oleh petugas setiap selesai
melakukan tindakan .
2 Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan agar alat selalu dalam
keadaan terpelihara, mencegah peralatan agar tidak cepat rusak
dan memperpanjang masa pemakaian alat , serta menyiapkan
peralatan / alat medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
005/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan dalam memelihara
sarana dan peralatan serta menjaga keamanan peralatan yang di
gunakan
4 Referensi : - Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indomesia NOMER.75
tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat .
- Peraturan mentri kesehatan republic Indonesia no 43 tahun
2016 tentang setandar pelayanan minimal bidang kesehatan
5 Prosedur :
1. Petugas membersihkan alat alat medis setelah di
gunakan
2. Petugas memisahkan alat alat medis sesuai dengan
bahan dan perlu tidak nya di sterilkan
3. Setelah itu petugas menyeterilkan alat
4. Petugas menyimpan alat alat yang telah di seterilkan
sesuai pada tempat nyadan member lebel tanggal
sterilisasi
5. Petugas menyimpan alat dalam lemari yang sudah di
siapkan
6. Petugas mendokumentasikan kegiatan

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan
STERILISASI ALAT

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.016/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Seterilisasi alat adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman


pathogen beserta sepora nya pada peralatan perawatan dan
kedokteran
2 Tujuan Sebagai pedoman untuk melakukan seterilisasi alat di puskesmas
karya mukti
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
005/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan dalam memelihara
sarana dan peralatan serta menjaga keamanan peralatan yang di
gunakan
4 Referensi : - Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indomesia NOMER.75
tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat .
- Peraturan mentri kesehatan republic Indonesia no 43 tahun
2016 tentang setandar pelayanan minimal bidang kesehatan
5 Prosedur :
1. Petugas menggunakan hanscun
2. Petugas merendam alat alat kedalam baskom yang berisi air
0,5% selama 10 sampai 15 menit
3. Petugas mencuci alat alat yang telah di rendam dengan
sabun dengan membilas menggunakan air menggalir
4. Petugas mengeringkan alat dengan handuk kering dan
bersih
5. Petugas melepas hanscun dan mencuci tangan
6. Petugas memasukan alat alat yang telah kering kedalam
sterilisator
7. Petugas menunggu hingga 60 menit ( sampe lampu
sterilisator mati )
8. Petugas menunggu sekitar 10 menit supaya panas di dalam
streilisator menurun
9. Petugas mengambil alat alat yang ada di dalam sterilisator
dengan corentang yang telah di rendanm dalam alcohol 70%
10. Petugas meletak kana alat alat yang telah steril di dalam bak
instrument yang telah steril
11. Petugas menyimpan bak instrument seteril yang berisi alat
alat seteril di dalam lemari yang di sediakan
12. Petugas mendokumentasikan kegiatan

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan

PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.018/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Penyusunsn rencsna layanan medis adalah kegiatan menyusun


teraphy atau pengobatan yang akan di alkukan untuk pasien
sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi pasien agar
pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal
2 Tujuan Sebagai acuan bagi pelayanan medis khususnya pengobatan dan
theraphy agar dapat mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai
dengan kebutuhan pasien yang bersangkutan
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
006/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis
dalam penyusunan rencana layanan
4 Referensi :
- Peraturan mentri kesehatan republic Indonesia no 43 tahun
2016 tentang setandar pelayanan minimal bidang kesehatan
5 Prosedur :
1. Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas
pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas merumuskan diaksa pasien
6. Petugas menyusun rencana asuran pasien sesuai dengan
masalah kesehatan pasien
7. Petugas bekolaborasi dengan tim kesehatan lain bila pasien
membutuhkan penanganan tim kesehatan lain
8. Petugas melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
layanan yang telah di susun
9. Petugas meng evaluasi segera ( formatif untuk tindakan
yang sudah di alakukan )
10. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah
kesehatan pasien blm teratasi
11. Petugas mendokumentasikan kegiatan

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan

3. RUANG RAWAT INAP

4. RUANG PEMERIKSAAN
PELAYAN KLINIS

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.032/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /1
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Pelayanan klinis adalah proses pemberian asuhan kepada


pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi pasien
2 Tujuan Sebagai acuan bagi pelayanan medis agar pelayanan puskesmas
dari pendaptran sampai pasien pulang berjalan lancar
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis da
4 Referensi :
- Peraturan mentri kesehatan republic Indonesia no 43 tahun
2016 tentang setandar pelayanan minimal bidang kesehatan
5 Prosedur :
1. Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas
pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas merumuskan diaksa pasien
6. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan di lakukan
sesuai dengan standar
7. Petugas menjelaskan rencana tindakan yang akan di lakukan
kepada pasien
8. Petugas memastikan bahwa pasien mengerti tentang
penjelasan yang di berikan petugas
9. Petugas melengkapi inform cosen
10. Petugas melakukan tindakan kepada pasien sesuai dengan
rencana
11. Petugas memperhatikan respon klien
12. Petugas meng evaliasi tindakan yang di berikan
13. Petugas mendokumentasikan kegias

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan

3. RUANG RAWAT INAP

4. RUANG PEMERIKSAAN

5.RUANG KIA-KB
PEMBENTUKAN TEAM ANTAR PROPESI

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.013/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004
1 Pengertian : Pembentukan team antar profesi adalah suatu proses dalam
pembentukan team yang berisi petugas kesehatan yang
professional untuk melakuakan kajian bila di perlukan
penanganan secara team
2 Tujuan Sebagai acuan bagi pelayanan medis agar pelayanan puskesmas
mampu melakukan kajian terhadap pasien jika di perlukan
pennaganan secara team
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
004/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinis
untuk membentuk team antar profesi
4 Referensi : Pedoman penyelenggaraan puskesmas mampu poned kemenkes
RI: Tahun 2013
5 Prosedur : 1. Kepala puskesmas mengidentifikasi kebutuhan pembentukan
team interfrofesi
2. Kepala puskesmas merencanakan pertemuan untuk team
interfrofesi
3. Kepala puskesmas meminta kepala TU untuk mengundang
masing masing coordinator program dalam pertemuan
pembentukan team interprofesi
4. Kordinator menghadiri pertemuan pembentukan tim
interfpofesi
5. Kepala puskesmas dan peserta pertemuan menganalisa
kopentensi masing masing petugas klinis
6. Kepala puskesmas dan peserta pertemuan menentukan
susunan tim interprofesi
7. Notulen mendokumentasikan hasil pertemuan
8. Kepala puskes meminta kepala TU untuk membuat
undangan untuk anggota tim interpfrofesi yang sudah di
bentuk
9. Kepala puskesmas mensosialisasikan mengenai susunan tim
interprofesi
10. Kepala puskesmas dan tim interprofesi menghadiri
pertemuan
11. Ketua tim memimpin pertemuan untuk membahas tugas dari
tim interprofesi
12. Petugas melakukan kajian jika di butuhkan secara
penanganan secara tim
13. Petugas melakukan inventarisir kasus kasus yang di
butuhkan penanganan secara tim
14. Petugas melakukan invetarisir petugas professional yang
masuk dalam tim
15. Ketua tim membagi tugas masing masing anggota
16. Tim mendokumentasikan hasil pertemuan

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.033/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Penangan pasien gawat darurat adalah suatu pertolongsn ysng


cepat dan tepat pada pasien untuk mencegah kematian maupun
kecacatan
2 Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam mengenali dan
menatalaksanakan kegawat daruratan medic obstetric dan neonatal
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinisi
4 Referensi : Buku acuan pelayanan obstetric dan neonatal emerjensi dasar
(PONED) 2008
5 Prosedur : 1. Petugas menerima pasien datang
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas mengunakan alat pelindung diri (hanscun, masker,
alas kaki)
4. Petugas menmpatkan pasien pada tempat yang di sediakan
sesuai garis triase
5. Petugas memeriksa TTP dan mengidentifikasi kesehatan
pasien
6. Petugas mempersiapkan alat alat yang di butuhkan sesuai
dengan kebutuhan pasien
7. Petugas menilai kesadaran pasien
8. Petugas memastikan bahwa pernafasan tidak terganggu,
apabila terjadi gangguan , petugas memberikan bantuan
pernapasan
9. Petugss memperbaiki peredaran darah , jika ada pendarahan
Petugas melakukan tindakan untuk menghentikan
perdarahan

10. Petugas memasang IV line jika terdapat tanda tanda


kekurangan cairan pada pasien
11. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
12. Petugas melakukan resusitasi jantung paru jika terjadi henti
jantung
13. Petugas memastikan pasien bahwa pasien dalam kondisi
stabil
14. Petugas melakukan rujukan ke pasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu apabila di perlukan
15. Petugas mendokumentasikan alat alat yang telah di gunakan
dan bahan habis pakai
16. Petugas mencuci alat alat yang telah di gunakan
17. Petugas mensterilkan alat alat yang sudah di gunakan
18. Petugas membuang bahan habis pakai pada tempat sampah
medis
19. Petugas mencuci tangan
20. Petugas mendokumentasikan kegiatan di dalam rekam
medis pasien

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan

3. RUANG RAWAT INAP

4. RUANG PEMERIKSAAN
5.RUANG KIA-KB

LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN


KESINAMBUNGAN LAYANAN

SOP No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.039/XVI/


P1601140201/2017
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan adalah


pelayanan klinis yang di lakukan untuk pasien mencakuop
kebutuhan biopsikososial spiritual dengan melibatkan seluruh tim
kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan klien
2 Tujuan Agar pelayan klinis yang di lakuakan uantuk menangani masalah
kesehatan pasien dapat di lakukan secara paripurna
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
016/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinisi
tentang kewajiban untuk menjamin kesinambungan dalam
pelayanan
4 Referensi : 1. Pemenkes nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas
2. Uud nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan
5 Prosedur : 1. Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas
pendaptaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Petugas melakukan anam nesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas merumuskan diagnose pasien
6. Petugas menyusun rencana asuhan pasien
7. Petugas berkolaborasi dengan tim kesehatan lain
sesuai masalah kesehatan pasien
8. Petugas memberitahukan pasien mengenai layanan
yang akan di berikan untuk mengatasi masalah
kesehatan pasien
9. Petugas menyakinkan bahwa pasien memahami
penjelasan petugas
10. Petugas mengidetivikasi persetujuan atau penolakan
pasien terhadap tindakan yang akan di lakukan
11. Petugas melakukan tindakan untuk mengatasi
amsalajh kesehatan pasien sesuai rencana asuhan
12. Petugas melakukan evaliuasi formatif terhadap
tindakan yang di lakukan
13. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah
kesehatan pasien blm teratasi
14. Petugas member pesan pada pasien untuk melakukan
kunjungan ulang ( control) sesuai kreteria waktu yg di
tentukan
15. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan di dalam
rekam medis pasien
Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : 1. UGD

2. RUANG persalinan

3. RUANG RAWAT INAP


TINEA BARBAE

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.039/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Tinea Barbae adalah infeksi yang di batasi pada area wajah dan
leher yang berjanggut.
2 Tujuan Sebagai acuan/ panduan petugas agar dapat melakukan
penanganan Tinea Barbae dengan baik dan benar.
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
/XVI/P1601140201/2017. Tentang kebijakan pelayanan klinisi
tentang kewajiban untuk menjamin kesinambungan dalam
pelayanan
4 Referensi : Peraturan mentri kesehatan RI NO.5 Tahun 2014 tentang panduan
praktik klinis babi Dokter di fasilitas pelayanan primer.
5 Prosedur : a. Alat dan bahan,kertas resep,rekam medis,dan
laboratorium.
b. Langkah langkah.
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomer urut.
2. Petugas menimbang berat badan pasien dan tanda
TTV pasien.
3. Petugas melakukan anamneses pada pasien.
4. Petugas menanyakan keluhan utama pasien.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunnjang sesderhana (objektif).
6. Petugas menegakan diagnose berdasarkan
anamnesis dan hasil pemeriksaan.
7. Petugas memberikan penatalaksanaan komperehensif
a. Hygene diri harus terjaga dan pemakaian
handuk/pakaian secara bersamaan harus di
hindari.
b. Untuk lesi terbatas,di berikan pengobatan topical
yaitu dengan anti fungsi topical seperti krim
klotrimazol,mikonajol,di lanjutkan 1-2 minggu untuk
mencegah rekurenci.
c. Untuk penyakit tersebut luas atau resisten
terhadap terapi topical,di lakukan pengobatan
secara sistemik.
1. Griceo Fulvit dapat di berikan dengan dosis 0,5-1
ssgram untuk orang dewasa dan 0,25-o,5 g untuk
anak, sehari atau 10-25 mg/kgbb/hari terbagi
dalam 2 dosis.
2. Golongan Azol seperti ,ketonidazol
200mg/hr,pengobatan di berikan selama 10-14 hari
pada pagi hari setelah makan.
d. Pasien di rujuk apabila penyakit tidak kunjung sembuh dalam kurun waktu 10-14 hari
setelah terapi.

6.Bagan alir.

7.Unit terkait.

a. pendaftaran.

b.ruang pemeriksaan umum.

c.laboratorium dan ruang farmasi.


IMPETIGO ULSERATIF (EKTIMA)

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.039/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan


jaringan dermis bagian atas(ulkus dangkal)
2 Tujuan Prosedur ini di buat di maksudkan agar petugas kesehatan di
puskesmas karya mukti dapat melakukan penanganan penderita
dengan ektima dengan baik dan benar.
3 Kebijakan : Langkah langkah penanganan ektima wajib sesuai dengan langkah
sop ini
4 Referensi : Permenkes NO 5 TAHUN 2014
5 Prosedur :
Rencana peñata laksanaan komprehensif(plan) piñata laksanaan.
1. Terapi suportif dengan menjaga hygiene,nutrisi TkTP dan
stamina tubuh
2. Farmakoterapi di lakukan dengan .
a. Topical
-bila banyak pus / krusta,dilakukan kompres terbuka
dengan kalium permangat(PK).1/5.000 dan 1/10.000.
- bila tidak tertutup pus atau krusta,di berikan salep atau
krim asam fusidat 2% atau mupirisin 2%,di oleskan 2-3x
sehari selama 7-10 hari.

b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di


bawah ini :
-pinisilin yang resisten terhadap
pinisilinase,seperti:oksasilin,kloksasilin,dikloksasilin dan
flikloksasilin,dosis dewasa:4x250-500 mg/ hari,selama 5-7
hari.
Dosis anak:50mg/kgbb/hari terbagi dalan 4 dosis selama 5-7
hari.
-Amoxsisilin dengan asam klavulanat.
Dosis dewasa:3x250-500mg
Dosis anak:25mg/kgbb/hari terbagi 3 dosis selam 5-7
Hari
-sefalosporin
Dosis 10-25mg /kgbb/hari terbagi dalam 3 dosis selama
5-7 hari
-Eritromisin
Dosis dewasa:4x250;500mg/hari
Dosis anak:20-50mg /kgbb/hari terbagi 4 dosis
Selama 5-7 hari

c. Kriteria rujukan,pasien di rujuk apabila terjadi :


1. Komplikasi mulai dari selulitis
2. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-3 hari
3. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolic
endokrin dan imunodefisiensi

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : Pelayanan umum

ERISIPELAS

SOP No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.033/XVI/


P1601140201/2017
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Erisipelas adalah infeksi bakteri di lapisanatas kulit yang


biasanya di sebapkan oleh bakteri streptococcus grup A. infeksi
akan menyebapkan kulit merah luas dengan batas tegas yang
biasanya menyerang wajah dan tungkai kaki.
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam melakukan
diagnose dan terapi kasus erysipelas serta mencegah komplikasi
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang standard an sop hasil
monitoring dan tindak lanjut
4 Referensi : Pedaoman pelayanan puskesmas
5 Prosedur : 1. Anamnesis:Deman,menggigil,rasa tidak enak badan,pola
lesi di kulit yang merah, bengkak dan nyeri dengan tepi
berbatas tegas dan menebal,area kulit yang terkena
mengkilat,pembesaran kelenjar.
2. Pemeriksaan fisik:eritema pada kulit memilili batas yang
tegas,adanya edema,pada peradaan akan terasa panas
dan juga rasaaa nyeri saat di tekan.pada beberapa kasus
ada vesikel dan juga buloa di bagian atas kulit yang
mengalami eri tema.
3. Penatalaksanaan:
a. Obat terpilih adalah penisilin 1,2000 IU Yang di
suntikan 3 hari berturut turut.
b. Jika penderita tidak tahan penisilin dapat di berikan
eritromisin 3x500mg selama 5-6 hari.
c. Menjaga kebersihan lesi
d. Topical dapat di berikan anti biotik gentamisin salep
dan oksitetasiklin salep
e. Kasus yang berat sebaiknya di rujuk ke RS

Diagram alir (bila di butuhkan )

7. Unit terkait : UGD


TINEA UNGUIUM

SOP No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.033/XVI/


P1601140201/2017
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Tinea unguium merupakan infeksi jamur dermatovita yang


memiliki sifat mencernakan keratin pada daerah kuku jari tangan
dan kaki
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah langkah dalam piñata
laksanaan tinea unguium dalam rangka paebaikan mutu dan kinerja
di puskesmas karya mukti
3 Kebijakan : Keputusan Kepal Puskesmas No.445/C.VII.Sk .
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang jenis jenis pelayanan
4 Referensi : Buku pan duan praktik klinis bagi dokter di fasiltas palayanan
kesehatan primer edisi refisi tahun 2016
Prosedur : 1. Alat :
5 a. Thermometer
b. Pengukur waktu(jam/stopwatch)
c. Spkmatometer
d. Stetoskop
e. Rekam medis
f. Alat tulis
2. Bahan
a. Griseolfulvin
b. Anti jamur separti ketokonazol,mikonazol
3. Petugas menerima pasien
4. Petugas melakukan anamneses:keluhan.
a. Bercak merah,bersisik yang gatal pada daerah kuku jari
tangan dan kaki
b. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami
dermatovitosi
FAKTOR RESIKO
a. Lingkungan yang lembap dan panas
b. Imunodevisiensi
c. Obesitas
d. Diabetes meletus
5. Lakukan pemeriksaan TTV
6. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien:lesi berbentuk
infiltrate eritematosa,berbatas tegas,dengan bagian tepi yang
lebih aktif daripada bagian tengah,dan konvigurasi polisiklik
7. Penegakan diagnosis tinea unguium.
8. Piñata laksanaan
a. Hygiene diri harus terjaga,dan pemakaian handuk atau
pakaian secara bersamaan harus di hindari
b. Untu lesi terbatas,di berikan pengobatan tropical,yaitu
dengan:antifungal topical seperti krim
clotrimazol,mikonazol,atau terbinavin yang di berikan
hingga lesi hilang dan di lanjutkan 1-2 minggu kemudian
untuk mencegah rekurensi.

c. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resusten terhadap


terapi topical,dilakukan pengobatan sistemik dengan:
1. Griseovulvin dapat di berikan dengan dosis 0,5-1g/hari
untuk orang dewasa ,dan 0,25-0,5g/hari untuk anak
anak atau 10-25mg /kgbb/hari,terbagi dalam 2 dosis
2. Golongan azol,seperti
ketokonazol:200mg/hari,itrakonazol :100mg/hari atau
terbinzfin 250mg/hari pengobatan di berikan selama
10-14 hari pada pagi hari setelah makan
9. Petugas mencatat hasil anam nesa tata laksana di RM
10. Criteria rujukan :
a. Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah terapi
b. Terdapat imuno devisiensi
c. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan
multivarmaka

6.DIagram Alir -jika di perlukan

7.unit terkait 1. Loket


2. Poli umum
3. Apotok
TINDAKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.033/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : 1. Tindakan pembedahan adalah tindakan pengobatanyang


di lakukan dengan cara menyayat untuk membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang sakit,
2. Bedah minor adalah pembedahan yang di lakukan secara
sederhana,tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien
dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk melakukan
nya,contoh ny membuka atas superficial,pembersihan
luka, pemasangan imlpant.

2 Tujuan Sebagai Acuan petugas kesehatan dalam penerapan langkah-


langkah tindakan pembedahan di puskesmas
3 Kebijakan : Keputusan kepala puskesmas No.445/C.VII.Sk
001/XVI/P1601140201/2017. Tentang jenis jenis pelayanan
4 Referensi : Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia no.43 tahun 2016
tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan
Yayasan bina pustaka sarwono perawiroharjo.pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal.Jakarta;2005

Prosedur atau : 1. Dokter atau petugas yang di beri kewenanagan melakukan


5 Langkah tindakan pembedahan merencana kan tindakan
-langkah pembedahan sesuai dengan masalah kesehatan yang di
alami pasien.
2. Dokter atau petugas yang berwenang melakukan tindakan
pembedashan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai rencana tindakan pembedahan,prosedur
tindakan ,manfaat, resiko dan komplikasi terhadap tindakan
serta akibat jika tindakan tidak di lakukan
3. Dokter atau petugas yang di beri kewenangan memastikan
pasien atau keluarga paham mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
4. Melengkapi infom consent tindakan pembedahan yang di
tanda tangani pasien, saksi,dan dokter yang bersangkutan.
5. Menyiapkan alat alat yang di butuhkan untuk tindakan
pembedahan.
6. Posisi kan pasien sesuai dengan bagian tubuh yang akan di
lakukan pembedahan dengan memperhatikan kenyamanan
pasien.
7. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon steril.
8. Jelaskan kepada pasien kalau tindakan akan di mulai.
9. Dedinfektan daerah yang akan di insisi dengan larutan
betadin.
10. Pasang duk steril di daerah yang akan di insisi.
11. Anastesi bagian yang akan di insisi dengan memberikan
injeksi lidocain sesuai kebutuhan.
12. Pastikan bahwa daerah yang di anastesi sudah tidak terasa
sakit.
13. Jika pasien masih terasa sakit,dokter menunggu beberapa
saat sampai daerah tersebut tidak terasa sakit.
14. Ddokter atau petugas yang di beri kewenangan mulai
menyayat bagian yang sudah di tentukan dengan prinsip
steril.
15. Selalu memperhatikan resiko pasien selama tindakan
pembedahan berlangsung.
16. Lakukan pembedahan sesuai kebutuhan pasien .
17. Bersihkan daerah pembedahan denagn kassa steril.
18. Jahit daerah yang di insisi
19. Bersihkan daerah yang di jahit dengan cairan nacl 0,9%
20. Oleskan betadi di daerah yang di jahit
21. Tutup luka dengankassa steril
22. Jika luka tampak di permukaan kulit temple kan plester
balutan
23. Jelaskan kepda pasien bahwa tindakan telah selesai
24. Bereskan peralatan
25. lepaskan handscoon dan memcuci tangan
26. Jelaskaan mengenai tindakan perawatan di rumah dan waktu
untuk kontrol
27. Dokter memberikan resep kepada pasien dan menjelas kan
untuk mengambilnya di apotek
28. Catat kegiatan yang di lakukan respon klien,terapi dan
rencana control dalam rekam medis pasien

6.DIagram Alir -jika di perlukan

7.unit terkait 4. Unit Gawat Darurat


5. R.KIA-KB
6. Rawat Bersalin
PENDELEGASIAN WEWENANG

No. Dokumen : 445/ C.VII.SOP.033/XVI/


P1601140201/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 23 Maret 2017
Halaman : 1 /2
UPTD PUSKESMAS ARPANUDDIN, SKM
KARYA MUKTI NIP.19630107198603004

1 Pengertian : Pendelegasian wewenanng adalah suatu proses penyerahan


kewenangan petugas yang kompetensi nya tidak sesuai
kewenangan tugas pemberi wewenang.
2 Tujuan Sebagai acuan petugas kesehatan agar proaes pelayanan terhadap
pasien tidak terhambat meskipyun petugas yang berwenang tidak
bisa melaksanankan tupoksi nya dan bisa di laksanakan oleh
petugas yang di beri wewenang.
3 Kebijakan : Keputusan kepala puskesmas Nomor:
445/C.VII.SK.004/XVI/P1601140201/2017 tentang kebijakan klinis
pelayanan klinis untuk membentuk team antar profesi.
4 Referensi : Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tentang tenaga
Kesehatan ;tahun 2014
Prosedur atau : 1. Dokter mengidentifikasi kebutuhan untuk pendelegasian
5 Langkah wewenang
-langkah 2. Dokter menganalisa kompetensi petugas yang akan di serahi
wewenang
3. Dokter membuat daftar petugas yang bisa di serahi
wewenang
4. Dokter merencanakan jenis kompetensi apa yang bisa di
delegasikan kepada petugas
5. Dokter membuat surat pernyatan pendelegasian wewenang
yang di dalam nya berisi juga mengenai nama petugas dan
jenis kompetensi yang di delegasikan
6. Dokter menandatangani surat pendelegasian wewenang
7. Dokter menyerah akn surat pernyatan pendelegasian
wewenang kepada kepala puskesmas untuk di ketahui kepal
puskesmas
8. Dokter mensosialisaikan pendelegasian wewenang kepada
petugas yang di serahi wewenang.
9. Petugas yang di serahi wewenang menerima tugas yang di
berikan.
10. Petugas melaksanakan kompetensi sesuai yang
didelegasikan
11. Petugas melaporkan via telepon ataupun pesan kepada
dokter sebagai pemberi wewenang.

6.DIagram Alir -jika di perlukan

7.unit terkait
1. Unit Gawat Darurat
2. R.Rawat Inap
3. R.Pemeriksaan
4. R.KIA-KB
5. R.Persalinan

Anda mungkin juga menyukai