Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

DEMOKRASI
(PEMILIHAN UMUM)

PEMILIHAN UMUM

- Undang-Undang Nomor 7 Tahun


2017 tentang Pemilihan Umum
(Pemilu) menjadi dasar hukum
penyelenggaraan Pemilu DPR,
DPD, DPRD dan Pilpres tahun
2019 yang diselenggarakan secara
serentak. Pemilu dilaksanakan
berdasarkan asas Langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dan
dalam menyelenggarakan pemilu,
penyelenggara pemilu harus
melaksanakan Pemilu berdasarkan
pada -asas sebagaimana dimaksud,
DASAR HUKUM
dan penyelenggaraannya harus
memenuhi prinsip mandiri, jujur,
adil, berkepastian hukum, tertib,
terbuka, proporsional, profesional,
akuntabel, efektif, dan efisien.
- landasan ideal, yaitu pancasila
- landasan konstitusional, yaitu UUD
1945 (pembukaan alinea ke 4 dan
batang tubuh pasal 1,2,dan 3)
- landasan perasional, yaitu garis
garis besar haluan negara yang
berupa ketetapan-ketetapan
MPRS/MPR.

BENTUK PELANGGARAN PEMILU 1. Pelanggaran Kode Etik

Pasal 251 Undang-Undang Nomor 8


Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
Anggota DPR, DPD, dan DPRD
menyebutkan:

“Pelanggaran kode etik penyelenggara


Pemilu adalah pelanggaran terhadap etika
penyelenggara Pemilu yang
berpedomankan sumpah dan/atau janji
sebelum menjalankan tugas sebagai
penyelenggara Pemilu.”

2. Tindak Pidana Pemilu

Pasal 260 UU No. 8 Tahun 2012


menyebutkan:

“Tindak pidana Pemilu adalah tindak


pidana pelanggaran dan/atau kejahatan
terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.”

3. Pelanggaran Administrasi
Pemilu

Pasal 253 UU No. 8 Tahun 2012


menyebutkan:

“Pelanggaran administrasi Pemilu adalah


pelanggaran yang meliputi tata cara,
prosedur, dan mekanisme yang berkaitan
dengan administrasi pelaksanaan? Pemilu
dalam setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan
pelanggaran kode etik penyelenggara
Pemilu.”

4. Sengketa Pemilu

Pasal 257 UU No. 8 Tahun 2012


menyebutkan:

“Sengketa Pemilu adalah sengketa yang


terjadi antar peserta Pemilu dan sengketa
Peserta Pemilu degan penyelenggara
Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota”

5. Sengketa TUN Pemilu

Pasal 268 UU No. 8 Tahun 2012


menyebutkan:

“Sengketa tata usaha negara Pemilu adalah


sengketa yang timbul dalam bidang tata
usaha negara Pemilu antara calon anggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD
kabupaten/kota, atau partai politik calon
Peserta Pemilu dengan KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota”.

6. Perselisihan Hasil Pemilu


(PHPU)

Pasal 271 ayat (1) UU No. 8 Tahun 2012


menyebutkan:

“Perselisihan hasil Pemilu adalah


perselisihan antara KPU dan Peserta
Pemilu mengenai penetapan perolehan
suara hasil Pemilu secara nasional.”
Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945
Pasal 22E ayat 1, "Pemilihan umum
dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima
tahun sekali". Itulah yang menjadi asas-
asas pelaksanaan pemilu yang kemudian
disingkat Luber dan Jurdil.

Luber = langsung, umum, bebas dan


rahasia

Jurdil = Jujur dan adil

- Langsung = Pemilih di haruskan


HAKIKAT PEMILU YANG TELAH memberikan hak suaranya secara
TERCAPAI langsung dan tidak dapat di wakilkan
- Umum = pemilihan umum dpt di ikuti
seluruh warga negara yang sudah
mmiliki hak menggunakan hak
suaranya
- Bebas = pemilih di haruskan
memberikan suaranya tanpa adaya
paksaan
- Rahasia = suara yg di brikan pemilih
bersifat rahasia hanya di ketahui oleh si
pemilih itu sendiri
- Jujur = pemilihan umum harus
dilaksanakan sesuai dengan aturan
- Adil = perlakuan yang sama terhadap
peserta pemilu dan pemilih

Dampak Positif Pemilu Langsung Dampak Negatif Pemilu Langsung

- Masyarakat bisa memilih wakilnya - Pilkada langsung dapat membentuk


lewat mekanisme Pilkada tersebut. polarisasi atau perpecahan di
- Memberikan ruang kepada calon masyarakat.
kepala daerah independen atau tanpa - Konflik mudah tersulut akibat
dukungan partai politik. adanya polarisasi
- Negara bisa menghemat dana - Calon kepala daerah harus
operasional, memberi semangat baru keluarkan biaya yang tinggi,
untuk masyarakat. berpotensi masuk ke pusaran
korupsi
- Masyarakat memiliki ruangdemokrasi - Biayanya cenderung tinggi, pilkada
yang luas langsung akan membuat
- Kepala daerah memiliki legitimasi ketegangan dan keramaian
yang tinggi - Money politics
- Adanya platform visi misi kepala - Elitcapture
daerah yang akan menjadi landasan - Kecurangan politik
dasar perencanaan didaerah - Kebocoran APBD karena lemahnya
kontrol terhadap kepala daerah.

SOLUSI PENCEGAHAN Ada empat hal yang selama ini menjadi


PELANGGARAN PEMILU pedoman Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) termasuk Bawaslu Lampung
untuk mencegah pelanggaran pemilu.

Ketua Bawaslu Lampung Fatikhatul


Khoiriyah mengatakan, empat hal itu
adalah

1. Pemetaan potensi rawan

2. Koordinasi atau kerja sama antar


lembaga

3. Sosialiasi undang- undang pemilihan


umum

4. Pengawasan partisipatif sebagai bentuk


supporting system

Bawaslu telah membentuk dan


mengaktifkan kembali jajaran pengawas ad
hoc yang terdiri dari Panwaslu Kecamatan
dan Panwaslu Desa/Kelurahan untuk
mengawasi tahapan Pilkada 2020.

Panwaslu Kecamatan yang diaktifkan


sejumlah 12.723 dengan rincian 10.655
laki-laki dan sejumlah 2.068 pengawas dari
unsur perempuan, sementara Panwaslu
Desa/Kelurahan sebanyak 46.745 dengan
rician 31.982 laki-laki dan 14.370 unsur
perempuan yang tersebar di 9 Provinsi, 37
Kota dan 224 Kabupaten penyelenggara
Pilkada 2020.

Menurut saya, kebanyakan pelanggaran


pemilu memiliki akar yang sama, yaitu
uang. Pemilu sering kali dicurangi, maka
dari itu, tidak ada banyak hal yang dapat
dilakukan apabila hal tersebut dilakukan
tanpa diketahui oleh Bawaslu. Karena itu,
Bawaslu harus meningkatkan usaha
penggagalan usaha ini dan juga
meningkatkan minat masyarakat untuk
berpatisipasi dalam pemilu maupun
pilkada. Dan juga, masyarakat seharusnya
tidak boleh menerima usaha yang
dilakukan oleh calon yang tidak legal,
seperti tidak menerima sogokan untuk
memilih seorang calon tertentu.

Pemilu adalah pemilihan orang-orang


untuk mengisi jabatan tertentu. Untuk itu
pemilihan umum sangat penting karena
dalam pemilu terjadi pelaksanaan
kedaulatan rakyat.

Pilkada dilakukan untuk memilih kepala


daerah. Pilkada pada dasarnya sama
dengan pilpres. Keduanya diselenggarakan
untuk memilih pemimpin secara langsung.
KESIMPULAN
Ada enam asas pemilu di Indonesia, yakni
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil. Tujuan diselenggarakannya pemilu
dan pilkada adalah sama-sama untuk
mewujudkan demokrasi. Pemilu
dilaksanakan serentak diseluruh wilayah
indonesia, adapun pilkada dilaksanakan
hanya dalam lingkup wilayah
pemerintahan daerah tertentu saja.
SOAL:

1. Carilah dasar hukum pelaksanaan Pemilu di Indonesia


2. Carilah sebanyak-banyaknya bentuk-bentuk pelanggaran Pemilu di Indonesia
3. Ditinjau dari Asas LUBERJURDIL, Jelaskanlah hakikat Pemilu yang telah tercapi
disertai penjelasannya
4. Dampak positif apa saja yang mungkin didapatkan dari pelaksanaan Pemilu langsung
5. Dampak negatif apa saja yang mungkin didapatkan dari pelaksanaan Pemilu langsung
6. Tawarkanlah sebuah solusi pencegahan terhadap pelanggaran Pemilu
7. Berikanlah kesimpulan terkait Topik Pemilihan Umum diatas

Anda mungkin juga menyukai