DISUSUN OLEH:
Puteri Maharani
04020200102
Dosen:
Ihramsari Akidah S.pd,M.pd.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk
tanggung jawab dan pemenuhan kewajiban dalam melaksanakan tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan ini.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya namun apabila terdapat kekurangan
mengenai makalah ini mohon dimaafkan.
Desember,26,2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian penegakan Hukum.............................................................................
B. Penegakan hukum yang berkeadilan........................................................................
C. Penggolongan hukum di Indonesia……………………………………………
D. Lembaga penegak hukum Di Indonesia …………....……………………….
E. Realita penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?
F. Masalah dalam penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?
G. Solusi untuk mengatasi permasalahan penegakan hukum yang berkeadilan
tersebut ?
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia diidealkan dan dicita-citakan sebagai suatu Negara hukum Pancasila. Hal ini
menunjukkan bahwa : Negara Indonesia adalah Negara hukum. Namun bagaimana ide
Negara hukum itu, selama ini belum pernah dirumuskan secara komprehensif. Yang ada
hanya pembangunan bidang hukum yang bersifat sektoral (Jimly Asshiddiqie, 2009:3). Untuk
dapatnya hukum berfungsi sebagai sarana penggerak, maka hukum harus dapat ditegakkan
dan untuk itu hukum harus diterima sebagai salah bagian dari sistem nilai kemasyarakatan
yang bermanfaat bagi masyarakat. Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk
mencapai atau menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat baik itu
merupakan usaha pencegahan maupun pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya
pelanggaran hukum, dengan perkataan lain baik secara preventif maupun represif. Tugas
utama penegakan hukum, adalah untuk mewujudkan keadilan, karenanya dengan penegakan
hukum itulah hukum menjadi kenyataan (Liliana,2003:66. Karena itu agar hukum dapat
ditegakkan maka perlu pencerahan pemahaman hukum bahwa sesungguhnya hukum itu tidak
lain adalah sebuah pilihan keputusan, sehingga apabila salah memilih keputusan dalam sikap
dan prilaku nyata, maka berpengaruh buruk terhadap penampakan hukum diIndonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penegakan hukum itu?
2. Bagaimana konsep penegakan hukum yang berkeadilan?
3. Bagaimana penggolongan hukum di Indonesia ?
4. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?
5. Bagaimana realita penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?
6. Apa saja masalah dalam penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?\
7. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum yang berkeadilan.
3. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan hukum di Indonesia.
4. Untuk mengetahui siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia.
5. Untuk mengetahui bagaimana realita penegakan hukum yang berkeadilan di
Indonesia.
6. Untuk mengetahui apa saja masalah dalam penegakan hukum yang berkeadilan di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi permaslah tersebut diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penegakan Hukum
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Secara formal
dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek
yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam
arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu
melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang
menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu
hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
B. Penegakan hukum yang berkeadilan
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan
manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung
secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini
hukum yang telah dilanggar itu harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu
menjadi kenyataan. Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan,
yaitu : kepastian hukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan keadilan
(Gerechtigkeit).
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat
ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Bagaimana hukumnya itulah
yang harus berlaku; pada dasarnya tidak dibolehkan menyimpang : fiat justitia et pereat
mundus (meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Itulah yang diinginkan oleh
kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan
sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang
diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum,
karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas
menciptakan kepastian hukum karena bertujuan ketertiban masyarakat.
Sebaliknya masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan
hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum
harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena
hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat.
Unsur yang ke tiga adalah keadilan. Masyarakat sangat berkepentingan bahwa dalam
pelaksanaan atau penegakan hukum keadilan diperhatikan. Dalam pelaksanaan atau
penegakan hukum harus adil. Hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat
umum, mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan. Barangsiapa mencuri harus
dihukum : setiap orang yang mencuri harus dihukum, tanpa membeda-bedakan siapa yang
mencuri. Sebaliknya keadilan bersifat subyektif, individualistis dan tidak menyama-ratakan,
adil bagi Si Doni belum tentu dirasakan adil bagi si Dani.
Kalau dalam menegakkan hukum hanya diperhatikan kepastian hukum saja. maka
unsur-unsur lainnya dikorbankan. Demikian pula kalau yang diperhatikan hanyalah
kemanfaatan, maka kepastian hukum dan keadilan dikorbankan dan begitu selanjutnya.
Dalam menegakkan hukum harus ada kompromi antara ketiga unsur tersebut. Ketiga
unsur itu harus mendapat perhatian secara proporsional seimbang. Tanpa kepastian hukum
orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul keresahan. Tetapi terlalu
menitikberatkan pada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati peraturan hukum akibatnya
kaku dan akan menimbulkan rasa tidak adil. Apapun yang terjadi peraturannya adalah
demikian dan harus ditaati atau dilaksanakan. Undang-undang itu sering terasa kejam apabila
dilaksanakan secara ketat : lex dura, sed tamen scripta (undang-undang itu kejam, tetapi
memang demikianlah bunyinya). tetapi dalam praktek tidak selalu mudah mengusahakan
kompromi secara proporsional seimbang antara ketiga unsur tersebut.
Menurut tatanan UUD'45, untuk menjamin penegakan hukum yang berkeadilan,
terdapat berbagai sendi konstitusional, yaitu:
Sendi negara berdasarkan konstitusi (sistem konstitusional) dan negara berdasarkan
atas hukum (de rechtsstaat).
Sendi Kerakyatan atau Demokrasi
Sendi kesejahteraan umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sendi penyelenggaraan pemerintahan menurut alas-asas penyelenggaraan pemerintah
yang baik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Secara
formal dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu
lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tata hukum Indonesia berdasarkan kepada UUD 1945. Operasionalisasi dari konsep
Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi Negara, yaitu UUD 1945. UUD 1945
merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi sebagai hukum Negara tertinggi
dalam tertib hukum (legal order) Indonesia
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan
hukum , antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan
yang berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga
pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum.
Permasalahan penegakan hukum menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan
terutama karena terdapat ketimpangan antara aspek hukum dalam harapan dan aspek
penerapan hukum dalam kenyataan. Ironisnya kepatuhan masyarakat terhadap hukum sangat
memprihatinkan. Hal ini dipicu oleh lemahnya penegakan hukum. Bisa dikatakan bahwa
hukum di negara ini tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Penegakan hukum seharusnya
akuntabel (bertanggung jawab), tidak memihak dan tidak mudah diintervensi sehingga
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dihadapan publik. Rakyat butuh kepastian hukum atas
sistem hukum yang berlaku di negara ini, karena penegakan hukum tak dapat berdiri sendiri
tanpa adanya system hukum itu sendiri. Untuk membentuk dan membangun system
penegakan hukum yang akuntabel perlu melibatkan seluruh stakeholder dan yang terpenting
adalah dukungan pemerintahan yang bersih. Pemerintah harus berada di garda terdepan
dalam penegakan hukum untuk memberikan harapan kepada masyarakat
atas kepastian hukum.
DAFTAR PUSTAKA